A DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG
RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD A. DADI TJOKRODIPO
PROVINSI LAMPUNG
OLEH :
Zakaria 1914901027
Safinah Rhany Zulvia 1914901046
Tsalis Indah Pamungkas 1914901036
Thalita Nur Rahma 1914301035
Meylani Anita Putri 1914901038
Nurul Alifia Anggun 1914901022
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Seminar kasus “Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rsud A. Dadi
Tjokrodipo Provinsi Lampung”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masi ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini fapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. DEFINISI
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu
bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit
ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan
fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).
B. PATOFISIOLOGI
1. Etiologi
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :
a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1) Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
- Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.
- Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.
2) Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.
b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1) Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal
pengeluaran diuretic.
2) Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian larutan
salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3) Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau
kehilangan cairan lain melalui saluran.
4) Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti
akibat luka bakar dan trauma.
5) Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat, hipoalbuminemia,
hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-penyakit neoplastik,
pancreatitis.
6) Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
2. Tanda Dan Gejala
a) Kelelahan
b) Kram otot dan kejang
c) Mual
d) Pusing
e) Pingsan
f) Lekas marah
g) Muntah
h) Mulut kering
i) Denyut jantung lambat
j) Kejang
k) Palpitasi
l) Tekanan darah naik turun
m) Kurangnya koordinasi
n) Sembelit
o) Kekakuan sendi
p) Rasa haus
q) Suhu naik
r) Anoreksia
s) Berat badan menurun
3. Masalah Keperawatan
a) Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH
dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa
haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat,
suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa
mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air
mata.
b) Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
1) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
3) Kelebihan pemberian cairan.
4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
5) Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites,
adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
4. Pathway
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN FOKUS
Data Subjektif :
- Nama.
- Umur.
- Jenis Kelamin.
- Pendidikan.
- Pekerjaan.
- Alamat.
- No. Registrasi.
- Diagnosa Medis.
- Tanggal MRS.
Riwayat Kesehatan :
- Keluhan Utama.
- Riwayat Penyakit Sekarang.
- Riwayat Penyakit Lalu.
- Riwayat Penyakit Keluarga.
Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
- Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
- Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
b. Pola Eliminasi
- Mual muntah, Diare
- Kebiasaan berkemih.
- Perubahan jumlah maupin frekuensi.
- Karakteristik urine.
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
- Tanda-tanda.
- Edema.
- Rasa haus berlebihan.
- Membran mukosa kering.
d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
- Kanker, luka bakar.
Data Objektif :
Pemeriksaan Fisik :
-Mempertahankan urine output sesuai Kolaborasikan dengan tim medis Untuk mengganti cairan
dengan usia dan bb, bj urine normal. dengan pemberian cairan IV. yang keluar
Monitor status cairan termasuk
-Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam intake & output cairan. Untuk memantau status
batas normal. cairan px.
-Tidak ada tanda-tanda volume cairan turun, Monitor BB Untuk memantau BB
elastisitas turgor baik, membran mukosa px.
lembab, tidak ada rasa haus berlebihan. Anjurkan px menambahan intake Untuk memenuhi
oral (cairan maupun nutrisi) kebutuhan cairan dan
nutrisi px.
2. Kelebihan Volume Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan Pasang urine kateter bila diperlukan Untuk memonitor jika
Cairan keperawatan diharapkan : output berlebih terus
Cairan & Elektrolit seimbang menerus.
Monitor TTV
Hidrasi, dengan : Untuk memonitor TTV
dalam batas normal
Mengetahui tanda-
K.H : Monitor indikasi retensi atau tanda kelebihan cairan
kelebihan cairan ( cracles, CVP,
-terbebas dari edema. edema, asites)
Mengontrol BB
Monitor BB
-terbebas dari kelelahan, kecemasan atau Mengetahui riwayat
Tentukan riwayat jumlah dan tipe
kebingungan. dan tipe intake cairan
intake cairan dan eliminasi
dan eliminasi
Tentukan kemungkinan faktor
resiko dari ketidakseimbangan Untuk mengetahui
-bunyi nafas bersih tidak dyspneu/ortopneu.
cairan (Hipertermia, terapi diuretik, penyebab kelebihan
kelainan renal, gagal jantung, cairan elektrolit
disfungsi hati)
-menjelaskan indikator kelebihan cairan.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).
