Anda di halaman 1dari 7

1.

Negara Autokrasi Modern


Negara autokrasi modern sering disebut Negara dengan system satu partai . Auto berarti sendiri,
sedang kratos atau kratein berarti kekuasaan . jadi Negara autokrasi dalam artian yang murni,
adalah Negara dimana pemerintahan Negara itu betul-betul hanya dipegang atau dilaksanakan
oleh satu orang saja.

A.Perbedaan Antara Negara Autokrasi Modern Dengan Demokrasi Modern

1. Pandangan terhadap hakekat Negara


Negara yang mendukung Negara yang system autokrasi mengemukakan pandangannya , bahwa
Negara itu pada hakekatnya adalah merupakan suatu organisme, sebab Negara yang
melaksanakan system autokrasi ini rakyat atau individu tidak mempunyai kepribadian serta
kepentingan sendiri, terutama dalam hubungannya dengan penyelenggaraan pemerintah Negara ,
atau kebahagiaan individu itu tergantung daripada kebahagiaan Negara .

Sedangkan Negara yang mendukung Negara system demokrasi, mengemukakan pandangannya,


bahwa Negara itu pada hekeketnya adalah merupakan suatu kumpulan atau kesatuan daripada
individu . jadi disini Negara sifatnya sekunder, sedangkan individulah yang primer. Dalam arti
bahwa individu mempunyai peranan yang pokok yang harus menentukan dan mengusahakan
kebahagiaan serta kesentausaan Negara.

1. Pandangan terhadap tujuan Negara


Negara yang mendukung system autokrasi berpendapat bahwa tujuan Negara adalah
menghimpun kekuasaan sebesar-besarnya pada Negara, c.q. kepala Negara.

Sedangkan yang mendukung system demokrasi berpendapat bahwa tujuan Negara adalah kalau
kiranya dapat dirumuskan secara singkat untuk mengusahakan serta menyelenggarakan
kebahagiaan serta kesejahteraan rakyatnya .

1. Perbedaan antara kedua badan perwakilan rakyat tersebut terletak pada :


2. cara pengangkatan atau pemilihan daripada anggota-anggota badan perwakilan
rakyat tersebut. rakyat mempunyai peranan yang penting, oleh karena itu ikut
menentukan secara langsung siapa-siapakah yang akan terpilih menjadi perwakilan rakyat.
Oleh karena itu mereka harus tetap dijaga agar tetap bersifat representatif.
3. Sifat susunan daripada badan perwakilan rakyat
Badan perwakilan rakyat pada Negara autokrasi modern, sesuai dengan pendapat mereka tentang
hakekat Negara, yaitu bahwa Negara dianggap sebagai suatu organisme, maka sifat susunan
daripada badan perwakilan rakyatnya adalah korporatif, olehkarena badan perwakilan rakyat
tersebut bukanlah merupakan wakil-wakil individu ,melainkan wakil daripada kesatun-kesatuan
social yang ada dan diakui sah oleh Negara didalam masyarakat tersebut.
Sedangkan badan perwakilan rakyat pada Negara demokrasi modern sifatnya adalah atoomistis,
olehkarena badan perwakilan rakyat tersebut merupakan wakil-wakil daripada rakyat pemilih.

1. sifat kekuasaan daripada badan perwakilan rakyat


Pada Negara autokrasi modern badan perwakilan rakyat itu sebenarnya tidak mempunyai
kekuasaan apa-apa oleh karena badan perwakilan rakyat tersebut hanyalah merupakan
pendukung saja terhadap keputusan-keputusan yang telah diambil oleh badan eksekutif. di Italia
jaman pemerintahan fascist disebut capo del Goferno, atau II Duce, yang artinya : pemimpin. Di
jerman pada pemerintahan nazi pimpinan badan eksekutif itu disebut fuhrer, misalnya pada
pemerintahan Hitler.

Menurut Alfredo Rocco, dia pernah menjabat menteri kehakiman Italia pada jaman fascist,
bahwa kekuasaan eksekutif mempunyai kedudukan utama, pemerintah adalah merupakan wakil
daripada kekuasaan Negara seluruhnya, dan dengan demikian badan eksekutif harus memenuhi
tugas umum. Seangkan kedua kekuasaan lainnya, yaitu kekuasaan legislatife dan kekuasaan
yudikatif hanya merupakan kekuasaan khusus saja, jadi kedudukannya sekunder.

