Oleh :
Pembimbing :
Identitas Pasien
ANAMNESI
Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik bedah onkologi RSUD Arifin Ahmad dengan
benjolan pada payudara kanan bagian dalam sejak 6 bulan SMRS
1
keluar dari puting susu. Pasien mengatakan tidak ada teraba benjolan di payudara
kanan, ketiak, atau ditempat lain. Keluhan demam, batuk, sesak nafas, gangguan pada
BAB dan BAK tidak ada. Pasien mengeluhkan mengalami penurunan berat badan
sejak mengeluhkan timbul benjolan dan merasa tidak nafsu makan.
Pasien kemudian berobat ke Poli Bedah Onkologi RSUD Arifin Achmad 1
tahun yang lalu dan dilakukan biopsi dengan lokal anestesi dan didapatkan hasil
pemeriksaan patologi Karsinoma Duktal Invasive Payudara Grade 2. Pasien sudah di
kemoterapi sebanyak 3 kali, lalu dilakukan pengangkatan payudara sebelah kiri pada
bulan April 2017, dan setelah operasi tersebut pasien sudah di kemoterapi lagi
sebanyak 3 kali. Lalu pasien juga di rencanakan untuk dilakukan eksisi pada benjolan
di payudara kanan bagian dalam dan pengangkatan kedua indung telur.
Riwayat Reproduksi
a. Riwayat haid: Pasien pertama kali haid usia 12 tahun. Haid teratur setiap
bulan, tidak ada nyeri perut yang mengganggu aktivitas saat periode haid.
b. Pasien menikah saat usia 29 tahun dan melahirkan anak pertama saat usia 31
tahun. pasien memiliki 1 orang anak dengan proses lahir secara operasi.
Riwayat menyusui tidak ada karena air susu tidak keluar.
c. Riwayat KB : Pasien pernah KB pil selama 2 tahun.
2
Tidak ada keluarga dengan riwayat asma, diabetes mellitus dan penyakit
jantung.
Riwayat Operasi
Pasien pernah memiliki riwayat operasi mastektomi pada payudara kiri 1
tahun yang lalu.
AMPLE
A : Alergi makanan dan obat-obatan (-)
M : Riwayat operasi (+) mastektomi, Riwayat pengobatan (+)
kemoterapi sebanyak 6 kali
P : Riwayat Asma (-), HT (-), DM, TB, penyakit jantung disangkal.
L : Pasien puasa sejak 6 jam sebelum operasi
E : Pasien mengeluhkan teraba benjolan pada payudara kanan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis kooperatif
Vital Sign
TD : 110/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,9°C
3
Status Gizi
Berat Badan : 87 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 33,98 (Obesitas I)
A. Airway
Objective (Look Listen Feel)
- Look : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan berbicara lancar saat ditanya.
Tidak ada trauma maxillofasial atau jejas pada leher.
- Listen : Tidak ada suara nafas tambahan (gurgling, snoring, stridor).
- Feel : Hembusan nafas (+).
Assessment: Kesan tidak ada sumbatan jalan nafas (benda padat ataupun cairan)
Penilaian LEMON
- L (Look) : Tidak terdapat kelainan.
- E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri pasien 3 jari.
Jarak tulang tiroid dengan dagu 3 jari.
Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari
- M (Mallampati Score) : Mallampati II
- O (Obstruction) : Tidak ada sumbatan jalan napas. Trauma (-)
- N (Neck Mobility) : Gerakan leher tidak terbatas.
B. Breathing
Objective
- Look : Pasien bernapas spontan, gerakan dinding dada simetris kiri dan
kanan, suara napas vesikuler, tidak ada retraksi dinding dada , tidak
ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, frekuensi napas 22
kali/menit
- Feel : Tidak terdapat nyeri tekan di daerah dada
- Assessment : Ventilasi dan ekspansi paru baik
4
C. Circulation
- Akral hangat, capillary refill time (CRT) <2 detik
- Frekuensi nadi 80 kali/menit, isi dan tegangan volume kuat, teratur.
- Tekanan darah 110/80 mmHg
- Sudah terpasang IVFD RL 20 tpm
- Assessment : Sirkulasi baik
D. Disability :
Pemeriksaan mini neurologis
- Glasglow coma scale (GCS) 15 (E4M5V6)
- Pupil isokor ø 2 mm/2 mm, reflek cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
- Motorik : Tidak ditemukan adanya paresis
E. Exposure
Pasien memakai baju operasi dan diselimuti.
B. Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Dinding dada simetris, scar (-), gerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi iga dan penggunaan otot-
otot bantu pernapasan.
Palpasi : Vokal fremitus simetris normal
5
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikular (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
C. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di SIK V linea midclkalvikula
sinistra
Perkusi : Batas kanan jantung SIK IV linea parasternal dekstra,
batas kiri jantung SIK V linea midklavikula sinistra
Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 reguler, murmur (-),gallop(-)
D. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar, scar (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 9x/menit
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan(-),hepar dan lien tidak teraba.
E. Pemeriksaan ekstremitas
Akral hangat, kemerahan
CRT<2 detik
Edema pada kaki (-/-) dan tangan (-/-)
F. Status Lokalis
a. Regio mammae dextra
Inspeksi : tampak massa sewarna kulit di kuadran medial atas, tidak ada
kesan seperti kulit jeruk atau peu de orange, tidak ada darah atau cairan
yang keluar dari papilla mammae, tidak ada retraksi papilla mammae.