E. PENATALAKSANAAN
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a) Terapi cairan IV.
b) Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
c) Terapi obat-obatan.
d) Transfusi darah (jika diperlukan).
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a) Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit
Rumusdasardalamsatuan jam
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Nama : Tn. A
Usia : 79 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : tidak bekerja
Golongan Darah : O+
Alamat : Jl. Teluk Bone 02
Status : Menikah
BALANCE CAIRAN
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital pada tanggal 02/09/2019
Tanda-tanda vital (TTV) yang diperiksa meliputi:
a. Tekanan Darah (TD) : 120/70 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. Suhu : 38.50C
d. Respiratory Rate (RR) : 24 x/menit
e. TB : 165 cm, ; BB: 48 Kg.
f. Status gizi : Kurus (IMT: 17)
3. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital pada tanggal 04/09/2019
Tanda-tanda vital (TTV) yang diperiksa meliputi:
g. Tekanan Darah (TD) : 120/70 mmHg
h. Nadi : 88 x/menit
i. Suhu : 38.50C
j. Respiratory Rate (RR) : 24 x/menit
b. Leher
Inspeksi : peradangan (-), jaringan parut (-), perubahan warna (-), massa ( - )
Palpasi : Pembesaran kelenjar limfe ( - ), pembesaran kelenjar tiroid ( - ), posisi
trakea (simetris), pembesaran Vena jugularis ( - )
6. Pemeriksaan Thoraks/dada
a. Pemeriksaan Paru
INSPEKSI
- Bentuk torak : diameter anterior posterior-transversal=2:1
(Normal chest)
- keadaan kulit : Tidak ada lesi
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta ( - ), pernafasan cuping
hidung ( - ).
- Pola nafas : Eupnea
- Amati : cianosis ( - ), batuk (-)
PALPASI
- Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama).
PERKUSI
- Area paru : sonor disemua lapang paru
AUSKULTASI
- Suara nafas Area Vesikuler : ( ronchi )
- Keluhan lain yang dirasakan terkait Px. Torak dan Paru : Tidak ada
b. Pemeriksaan Jantung
INSPEKSI : Ictus cordis ( - ), pelebaran (-)
PALPASI : Pulsasi pada dinding torak teraba : (Kuat)
PERKUSI:
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : normal (ICS II )
Batas bawah : normal (ICS V)
Batas Kiri : normal (ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : normal (ICS IV Mid Sternalis Dextra)
AUSKULTASI:
BJ I terdengar (tunggal), (keras) ( reguler)
BJ II terdengar (tunggal), (keras), (irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III (- ), Gallop Rhythm (-), Murmur ( - )
Keluhan lain terkait dengan jantung : Tidak ada
7. Pemeriksaan Abdomen
INSPEKSI
- Bentuk abdomen: (cekung), Massa/Benjolan (-), Kesimetrisan (+),
- Bayangan pembuluh darah vena (-)
AUSKULTASI
- Frekuensi peristaltic usus=6 x/menit ( N = 5 – 35 x/menit), Borborygmi (- )
PALPASI
- Palpasi Hepar : diskripsikan: Nyeri tekan (-), pembesaran (-) (hepar tidak
teraba).
- Palpasi Lien : nyeri tekan (-)
- Palpasi Appendik : nyeri tekan ( - ), nyeri lepas ( - )
- Palpasi Ginjal : Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( - ), pembesaran ( - ).
(ginjal tidak teraba).
PERKUSI
- Tympani.
- Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Kadang-kadang
sakit di perut kanan.
a. Genetalia Pria
INSPEKSI
- Rambut pubis (bersih), lesi (- ), benjolan ( - ) Lubang uretra : penyumbatan ( - ),
Hipospadia ( - ), Epispadia ( - )
PALPASI
- Penis : nyeri tekan ( - ), benjolan ( - ), Scrotum dan testis : beniolan ( - ), nyeri
tekan ( - ),
- Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
- Hidrochele ( - ), Scrotal Hernia ( - ), Spermatochele ( - ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( - ) Epididimitis ( - ), Torsi pada saluran sperma ( - ), Tumor
testiscular ( - )
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( - ), femoral hernia ( - ), pembengkakan ( - )
INSPEKSI
- Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)
- PALPASI
- Oedem : Tidak ada Lingkar lengan: 20 cm.
a. Integument/Kulit
INSPEKSI
- Adakah lesi (-), Jaringan parut (-), berkeringat (+)
PALPASI
- Tekstur (kasar dan kering ), Turgor (tidak elastis) Kelenturan (jelek), Struktur
(keriput), Lemak subcutan ( tebal / tipis ), nyeri tekan (-)
b. Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi :Penyebaran: Tidak ada rontok, warna Abu-abu Alopesia ( + )
c. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi tampak pucat, bersih dan terpotong rapih
Ureum : 65 ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : 1.4 ( N : 07 – 1.5 mg / dl )
GDS : 65 ( N : 140 – 180 mg / dl )
C. ANALISA ELEKTROLIT : tgl: 02/09/2019 pkl 14.58 wib
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Hipovolemia b.d Kekurangan intake cairan
B. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Penumpukan Sekret
C. Hipertermi b.d Dehidrasi
D. Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis (keengganan untuk makan)
E. Defisit Perawatan Diri b.d Kurang minat dan motivasi
D. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx. Tujuan Rencana Intervensi Keperawatan Rasional
(SMART)
I Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor vital sign 1. Mengetahui keadaan umum klien
keperawatan selama 3x24 jam, 2. Monitor masukan 2. Mempermudah untuk memantau
hipovolemia klien teratasi makanan/cairan dan hitung kondisi klien
dengan kriteria hasil: intake dan output carian 3. Kekurangan cairan dapat
- Tidak ada tanda dehidrasi 3. Catat perubahan turgor kulit, diidentifikasi dengan penurunan
- Hb dalam batas normal membran mukosa turgor kulit, membran mukosa
- Mempertahankan input dan 4. Kolaborasi monitor tingkat kering
output. Hb 4. Mengetahui batas normal Hb
5. Kolaborasi kemungkinan 5. Meningkatkan hemoglobin klien
untuk transfusi dalam batas normal
6. Kolaborasi pemberian cairan 6. Memperbaiki/mempertahankan
IV volume atau tekanan osmotic
III Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Mencegah terjadinya alergi
keperawatan selama 3x24 jam, 2. Kolaborasi untuk 2. Menentukan diet yang tepat
defisit nutrisi klien berkurang menentukan diet yang tepat 3. Untuk mengetahui status berat
dengan kriteria hasil: 3. Timbang berat badan klien badan klien
-Asupan nutrisi terpenuhi 4. Kolaborasi pemasangan NGT 4. Untuk membantu memenuhi
-terjadi peningkatan berat 5. Monitor intake makanan nutrisi
badan 5. Memastikan kecukupan kebutuhan
nutrisi
IV Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji ttv 1. Mengetahui tanda-tanda vital
keperawatan selama 3x24 2. Auskultasi dada untuk 2. Pernapasan bising, ronchi, dan
jam,bersihan jalan napas klien karakteristik bunyi napas atau mengi menunjukkan tertahannya
efektif dengan kriteria hasil: adanya sekret sekret atau obstruksi jalan napas