Di jerman, pada jaman nazi, kekuasaannya tidak berbeda. Pada jaman itu, Rijksdag, yaitu
parlemen jerman, hanyalah merupakan corong saja untuk menggemakan suara fuhrernya. Di
republik sovyet. Negara ini juga mempunyai peraturan pemilihan badan perwakilan rakyat yang
sifatnya korporatif. Negara ini juga hanya berpartai satu, adanya partai-partai lain sebagai partai
oposisi tidak diperkenankan.

Sedangkan pada Negara demokrasi badan perwakilan rakyat mempunyai kekuasaan nyata yaitu
memegang kekuasaan perundang-undangan.

Jadi sebenarnya adanya partai dalam Negara-negara autokrasi modern itu hanya akan merupakan
suatu alat kekuasaan saja daripada Negara, dan yang dipergunakan untuk menindas gerakan-
gerakan yang menentang Negara.

Kelemahan Negara Bersistem Autokrasi

 Negara lewat kepala negaranya.


 Kepentingan individu kurang mendapat perhatian dari pemerintah karena yang diperhatikan
hanyalah kepentingan Negara saja
Kebaikan Negara Bersistem Autokrasi

 Bisa mengambil keputusan-keputusan secara cepat.


 Mengadakan tindakan-tindakan tegas seperlunya, terutama dalam keadaan genting yang
memerlukan adanya perubahan-perubahan secara radikal baik dalam bidang pemerintahan,
ketatanegaraan, ekonomi, politik maupun social.
Jadi tegasnya tidaklah ada suatu system yang sifatnya sempurna, karena suatu sistem itu
mengandung kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan.
Dictator itu adalah bahwa kekuasaan pemerintahan didalam Negara itu hanya dipegang,
dilaksanakan dan dipimpin oleh satu orang tunggal saja, yang orang ini disebut dictator. Jadi
kalau dikatakan dictator proletar, itu sebenarnya yang menjalankan dictator itu bukanlah
golongan itu, melainkan yang menjalankan adalah pemimpinnya.

Bryce tidak menyetujui hal itu karena menurut beliau, keputusan-keputusan yang diambil dengan
cepat, lagipula hanya oleh satu orang itu dapat membahayakan keseimbangan Negara, terlebih
apabila dia itu bertindak sebagai seorang dictator, yang merasa mempunyai kekusaan mutlak, ini
sering menimbulkan keputusan-keputusan yang sewenang-wenang.

Maurice Duverger mengatakan bahwa persoalan tersebut adalah maha penting, oleh karena
masalah tersebut timbul pada waktu ilmu pengetahuan, serta praktek ketatanegaraan meletakkan
pada tangan penguasa suatu maha kekuasaan yang tidak dikenal oleh penindas, maupun juga
didalam sejarah ketatanegaraan.

Adanya istilah umum: dua weltanschauung, yang prinsip-prinsipnya saling berhadap-hadapan,


dan yang tentang-menentang sekeras itu pula didalam konsekuensinya.

Maurice Duverger menamakan kedua Weltanschaung tersebut, yang satu individualisme, sedang
yang lain kolektivisme. Selanjutnya beliau menyatakan bahwa doktrin kolektivisme sebagai
bagian daripada satu perumpamaan atau postulat dasar yang sering tidak pasti perumusannya dan
kadang-kadang tidak tegas, individu-individu hanya unsure-unsur yang secara bersama-sama
mewujudkan kesatuan-kesatuan social, dan kesatuan itulah yang benar-benar ada, yang benar-
benar dapat di pandang sebagai suatu kesatuan.

Menurut doktrin ini, kelompok atau kesatuan social sertya kehidupan social dapat disamakan
dengan tubuh manusia, dan kehidupan manusia.

Jadi tegasnya, tidak ada individu, yang ada hanya anggota-anggota kesatuan, yang inipun
semata-mata berkewajiban menjamin fungsi-fungsi social.

Menurut Doktrin individulisme, masyarakat merupakan kenyataan sekunder, sedangkan setiap


manusia atau individu merupakan kenyataan primer, atau kenyataan tingkat pertama, jadi
individulah yang merupakan kesatuan yang sifatnya fundamental.

