Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN DISMENORE DENGAN AKTIVITAS


BELAJAR PADA SISWI KELAS XI MIPA
DI SMA NEGERI 1 TAYU

Disusun Oleh :
YANE IMMANUELLA PUTRI
201811062

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
2019
PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul
“Hubungan Dismenore Dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI MIPA SMA
Negeri 1 Tayu”. Penulisan proposal penelitian ini dilakukan untuk memenuhi
salah satu syarat tugas mata kuliah Metodologi Penelitian di Stikes St. Elisabeth
Semarang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Eka Wahyuningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku koordinator mata kuliah
Metodologi Penelitian di Stikes St. Elisabeth Semarang.
2. Kedua orangtua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan bantuan
baik secara material, moral, dan spiritual yang tiada henti.
3. Semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini hingga selesai.

Saya menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Saya berharap semoga
proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan dapat digunakan
dengan baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat yang terbaik bagi
kita semua.

Semarang, 24 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3
1. Tujuan Umum................................................................................3
2. Tujuan Khusus...............................................................................3
D. Manfaat.................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Remaja..................................................................................................5
1. Definisi Remaja.............................................................................5
2. Batasan Usia Remaja.....................................................................5
3. Ciri-ciri Masa Remaja....................................................................6
B. Aktivitas Belajar...................................................................................8
1. Definisi Aktivitas Belajar...............................................................8
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar...................9
C. Dismenore.............................................................................................9
1. Definisi Dismenore........................................................................9
2. Klasifikasi......................................................................................10
3. Derajat Dismenore.........................................................................10
4. Faktor yang Mempengaruhi Dismenore........................................11
D. Kerangka Teori......................................................................................13
E. Keaslian Penelitian................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep..................................................................................16
A. Hipotesis...............................................................................................16
B. Jenis Penelitian......................................................................................16
C. Waktu dan Tempat.................................................................................17
D. Populasi dan Sampel.............................................................................17
1. Populasi..........................................................................................17
2. Sampel...........................................................................................17
E. Definisi Operasional.............................................................................18
F. Instrument.............................................................................................19
G. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................20
H. Pengolahan Data dan Analisis Data......................................................21
1. Teknik Pengolahan Data................................................................21
2. Analisa Data...................................................................................22

iii
I. Etika Penelitian.....................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,

emosional, dan sosial. Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan

secara biologis. Salah satu tanda keremajaan secara biologi yaitu mulainya

remaja mengalami menstruasi. Menstruasi biasanya dimulai antara usia 10-16

tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status

nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Walaupun begitu, pada

kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, seperti

dismenore (Puji, 2010).

Dismenore / nyeri haid, sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi mulai

dari yang ringan sampai yang berat. Hampir semua wanita mengalami rasa

tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi. Namun, istilah

dismenore hanya dipakai bila nyeri begitu hebat sehingga mengganggu

aktivitas dan memerlukan obat-obatan. Uterus atau rahim terdiri atas otot

yang juga berkontraksi dan relaksasi. Pada umumnya, kontraksi otot uterus

tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran

darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri (Aulia, 2009).


Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari

50% perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Di Amerika angka

presentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72% (Proverawati dan

Misaroh, 2009). Di Indonesia angka kejadian dismenore terjadi pada remaja

dengan prevalensi berkisar antara 43% hingga 93%, dimana sekitar 74-80%

remaja mengalami dismenore ringan (Hestiantoro dkk, 2012). Angka kejadian

dismenore di Jawa Tengah mencapai 56%, walaupun pada umumnya tidak

berbahaya, namun sering kali dirasa mengganggu bagi wanita yang

mengalaminya (Riyanto, 2009). Di kota Semarang, berdasarkan hasil

penelitian menyatakan bahwa ada pelajar SMA/Sederajat Kecamatan

Banyumanik Kota Semarang sebesar 83,3% mengalami dismenore ringan dan

16,7% mengalami dismenore berat.

