Anda di halaman 1dari 9

JEMIS VOL. 3 NO.

2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

PERANCANGAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA


PERUSAHAAN FURNITURE DENGAN METODE 360 DEGREES
FEEDBACK
Remba Yanuar Efranto1, Lely Riawati2, Ryanti Setyoningtyas Dinaputri3
1,2,3
Faculty of Engineering, Industrial Engineering Department, Universitas Brawijaya

ABSTRACT Performance appraisal is a key factor to develop an effective and efficient. Employees faced
with a structured and systematic assessment to measure the achievements of the work.
Unsatisfaction performance appraisal methods can be a polemical. It happens because of the gap between
the expected value to the value of actual performance. Rating scale is one method affected bias and hallo
effect.Therefore, it is necessary to design assessment methods better performance. The method of this
research is 360 degree feedback. 360 degree feedback is methods in which employees receive confidential,
anonymous feedback from the people who work around them.There are 24 employees were assessed in this
study.The design competencies and sub-competencies in the performance appraisal form with a 360-degree
feedback method prepared by adapting the managerial core competency.Based on 360 degree feedback
method, there are many employees who get increased performance assessment compared to the previous
assessment method. The increase was influenced by the contribution value of the co-workers, subordinates
and themselves.

Keywords: 360 degrees feedback, employee, performance appraisal, AHP

1. PENDAHULUAN
Departemen Human Resources and Fenomena yang kerapkali terjadi di
Development (HRD) merupakan fungsi dasar di suatu organisasi, yaitu hampir setiap karyawan
seluruh aspek manajemen dan menjadi pihak merasa kurang puas terhadap pelaksanaan
yang krusial dalam proses transformasi pada penilaian kinerja karyawan sehingga timbul
suatu perusahaan. Departemen tersebut sikap saling menyalahkan [2].Hal ini terjadi
berkaitan erat dengan entitas terpenting pada akibat adanya gap antara nilai yang diharapkan
perusahaan, yaitu karyawan.Dalam dengan nilai performansi aktual.Selain itu,
melaksanakan tugasnya, karyawan dihadapkan penilaian yang hanya bersumber dari satu
pada suatu penilaian terstruktur dan sistematis penilai mengakibatkan meningkatnya faktor
untuk mengukur pencapaian kerjanya terhadap subjektivitas.Faktor tersebut dapat
target penilaian dan potensi mempengaruhi penilaian terhadap seorang
pengembangannya.Penilaian kinerja karyawan karyawan secara signifikan.
menjadi salah satu indikator dari kualitas Penilaian kinerja karyawan seringkali
departemen HRD dari suatu perusahaan dipandang sebagai aktivitas yang kurang
[1].Penilaian kinerja karyawan berperan penting menyenangkan. Karyawan akan menerima hasil
sebagai bahan pertimbangan untuk penilaian kinerja jika penilaian tersebut
melaksanakan pemilihan, pelatihan, promosi dianggap valid, yaitu mampu menggambarkan
dan pemberian kompensasi kepada karyawan. performansi secara akurat. Jika karyawan
Terdapat beragam metode yang dapat beranggapan bahwa penilaian kinerja tersebut
diadaptasi untuk melaksanakan penilaian tidak valid maka karyawan akan kehilangan
kinerja karyawan.Pemilihan metode didasarkan keyakinan dan kepercayaan terhadap manajer
pada kebutuhan dan kesesuaian dengan kondisi yang akan berimbas pada menurunnya
objek penilaian.Salah satu tugas departemen produktivitas.
HRD adalah menemukan metode penilaian Berdasarkan studi lapangan pada
terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan sebuah perusahaan furniture, perusahaan belum
kondisi perusahaan. memberikan perhatian khusus terkait
pelaksanaan penilaian kinerja karyawan yang
telah dilakukan.perusahaan menggunakan
* Corresponding author: Remba Yanuar Efranto metode penilaian kinerja karyawan searah dan
Email :remba@ub.ac.id
Published online at http://Jemis.ub.ac.id conventional rating scales yaitu penilaian
Copyright ©2015 JTI UB Publishing. All Rights Reserved kinerja kepala divisi dilakukan oleh kepala

