Disusun Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan segala
rahmat-Nyalah akhirnya kami bisa menyusun makalah dengan tema ‘Laporan Keuangan Akuntansi
Sektor Publik’ ini tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ria
Angriani, S.E., M.Si. selaku dosen kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami
mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya dalam laporan keuangan akuntansi sektor
publik.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini bisa memberikan
banyak manfaat serta menambah pengetahuan kepada pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan yang membutuhkan
perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta kritikan dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Laporan keuangan sektor publik ini menjadi
komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik tersebut. Adapun tujuan umum dari
pelaksanaan laporan keuangan sektor publik adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai (wide
range users) dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang
dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.
Dan audit terhadap laporan keuangan sekor publik sangatlah penting. Audit terhadap laporan
keuangan sektor publik menjadi fokus perhatian karena dinilai instansi pemerintah tidak terbuka
terhadap masyarakat mengenai kondisi keuangan sebenarnya dan instansi sektor publik rawan akan
penyalahgunaan dana sehingga dibutuhkan aturan yang ketat dan audit yang independen terhadap
pemeriksaan laporan keuangan instansi pemerintahan.
Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan bentuk tanggung
jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk mempertanggungjawabkan dana yang telah
digunakan oleh instansi sehingga dapat diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai
prosedur dan standar atau tidak.
Audit yang dilakukan pada sektor publik berbeda dengan yang dilakukan pada sektor swasta.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang institusional dan hukum, dimana
audit sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan tanggung jawab yang berbeda serta peran
yang lebih luas dibanding audit sektor swasta (Wilopo, 2001).
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, antara lain :
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset
bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsure-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-
pihak lain untuk menilai:
a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
b. Likuiditasm fleksibilitas keuangan, maupun untuk memenuhi kewajibannya, serta
kebutuhan pendanaan eksternal.
A. Aset
1. Kas dan setara kas;
Bila ada kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang, maka hal
ini harus disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
2. Piutang;
Contoh: Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain.
3. Persediaan;
4. Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar dimuka;
5. Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
6. Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa, dan lain-lain.
Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian aset pada laporan
posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya –
kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi menjadi kas.
B. Liabilitas
1. Utang dagang;
2. Pendapatan diterima dimuka;
3. Utang jangka panjang, dan lain-lain
C. Aset Bersih
1. Aset bersih tidak terikat
Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat dapat
berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang
tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok,
kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
Informasi mengenai pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsure terpisah dalam kelompok
aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam
catatan atas laporan keuangan.
PENUTUP
Kesimpulan :
Menurut kami, laporan keuangan / laporan audit sangat penting bagi organisasi nirlaba seperti
Yayasan karena ada beberapa kasus donatur mulai minta laporan pertanggungjawaban untuk
melihat seberapa sumbangan yang diperlukan untuk melangsungkan kemajuan organisasi
nirlaba tersebut. Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih sangat membutuhkan pembuatan laporan
keuangan yang sesuai dengan aturan perundang-undangan atau PSAK 45. Dengan adanya
laporan yang baik dan transparan, akan menarik banyak donatur terutama donatur dari
masyarakat.
Saran :
Membuat laporan yang jelas dan detail serta transparan agar donatur percaya dengan
pengelolaan aset yayasan tersebut. Dengan adanya kepercayaan terhadap organisasi tersebut,
biasanya masyarakat akan bisa menyumbang dengan tenang karena mengerti bahwa aset di
yayasan akan di kelola oleh orang yang professional dan jujur.
DAFTAR PUSTAKA :