Anda di halaman 1dari 9

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Tinjauan Budidaya Terung


Kegiatan praktek lapangan ini dilakukan oleh mahasiswa Agribisnis
angkatan 2016 yang dibagi dalam beberapa kelompok dengan komoditi tanaman
yang berbeda. Anggota kelompok tanaman terung ungu terdiri dari dua orang
yakni Nindya Rosalia Putri dan Karen Prajanastasia. Dalam kegiatan praktek
lapangan ini masing-masing anggota kelompok memiliki topik bahasan yang
berbeda, mulai dari kegiatan budidaya, analisis pemasaran dan analisis
penggunaan tenaga kerja selama proses praktek lapangan berlangsung.
Teknik bercocok tanam pada tanaman terung ungu ini menggunakan
pupuk kotoran sapi dan pupuk pestisida nabati sebagai perlakuannya. Budidaya
tanaman terung ungu ini dilakukan di lahan praktek Klinik Agribisnis pada Bulan
Februari sampai dengan Bulan Mei 2019. Dalam praktek ini proses budidaya
dimulai dari tahapan awal sampai masa panen. Berikut tahapannya :

5.1.1. Pemilihan Bibit Unggul


Tahapan pertama dalam melakukan budidaya tanaman terung ungu yaitu
pemilihan bibit unggul. Bibit terung yang dijual biasanya berupa benih atau biji.
Cara untuk menentukan benih terung ungu yang berkualitas yaitu dapat dilihat
dari bentuk, ukuran dan warna benih yang seragam. Kondisi benih harus bersih
dan mengkilat. Sebelum dilakukannya penyemaian, benih harus direndam dalam
air yang dicampur 2 tetes Insektisida Reagent supaya benih tidak dimakan semut
sekitar 10 menit sebelum disemai.
Adapun benih yang digunakan dalam budidaya tanaman terung ungu pada praktik
lapangan yang dilakukan menggunkan benih dari panah merah yuvita F1. Benih
ini dipilih karena benih ini termasuk benih termasuk benih hibrida yang tahan
terhadap serangan virus dan layu. Selain itu, harga dari benih ini cukup
terjangkau. Benih terung ungu Panah Merah Yuvita F1 ini, dapat dilihat pada
Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Bibit terung ungu Panah Merah Lezata F1

5.1.2. Persiapan Media Tanam


Tahapan selanjutnya yaitu, menyiapkan media tanam yang tepat menjadi
langkah awal dalam proses menanam terung ungu dan berperan cukup sigifikan.
Kesalahan media tanam dapat menyebabkan tanaman gagal tumbuh. Oleh karena
itu siapkanlah media tanam yang tepat, seperti penggunaan tanah dengan kondisi
gembur dan kaya zat organik. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk memperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman terung ungu,
meliputi :

a. Penggemburan
Tanah dapat digemburkan menggunakan cangkul, bajak atau traktor. Pada
praktik lapangan tanaman terung ungu ini, penggemburan tanah menggunakan
cangkul dengan kedalaman 30 cm. Didalam tanah yang gembur terdapat ruang
pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara yang penting bagi pertumbuhan
tanaman terung ungu. Adapun kondisi lahan yang digemburkan menggunakana
cangkul tampak pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Proses penggemburan tanah menggunakan cangkul

b. Pembuatan Bedengan
Tanah yang telah digemburkan kemudian diratakan dan dibuat bedengan,
arah bedengan disesuaikan dengan kemiringan tanah. Bedengan dibuat dengan
panjang 20 m dan lebar 1,5 m.. Pada bedengan dipasang mulsa plastik untuk
menekan pertumbuhan gulma. Adapun bedengan yang telah dibuat, pada praktek
lapangan tanaman terung ungu ini dapat dilihat pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3. Bedengan pada lahan tanaman terung ungu

c. Pemberian Pupuk Kandang


Pupuk digunakan untuk tanaman terung ungu ini yaitu pupuk dari kotoran
sapi yang merupakan kotoran padat sebanyak 2 karung. Pemberian pupuk
kandang ini dilakukan dengan mencampurkan secara langsung pada saat
pembuatan bedengan. Adapun pupuk diberikan pada lahan dapat dilihat pada
Gambar 5.4
Gambar 5.4 Pemberian Pupuk Kandang

Setelah pemberian pupuk kandang dilakukan dengan mencampurkan


secara langsung pada saat pembuatan bedengan, tutup bedengan dengan mulsa
plastik sepanjang bedengan dibuat untuk menekan pertumbuhan gulma dan
menjaga kelembaban tanah.