111
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

departemen, dan penilaian kinerja kepala dikembangkan untuk meningkatkan kualitas


departemen dilakukan oleh General Manager. penilaian dengan meningkatkan faktor
Pelaksanaan penilaian kinerja karyawan objektivitas.Selain itu, partisipasi karyawan
dengan metode penilaian searah memiliki dalam pelaksanaan penilaian kinerja karyawan
beberapa kelemahan. Penilaian tersebut sangat dapat mempengaruhi komitmen karyawan
rentan terpengaruh bias dan halo effect. Bias sehingga mampu meminimalkan turnover[7].
terjadi jika opini personal penilai terhadap Berdasarkan latar belakang tersebut,
karyawan mempengaruhi penilaian kinerjanya. maka diperlukan penelusuran lebih jauh melalui
Halo effect terjadi jika penilai mempersepsikan perbaikan penilaian kinerja karyawan ditinjau
satu faktor sebagai kriteria yang paling penting dari aspek metode penilaian kinerja karyawan
dan memberikan penilaian umum baik atau dan sumber penilai dalam penilaian kinerja
buruk berdasarkan faktor tunggal karyawan.Penelitian dilakukan dengan
tersebut.Selain itu, ketidakterlibatan karyawan membandingkan penggunaan metode penilaian
dalam metode penilaian kinerja searah kinerja yang ada di perusahaan saat ini dengan
mengakibatkan rendahnya komunikasi dan penggunaan metode 360 degree feedback.
iklim kebersamaan dalam lingkungan kerjanya.
Salah satu komponen paling penting 2. METODOLOGI
dan sulit untuk mencapai penilaian kinerja Metode pengumpulan data yang
karyawan yang efektif adalah penilaian kinerja dilakukan adalah observasi, wawancara,
karyawan harus bebas dari bias [3]. Dalam kuisioner, dokumentasi perusahaan, arsip data
membuat keputusan, raters seringkali objek pengamatan dan berbagai literatur. Data
terpengaruh oleh faktor bias yang berakibat yang dikumpulkan untuk penelitian ini
pada ketidakadilan penilaian. Faktor tersebut meliputi:
harus diminimalkan atau dihilangkan, salah a. Data jumlah karyawan
satunya melalui profesionalitas kerja agar b. Data struktur organisasi perusahaan.
proses penilaian reliabel dan menghasilkan c. Data form penilaian kinerja karyawan
penilaian yang objektif. Beberapa jenis bias yang diterapkan di perusahaan saat ini.
yang seringkali terjadi meliputi recency effect, d. Data pembobotan kompetensi dan sub
halo effect, central tendency, danprejudice. kompetensi penilaian untuk merancang
Penilaian kinerja karyawan yang lebih form penilaian kinerja karyawan
valid adalah penilaian kinerja karyawan yang dengan metode 360 degree feedback.
melibatkan lebih dari satu penilai [4].Atasan
dan karyawan mengadakan pertemuan untuk 2.1 Metode 360 degree feedback
mendiskusikan hasil dari penilaian kinerja Metode 360 degree feedback
karyawan. Atasan dan karyawan merupakan suatu metode dimana seorang
mengemukakan kekuatan dan kelemahan, serta karyawan menerima umpan balik dari berbagai
cara untuk meningkatkan aspek kerja yang pihak di perusahaan.Penilaian kinerja ini
dinilai lemah. Prosedur tersebut menghasilkan dibutuhkan untuk mengidentifikasi kekuatan
komitmen kerja yang lebih baik dan kepuasan dan kelemahan karyawan, serta potensi
karyawan terhadap sistem manajemen. pengembangannya.Gambar 1 mengilustrasikan
Penilaian kinerja karyawan harus lingkup penilaian kinerja menggunakan metode
didasari oleh komunikasi dan lingkungan kerja 360 degree feedback.
yang terbuka [5].Atasan, rekan kerja maupun
subordinate secara terbuka mengemukakan dan
mengkomunikasikan aspek pekerjaan yang
dilakukan dengan baik dan aspek pekerjaan
yang membutuhkan pengembangan.
Metode360 degree feedback adalah
penilaian multisumber yang melibatkan
penilaian dari manajer, subordinate, rekan
kerja, diri sendiri, bahkan pelanggan internal
maupun eksternal [6].Metode 360 degree Gambar 1.Lingkup Penilaian Kinerja Metode 360
feedback dikembangkan tidak hanya untuk Degree Feedback
membantu manajer untuk menilai dan
mendukung keputusan manajerial, namun juga