Remaja yang mengalami dismenore pada saat menstruasi membatasi

aktivitas harian mereka khususnya aktivitas belajar di sekolah. Seorang

pelajar perempuan mengalamai dismenore, aktivitas proses belajar mereka di

sekolah terganggu dan tidak jarang hal tersebut membuat mereka tidak hadir

di sekolah. Seorang pelajar perempuan yang mengalami dismenore tidak

dapat berkonsentrasi belajar sehingga motivasi belajar mereka berkurang

karena dismenore yang dirasakan pada saat proses belajar mengajar (Ningsih,

2011). Penelitian lain oleh Handayani (2011) menyebutkan bahwa dismenore

merupakan salah satu penyebab utama absen sekolah pada remaja putri untuk

beberapa jam atau beberapa hari.

2
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai hubungan dismenore dengan aktivitas belajar pada siswi kelas XI

MIPA di SMA Negeri 1 Tayu, dimana sebelumnya belum pernah dilakukan

penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan atau tidak dismenore dengan

aktivitas belajar pada siswi kelas XI MIPA di SMA Negeri 1 Tayu.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dismenore

dengan aktivitas belajar pada siswi kelas XI MIPA di SMA Negeri 1

Tayu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi distribusi frekuensi kejadian dismenore siswi kelas

XI MIPA di SMA Negeri 1 Tayu.


b. Mengidentifikasi kejadian dismenore dengan aktivitas belajar pada

siswi kelas XI MIPA di SMA Negeri 1 Tayu.


c. Menganalisis hubungan dismenore dengan aktivitas belajar pada

siswi kelas XI MIPA di SMA Negeri 1 Tayu.

D. Manfaat
1. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai tambahan referensi atau informasi untuk instansi

pendidikan kesehatan tentang hubungan dismenore dengan aktivitas

belajar.
2. Bagi Mahasiswa

3
Menambah wawasan atau pengetahuan mengenai dismenore

sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan atau pencegahan yang

tepat untuk mengurangi rasa nyeri pada saat dismenore.


3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti

mengenai dismenore dan aktivitas belajar.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja
1. Definisi Remaja

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Masa remaja merupakan masa

perkembangan pada diri remaja yang sangat penting, diawali dengan

matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga nantinya mampu

bereproduksi. Pada masa remaja terdapat perubahan-perubahan yang

terjadi seperti perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial,

dimana kondisi tersebut dinamakan dengan masa pubertas. Salah satu

tanda pubertas pada remaja putri yaitu terjadinya menstruasi (Batubara,

2012).

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya

perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19

tahun, adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia,

dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan

dari masa anak ke masa dewasa (Widyastuti, Rahmawati,

Purnamaningrum, 2009).

2. Batasan Usia Remaja

Berdasarakan tahapan perkembangan individu dari masa bayi

hingga masa tua akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi

tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan
masa remaja akhir. Adapun kriteria usia masa remaja awal yaitu 13-15

tahun, masa remaja pertengahan yaitu 15-18 tahun, dan masa remaja

akhir yaitu 17-19 tahun.

3. Ciri-ciri Masa Remaja


a. Masa Yang Penting
Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan

tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan

periode remaja lebih penting daripada periode lainnya. Baik akibat

langsung maupun akibat jangka panjang serta pentingnya bagi

remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis.


b. Masa Transisi
Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke

tahap berikutnya, maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya

akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan

datang.
c. Masa Perubahan
Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar

dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa

remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yang terjadi pada

semua remaja.

6
d. Emosi yang tinggi
Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh

kelompok sosial menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai

sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. Setiap

perubahan remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi

sering takut bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan

kemampuannya untuk mengatasinya.


e. Masa Bermasalah
Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja

termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun

anak perempuan karena pada masa remaja dia ingin mengatasi

masalahnya sendiri, dia sudah mandiri.


f. Masa Pencarian Identitas
Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh

lebih penting bagi remaja dari pada individual. Bagi remaja

penyesuaian diri dengan kelompok pada tahun-tahun awal masa

remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai

mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan

adanya kesamaan dalam segala hal dengan teman-teman sebayanya.


g. Masa Munculnya Ketakutan
Persepsi negative terhadap remaja seperti tidak dapat

dipercaya, cenderung merusak dan perilaku merusak,

mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang

dewasa. Demikian pula terhadap kehidupan remaja muda yang

cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab.


h. Masa Yang Tidak Realistik
Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan

keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.

