Bab Iii PDF
Bab Iii PDF
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
lalu lintas, suhu dan kelembaban udara. Survei volume lalu lintas
dan 16.00-17.00, dengan merekam arus lalu lintas. Pengukuran suhu dan
kelembaban udara dilakukan 3 kali yaitu pada pukul 06.00, 12.00 dan
kerapatan kanopi yang berbeda diambil satu sampel yang mewakili ruas
jalan tersebut, sedangkan ruas jalan dengan kerapatan kanopi yang sama
lain kerapatan kanopi sangat rapat, rapat, sedang, sedang dan sangat
40
dilakukan dengan memanfaatkan software SIG. Kemudian dilakukan
sehari yaitu pada jam-jam puncak pada jalan arteri dan kolektor. Jam
hingga 2018.
kelembaban udara.
survei di lapangan.
41
e. Perangkat lunak ArcGIS 10.2, digunakan untuk pemandangan data
pembuatan laporan.
g. Absorber
h. Spektrofotometer Uv-Vis
i. Spektrofotometer AAS
j. Peralatan Gelas
k. Flow Meter
l. Pompa Udara
e. Data digital (shapefile *shp) toponimi jalan, panjang dan lebar serta
tahun 2017
42
g. KI 2%
h. HClO4
i. HNO3
j. Kertas Saring
k. Aquadest
D. Tahapan Penelitian
1. Tahapan Persiapan
permasalahan.
iii. Persiapan alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini.
2. Tahapan Analisis
a. CO
43
i. Dibuat larutan 2% Potasium Iodida dengan cara menimbang 2 gr
mengandung 50 ul l2/mL.
44
v. Tuangkan larutan sampel masing-masing dalam kuvet
b. Pb
i. Pembuatan larutan baku induk Timbel (Pb)1000 ppm dengan cara Pipet
10 mL HClO4 pekat (60%) ke dalam labu ukur 100 mL yang telah berisi
air bebas ion kira-kira setengahnya, goyangkan dan tambahkan lagi air
bebas ion hingga tepat 100 mL dengan standar pokok 1.00 ppm Pb
(titrisol).
ii. Larutan standar Pb 1000 ppm diencerkan menjadi 100 ppm. Kemudian
yaitu 0,2 ppm, 0,4 ppm, 0,8 ppm, 1,2 ppm, 1,6 ppm.
45
iii. Masing-masing larutan dibuat sebanyak 50 mL. Kemudian melakukan
sudah keluar uap putih dan cairan (ekstrak cair) yang berwarna ke
abu-abuan dalam labu tersisa sekitar 0,5 mL. Dinginkan dan encerkan
46
dan jalan dengan cara interpretasi citra. Survei lapangan juga dilakukan
yaitu hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis tiap hari. Di Jalan Kesuma
Daihatsu; Jalan Selamat Riadi Depan Masjid Islamic Center; Jalan untung
dalam sehari yaitu pada jam-jam puncak pada jalan arteri dan kolektor.
dibeberapa titik lokasi pada jalan arteri dan kolektor dengan menggunakan
dilakukan 3 kali dalam sehari selama 4 hari, yaitu pada pukul 06.00, 12.00
47
dan 17.00. Pengukuran ini nantinya diharapkan dapat mewakili jam-jam
sibuk dan jam tidak sibuk sebagai sumber pencemar (transportasi) serta
Pada tahap ini data hasil pengumpulan data primer dan data
dengan lainnya. Hasil deliniasi akan diperoleh area yang meliputi jalur
48
Kelas pengharkatan dibagi menjadi 5 kelas dengan harkat terkecil
udara. Udara sekitar area jalan menjadi kering dan panas. Pepohonan
yang ada di sekitar jalan mampu menurunkan suhu udara ini dikenal
satu jam pada jam-jam puncak. Jam puncak pagi pukul 06.30-07.30,
pick-up, truk kecil, sedangkan kendaraan berat antara lain bus, truk
49
(MC) = 0,5; kendaraan ringan (LV) = 1,0; kendaraan berat (HV) = 1,2
pengamatan pagi, siang, dan sore hari untuk semua jenis kendaraan
bermotor. Kelas volume lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
berikut.
mendukung ruas jalan tersebut untuk dibangun jalur hijau, dimana jalur
50
penentuan prioritas jalur hijau begitupun dengan penilaian harkatnya pun
kecil.