112
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

Metode 360 degree feedback dikenal Fase 4: Implementasi metode 360 degree
dengan banyak nama meliputi multi rater feedback
feedback, all round feedback, 360 degree Sebelum mengimplementasikan metode
appraisal, 540 degree feedback, 400 degree penilaian tersebut, pihak-pihak yang
feedback, 180 degree feedback, peer appraisal berpartisipasi harus memahami tujuan dari
dan upwards feedback. Nama-nama tersebut proses 360 degree feedback. Kesuksesan proses
mendeskripsikan sesuatu yang sama yaitu perlu didukung oleh manajemen senior dengan
penilaian kinerja yang dilaksanakan oleh berpartisipasi untuk memberi dan menerima
beberapa sumber. Terdapat empat penilai yang feedback[8].
umumnya digunakan dalam penerapan metode
360 degree feedback meliputi diri sendiri, rekan Fase 5: Pemberian dan penerimaan 360 degree
kerja, atasan dan subordinate[8]. feedback
Proses implementasi metode 360 Pemberian feedback dapat dijadikan sebagai
degree feedback secara umum dikategorikan saran pembelajaran bagi karyawan untuk
menjadi enam fase. Gambar 2 mengilustrasikan belajar dan berkembang dengan mengetahui
proses implementasi metode 360 degree kompetensi apa yang perlu ditingkatkan.
feedback. Dalam penelitian ini analisa hanya
terbatas pada empat fase meliputi identifikasi Fase 6: Pengembangan
hingga implementasi saja. Pada fase ini dilakukan pengembangan
kompetensi yang perlu dipertimbangkan dalam
penilaian sesuai kondisi karyawan sesuai
dengan deskripsi kerjanya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 2. Proses 360 degree feedback
Perbaikan form penilaian kinerja
karyawan merujuk pada beberapa referensi dan
Fase 1: Identifikasi kompetensi
diskusi dengan pihak manajemen. Tabel 1
Fase kritikal dan utama dalam penerapan
berikut ini menggambarkan mengenai
metode 360 degree feedback adalah identifikasi
perbandingan beberapa metode penilaian
kompetensi yang relevan yang mampu
kinerja beserta keuntungan dan
mengukur kinerja karyawan secara akurat.
kelemahannya.Berdasarkan hasil diskusi
dengan pihak manajemen, didapatkan
Fase 2: Pemilihan 360 degree feedback tool
kesepakatan penggunaan metode rating scale
Instrumen dari 360 degree feedback dapat
dan 360 degree feedback.
dipilih dari pengembangan instrumen yang
Metode rating scale digunakan
telah ada atau disusun ulang secara spesifik
berdasarkan pertimbangan kemudahan
oleh perusahaan.Jika kompetensi yang diukur
penilaian karena tersedianya standar penilaian
oleh instrumen tidak merefleksikan visi dan
yang dapat digunakan untuk beberapa periode
nilai perusahaan, maka dapat mengalami
selanjutnya. Kekurangan dari metode rating
kegagalan untuk mencapai tujuan perusahaan
scale yaitu penilaian yang berpotensi bersifat
[8].Pengisianinstrumen disarankan dapat
subjektif dapat diminimalkan dengan
diselesaikan dalam waktu 15 menit, sehingga
mengadopsi metode penilaian 360 degree
instrument sebaiknya berisi kompetensi
feedback.
penilaian yang bersifat jelas dan dapat
Banyaknya penilai yang terlibat melalui
dimengerti oleh penilai [9].
sistem penilaian tersebut mampu meningkatkan
objektivitas dan mengurangi bias. Kekurangan
Fase 3: Pemilihan dan persiapan rateesdan
lainnya dari metode rating scale yaitu setiap
raters
karakteristik penilaian yang bersifat sama
Raterssebaiknya dipilih berdasarkan
penting akan diminimalkan melalui penerapan
pengetahuan, pengalaman dan keahlian mereka
pembobotan untuk setiap kompetensi dan sub
untuk menilai karyawan yang menjadi subjek
kompetensi dengan metode Analytical
penilaian. Jumlah ratersyang ideal sulit untuk
Hierarchy Process (AHP). Pembobotan
ditentukan, namun direkomendasikan jumlah
dilakukan oleh manajer Human Resource and
raters berkisar empat hingga sepuluh orang
Development Department dan General
[10].
Manager yang dianggap sebagai ahli dalam

113
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

penilaian kinerja karyawan. kompetensi dengan nilai-nilai kerja dan


Kompetensi dan sub kompetensi yang lingkungan kerja perusahaan, serta kemiripan
menjadi karakteristik penilaian kinerja penggolongan kompetensi dengan form
karyawan turut disesuaikan dengan penilaian kinerja karyawan saat ini.
perkembangan perusahaan disertai dengan Tabel 3 menjelaskan mengenai
rujukan pustaka. Terdapat empat rujukan yang kompetensi dan sub kompetensi yang
menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan digunakan dalam penilaian kinerja karyawan
kompetensi dan sub kompetensi yang menjadi yang dirancang melalui kajian literatur, diskusi
karakteristik penilaian kinerja karyawan seperti dengan pihak perusahaan dan kesesuaian
yang dijelaskan pada Tabel 2. dengan kondisi perusahaan.Dalam
Setelah melalui pertimbangan- implementasinya terhadap form penilaian
pertimbangan tertentu, kriteria dan subkriteria kinerja karyawan dengan metode 360 degree
yang digunakan mengacu pada managerial core feedback, kompetensi dan sub kompetensi yang
competency models.Pemilihan model tercakup pada managerial core competencies
kompetensi dan sub kompetensi ini berdasarkan disesuaikan dengan keadaan di perusahaan.
pada kesesuaian kompetensi dan sub