7
Apabila dalam hal cita-cita yang tidak realistic ini berakibat pada

tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.


i. Masa Menuju Masa Dewasa
Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah

untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu

sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya

(Gunawan, 2011, p.24-27).

B. Aktivitas Belajar
1. Definisi Aktivitas Belajar

Menurut Sadirman (2010:100) aktivitas belajar itu adalah aktivitas

yang bersifat fiisk maupun mental dan emosional. Pengertian belajar

menurut Abdillah (2009) belajar adalah suatu proses usaha sadar individu

dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang

menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk

memperoleh tujuan tertentu. Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik

(2010:28), merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang

dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan

keterampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar

akan menjadikan pembelajaran yang efektif.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Menurut Syah (2004:144), faktor-faktor yang mempengaruhi

aktivitas belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :

8
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani dan

rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi

pelajaran.

C. Dismenore
1. Definisi Dismenore
Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri yang dirasakan sebelum

atau saat menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus (Kristian,

2010). Menurut Lestari (2011), dismenore merupakan gangguan fisik

yang sangat menonjol pada wanita yang sedang mengalami menstruasi

berupa gangguan nyeri/kram pada perut. Dismenore memiliki dampak

yang cukup besar bagi remaja putri karena menyebabkan terganggunya

aktivitas sehari-hari. Remaja putri yang mengalami dismenore pada saat

menstruasi akan merasa terbatas dalam melakukan aktivitas khususnya

aktivitas belajar di sekolah.


2. Klasifikasi
Karim (2013) menyebutkan bahwa dismenore dapat menjadi dua

yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder.


a. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri yang banyak dialami oleh

remaja tanpa kelainan pada alat genital (Lestari, 2013). Menurut

Yustianingsih 2004 menyatakan bahwa usia 15 tahun – 25 tahun

9
wanita akan mengalami dismenore primer dan akan menghilang

setelah usia 30 tahun.


b. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder terjadi karena adanya masalah penyakit

fisik akibat endometritis, polip uteri, stenosis serviks atau penyakit

radang punggung (PID) (Bickley, 2009).


3. Derajat Dismenore
Pada saat menstruasi dapat menyebabkan rasa nyeri terutama pada

awal menstruasi, akan tetapi rasa nyeri tersebut mempunyai kadar nyeri

yang berbeda-beda. Menurut Astrida dismenore dibagi menjadi tiga

tingkat keparahan yakni :


a. Dismenore Ringan
Dismenore ringan merupakan nyeri yang dirasakan

berlangsung sesaat atau masih bisa ditorelir, tidak memerlukan

pengobatan dan tidak mengganggu aktifitas sehari-hari. Nyeri yang

dirasakan tidak menyebar tetapi lokasinya tetap dibawah perut.


b. Dismenore Sedang
Dismenore sedang memulai respon nyeri dengan menekan

bagian yang nyeri. Biasanya sifat dismenore sedang berlangsung

sekitar 1- 2 hari dan nyeri menyebar ke bagian perut bawah. Pada

dismenore sedang diperlukan obat penghilang rasa nyeri dan

terkadang mengganggu aktivitas hidup sehari-hari.


c. Dismenore Berat atau berat Sekali
Dismenore berat atau berat sekali merupakan nyeri yang tidak

tertahankan dan nyerinya menyebar ke pinggang atau bagian tubuh

lain yang disertai gejala pusing, sakit kepala, mual, muntah, diare

dan rasa tertekan. Dismenore berat memerlukan istirahat beberapa

10
hari yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan memerlukan

pengobatan.
4. Faktor yang Mempengaruhi Dismenore
Penyebab terjadinya dismenore yaitu keadaan psikis dan fisik

seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit menahun,

kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun (Diyan, 2013). Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi dismenore menurut Arulkumaran

(2006) antara lain:


a. Faktor menstruasi
1) Menarche dini, gadis remaja dengan usia menarche dini insiden

dismenorenya lebih tinggi.


2) Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa perempuan

dengan siklus yang panjang mengalami dismenore yang lebih

parah.
b. Paritas, insiden dismenore lebih rendah pada wanita multiparitas. Hal

ini menunjukkan bahwa insiden dismenore primer menurun setelah

pertama kali melahirkan juga akan menurun dalam hal tingkat

keparahan.
c. Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenore. Hal

itu juga terlihat bahwa kejadian dismenore pada atlet lebih rendah,

kemungkinan karena siklus yang anovulasi. Akan tetapi, bukti untuk

penjelasan itu masih kurang.


d. Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral

sebaiknya dapat menentukan efeknya untuk menghilangkan atau

memperburuk kondisi. Selain itu, penggunaan jenis kontrasepsi

lainnya dapat mempengaruhi nyeri dismenore.


e. Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan

endometriosis dengan dismenore primer.

11
f. Faktor psikologis (stres)
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika

mereka tidak mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid,

mudah timbul dismenore. Selain itu, stres emosional dan ketegangan

yang dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas

beratnya nyeri.

D. Kerangka Teori

Faktor Pengaruh : Dismenore


1. Faktor
menstruasi Ringan Sedang Berat
2. Paritas
3. Olahraga
4. Pemilihan
metode
Aktivitas Belajar
kontrasepsi
5. Riwayat
keluarga
6. Faktor
psikologis
(stress)

12
E. Keaslian Penelitian

No Judul Nama, Metode Hasil Perbedaan


Tahun
1 Hubungan Sinta Jenis Setelah dilakukan Penelitian
Nyeri Haid Ayu penelitian ini analisa terdahulu
(Dismenor Setiawan menggunaka penelitian di lokasi
e) dengan , Linda n metode SMPN 3 Pulung penelitianny
Lestari,
Aktivitas penelitian maka diperoleh a di SMPN
2018
Belajar dengan hasil berdasarkan 3 Pulung,
Sehari- rancangan hasil perhitungan sedangkan
Hari cross uji statistik penelitian
Pada sectional. Spearman Rank ini
Remaja diperoleh bahwa lokasinya di
Putri Kelas p=0,000 yang SMA N 1
VII Di berarti kurang Tayu.
SMPN 3 dari Penelitian
Pulung. 0,05 sehingga Ho terdahulu
ditolak atau HI menggunak
diterima yang an teknik
berarti ada pengambila
hubungan antara n sampel
dismenore yang
dengan aktivitas digunakan
belajar seharihari adalah
pada remaja putri teknik
di SMPN 3 Accidental
Pulung dengan Sampling,
tingkat keeratan sedangkan
0,602 yang penelitian
berarti tingkat ini
signifikan kuat. menggunak
an teknik
probability
sampling.
2 Hubungan Fersta Metode Data yang Populasi
Dismenore Cicilia penelitian ini diperoleh melalui dan sampel
Dengan Aprilian adalah kuisioner dari
Aktivitas i survey yang telah penelitian
Belajar Saguni, analitik disiapkan. Dalam terdahulu
Remaja Agnes dengan penelitian ini adalah
Putri Di Madianu desain menggunakan remaja putri
SMA ng, penelitian analisis uji di SMA
KRISTEN Gresty cross statistic chi KRISTEN I
I Masi, sectional. square dan TOMOHO
TOMOHO 2013 didapatkan nilai N,

13
N p = 0,000 < á = sedangkan
0,05 yang berarti populasi
Ho ditolak. dan sampel
Kesimpulan dari
penelitian ini penelitian
yaitu ini adalah
ada hubungan pada siswi
antara dismenore kelas XI
dengan aktivitas MIPA di
belajar remaja SMA N 1
putri di SMA Tayu.
Kristen I
Tomohon.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Dismenore Aktivitas Belajar

Faktor yang Mempengaruhi :


Faktor menstruasi
Paritas
Olahraga
Pemilihan metode kontrasepsi
Riwayat keluarga
Faktor psikologis (stress)
B. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada hubungan dismenore dengan aktivitas belajar
H0 : Tidak ada hubungan dismenore dengan aktivitas belajar

C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional. Dimana observasi atau pengukurannya dilakukan pada waktu yang

sama.
D. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2019

di SMA Negeri 1 Tayu.

