VERTIGO
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan penulisan presentasi kasus ”Vertigo”. Penulisan presentasi
kasus ini merupakan salah satu tugas selama internship di puskesmas kampung sawah. Penulis
berharap dapat bermanfaat untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pendidikan. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada dr. Ratu Wulandari
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan
presentasi kasus ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan presentasi kasus ini masih banyak
dijumpai kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan yang bersifat membangun dari para
penelaah sangat diharapkan demi proses penyempurnaan.
Penyusun
2
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Keluhan utama : Pusing berputar sejak ± 2 jam sebelum datang ke UGD Puskesmas
Kampung Sawah.
Pasien sudah sering mengalami pusing berputar yang hilang timbul selama ± 2
minggu terakhir ini. Jika pusing datang pasien mengeluh mual namun tidak sampai
3
muntah. Pasien menyangkal adanya penglihatan dobel dan kabur, telinga berdenging,
demam, kejang, nyeri kepala kelemahan anggota tubuh dan kesemutan.
Anamnesis Sistem
4
Resume Anamnesis
Pasien datang ke UGD Puskesmas Kampung Sawah dengan keluhan pusing
berputar sejak 2 jam sebelum datang ke puskesmas. Pusing dirasakan berputar terasa
sampai tidak terlalu seimbang saat berdiri. Pusing dirasakan selama 10-15 menit. Pusing
terjadi tiba-tiba, tidak dipengaruhi rasa lelah maupun ketika istirahat. Pusing dirasa
bertambah jika badan berubah posisi dan membaik jika pasien berbaring dan menutup
mata. Pasien sudah sering mengalami pusing berputar yang hilang timbul selama ± 2
minggu terakhir ini. Pasien juga mengeluhkan mual yang mengiringi keluhan pusing
berputar tersebut. Pasien menyangkal adanya penglihatan dobel dan kabur, telinga
berdenging, demam, kejang, nyeri kepala kelemahan anggota tubuh dan kesemutan.
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Kepala :
Mata : edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/,
pupil isokor 3 mm, RCL +/+, RCTL +/+, refleks kornea +/+, tes nistagmus +.
Telinga : Bentuk normal, lubang lapang, serumen -, MT intak.
Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidah ada
deviasi trakhea, tidak terdapat pembesaran KGB, kaku kuduk -.
5
Thorax : Simetris, Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-, Cor : S1 S2 Reg, murmur(-).
Abdomen : Supel, BU + normal, timpani
STATUS NEUROLOGIS
SYARAF-SYARAF OTAK
N I (Olfaktorius) Kanan Kiri
Daya Penghidu N N
N II (Optikus)
Daya penglihatan N N
Pengenalan warna N N
Medan penglihatan N N
N III (Okulomotorius)
Ptosis - -
Gerakan bola mata ke
Superior N N
Inferior N N
Medial N N
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Bentuk pupil bulat bulat
Reflek cahaya langsung + +
Reflek kornea + +
N IV (Troklearis)
Gerak bola mata ke lateral bawah N N
Diplopia - -
Strabismus - -
N V (Trigeminus)
Menggigit N N
Membuka mulut N N
N VI ( Abdusens)
Gerakan mata ke lateral N N
N VII (Facialis)
6
Kerutan kulit dahi N N
Kedipan mata N N
Mengerutkan dahi N N
Mengerutkan alis N N
Menutup mata N N
Lipatan nasolabial N N
Sudut mulut N N
Meringis N N
Menggembungkan pipi N N
Lakrimasi + +
N VIII (Akustikus)
Mendengar suara + +
Mendengar detik arloji + +
N IX (Glosofaringeus)
Daya kecap lidah 1/3 belakang + +
Reflek muntah + +
Sengau - -
Tersedak - -
N X (Vagus)
Denyut nadi 80x/ menit 80x/menit
Bersuara + +
Menelan + +
N XI (Asesorius)
Memalingkan kepala + +
Sikap bahu N N
Mengangkat bahu N N
Trofi otot bahu eutrofi eutrofi
N XII (Hipoglosus)
Sikap lidah N N
Tremor lidah - -
Menjulurkan lidah + +
7
Trofi otot lidah eutrofi eutrofi
BADAN
Trofi otot punggung : eutrofi
Nyeri membungkukkan badan : -
Trofi otot dada : -
Palpasi dinding perut : NT (-)
Kolumna vertebralis : - bentuk (N)
- Gerakan (N)
- nyeri tekan (-)
Sensibilitas : baik
ANGGOTA GERAK
Inspeksi :
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Drop hand : -/- Drop foot : -/-
Pitcher hand : -/- Kontraktur : -/-
Claw hand : -/- Warna :N
Udem : (-)
Warna :N
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Gerakan B-B-B/B-B-B B-B-B/B-B-B
Kekuatan 5-5-5/5-5-5 5-5-5/5-5-5
Tonus N/N N/N
Sensibilitas N N
Trofi eutrofi eutrofi
Biseps Triseps Radius Ulna Patella Achilles
Reflek Fisiologis +/+ +/ + +/+ +/+ + /+ +/+
Reflek Patologis Kanan Kiri
Babinski - -
Chaddock - -
8
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaefer - -
Gonda - -
Hoffmann-Tromner - -
Bing - -
Tes Lasegue - -
Tes Patrick - -
Tes Kontra Patrick - -
Tes Kernig - -
Koordinasi, Langkah dan Gaya berjalan :