-Tidak ada suara napas 3. Berikan posisi semi fowler 3. Posisi duduk memungkinkan
tambahan 4. Bantu dengan instruksikan ekspansi paru meningkat
-Jalan napas bersih untuk napas dalam dan batuk 4. Penekanan menguatkan upaya
-TTV dalam batas normal efektif batuk untuk memobilisasi dan
Tidak ada sekret 5. Kolaborasi pemeriksaan membuang sekret
dahak 5. Mencukupi kebutuhan oksigen
6. Kolaborasi pemberian
oksigen
V Setelah dilakukan asuhan 1. Mempertimbangkan budaya 1. Agar tidak menyinggung
keperawatan selama 3x24 jam, ketika mempromosikan kebudayaan klien
defisit perawatan diri teratasi: aktifitas perawatan diri
-Klien tampak terawat 2. Mengajarkan keluarga cara 2. Agar klien dapat bersih dan terawat
-Klien bersih dan wangi memandikan di tempat tidur
3. Motivasi klien dan keluarga 3. Untuk memotivasi klien dan
untuk melakukan perawatan keluarga agar terjaga
diri kebersihannya
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan paraf Tgl & Jam Evaluasi paraf
02/09/2019 02/09/2019
17.10 1. Monitoring vital sign Nurse S:
17.15 2. Mencatat perubahan turgor kulit, membran Nurse 22.00 -Keluarga mengatakan klien masih Nurse
mukosa mengalami penurunan kesadaran
17.16 3. Memberikan cairan IV (NaCl 3% 30 tpm, Nurse O:
21.00 aminofluid 20 tpm, futrolit 20 tpm) 22.00 -Kesadaran delirium GCS (E4V2M5)
22.00 4. Memberikan transfusi darah Nurse TD: 120/90 mmHg N: 88x/menit
5. Monitoring masukan makanan/cairan dan Nurse S: 37.3°C RR: 24x/menit
hitung intake dan output carian 22.00 -Turgor kulit klien tidak elastis,
membran mukosa lembab
22.00 -Cairan yang sudah masuk:
Infus : 1100 cc
22.00 Tranfusi darah (PRC) : 480 cc
Obat injeksi: 44 cc
AM: 240 cc
Cairan yang keluar:
Urin : 1000 cc
IWL : 720 cc
NGT: 240 cc
1864 – 1960 = - 96 cc
A:
Hipovolemia b.d kekurangan intake
cairan belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
- Monitor vital sign
- Berikan transfusi
- Kolaborasi cek Hb
- Pertahankan cairan IV
S:
17.10 1. Melakukan kompres hangat Nurse 20.00 -Keluarga mengatakan demam klien Nurse
17.10 2. Menginstruksikan keluarga pada klien untuk Nurse sudah turun
memakai pakaian tipis O:
17.10 3. Memberikan antipiretik Nurse 20.00 -Klien telah dilakukan kompres hangat
20.00 4. Monitoring suhu Nurse 20.00 -Klien telah menggunakan pakaian
yang tipis
20.00 -Klien telah diberikan paracetamol 5%
mg/oral
Suhu: 37.3°C
A:
Hipertermi b.d Dehidrasi sudah teratasi
P: Intervensi selesai
S:
17.10 1. Mengkaji adanya alergi makanan Nurse 17.11 -Keluarga mengatakan klien tidak Nurse
17.10 2. Memberikan diet klien yang tepat (diit cair pada Nurse memiliki alergi terhadap makanan
klien) tertentu
17.20 3. Melakukan pemasangan NGT Nurse 17.12 -Keluarga mengatakan mengetahui
17.21 4. Monitoring intake makanan klien Nurse makanan tambahan yang dibutuhkan
18.00 Nurse klien yaitu buah alpukat dan jeruk
O:
17.21 -Klien mendapatkan diet cair
17.25 -Klien telah terpasang NGT
18.00 -Klien telah diberi makan dan
menghabiskan makanannya
A:
Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan) belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
-Memberikan diet klien yang tepat
-Monitor intake makanan klien
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl & Jam Tindakan paraf Tgl & Jam Evaluasi paraf
03/09/2019 03/09/2019 S:
08.00 1. Monitoring vital sign Nurse 08.00 -Keluarga mengatakan klien sudah
08.00 2. Memberikan cairan IV (asering, aminofluid 20 Nurse dapat diajak bicara Nurse
08.00 tpm, futrolit 20 tpm, NS 3%) O:
3. Monitoring masukan makanan/cairan dan Nurse 08.00 -Kesadaran composmentis GCS;