Gambar 5.5. Pemasangan Mulsa Plastik

Mulsa yang digunakan dalam praktik lapangan ini ialah jenis mulsa plastik
silverhitam dengan ukuran lebar 2 m dan panjang 32 meter. Mulsa jenis ini
banyak pilih karena dinilai cukup mudah untuk digunakan dan banyak di jual di
toko pertanian. Pemasangan mulsa dilakukan oleh praktikan sendiri dengan
dibantu sesama praktikan lain.
Setelah mulsa terpasang, mulsa dilubangi secara manual menggunakan
kaleng bekas yang dipanaskan dengan api. Hal ini dimaksudkan agar kaleng yang
dipanaskan tersebut bisa menembus mulsa yang terbuat dari plastik. Didapatlah
53 lubang tanam dengan jarak tanam sekitar 50-60. Mulsa yang sudah dilubangi
pada galengan dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Pembolongan Mulsa Plastik

5.1.3. Penyemaian
Untuk tahap penyemaian tanaman terung ungu dapat dapat dilakukan
dengan cara merendam benih dalam air selama kurang lebih 10 menit agar
memicu perkembangan kecambahnya. Benih yang siap ditanam diletakan dalam
polybag yang berisi tanah campuran pupuk kandang/sekam padi sebanyak 2-3
buah benih terung ungu. Setelah benih disemai dalam polybag, benih harus
disiram setiap pagi dan sore hari agar kebutuhan air tercukupi. Adapun gambar
penyemaian benih tanaman terung ungu dapat dilihat pada Gambar 5.7.

Gambar 5.7. Proses penyemaian tanaman terung ungu dalam polybag

Satu minggu setelah penyemaian dilakukan, muncul kecambah yang


kemudian terus berkembang hingga batang kecambah mengeras dan pada usia
tanam sekitar tiga minggu batang terung ungu akan terlihat jelas karena
perkembangan batang dan daunnya mulai sempurna. Tinggi tanaman terung ungu
pada usia tiga minggu pertama ini sekitar 10 cm – 20 cm, dapat dilihat pada
Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Tanaman terung ungu usia tiga minggu

5.1.4. Penanaman
Setelah bibit tumbuh dan siap tanam, bibit dapat dipindahkan ke media
tanam yang lebih besar. Cara penanamannya dilakukan dengan memilih bibit
terung yang sudah memiliki 4 helai daun, setelah itu membuat lubang tanam
sedalam 5-10 cm. Kemudian, polybag yang berisi bibit terung dari persemaian
disobek untuk dipindahkan kedalam lubang tanam yang telah disediakan dengan
jarak tanam 60x60 cm. Adapun proses penanaman tanaman terung ungu yang siap
tanam dapat dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5.9. Proses penanaman tanaman terung ungu

5.1.5. Pemeliharaan
Dalam melakukan budidaya tanaman, tahap pemeliharaan adalah yang
paling penting. Cara melakukan pemeliharaan pada tanaman terung ungu ini dapat
dilakukan dengan pemberian pupuk, membersihkan gulma yang akan
mengganggu pertumbuhan tanaman, menyemprotkan pestisida nabati serta
melakukan penyiraman rutin setiap pagi dan sore hari. Penyiraman bertujuan
untuk menjaga kelembaban tanah. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi
ataupun sore hari karena intensitas cahaya matahari diwaktu tersebut tidak akan
sepanas ketika siang hari. Penyiraman pada siang hari dikhawatirkan akan
membuat air siraman cepat menguap sehingga tidak bisa di serap akar tanaman
yang mengakibatkan proses fotosintesinya akan terhambat. Adapun proses
pemeliharaan salah satunya adalah pembersihan gulma yang ada disekitar
bedengan, bisa dilihat pada Gambar 5.10.

5.10. Pembersihan gulma

Pemeliharaan yang terakhir yaitu pengendalian hama dan penyakit


tanaman. Dalam praktik budidaya tanaman terung ungu ini pengendalian terhadap
hama dan penyakit tanaman yaitu dengan menggunakan pestisida nabati yang
dibuat sendiri, sesuai dengan perlakuannya sebagian tanaman disemprotkan
pestisida nabati dan sebagian lagi tidak di semprotkan pestisida nabati hal ini
dilakukan karena ingin melihat perbedaan hasil produksi pada tanaman terung
ungu. Selanjutnya dilakukan penyemprotan pestisida nabati namun tidak
diaplikasikan pada seluruh tanaman hanya sebagian tanaman saja karena
perlakuan yang dilakukan dalam praktik lapangan ini.. Cara manual yang
dilakukan pada tanaman yang tidak di semprotkan pestisida nabati yaitu dengan
cara memanen seluruh buah yang mempunyai gejalah akan busuk seperti
timbulnya bercak hitam pada buah, timbulnya lubang pada buah dan adanya telur-
telur yang akan berubah menjadi ulat buah. Buah yang busuk akibat serangan ulat
buah dapat dilihat pada gambar 5.10.
Gambar 5.11. Buah busuk akibat ulat buah

Anda mungkin juga menyukai