Cara berjalan : normogait
Tes Romberg : (+)
Rebound fenomen : (-)
Nistagmus horisontal : (+)
Tes telunjuk hidung : tidak dilakukan
Tes hidung- telunjuk-hidung : tidak dilakukan
Tes telunjuk-telunjuk : tidak dilakukan
Tes Kalorimetrik : tidak dilakukan
Fungsi vegetatif : inkontinensia urin (-), anuria (-), inkontinensia alvi (-)
Vertigo Perifer
V. Penatalaksanaan
- Medikamentosa
Betahistin 3 x 6 mg
9
Paracetamol 2 x 500 mg
Antasida tab 3 x1 tab
Vit B complex tab 2 x 1 tab
- Non medikamentosa
VI. Prognosis
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat
berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan, dan gejala-gejala lainnya.3
Vertigo dapat timbul bila ada gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga
sistem tersebut pada tingkat resepsi, integrasi, maupun resepsi. Vertigo dibagi menjadi
dua, vertigo vestibular bila kelainan pada vestibular, dan vertigo non vestibular apabila
terjadi pada visual dan proprioseptif. Vertigo juga dibagi menjadi vertigo yang terjadi
dengan letak lesi di perifer (labirin dan n. Vestibularis) dan vertigo yang terjadi dengan
letak lesi di sentral (batang otak hingga korteks).
VERTIGO VERTIGO
PERIFER SENTRAL
Mual/muntah + –
Gangguan
pendengaran +/– –
dan/atau tinitus
++ –
Gejala Otonom
3. Mencari penyebab
Berbagai macam proses patologis dapat terjadi pada ketiga sistem somatosensorik,
vestibular, maupun visual, baik pada tingkat resepsi, integrasi, maupun persepsi. 4
Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
12
ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) dengan apa yang dipersepsi oleh
susunan saraf pusat. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap
oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik.Reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.5
13
Teori sinaps.
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses
adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan
memicu sekresi CRF (CorticotropinReleasingFactor). Peningkatan kadar CRF
selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya
mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf
parasimpatik. Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul
berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis,
kemudian berkembang menjadi mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa
saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.
PENYEBAB
· BPPV
· Labirinitis
· Vestibular neuritis · Vascular
· Meniere’s Disease · Demyelinating
· Labyrinthie Ischemia · Neoplasm
· Trauma
· Toxin
14
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pasien ini didiagnosis sebagai vertigo perifer karena didapatkan dari
anamnesa pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 2 jam sebelum datang ke
puskesmas. Pusing dirasakan berputar terasa sampai tidak terlalu seimbang saat berdiri.
Pusing dirasakan selama 10-15 menit. Pusing terjadi tiba-tiba, tidak dipengaruhi rasa
lelah maupun ketika istirahat. Pusing dirasa bertambah jika badan berubah posisi dan
membaik jika pasien berbaring dan menutup mata. Pasien sudah sering mengalami
pusing berputar yang hilang timbul selama ± 2 minggu terakhir ini. Pasien juga
mengeluhkan mual yang mengiringi keluhan pusing berputar tersebut. Pasien
menyangkal adanya penglihatan dobel dan kabur, telinga berdenging, demam, kejang,
nyeri kepala kelemahan anggota tubuh dan kesemutan.
Pada pasien juga dilakukan pemeriksaan Romberg’s Test (+). Pasien dengan
vertigo perifer memiliki gangguan keseimbangan namun masih dapat berjalan,
sedangkan pasien dengan vertigo sentral memilki instabilitas yang parah dan seringkali
tidak dapat berjalan. Walaupun Romberg’s sign konsisten dengan masalah vestibular
atau propioseptif, hal ini tidak dapat digunakan dalam mendiagnosis vertigo. Pada
sebuah studi, hanya 19% sensitive untuk gangguan vestibular dan tidak berhubungan
dengan penyebab yang lebih serius dari dizziness (tidak hanya terbatas pada vertigo)
misalnya drug related vertigo, seizure, arrhythmia, atau cerebrovascular event3.
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik. Harus
dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan
bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata
tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi,
pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler
badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
Pada pemeriksaan motorik didapatkan sistem motorik masih dalam batas normal,
fungsi vegetatif masih dalam batas normal sehingga vertigo sentral dapat dihilangkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16