Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK JALAN RAYA

MODUL 10
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN DARI AGREGAT HALUS

KELOMPOK UBA 02

Dhanny Halim Actacipta 1142004007


Larasari Tisno 11420040
Nadia Listiawati 11420040
Vihanda Rizko Ramadhan 11420040

Tanggal Praktikum : 2 April 2017


Asisten Praktikum : Arina Devi
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asistensi:

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
J-10 BERAT JENIS DAN PENYERAPAN DARI AGREGAT HALUS
(PB - 0203 - 76)
(AASHTO T - 84 - 81)
(ASTM C - 128 - 05)

1) MAKSUD

Pemerikasaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (apparent) dan penyerapan dari agregat
halus

a) Berat jenis ( bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan
air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
b) Berat kering permukaan jenuh (SSD), yaitu perbandingan antara berat agregat kering
permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan
jenuh pada suhu tertetu.
c) Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering
pada suhu tertentu.
d) Penyerapan ialah persentasi berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.

2) PERALATAN
1. Timbangan dengan kapasitas minium 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
2. Piknometer denga kapasitas 500 ml
3. Kerucut terpancung (cone), diameter bagian atas (40±3) mm, diameter bagian bawah
(90±3)mm & tinggi (75±3)mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.
4. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340±15) gr,
diameter permukaan penumbuk (25±3)mm
5. Saringan No.4
6. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC
7. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 0,1 ºC
8. Talam dan bejana tempat air
9. Pompa hampa udara ( vacuum pump) atau tungku
10. Air suling dan desikator

3) BENDA UJI

Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no.4 diperoleh dari alat pemisah
contoh atau cara perempat sebanyak kira- kira 1000 gram (2 x 500 gram).

4) LANDASAN TEORI

Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang
kita uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk
menyerap air.Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal
dengan agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti
dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori
agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan
berat sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih
banyak karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih
tipis.Penentuan banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh
agregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh
pori-pori dengan agregat pada kondisi kering.
Macam-macam berat jenis yaitu:
1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volume pori
yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati
air dan volume partikel).
2. Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi aspal
ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa memperhitungkan
volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative density dari bahan
padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori udara yang dapat
menyerap air.
4. Berat jenis efektif
Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuran partikel
kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yang selanjutnya akan terus
diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal.

5) PROSEDUR

a) Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110±5)ᵒC sampai berat tetap yang
dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat yang diuji selama 3 kali proses
penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturut-turut,
tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar daripada 0,1%. Dinginkan
pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama (24±4) jam.

b) Buang air perendam hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat diatas
talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikkan benda uji. Lakukan
pengeringan sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh.

c) Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji keadalam
kerucut terpancung padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali, angkat
kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji runtuh
akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.

d) Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500 gram benda
uji kedalam piknometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer,
putar sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya. Untuk
mempercepat proses ini dapat dipergunakan pompa hampa udara tetapi harus
diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terhisap, dapat juga dilakukan dengan
merebus piknometer.
e) Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untul penyesuaian perhitungan
kepada suhu standar 25ºC.

f) Tambahkan air sampai mencapai tanda batas.

g) Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram(Bt).

h) Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)ºC sampai berat
tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator.

i) Setelah benda uji dingin kemudian timbanglah (Bk).

j) Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian
dengan suhu standar 25ºC (B).

6) PERHITUNGAN

Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity)

Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)

Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)

Persentasi Absorbsi

Keterangan :

Bk = Berat benda uji oven dry (gram)

B = Berat piknometer berisi air (gram)

Bt = Berat pilnometer berisi benda uji dan air (gram)

500 = Berat benda uji, dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram)
Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity) (gr)

Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) (gr)

Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)

Persentasi Absorbsi

7) ANALISA

a) Analisis Percobaan

Percobaan berat jenis dan penyerapan agregat halus ini bertujuan untuk
mengetahui berat jenis dari agregat halus dan persentase penyerapan pada agregat
halus dari sampel yang ada. Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan
volume dari bahan yang kita uji sedangkan penyerapan berarti tingkat atau
kemampuan suatu bahan untuk menyerap air.
Sebelum melakukan praktikum, pertama kita menyiapkan bahan bahan berupa
agregat halus yang sudah di oven selama 24 jam dan sudah dalam kering permukaan
tetap. Agregat halus ini yang akan dipakai sebagai benda uji praktikum.Lalu
memasukkan bahan ke pan kemudian diratakan dipan agar saat pemanasan di oven
merata. Pan dimasukkan sema kurang lebih 15 menit. Namun saat pan dikeluarkan
keadaan sampel masihlah tidak keadaan kering jenuh permukaan sehingga
dibutuhkan waktu tambahan untuk dioven kembali. Setelah itu bahan dikeluarkan
untuk uji dengan kerucut terpancung.