Maka kalau doktrin kolektivisme menyatakan kehidupan dan hidup manusia didalam masyarakat
itu tak ubahnya seperti kehidupan dan hidupnya sel-sel didalam tubuh manusia, sebagai
imbangan daripada postulat ini doktrin individualisme menyatakan bahwa kehidupan manusia
didalam masyarakat itu disamakan dengan kumpulan lukisan-lukisan didalam suatu pameran seni
lukis, dimana setiap lukisan itulah yang menjadi pokok harga atau nilai, dan bukan simetri
kumpulan seluruhnya.

2. Cara-cara Pembatasan Kekuaasaan Penguasa


Menurut Maurice Duverger timbulnya dan terselenggaranya pembatasan kekuasaan penguasa itu
bukanlah karena hasil dari suatu pemikiran,melainkan adanya kesukaran-kesukaran dan
kesulitan-kesulitan serta rintangan-rintangan yang bersifat kebendaan atau materiil,yang
merintangi maksud penguasa untuk melaksanakan kekuasaannya.

Menurut Maurice Duverger,ada 3 macam usaha untuk dapat melaksanakan pembtasan kekuasaan
penguasa itu,yang masing-masing bergerak dalam lapangan tersendiri. Tiga macam usaha
tersebut ialah:

1)Usaha yang ditujukan untuk melemahkan atau membatasi kekuasaan penguasa dengan secara
langsung. Didalam usaha ini ada 3 macam cara yang umum dipergunakan:

1. Pemilihan para penguasa


2. Pembagian kekuasaan
Dikemukakan oleh Mauric Duverger sebagai salah satu cara yang baik untuk membatasi atau
melemahkan kekuasaan penguasa,dengan maksud untuk mencegah agar para penguasa itu jangan
sampai menyalah gunakan kekuasaannya atau bertindak sewenang-wenang dengan melebarkan
cengkraman totaliternya atas rakyat.

Disamping itu ada juga pendapat bahwa sistem federalisme dan sistem desentralisasi dianggap
sebagai cara-cara pembagian kekuasaan. Karena yang terjadi disini adalah pembagian kekuasaan
secara vertikal,dan tidak menjurus kepembagian kekuasaan secara horisontal. Tetapa hal ini
menurut Maurice Duverger hasilnya akan sama sekali berlainan. Karenanya beliau menegaskan
bahwa hendaknya pengertian pembagian kekuasaan itu janganlah dicampuradukan dengan
pengertian pemisahan kekuasaan didalam lapangan pengadilan,yang oleh beliau disebutnya
kontrol yurisdiksionil ,dan ini merupakan cara yang ketiga didalam usaha untuk membatasi atau
melemahkan kekuasaan penguasa secara langsung.

1. Kontrol yurisdiksionil
Dengan ini yang dimaksudkan ialah adanya peraturan-peraturan hukum yang menentukan hak-
hak atau kekuasaan-kekuasaan tersebut dan,yang semuanya itu pelaksanaannya diawasi dan
dilindungi oleh organ-organ pengadilan dari lembaga-lembaga lainnya dengan tujuan membatasi
kekuasaan penguasa.

Suatu kontrol yurikdisonil yang sempurna atau lengkap menurut Maurice Duverger harus
meliputi 2 hal yaitu:

1.kontrol atas syah tidaknya tindakan-tindakan badan eksekutif,agar dengan demikian tercegh
timbulnya pelenggaran-pelanggaran terhadap UU.

2.Kontrol agar UU dan perturan-peraturan hukum lainnya tidak menyimpang dari UUD atau
konstitusi. Ini adalah salah satu cara untuk menjaga agar parlemen,dimaksudkan badan pembuat
UU,tidak melanggar ketentuan UUD atau konstitusi dan pernyataan hak-hak asasi warga negara.
2)Usaha yang kedua untuk membaatasi kekuasaan penguasa ialah:

Menambah atau memperkuat kekuasaan ppihak yang di perintah. Jdi daya kesanggupan rakyat
untuk menolak pengaruh pengaruh dari penguasa itu ditambah atau di perkuat. Tetapi
sesungguhnya kedua usaha tersebut perbedaanya tidak selalu terang. Pemilihan umpamanya,ini
adalah salah satu cara usaha dari usaha untuk membatasi kekuasaan penguasa dengan
melemahakan kekuasaan penguasa tersebut secara langsung,tetapi sebaliknya ini juga merupakan
salah satu cara dari usaha untuk membatasi kekuasaan penguasa dengan menabah atau
memperkuat kekuasaan rakyat yang di perintah.