Tabel 1.Perbandingan Metode Penilaian Kinerja Karyawan [1]


No Metode Penjelasan Keuntungan Kerugian
Kurang objektif, berpotensi
Menilai kinerja seluruh karyawan Cepat, transparan, menimbulkan konflik, sesuai
Ranking dengan mengurutkan karyawan menghemat biaya, untuk lingkungan kerja yang
1
Method dengan nilai terburuk hingga sederhana dan mudah kecil, kekuatan dan kelemahan
karyawan dengan nilai terbaik untuk digunakan karyawan tidak dapat
didefinisikan
Skala dibuat melalui beberapa
Sederhana, mudah
karakteristik penilaian, dilakukan
untuk dirancang, Penilaian berpotensi bersifat
Rating Scale dengan mengidentifikasi kondisi
2 mudah untuk objektif, setiap karakteristik
Method yang paling sesuai
digunakan, penilaian bersifat sama penting
menggambarkan performansi
meminimalkan bias
karyawan
Membutuhkan banyak waktu,
Mudah untuk
Critical membutuhkan analisa untuk
Menilai melalui rekaman dikembangkan,
3 Incident menyimpulkan data, sulit untuk
pekerjaan karyawan berdasarkan pada
Method meyakinkan karyawan untuk
pengamatan langsung
merekam kegiatannya
Tidak memperhitungkan faktor
Penilai menulis penjelasan
Menunjukkan kejujuran, integritas, kualitas;
Narrative mengenai kekuatan dan
performansi secara interpretasi tujuan bervariasi
4 Essays kelemahan karyawan serta saran
jelas, menyediakan antar manajer dan antar
Method untuk pengembangannya di akhir
hubungan timbal balik karyawan; membutuhkan
periode penilaian
banyak waktu, rumit
BARS mengkombinasikan Job behaviour Behaviour mengacu pada
Behaviorally
metode critical incident dan mendeskripsikan aktivitas, bukan hasil,
Anchored
5 graphic rating scale, supervisor performansi karyawan membutuhkan sangat banyak
Rating Scale
menilai karyawan berdasarkan dengan baik, lebih waktu, setiap pekerjaan
Method
pada item di skala numerik objektif memerlukan bars scale terpisah
Assessment Karyawan dievaluasi berdasarkan Metode fleksibel, dapat Membutuhkan banyak penilai,
6 Centers behaviour dari beberapa contoh mengukur multiple membutuhkan sangat banyak
Method tugas attributes waktu
Merupakan teknik
pengembangan yang
Berdasarkan pada penilaian oleh
360 Degree sangat baik, merupakan Memakan waktu, sulit
superior, colleagues,
7 Feedback sistem yang akurat, diterapkan pada cross
subordinates, bahkan customers
Method reliabel dan kredibel, functional system
dan suppliers
lebih objektif karena
banyaknya penilai