hitung intake dan output carian E4V5M6
4. Monitoring Hb klien Nurse 22.00 -TD: 120/80 mmHg N: 86x/menit
Nurse S: 37.3°C RR: 24x/menit
22.00 -Turgor kulit klien elastis, membran
mukosa lembab
22.00 -Cairan yang sudah masuk:
Minum: 120 cc
Infus : 2000 cc
Tranfusi darah (PRC) : 240 cc
AM: 240 cc
Cairan yang keluar:
Urin : 1200 cc
IWL : 720 cc
NGT: 400 cc
Balance cairan: 2360 – 2420 = -60 cc
Hb : 9.6 g/dL
A:
Hipovolemia b.d kekurangan intake
cairan teratasi
P: Intervensi selesai
S:
16.00 1. Memberikan diet yang tepat(diet cair) Nurse 17.12 -Klien mengatakan menghabiskan Nurse
16.00 2. Monitoring intake makanan klien Nurse seluruh porsi makanannya
O:
Nurse 17.21 -Klien mendapatkan diet cair
Nurse 17.25 -Klien telah diberi makan dan
Nurse menghabiskan makanannya
A: Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan) teratasi
P: Intervensi selesai
04/09/2019 04/09/2019 S:
08.00 1. Memonitor ttv Nurse 08.06 -Klien mengatakan sesak berkurang
08.03 2. Mengauskultasi dada untuk karakteristik bunyi Nurse 08.06 -Klien mengatakan masih batuk batuk
napas atau adanya sekret terus
08.04 3. Memberikan posisi semi fowler Nurse O:
08.05 4. Menginstruksikan untuk napas dalam dan batuk Nurse 08.02 -TD: 120/80 mmHg N:66x/menit
efektif S: 37.3°C RR: 30x/menit
08.07 5. Melakukan pemeriksaan dahak Nurse 08.04 -Suara nafas : Ronchi
6. Memberikan terapi oksigen 5 lt via nasal kanul Suara perkusi: Hipersonor di dada
kanan
08.05 -Klien telah diberikan posisi semi
fowler
08.06 -Klien mampu melakukan tehnik nafas
dalam dan batuk efektif
08.08 -Klien telah diberikan terapi oksigen 5
lt (nasal kanul)
Hasil rontgen: terdapat bercak putih di
paru kanan.
A:
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
penumpukan sekret belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
-Kaji ttv
-Monitor Auskultasi dada
-Monitor pemberian oksigen
S:
09.00 1. Mempertimbangkan budaya klien ketika Nurse 09.01 -Klien mengatakan mandi 2 kali sehari Nurse
09.02 mempromosikan aktifitas perawatan diri pagi dan sore
2. Mengajarkan keluarga cara memandikan klien di Nurse O:
tempat tidur 09.22 -Klien sudah dimandikan
-Klien tampak bersih dan wangi
3. Motivasi klien dan keluarga untuk melakukan
09.20 Nurse A: Defisit Perawatan diri b.d
perawatan diri
penurunan motivasi dan minat teratasi
P: Intervensi selesai
05/09/2019 05/09/2019
08.00 1. Memonitor ttv Nurse S:
08.03 2. Mengauskultasi dada untuk karakteristik bunyi Nurse 08.06 -Klien mengatakan sesak berkurang
napas atau adanya sekret 08.06 -Klien mengatakan masih batuk batuk
08.04 3. Monitor terapi oksigen 5 lt via nasal kanul Nurse terus
O:
08.02 -TD: 120/80 mmHg N: 60x/menit
S: 36.8°C RR: 30x/menit
08.04 -Suara nafas : Ronchi
08.05 -Suara perkusi: Hipersonor di dada
kanan
08.06 -Hasil lab: BTA +
Hasil Rontgen: Terdapat bercak putih
di paru kanan
08.08 -Klien tetap diberikan terapi oksigen 5
lt (nasal kanul)
A:
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
penumpukan sekret belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
-Kaji ttv
-Monitor Auskultasi dada
-Monitor pemberian oksigen
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel
mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok
untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang
cocok pula.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut).
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini
bagi para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC
Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.