Di dalam sistem demokrasi langsung,rakyat sendiri secara langsung menjalankan kekuasaan,di


dalam demokrasi perwakilan rakyat menyerahkan kekuasaanya kepada wakil-wakilnya ntuk di
laksanakan,sedangkan dalam sistem demokrasi semi langsung rakyat membagi kekuasaannya
dngan para wakil-wakilnya.

Jadi dengan demikian jelaslah bahwa sistem demokrasi semi langsung yang dimaksud oleh
Maurice Duverger itu tidak ada hubungnnya dngan pemilihan para penguasa,dan bahwa adanya
persamaan antara demokrasi langsung,demokrasi semi langsung,dan demokrasi perwakilan itu
tidak bersifat asasi. Lagi pula sistem=sistem: hak inisiatif,hak referendum, dan hak veto itu tidak
ada halangannya, jadi dapat dipergunakan atau dilakasanakan dalam suatu sistem pemerintahan
autokrasi,dimana para penguasa itu terjamin kekuasaannya,misalnya oleh aturan-aturan
keturunan.

Tetapi bagaimanapun juga suetu sistem atau cara itu tidak dapat terlepas dari keberatan-jeberatan
tertentu. Adapun keberatan-keberatan sistem di swiss, yaitu ssistem referendum,adalah:

1.Sistem tersebut lambat jalannya

2.Sistem tersebut di dalamnnya mengandung kecenderunan untuk menimbulakan semangat


konserfatif,artinya dimana-mana rakyat selalu mencurigai hal-hal yang baru.

3.Kelemahan Yang paling berat ialah adanya resiko timbulnya sikap masa bodoh dikalangan
rakyat pemilih apabila terlalu sering diadaan pemungutan suaara,entah pemungutan suara untuk
referendum obligator,entah untuk referendum fakultatif.

Selanjutnya Maurice Deverger mengatakan bahwa orang harus mengakui kekurangan-


kekurangan atau kelemaha-kelemahan yang nyata ini. Tetapi di samping itu orang harus
mengakui pula bahwa di dlam neraca ujian,maksudnya setelah diadakan baik buruknya sistem
tersebut,ternyata bahawa unsur-unsur yang baik lebih kuat:
3) Usaha yang ketiga didalam melaksanakan pembatasan kekuasaan penguasa,dapat juga di
pertmbangkan suatu usaha untuk mengendalikan,kelaliman-kelaliman pihak penguasa dari
masyarakat atau ngara yanng satu teerhadap masyarakat atau negara yang lain,dengan
mengusahakan adanya semacam intervensi oleh penguasa dari masyarakat atau negar yang
lain,dan intervensi ini harus dilaksanakan secara timbal balik.

Usaha ini dapat di bedakan dalam 2 cara yaitu:

1.Pembatasan kekuasaan penguasa secara vederalisme yang bersifat intern atau dalam negeri.

2. pembatasan kekuasaan penguasa yang diselenggarakan oleh pengaasan internaional.


Federalisme itu adalah suatu usaha untuk membatasi kekuasaan penguasa,jadi suatu usaha untuk
menjaga jangan sampai rakyat yang di kuasai iru terbenam oleh pengaru=pengaruh kekuasaan
pusat,yang di maksudkan adalah jangan sampai pmerintah pusat itu mempunyai kekuasaan yang
bersifat absolut dan bertindak sewenwg-wenang.

Menurut Maurice Duverger menyuburkan federalisme itu adalah suatu cara yang jitu untuk
memelihara demokrasi serta kebebasan,dan sekaligus membuka kesempata yanag sebear-
besarnya kepada perkembangan kedua-duanya.

Maka kalau pengawasan internasional itu telah terselenggara,betulah apa yang dikatak oleh
Maurice Duverger bahwa prinsip lama tentang non investasi dalm urusan intern sesuatu negara
haruss dihapuskan,karena intervensi adalah suatu syarat untuk dapat terselenggaranya organisasi
internasiona. Tetapi disini hendaknya harus diingat dan ditegaskan bahwa yang dapat di
intervensi itu hanyalah hal-hal atau urusan-urusan yang tidak merintangi jalan rakyat atau bangsa
menuju ke arah kemerdekaa,jadi tegasnya dengan adanya intervensi itu jangan saampai malahan
mengganggu usaha bangsa ke arah kemerdekaan,karena justru PBB harus
mengusahakan,menjamin dan memperluas jalan ini.

Sumber Resensi :

http://wulanpj.blogspot.co.id/2014/10/negara-autokrasi-modern.html

Anda mungkin juga menyukai