114
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

Tabel 2. Penentuan Kompetensi Penilaian Kinerja Untuk memudahkan dalam


Karyawan pengimplementasian sistem penilaian kinerja
Factor Sub-factor karyawan dengan 360 degree feedback, form
Karakteristik kompetensi yang penilaian kinerja karyawan dikategorikan
digunakan meliputi leadership and menjadi empat berdasarkan sumber penilainya,
teamwork, planning and organization,
Ten Core communication, ethics and ethical
yaitu form penilaian kinerja karyawan yang
Competencies values, internal and external diisi oleh atasan, rekan kerja, subordinate, dan
[11] stakeholder management, political diri sendiri. Terdapat beberapa perbedaan
understanding, knowledge mendasar antara form penilaian kinerja
management, risk management dan karyawan yang diterapkan di perusahaan saat
project and process management
Karakteristik kompetensi yang ini dan form penilaian kinerja karyawan dengan
Managerial metode 360 degree feedback. Tabel 4
digunakan meliputi general integrative
Core
Competencies
competency, planning and control menggambarkan perbedaan antara form
competency, leading competency dan penilaian kinerja karyawan yang diterapkan di
[12]
managing conflict and changes
competency
perusahaan saat ini dan form penilaian kinerja
Karakteristik kompetensi yang karyawan dengan metode 360 degree feedback.
Leadership
digunakan meliputi managing self,
Core
managing projects, managing people, Tabel 4. Perbedaan Form Penilaian Kinerja
Competencies
managing programs dan leading Karyawan Saat Ini dandengan Metode
[13]
organizations 360 Degree Feedback
Karakteristik kompetensi yang Perbeda Metode 360
Competencies No Kondisi Saat Ini
digunakan disusun berdasarkan skills, an Degree Feedback
Based on Job
knowledge dan behaviour yang Penilaian hanya Penilaian
Description dilakukan oleh dilakukan oleh
diperlukan untuk menyelesaikan Sumber
[14] 1 atasan sehingga atasan, rekan
pekerjaan dengan mengacu pada job Penilai
description rentan terhadap kerja, subordinate
subjektivitas dan diri sendiri
Aspek penilaian
Tabel 3. Kompetensi dan Sub-kompetensi Terpilih didasarkan pada Aspek penilaian
Kompetensi Sub Kompetensi empat aspek umum didasarkan pada
Aspek
Kemampuan interpersonal 2 yaitu teknis empat aspek
Penilaian
pekerjaan, non managerial core
Komunikasi di lingkungan kerja teknis, kepribadian competencies
Ketepatan waktu dalam penyelesaian dan kepemimpinan
tugas Terdapat beberapa
Kemampuan mencapai target atau aspek yang kurang Penyesuaian
General standar perusahaan Ketepata
tepat jika dinilai aspek penilaian
Integrative Berusaha mengembangkan metode oleh atasan meliputi dengan penilai
3 n
Competency kerja agar tercapai efisiensi kerja kerja sama dan sehingga hasil
Penilaian
koordinasi antar penilaian lebih
Inisiatif bagian dan akurat
Perilaku Kerja kepemimpinan
Kedisiplinan Seluruh aspek
Kepatuhan terhadap instruksi kerja penilaian Setiap aspek
atasan Pembobo dibobotkan sama penilaian dianalisa
Kemampuan menyusun target dan tan rata sehingga tidak bobotnya melalui
4
Aspek terdapat tingkat metode Analytical
Planning tujuan kerja
Penilaian kepentingan di Hierarchy Process
and Control Kerjasama dan koordinasi antar bagian setiap aspek (AHP)
Competency Kontrol dan koordinasi anggota penilaian
Delegasi tanggungjawab dan wewenang Standar penilaian
Mendukung dan mengembangkan dibuat secara
kemampuan anggota terperinci untuk
Tidak terdapat
Kreatif dan inofatif Standar menghindari bias
Leading 5 standar penilaian
Penilaian pada penilaian
Competency Motivasi kepada anggota yang jelas
antara satu penilai
Kemampuan membuat keputusan dengan penilai
Team building lainnya
Kecepatan dan ketepatan dalam
penyelesaian masalah
Beberapa sub kompetensi digunakan
Managing Keterbukaan terhadap lingkungan kerja
Conflict and untuk menghindari konflik kerja serta beberapa lainnya tidak karena
Change Mampu mengatasi konflik di kekurangsesuaian dengan nilai kerja dan
Competency lingkungan kerja kondisi kerja di perusahaan. Pemilihan sub
Fleksibilitas kompetensi dilakukan melalui diskusi dengan
Sikap terhadap change management pihak manajemen. Tiga nilai pokok di