Lalu bahan yang sudah diuji dengan kerucut diambil sebesar 500 gram .
Lalu praktikan menimbang piknometer yang ditambahkan air. Setelah itu timbang
lagi piknometer yang disertakan air dan sampel agregat halus yang telah
dimasukkan didalamnya. Sebelum ditimbang, piknometer digoncang sampai
gelembung udara hilang. Setelah itu mengeluarkan agregat halus dalam
piknometer yang sudah ditimbang dan dimasukkan kedalam oven untuk
mengetahui berat keringnya Dalam praktikum ini diharapkan praktikan dapat
memperoleh data-data mengenai berat jenis agregat.

b) Analisis Hasil

Dari percobaan ini, praktikan memperoleh data-data berupa berat nemda uji oven
dry, berat piknometer berisi air, berat piknometer berisi benda uji dan air. Dari hasil uji
yang dilakukan praktikan, diperoleh berat jenis curah sebear 2,4 ; berat henis kering-
permukaan jenuh (SSD) sebesar 2,65 lalu berat jenis semu 3,2 dan penyerapan sebesar
10.38 %

c) Analisis Kesalahan
1) Kurang meratanya tumbukan pada metode pemadatan tumbuk
2) Kurang dalamnya tumbukan pada metode tumbuk
3) Sampel yang masih basah saat dikeringkan
4) Sampel yang ikut terbuang disaat pembuang air perendam
5) Air yang terbuang disaat pengocokkan picnometer
6) Penambah air pada pycnometer yang melebihi/kurang dari batas

d) Analisis K3
Dalam melakukan praktikum agregat halus perlu diperhatikan aspek
Kesehatan dan Keselamatan Kerja terutama di saat menggunakan oven karena
panas oven yang dapat menyebabkan lepuh pada tangan apabila terkena tangan
oleh sebab itu diharuskan menggunakan sarung tangan disaat mengambil sampel
dari oven.

8) APLIKASI
Pengaplikasian praktikum ini di dunia kerja bertujuan untuk penentuan
pencampuran bahan material pada perkerasan jalan sehingga mengetahui kebutuhan
agregat halus dalam komposisi perkerasan jalan dan untuk meminimalisir rongga-
rongga pada aspal sehingga aspal lebih padat dan tidak kerops.

9) KESIMPULAN
Dari praktikum titik nyala dan titik bakar dengan Cleveland open cup dapat
ditarik kesimpulan:

- Berat jenis curah sebesar 2,403 gr


- Berat jenis kering-permukaan jenuh sebesar 2,652 gr
- Berat jenis semu 3,201gr
- Penyerapan sebesar 10, 38%

10) PELAPORAN

Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka dibelakang koma.

11) CACATAN

Bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan beton dimana
agregat digunakan pada keadaan air aslinya, maka tidak perlu dilakukan pengeringan
dengan oven. Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat
dan ringan bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap
walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati. Dalam hal ini beberapa
pemerikasaan ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.

12) REFERENSI

 Laboratorium Struktur dan Material. Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan


Perkerasan Jalan. 2009. Depok : Departemen Teknik Sipil FTUI\

 SNI 03-1968-1990 tentang agregat halus dan kasar


13) LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2
Pecobaan Menggunakan Kerucut Terpancung Menimbang berat air
Gambar 3 Gambar 4
Menimbang Berat Piknometer Menimbang Berat sampel

Gambar 5 Gambar 6
Menimbang Berat Piknometer + Air + Sampel Mengocok Piknometer untuk
menghilangkan gelembung
Gambar 7
Piknometer yang sudah tidak ada gelembungnya

Anda mungkin juga menyukai