6
Palpasi : teraba massa 4cm x4cm, berjumlah satu, konsistensi kenyal
permukaan rata terfiksir, batas tegas, nyeri tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
Tanggal 19 Juli 2018
Hb : 12,7 g/dl
Ht : 40,7 %
WBC : 10.210 /uL
PLT : 408.000 /uL
ALT : 22 U/L
AST : 19 U/L
Creatinin : 0,7 mg/dl
Ureum : 13 mg/dl
GDS : 92 mg/dl
Faktor koagulasi
Tanggal 19 Juli 2018
PT : 12,7 SEC
APTT : 34,3 SEC
INR : 0,92
Pemeriksaan EKG
Tanggal 17 Januari 2017 : EKG Normal
7
Pemeriksaan USG Abdomen
Tanggal 17 Januari 2017 : tidak tampak metastase pada hepar dan tidak
tampak pembesaran KGB paraaorta
DIAGNOSIS KERJA
Suspek Ca Mammae Residif sinistra
RENCANA TATALAKSANA
Eksisi + SOB
STATUS ASA
ASA II
PERSIAPAN ANESTESI
Persiapan Pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur rencana tindakan anestesi (GA)
Pasien diminta puasa 6 jam sebelum operasi
Pasien dipastikan tidak ada gigi goyang dan melepaskan semua perhiasan
ataupun besi-besi yang menempel pada tubuh pasien
Pada pasien dipasangkan akses intravena dengan IV cateter no. 18 G dan
pastikan cairan menetes lancar
Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi
Pasien diposisikan tidur terlentang
Dikamar operasi, pada pasien dipasangkan tensimeter dan sensor saturasi
O2. Evaluasi nadi, tekanan darah dan saturasi O2 pre-operasi
8
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung (connector),
face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O
terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan
isoflurane.
Mempersiapkan STATICS yaitu:
Scope (Stetoskop dan laringoskop no.3)
Tube/ETT jenis kingking nomor 6,0; 6,5; 7,0 dan Spuit 20 cc)
Airway (Guedel No.9)
Tape/hipafix (plester)
Introducer
Connector
Suction dengan kanul nomor 10
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5 dan 10 cc
Alat infus
Persiapan Obat
Fentanyl 200 mcg
Propofol 200 mg
Atracurium besylate 40 mg
Ketorolac 60 mg
Neostigmin 0,5 mg
Sulfas atropine 0,25 mg
Ephedrine 40 mg
Ondansentron 8 mg
Tramadol 100 mg
Asam traneksamat 500 mg
O2dan N2O 2L/menit
Sevoflurane 2,05 Vol %
9
TAHAPAN ANESTESI
Pre-Medikasi
Dengan akses intravena
Bolus Fentanyl : (1-3 mcg) x 87 kg = 87-261 mcg 200 mcg; Fentanyl
200 mcg/4cc.
Induksi
Bolus Propofol: (2-2,5 mg) x 87 kg = 174-217,5 mg 200 mg/20 cc,
periksa refleks bulu mata hingga respon negatif
Oksigenasi
Alirkan O2 6 L/menit melalui facemask dan alirkan kearah depan wajah
pasien
Muscle Relaxant
Bolus Atracurium Besylate (0,3-0,6 mg) x 87 kg = 26,1-52,2 mg 40
mg/4cc
Ventilasi
Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi kepala
Pasang face mask, dan berikan aliran O2 2 L/menit ditambah dengan aliran
N2O 2L/menit dan aliran Sevoflurance 2,5 Vol %. Pasien diberikan
ventilasi secara manual dengan frekuensi nafas 14x/menit selama 3 menit.
Setelah memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan laringoskopi.
Laringoskopi
Lepaskan facemask.
Pasang blade pada gagang laringoskop dan pegang laringoskop dengan
tangan kiri.
10
Masukan laringoskop ke dalam mulut pasien dari sisi kanan, singkirkan
lidah ke kiri, posisikan kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien hingga
terlihat epiglottis dan plica vocalis
Intubasi
Masukan ETT king-king no 6,5 dengan tangan kanan ke arah plica vocalis
Sambungkan ujung ETTking-king dengan selang mesin anestesi
Pastikan ETT king-king telah masuk ke trakea dengan cara lihat pergerakan
dinding dada simetris dan auskultasi paru dengan suara nafas yang sama
kuat pada lapangan paru kanan dan kiri saat memompa balon.
Fiksasi interna ETT king-king dengan mengembangkan balon ETT king-
king menggunakan udara dan spuit 20 ml dan fiksasi eksterna dengan
menggunakan plester.
Tutup mata pasien dengan plester
Masukkan kasa pada mulut pasien
Ubah setting mesin anestesi dari manual spontan ke IPPV spontan dengan
VT 500 ml/menit dan RR 12x/ menit
Maintenance
O2 2L/menit dan N2O 2L/menit
Sevoflurane 2,5 Vol %
Pemberian bolus ketorolac 30 mg
Bolus Ondancentron 8 mg
Bolus asam traneksamat 500 mg
Kebutuhan Cairan
11
2 ml / kg BB/ jam x 10 kg = 20 ml/ jam
1 ml / kg BB/ jam x 77 kg = 77 ml/ jam
M = 137 ml/jam
Ekstubasi
Berikan Sulfas Atropin 0,25 mg + neostigmine 0,5 mg secara IV
Pastikan pasien bernafas spontan dan teratur
Melakukan suction slem pada airway pasien
Menutup aliran sevoflurane dan N2O, dan meninggikan O2 sampai 6
L/menit
Mengempeskan balon ETT, lepaskan plester fiksasi ETT, cabut ETT, dan
segera pasang face mask dengan oksigen 6 L/menit
Ekstensikan kepala pasien dan pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
12
Recovery
Drip Ketorolac 30 mg
Drip Tramadol 100 mg
13