115
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

perusahaan yang meliputi keterbukaan, Kompetens Bobo


kepemimpinan, dan perilaku kerja i Sub Kompetensi Penilai t
Atasan 0.445
diturutsertakan dalam form penilaian kinerja Rekan
yang baru. Kreatif dan inofatif Kerja 0.399
(0.161) Subordinat
Tabel 5. Pembobotan AHP e 0.105
Kompetens Bobo Diri Sendiri 0.051
i Sub Kompetensi Penilai t Subordinat
Motivasi kepada
Atasan 0.448 e 0.888
anggota (0.210)
Rekan Diri Sendiri 0.112
Kemampuan
Kerja 0.373 Atasan 0.729
interpersonal Kemampuan
Subordinat Leading Rekan
(0.041) membuat
e 0.129 Competency Kerja 0.194
keputusan (0.142)
Diri Sendiri 0.050 Diri Sendiri 0.077
Atasan 0.334 Subordinat
Team
Rekan e 0.855
Komunikasi di building(0.362)
Kerja 0.312 Diri Sendiri 0.145
lingkungan kerja
Subordinat Kecepatan dan Atasan 0.449
(0.046)
e 0.299 ketepatan dalam Rekan
Diri Sendiri 0.055 penyelesaian Kerja 0.462
Ketepatan waktu Atasan 0.452 masalah (0.086) Diri Sendiri 0.089
dalam Rekan Keterbukaan Atasan 0.172
penyelesaian tugas Kerja 0.464 terhadap Rekan
(0.148) Diri Sendiri 0.084 lingkungan kerja Kerja 0.610
Kemampuan Atasan 0.721 untuk menghindari Subordinat
General
mencapai target Rekan konflik kerja e 0.168
Integrative
atau standar Kerja 0.215 (0.437) Diri Sendiri 0.050
Competency Managing
perusahaan (0.262) Diri Sendiri 0.064 Mampu mengatasi Atasan 0.215
0.092 Conflict
Berusaha konflik di Rekan
Atasan 0.564 and Change
mengembangkan lingkungan kerja Kerja 0.721
Rekan Competency
metode kerja agar (0.344) Diri Sendiri 0.064
Kerja 0.336 0.063
tercapai efisiensi Atasan 0.146
kerja (0.064) Diri Sendiri 0.100 Rekan
Atasan 0.734 Fleksibilitas Kerja 0.604
Rekan (0.072) Subordinat
Inisiatif (0.040)
Kerja 0.147 e 0.198
Diri Sendiri 0.119 Diri Sendiri 0.052
Perilaku kerja Atasan 0.875 Sikap terhadap Atasan 0.320
(0.262) Diri Sendiri 0.125 change Rekan
Kedisiplinan Atasan 0.866 management(0.061 Kerja 0.596
(0.117) Diri Sendiri 0.134 ) Diri Sendiri 0.084
Kepatuhan Atasan 0.846
terhadap instruksi
kerja atasan
Penilaian kinerja karyawan saat ini
(0.020) Diri Sendiri 0.154 menggunakan parameter penilaian A (sangat
Kemampuan Atasan 0.739 baik) dengan klasifikasi nilai 240-300, B (baik)
menyusun target Rekan dengan klasifikasi nilai 165-239, C (cukup)
dan tujuan kerja Kerja 0.131 dengan klasifikasi nilai 76-164 dan D (buruk)
(0.325) Diri Sendiri 0.130 dengan klasifikasi nilai 0-75. Tabel 6
Atasan 0.165 menunjukkan hasil penilaian kinerja karyawan
Kerjasama dan
Planning Rekan saat ini untuk dua puluh empat karyawan yang
koordinasi antar
and Control Kerja 0.742
bagian (0.339)
Diri Sendiri 0.093
menjabat sebagai kepala departemen dan kepala
Competency
0.483 Kontrol dan Subordinat divisi.
koordinasi e 0.855 Berdasarkan hasil penilaian kinerja
anggota(0.284) Diri Sendiri 0.145 karyawan yang dinilai oleh masing-masing
Delegasi Subordinat atasan, dua puluh dua karyawan mendapatkan
tanggungjawab e 0.875
dan wewenang
nilai pada kategori B (baik) dan dua karyawan
(0.052) Diri Sendiri 0.125 lainnya mendapatkan nilai pada kategori C
Mendukung dan Subordinat (cukup).Karyawan yang mendapatkan nilai
Leading
Competency
mengembangkan e 0.888 pada kategori cukup yaitu kepala departemen
kemampuan Operation 2 dan kepala departemen
0.362
anggota (0.125) Diri Sendiri 0.112

116
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

Marketing.Penilaian oleh kedua karyawan menggunakan parameter penilaian dalam range


