Fullpapers Biologi78bc0f1548full PDF
Fullpapers Biologi78bc0f1548full PDF
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu
organisme atau makhluk hidup di bumi adalah air, terutama air tawar. Air ini
digunakan oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan internal yaitu menunjang
proses fisiologi tubuh dan memenuhi kebutuhan eksternal yaitu untuk menunjang
habitatnya. Habitat tersebut terbagi menjadi 2 yaitu habitat terestrial dan akuatik
(perairan) yang meliputi perairan tawar dan perairan laut. Soegianto (2010)
menyebutkan bahwa lingkungan hidup perairan tawar dapat dibagi menjadi dua
golongan besar yaitu perairan menggenang (lentik) dan perairan mengalir (lotik).
Contoh perairan lentik adalah danau, sedangkan contoh perairan lotik adalah
sungai dan kanal. Perairan tawar berperan sebagai habitat bagi berbagai
organisme, salah satu kelompok organisme yang hidup di air tawar tersebut adalah
plankton.
Mangetan Kanal atau yang biasanya dikenal dengan Kali Mangetan Kanal
terletak di Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Mangetan Kanal
mempunyai panjang ± 36,3 km, lebar ± 14 meter dan kedalaman ± 5 meter.
Arus di Mangetan Kanal ini cukup deras di bagian hulu dan mulai melambat
sampai ke hilir sungai. Aliran airnya berkelok-kelok. Berdasarkan
pemanfaatannya, Mangetan Kanal digunakan untuk memenuhi keperluan
masyarakat sehari-hari guna menunjang proses kehidupan, penampung air hujan,
dan keperluan industri. Ada beberapa industri mengambil intake di saluran
Mangetan Kanal tentunya atas ijin PT. Jasa Tirta dengan membayar retribusi
tertentu. Selain itu fungsi utama aliran air dari Mangetan Kanal ini adalah untuk
irigasi lahan pertanian masyarakat sekitar Mangetan Kanal (Idfi, 2010).
Pertumbuhan perekonomian yang pesat di daerah Mangetan Kanal
mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan tersebut
diantaranya adalah penyusutan 173 Ha lahan sawah menjadi kawasan
permukiman dan industri (Idfi, 2010). Daerah sekitar hulu sungai masih
didominasi permukiman, sedangkan daerah tengah dan hilir sudah mulai
didominasi oleh permukiman padat penduduk dan industri. Hal ini berpotensi
terjadinya perubahan fungsi dan keadaan fisik maupun kimia perairan Mangetan
Kanal semakin tidak terkontrol.
Aliran air yang digunakan untuk irigasi dan kebutuhan masyarakat sekitar
di daerah Mangetan Kanal tersebut terindikasi bercampur dengan limbah
domestik, limbah industri kertas dan limbah pertanian yang berasal dari daerah
pertanian (sawah). Keadaan tersebut berpengaruh terhadap kehidupan organisme
yang hidup di perairan Mangetan Kanal, salah satu contohnya adalah plankton
yang memiliki fungsi sebagai indikator kualitas air suatu perairan dan sumber
nutrisi bagi organisme lain yang hidup di perairan tersebut. Dampak lainnya
adalah kualitas air irigasi yang digunakan masyarakat untuk kebutuhan
pertaniannya menjadi buruk (Idfi, 2010).
Penelitian ini merupakan penelitian tentang kepadatan dan
keanekaragaman plankton yang ada di Mangetan Kanal, yang merupakan
wilayah aliran dari Kali Brantas Surabaya. Fokus penelitian ini diarahkan untuk
mengetahui plankton yang terdapat di Mangetan Kanal.
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah plankton yang dikoleksi
dari Mangetan Kanal, larutan formalin 37%, kertas pH universal, pipet tetes,
kertas label, botol film, spidol marker.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plankton nett, ember plastic
berukuran 10 liter, Global Positioning System (GPS), Flow meter (Geopacks
Flowmeter Jenis MFP 51), kamera digital, mikroskop, Sedgewich-Rafter, pipet
tetes, alat tulis, peta lokasi dan buku panduan untuk identifikasi spesies plankton.