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI MIPA

SMA Negeri 1 Tayu yang berjumlah 205 orang.


2. Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan probability

sampling (sampel acak/random) dengan metode cross sectional. Kriteria

inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah :


a. Kriteria inklusi
1) Siswi kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Tayu
2) Siswi yang sudah menstruasi
3) Siswi yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
b. Kriteria eksklusi
1) Siswi yang mengalami gangguan kesehatan lain saat dilakukan

penelitian
2) Siswi yang tidak hadir saat penelitian
Besarnya sampel akan dihitung dengan rumus slovin :

: Populasi

: Jumlah Sampel

: Batas Toleransi Error

16
Dari jumlah populasi didapatkan 205 orang, berdasarkan perhitungan

sampel dengan rumus slovin diperoleh besar sampel 115 orang.

Pemilihan sampel yang digunakan menggunakan sampel random

sampling dengan menggunakan undian.

F. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Variabel Rasa nyeri Numeric Responden Ringan (1- Ordinal
Independen yang timbul Rating mengisi 3), Sedang
t : selama Scale lembar (4-6), Berat
Dismenore menstruasi (NRS) pertnyaan/ (7-9), Berat
yang ditandai kuesiner Sekali (10)
dengan nyeri
didaerah perut
bawah maupun
panggul.
Variabel Kegiatan yang Kuesioner Responden Untuk Ordinal
Dependent mengarah pada yang mengisi aktivitas
: Aktivitas proses belajar terdiri dari kuesioner belajar
Belajar seperti 21 terganggu
bertanya, pertanyaan karena
mengajukan tertutup dismenore
pendapat, dengan apabila
mengerjakan penilaian : responden
tugas-tugas, Pertanyaa memberika
dapat n n jawaban
menjawab favorable : Ya ≥ 11
pertanyaan, Ya : 1 dan Untuk
serta dapat Tidak : 0 aktivitas
bertanggung Pertanyaa belajar tidak
jawab terhadap n terganggu
tugas yang unfavorab karena
diberikan. le : dismenore
Ya : 0 dan apabila
Tidak : 1 rsponden
memberika
n jawaban
ya ≤ 10

17
G. Instrument
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Alat tulis
2. Kuesioner NRS (Numeric Rating Scale) dan lembar observasi yang berisi

21 pertanyaan.

NRS digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri dan

memberi kebebasan penuh responden untuk mengidentifikasi keparahan nyeri

(Potter & Perry, 2006). NRS merupakan skala nyeri yang popular dan lebih

banyak digunakan di klinik, khususnya pada kondisi akut, mengukur

intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik, mudah digunakan

dan didokumentasikan (Strong, et al, 2002 dalam Datak, 2008).


Untuk mendapatkan data aktivitas belajar dari siswa, alat ukurnya

menggunakan lembar observasi yang dilakukan langsung di kelas untuk

mengetahui terganggu atau tidaknya pembelajaran saat mengalami dismenore.

H. Prosedur Penelitian
Pengambilan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Peneliti mendapatkan surat izin penelitian dari Stikes St. Elisabeth

Semarang
2. Peneliti mengajukan dan menyerahkan surat permohonan izin kepada

pihak sekolah untuk mengadakan penelitian dan memohon kerja sama

untuk kelancaran penelitian


3. Mendatangi responden untuk mejelaskan tujun penelitian, manfaat

penelitian, kerahasiaan informasi yang diberikan responden kepada

peneliti serta meminta kerja sama responden untuk menjawab semua

pertanyaan dalam kuesioner secara jujur sesuai dengan keadaan

responden

18
4. Peneliti melakukan pengukuran skala nyeri kepada responden serta

memandu pengisian lembar kuesioner dengan cara menanyakan kepada

responden sesuai dengan pertanyaan yang ada dilembar kuesioner


5. Peneliti memberikan lembar pertanyaan kepada responden tentang

aktivitas belajar
6. Peneliti mengumpulkan data dari responden dan hasil lembar pertanyaan

yang telah diisi oleh responden


7. Peneliti melakukan editing dari hasil observasi.
I. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
a. Editing
Memeriksa kembali kebenaran data yang sudah diperoleh,

pada pengambilan data menggunakan nama lengkap ketika

memasukkan nama pada data penelitian maka nama responden akan

diganti dengan inisial.