tersebut dilakukan oleh General Manager, satu hingga lima yang merepresentasikan
sedangkan penilaian kinerja karyawan yang performansi kinerja karyawan berada pada
menjabat sebagai kepala divisi seluruhnya range unsatisfactory (mengecewakan) hingga
mendapatkan nilai pada kategori baik. outstanding (memukau). Tabel 7 menguraikan
hasil penilaian kinerja karyawan dengan metode
Tabel 6. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan dengan 360 degree feedback.
Metode Rating Scale (saat ini)
Kepala Departemen Hasil Penilaian Kinerja Tabel 7. Hasil Penilaian Kinerja Karyawan dengan
dan Kepala Divisi Karyawan dengan Metode Metode Rating Scale (saat ini)
Rating Scale (saat ini)
Kepala Departemen Hasil Penilaian Kinerja
Kepala Departemen dan Kepala Divisi Karyawan dengan Metode
Operation 1 211 360 Degree Feedback
Kepala Departemen Kepala Departemen
Operation 2 146 Operation 1 3.586
Kepala Departemen Kepala Departemen
Finance & Accounting 213 Operation 2 3.320
Kepala Departemen IT & Kepala Departemen
Purchasing 217 Finance & Accounting 3.366
Kepala Departemen HRD 209 Kepala Departemen IT &
Kepala Departemen Purchasing 3.706
Marketing 158 Kepala Departemen HRD 3.523
Kepala Divisi PPC 197 Kepala Departemen
Kepala Divisi Production 188 Marketing 3.439
Kepala Divisi Quality Kepala Divisi PPC 3.616
Assurance 192 Kepala Divisi Production 3.553
Kepala Divisi Packing 219 Kepala Divisi Quality
Kepala Divisi Inventory 228 Assurance 3.989
Kepala Divisi Kepala Divisi Packing 3.584
Maintenance 193 Kepala Divisi Inventory 3.411
Kepala Divisi Estimation 226 Kepala Divisi
Kepala Divisi Product Maintenance 3.181
Engineering 202 Kepala Divisi Estimation 3.910
Kepala Divisi Project Kepala Divisi Product
Engineering 172 Engineering 3.589
Kepala Divisi Finance 208 Kepala Divisi Project
Kepala Divisi Accounting 211 Engineering 3.806
Kepala Divisi Raw & Kepala Divisi Finance 3.429
Support 215 Kepala Divisi Accounting 3.799
Kepala Divisi Kepala Divisi Raw &
Subcontract 197 Support 3.101
Kepala Divisi IT 214 Kepala Divisi
Kepala Divisi Personal Subcontract 3.557
Secretariat 216 Kepala Divisi IT 3.956
Kepala Divisi General Kepala Divisi Personal
Affair 189 Secretariat 4.308
Kepala Divisi Ekspor Kepala Divisi General
Impor 232 Affair 3.789
Kepala Divisi Mark Kepala Divisi Ekspor
Service 184 Impor 3.755
Kepala Divisi Mark
Namun, pada implementasi penilaian Service 3.379
kinerja karyawan saat ini, pihak HRD
menerima keluhan beberapa karyawan Berdasarkan hasil penilaian kinerja
mengenai hasil penilaian kinerja dengan metode 360 degree feedback, terdapat
karyawan.Beberapa karyawan menilai bahwa dua puluh tiga karyawan yang mendapatkan
hasil penilaian kinerja karyawan tidak mampu nilai pada range 3 (effective) dan 4 (highly
merepresentasikan performansi aktual secara effective), serta satu karyawan yang
tepat. mendapatkan nilai pada range 4 (highly
Penilaian kinerja karyawan dengan effective) dan 5 (outstanding) yaitu kepala
menggunakan metode 360 degree feedback divisi Personal Secretariat. Beberapa karyawan

117
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

menunjukkan peningkatan hasil penilaian jika akhir penilaian kinerja karyawan.


dibandingkan dengan hasil penilaian saat ini, Berdasarkan metode 360 degree
dan beberapa lainnya menunjukkan penurunan feedback menunjukkan bahwa lebih banyak
hasil penilaian jika dibandingkan dengan hasil karyawan yang mendapatkan peningkatan
penilaian saat ini.Peningkatan dan penurunan penilaian kinerja dibandingkan dengan metode
hasil penilaian kinerja tersebut dapat terjadi penilaian sebelumnya.Peningkatan tersebut
akibat pengaruh penilaian dari sumber lainnya dipengaruhi oleh kontribusi nilai dari rekan
yaitu rekan kerja, subordinate dan diri sendiri. kerja, subordinate dan diri sendiri.Peningkatan
Perbedaan hasil penilaian kinerja penilaian kinerja berdampak positif dan
karyawan saat ini dan hasil penilaian kinerja menguntungkan bagi karyawan yang menjadi
karyawan dengan metode 360 degree feedback subjek penilaian karena beberapa karyawan
meliputi hasil penilaian kinerja karyawan melaporkan keluhan mengenai hasil penilaian
dengan metode 360 degree feedback lebih kinerjanya yang dianggap tidak mampu
tinggi daripada hasil penilaian kinerja karyawan merepresentasikan performansi aktual.
saat ini dan hasil penilaian kinerja karyawan
dengan metode 360 degree feedback lebih 4. KESIMPULAN
rendah daripada hasil penilaian kinerja Perancangan kompetensi dan sub
karyawan saat ini. Karyawan yang mengalami kompetensi pada form penilaian kinerja
peningkatan nilai kinerja dengan metode karyawan dengan metode 360 degree feedback
penilaian kinerja karyawan dengan metode 360 disusun dengan mengadaptasi managerial core
degree feedback meliputi empat karyawan yang competency. Pemberian bobot penilaian dapat
menjabat sebagai Kepala Departemen dan dan meminimasi terjadinya subyektifitas
duabelas karyawan yang menjabat sebagai penilaian.Berdasar metode 360 degree
Kepala Divisi. feedback, beberapa karyawan menunjukkan
Peningkatan tersebut secara umum peningkatan hasil penilaian jika dibandingkan
dipengaruhi oleh penilaian oleh diri sendiri dan dengan hasil penilaian saat ini, dan beberapa
penilaian oleh subordinate yang lebih tinggi lainnya menunjukkan penurunan hasil penilaian
daripada penilaian oleh atasan dan rekan kerja. jika dibandingkan dengan hasil penilaian saat
Namun tingginya penilaian oleh diri sendiri ini.Peningkatan dan penurunan hasil penilaian
tidak lantas menyebabkan hasil penilaian kinerja tersebut dapat terjadi akibat pengaruh
kinerja menjadi tinggi karena bobot penilaian penilaian dari sumber lainnya yaitu rekan kerja,
oleh diri sendiri memiliki bobot yang paling subordinate dan diri sendiri.
rendah pada setiap sub kompetensi.
Penilaian oleh diri sendiri disadari DAFTAR PUSTAKA
memiliki kecenderungan subjektivitas yang
lebih tinggi, sehingga pembobotan penilaian [1.] Aggarwal, A. & Thakur, G.S.M. 2013,
oleh diri sendiri selalu lebih rendah daripada “Techniques of Performance Appraisal -
penilaian oleh atasan, rekan kerja, dan A Review”, International Journal of
subordinate.Sedangkan penilaian subordinate Engineering and Advanced Technology
yang memiliki bobot lebih besar umumnya (IJEAT), 2(3), pp. 617-621.
baik, sehingga memberikan kontribusi nilai
[2.] Padhi, S.K. & Sahu, P.C. 2013, “360
yang cukup besar pada hasil akhir penilaian
Degree Feedback Performance Appraisal
kinerja karyawan.
Karyawan yang mengalami penurunan in Management Educational Institution -
nilai kinerja dengan metode penilaian kinerja A Study”, Asia Pacific Journal of
karyawan dengan metode 360 degree feedback Research (APJR), 1(7), pp. 24-42.
meliputi dua karyawan yang menjabat sebagai [3.] Ahmad, R. & Bujang, S. 2013, “Issues
Kepala Departemen dan enam karyawan yang and Challenges in the practice of
menjabat sebagai Kepala Divisi.Penurunan Performance Appraisal Activities in the
tersebut secara umum dipengaruhi oleh 21st Century”, International Journal of
rendahnya penilaian dari subordinate dan rekan Education and research, 1(4), pp.1-8.
kerja.Bobot penilaian oleh subordinate dan
[4.] Kipcumbha, T.B. 2014, “Effectiveness of
rekan kerja yang selalu lebih tinggi daripada
the 360 Degree Appraisal Tool in Human
penilaian oleh diri sendiri menghasilkan
Resource Practice in Kenya”, Herald
kontribusi nilai yang relatif rendah pada hasil