Cara kerja
1. Kepadatan plankton
Kepadatan fitoplankton dan zooplankton dihitung berdasarkan metode sapuan
diatas gelas objek dengan satuan individu per liter (ind/L) (Wickstread 1965).
q
𝑁=
f×v
Keterangan: N : kepadatan plankton per liter
q : kelimpahan plankton
f : fraksi yang diambil (volume sub sampel per volume sampel)
v : volume air yang tersaring
2. Indeks keanekaragaman
Analisis indeks keanekaragaman digunakan untuk mengetahui
keanekaragaman jenis organisme akuatik. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung indeks ini adalah persamaan Shanon-Winener seperti berikut
(Magurran 1988):
𝐻 ′ = − ∑𝑠𝑡=1 Pi . ln Pi
Keterangan: H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener
S : jumlah spesies
Pi : ni/N
ni : jumlah individu spesies
N : jumlah total plankton
Kisaran indeks keanekaragaman (H’) diklasifikasikan sebagai berikut
(Magurran 1988):
0<H’<1.5 = keanekaragaman rendah
1.5<H’<3.5 = keanekaragaman sedang
H’>3.5 = keanekaragaman tinggi
Menurut Wilhm & Dorris (1968) nilai indeks keanekaragaman (H’)
dikaitkan dengan tingkat pencemaran adalah sebagai berikut:
H’>3 = tidak tercemar
1<H’<3 = tercemar sedang
0<H’<1 = tercemar berat
Kenekaragaman rendah berarti kondisi perairan labil karena perairan
tersebut hanya cocok bagi jenis tertentu. Keanekaragaman sedang atau moderat
menandakan organisme tersebut menyebar merata. Keanekaragaman tinggi atau
stabil menandakan jenis organisme variasinya tinggi dan didukung oleh faktor
lingkungan yang prima untuk semua jenis yang hidup dalam habitat bersangkutan
(Odum 1993).
Kepadatan fitoplankton
150
Chlorophyceae
rata-rata plankton/liter
100 Bacillariophyce
62 ae
Cyanophyceae
50
23 16
10 2 5 Fragilariophyce
1 2 200 1 4 400 1 ae
0
Hulu Tengah Hilir
Bagian Kanal
8
6.594
6 5.005
keanekaragaman
4
1.927 dominansi
2 1.149 1.415
0
hulu tengah hilir
2 2 2 2
2
Eucyclops sp
1.5
1 1 1 1 1 1 1 Cyclops sp
1
Larva nauplius
0.5 Copepoda
0 0 0 0 0 0 0 0
0 Cypridina sp
Hulu Tengah Hilir
Bagian Kanal
2
keanekaragaman
1.5
dominansi
0.5
0
hulu tengah hilir
DAFTAR PUSTAKA
Idfi, G. 2010. Studi Keseimbangan Air Pada Daerah Irigasi Delta Brantas
(Saluran Mangetan Kanal) Untuk Kebutuhan Irigasi Dan Industri.
Surabaya.
Magurran, A. E. 1988. Ecology diversity and its measurement. Princeton
University Press, New Jersey.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi laut: Suatu pendekatan ekologi. Terj. dari Marine
biology: An ecological approach oleh Eidman, M., Koesoebiono, D.G.
Bengen, M. Hutomo & S. Sukardjo. Penerbit PT Gramedia, Jakarta: xv +
248 hlm.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar ekologi. Ed. Ke-3. Terj. dari Fundamentals of
ecology oleh T. Samingan & B. Srigandono. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta: 697 hlm.
Pirzan, A.R. & P.R. Pong-Masak. 2008. Hubungan Keragaman Fitoplankton
dengan Kualitas Air di Pulau Baulang, Kabupaten Takalara, Sulawesi
Selatan. Biodiversitas, 9(3): 217-221.
Soegianto, A. 2010. Ekologi Perairan Tawar. Airlangga University Press:
Surabaya.
Wickstead, J.H. 1965. An introduction to the study of tropical plankton.
Hutchinson Tropical Monographs, London: v + 160 hlm.
Wilhm, J.L. & T.C. Dorris. 1968. Biological parameters for water quality criteria.
BioScience, 18(6): 477-481.