b. Coding
Setelah semua kuesioner diubah atau disuting, selanjutnya

dilakukan pengkodean yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. Pemberian kode dalam

penelitian ini sebagai berikut :


1) Dismenore
a) Ringan = Jawaban antara 1-3
b) Sedang = Jawaban antara 4-6
c) Berat = Jawaban antara 7-9
d) Berat sekali = Jawaban 10
2) Aktivitas Belajar
Kode 1 : Aktivitas belajar terganggu (jawaban Ya ≥ 11)
Kode 0 : Aktivitas belajar tidak terganggu (jawaban Ya ≤ 10)
c. Entri Data
Memasukkan data yang sudah diperoleh dengan menggunakan

data yang sudah di coding sebelumnya.


d. Cleaning

19
Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan,

perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.


2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Hasil

analisis univariat akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.


b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel, yaitu menghubungkan dismenore dengan aktivitas belajar.

J. Etika Penelitian
1. Informed Concent
Informed concent adalah lembar persetujuan/kesediaan menjadi

responden yang diberikan sebelum dilakukan penelitian. Lembar

persetujuan ini diberikan agar responden mengetahui maksud dan tujuan

penelitian. Jika bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan,

jika tidak bersedia maka peneliti harus menghormati calon responden.


2. Anonymity
Penelitian ini untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

akan mencantumkan nama responden dan pada lembar persetujuan diberi

kode.

20
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Ni Made, S.D. 2013. Pengaruh Dismenorea Pada Remaja. Retrieved


from https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/
2725/2305
Marlinda, Rofli. dkk. 2013. Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan
Dismenore Pada Remaja Putri Desa Sidoharjo Kecamatan Pati. Jurnal
Keperawatan Maternitas, 1(2), 118-123. Retrieved from
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMat/article/view/998
Fajaryati, Ninik. 2010. Hubungan Kebiasaan Olahraga Dengan Dismenore
Primer Remaja Putri Di SMP N 2 Mirit Kebumen. Retrieved from http://e-
journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/jkk4/article/view/62
Fatmawati, Meliana. dkk. 2016. Perilaku Remaja Puteri Dalam Mengatasi
Dismenore (Studi Kasus Pada Siswi SMK NEGERI 11 SEMARANG ). Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 4(3), 2356-3346. Retrieved from http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Masi, Gresty. dkk. 2013. Hubungan Dismenore Dengan Aktivitas Belajar Remaja
Putri Di SMA KRISTEN I TOMOHON. ejournal keperawatan, 1(1).
Retrieved from https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=
https://media.neliti.com/media/publications/111363-ID-hubungan-
dismenore-dengan-aktivitas-
bela.pdf&ved=2ahUKEwiG5pOqybrlAhWTfisKHYW1ARwQFjAAegQIA
RAB&usg=AOvVaw3uvEqKQJMFgUON18M758Bb
Fanani, Erianto. dkk. 2017. Hubungan Antara Nyeri Haid (Dismenore) Terhadap
Aktivitas Belajar Pada Siswi Kelas Xi Sma Negeri 52 Jakarta. Retrieved
from http://journal2.um.ac.id/index.php/preventia/article/view/2776/1700
Syarifuddin, Ahmad. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Ta’dib, 16(01). Retrieved from
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tadib/article/view/57/52
Casteli, Ni Wayan Anisa. 2018. Hubungan Tingkat Konsumsi Fe, Vitamin C dan
Status Anemia dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di SMA
Negeri 1 Sukawati Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Retrieved from
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1212/

Anda mungkin juga menyukai