118
JEMIS VOL. 3 NO. 2 TAHUN 2015 ISSN 2338-3925

Journal of Marketing and Business Organisation Development Journal,


Management, 3(1), pp. 10-21. 4(6), pp. 390-404.
[5.] Mani, B. G. 2002, “Performance [10.] Garavan, T.N., Morley, M. &Flynn, M.
Appraisal Systems, Productivity, and 1997, “360-Degree Feedback: Its Role in
Motivation: A Case Study,” Public Employee Development”, Journal of
Personnel Management, 31(2), pp. 141- Management Development, 16(2), pp.
159. 134-147.
[6.] Gupta, T. 2013, “Suitability of 360 [11.] Sohmen, V.S. & Dimitriou, C.K., 2015,
Degree Appraisal System to Manage “Ten Core Competencies of Program
Company’s Health: An Analytical Managers An Empirical Study”,
Study”, International Journal of International Journal of Health and
Organizational Behaviour and Economic Development, Vol 1 No 1,
Management Perspectives, 2 (1), pp. pp:1-7.
238-244.
[12.] Sambasivan, Dr., E., 2012, “Managerial
[7.] Kaur, S. 2013, “360 Degrees Core Competency Perceptions of
Performance Appraisal-Benefits and Business Executives – A Study”, Journal
Shortcoming”, International Journal of of Arts, Science and Commerce, Vol 2
Emerging Research in Management and No 3, pp: 56-63.
Technology, 2(6), pp. 83-88.
[13.] Vanbeek & Marteen, 2010,
[8.] McCarthy, A.M. & Garavan, T.N. 2001, “Competencies Based on Job
“360-Degree Feedback Process: Description”, Journal of Leadership
Performance, Improvement and Studies, Vol 5 No 3, pp:317-332.
Employee Career Development”, Journal
[14.] Saif, N. & Khan, M.S., 2013,
of European Industrial Training, 25(1),
“Competency Based Job Analysis”,
pp. 5-32.
International Journal of Academic
[9.] Cacioppe, R. & Albrecht, S. 2000, Research in Accounting, Finance and
“Using 360-Degree Feedback And The Management Sciences, Vol 3 No 1, hlm:
Integral Model to Develop Leadership 105-111.
and Management Skills”, Leadership and

119

Anda mungkin juga menyukai