2. Tingkat Kenyamanan
humidity index (THI). Nilai THI diperoleh dari perhitungan antara suhu dan
kelembaban udara relatif harian rerata. Untuk itu alat Weather Meter
sekitar jalan arteri dan kolektor yang terdapat pepohonan. Data suhu
rumus suhu harian rerata selama 24 jam (T) pada rumus 3-1.
T = 2 x T 7+T 13+T 18
4 ………………………….. (3-1)
T7 adalah suhu pada pukul 06.00, T13 adalah suhu pada pukul
12.00 dan T18 adalah suhu pada pukul 17.00. Nilai kelembaban relatif
penentuan kelembaban relatif harian rerata, dapat dilihat pada rumus 3-2.
harian rerata (RH), ditentukan nilai THI dengan rumus 3-3 berikut ini.
(RH x T )
T HI = 0, 8T + 500
…………………………. (3-3)
51
Hasil perhitungan THI akan diperoleh 5 kelas tingkat kenyamanan.
jalur hijau. Semakin besar nilai THI maka semakin besar harkatnya dan
harkatnya semakin nyaman karena nilai THI makin rendah. Nilai THI yang
menurunkan suhu udara di sekitar pohon. Suhu ini setara dengan kondisi
ruangan yang menggunakan AC. Selain itu daun dan batang pada
52
Kerapatan kanopi pada jalur hijau diperoleh dengan interpretasi
yang semakin sejuk, teduh dan nyaman. Sebaliknya semakin jarang atau
tidak ada vegetasi maka tidak ada penghalang dari paparan sinar
53
Sumber : Sulistyaningsih, 1995 dengan modifikasi
4. Survei Lapangan
kerapatan, sehingga jelas perbedaan jalur hijau yang rapat dengan yang
tidak rapat.
metode uji ketelitian (Short, 1962) dalam (Wijaya, 2005) yaitu metode
54
Kategori yang dihasilkan dari metode ini adalah :
a. Baik : jika tingkat ketelitian ≥ 85%, berarti data hasil interpretasi layak
b. Buruk : jika tingkat ketelitian < 85%, berarti data hasil interpretasi tidak
penutup tajuk dengan luas area frame kamera (Nisa, 2015). Kerapatan
kolektor.
55
Perhitungan kebutuhan jalur hijau disusun dari kerapatan kanopi
menggabungkan dua titik atau lebih data grafis yang memiliki satuan
harkat total skor. Harkat total diperoleh dengan menggunakan rumus 3-7
berikut.
Keterangan:
TKK = Tingkat kerapatan kanopi jalur hijau
THI = Tingkat Kenyamanan
VLL = Volume Lalu Lintas
relatif Suci (2009). Nilai interval dihitung dengan melihat nilai maksimum
dan nilai minimum tiap satuan pemetaan. Interval ini diperoleh dari selisih
kelas. Berikut rumus klasifikasi relatif dapat dilihat pada rumus 3-8.
Harkat T otal T ertinggi−Harkat T otal T erendah
Rentang Kelas = Jumlah Kelas
………(3-8)
Rentang Kelas = ( 12 - 7 ) / 5 = 1,66 2
56
Untuk klasifikasi kebutuhan jalur hijau dinyatakan dalam prioritas
prioritas kebutuhan jalur hijau dapat dilihat pada Tabel 1.8, berikut ini.
Prioritas I = 11 + 2 = 13 → > 11
Prioritas II = 9 + 2 = 11 → 9 - 11
57
58
(keruangan) dan analisis deskriptif. Analisis spasial disajikan dalam peta
beberapa peta meliputi peta volume lalu lintas, peta kerapatan kanopi jalur
hijau dan peta tingkat kenyaman (THI). Analisis ini memanfaatkan SIG
untuk menyajikan data dalam bentuk tabel maupun peta selain itu
ada belum cukup untuk memberikan dampak yang positif disekitar ruas
jalan tersebut. Jalan dengan prioritas III mempunyai jalur hijau yang ada
telah memberikan dampak yang positif sekitar ruas jalan tersebut. Analisis
ini juga akan memberikan gambaran pola dan agihan dari pengembangan
jalur hijau. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.
Keterangan:
59
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
G. BATASAN OPERASIONAL
60
Harkat, merupakan penafsiran kemungkinan lahan digunakan untuk
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji
61
kembali), manipulasi dan analisis serta keluaran (Aronoff, 1989 dalam
Danoedoro,1996).
62