JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2019
PRAKATA
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Tiada Tuhan yang pantas disembah
kecuali Allah, Syukur Alhamdullilah, atas berkat rahmat Allah Swt. yang telah
berkenan memberikan kami kesempatan dan kenikmatan untuk dapat
menyelesaikan makalah “Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi” ini
dengan baik dan tanpa kekurangan apapun.
Oleh karena itu, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yaitu Bapak Andi
Irwan Benardi, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Eta Yuni Lestari, S.Pd., M.H. yang
telah mengajarkan dan membimbing kami selama perkuliahan dan
mengajarkan berbagai macam ilmu mengenai Pendidikan Anti Korupsi,
2. orang tua, teman, serta sahabat yang telah membantu kelancaran dalam
proses pembuatan makalah ini.
Tiada ada kesempurnaan di dunia ini, kecuali kesempurnaan milik Allah Swt.
semata. Kami sebagai manusia hanya bisa membuka diri untuk senantiasa dikritik
dan diberi saran yang dapat membangun untuk memperbaiki dan menjadikanya
lebih baik lagi. Semoga dengan adanya makalah “Peran Mahasiswa dalam Gerakan
Anti Korupsi”, dapat memberikan informasi lebih baik itu kepada mahasiswa,
masyarakat, maupun pemerintah, untuk senantiasa bersinergi guna bekerjasama
membangun bangsa dan negara.
KELOMPOK VII
ii
DAFTAR ISI
Prakata.................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
Daftar Gambar....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Peran Mahasiswa
2.1 Pendidikan.....................................................................................................3
2.2 Kesehatan......................................................................................................5
2.3 Politik............................................................................................................8
2.4 Ekonomi........................................................................................................9
2.5 Sosial Budaya................................................................................................10
2.6 Teknologi......................................................................................................15
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang pendidikan.
2. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang kesehatan.
3. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang politik.
4. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang ekonomi.
5. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang sosial budaya.
6. Mengetahui peran mahasiswa dalam bidang teknologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mahasiswa dalam gerakan anti korupsi tentu memiliki peranannya tersendiri dalam
berbagai bidang. Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi adalah
sebagai berikut:
2.1 Bidang Pendidikan
Mahasiswa adalah aset paling menentukan kondisi zaman dimasa depan. Untuk
konteks sekarang dan mungkin masa-masa yang akan datang yang menjadi
musuh bersama masyarakat adalah praktek bernama Korupsi. Peran penting
mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki
yaitu:
1. Kemampuan intelektual yang tinggi
2. Jiwa muda yang penuh semangat, dan
3. Idealisme yang murni
3
jujur, membentuk organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada
upaya memberantas tindakan kor0upsi.
Agar seorang mahasiswa dapat berperan dengan baik dalam gerakan anti-
korupsi maka pertama mahasiswa tersebut harus berperilaku anti-korupsi dan
tidak melakukan tindakan korupsi. Dengan demikian mahasiswa harus
mempunyai nilai-nilai anti-korupsi dan memahami korupsi dan prinsip-prinsip
anti-korupsi. Kedua hal tersebut dapat diperoleh dari mengikuti kegiatan
sosialisasi, kampanye, seminar dan kuliah pendidikan anti korupsi. Nilai-nilai
dan pengetahuan yang diperoleh tersebut harus diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain seorang mahasiswa harus mampu
mendemonstrasikan bahwa dirinya bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.
4
tumbuh budaya anti korupsi di lingkungan kampus. Kegiatan kampanye ujian
bersih atau anti mencontek misalnya, dapat dilakukan untuk menumbuhkan
antara nilai-nilai kerja keras, kejujuran, tanggung jawab, dan kemandirian.
5
penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang
baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering
kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati
keuntungan (simbiosis mutualisma). Termasuk didalamnya adalah
penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest),
penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan
pemerasan secara ekonomi (economic extortion).
Saat ini di Indonesia sudah terbit Permenkes No. 36 tahun 2015 tentang
Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) pada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagai dasar hukum
pengembangan sistem anti Fraud layanan kesehatan di Indonesia. Dalam
peraturan menteri ini, sudah mencakup kegiatan-kegiatan seperti membangun
kesadaran, pelaporan, deteksi, investigasi, dan pemberian sanksi. Kegiatan-
kegiatan ini sesuai dengan rekomendasi European Comission tahun 2013.
Komisi negara-negara eropa ini juga merekomendasikan bahwa kegiatan anti
Fraud harus berjalan sesuai alur seperti skema pada Gambar 1 berikut:
6
Implementasi siklus anti Fraud tidak serta merta dapat berjalan mulus.
Penelitian Sparrow (1998) menunjukkan 7 faktor yang membuat
kontrol fraud di lingkungan manapun sulit dicegah: (1) fraud hanya terlihat
ketika dilakukan deteksi dan seringkali hanya mewakili sebagian kecil dari
kecurangan yang dilakukan; (2) indikator kinerja yang tersedia masih ambigu
dan belum jelasnya apa yang disebut keberhasilan pelaksanaan fraud control
plan; (3) upaya kontrol fraud terbentur data banyak yang harus diolah oleh
SDM terbatas; (4) pencegahan fraud bersifat dinamis bukan satu statis. Sistem
pencegahan fraud harus cepat dan mudah beradaptasi dengan model-
model fraud baru; (5) penindakan fraud umumnya bersifat tradisional.
Kekuatan ancaman sanksi fraud baru terlihat dari penangkapan pelaku dan
beratnya sanksi dijatuhkan bagi pelaku; (6) pihak berwenang terlalu percaya diri
dengan model kontrol fraud baru. Bila sebuah model terlihat dapat mengatasi
bentuk fraud yang sering muncul, upaya pengembangan model fraud ini tidak
akan optimal; (7) pencegahan fraud seringnya hanya dialamatkan untuk
bentuk fraud yang sederhana.
7
3. Ikut mendeteksi adanya praktik fraud.
Mahasiswa dapat mendeteksi melalui pendekatan: mencari anomali data,
predictive modeling, dan penemuan kasus. Analisis data klaim dapat
dilakukan secara manual dan/atau dengan memanfaatkan aplikasi verifikasi
klinis yang terintegrasi dengan aplikasi INA-CBGs.
4. Membantu tim investigasi untuk memastikan ada atau tidaknya kecurangan
atau praktik fraud.
Faktor politik merupakan salah satu faktor yang paling umum yang mendasari
suatu tindakan penyebab korupsi. Tindakan korupsi berupa suap atau yang biasa
kita kenal sebagai tindakan sogok menyogok sangat sering terjadi. Korupsi suap
biasa terjadi untuk kepentingan khusus seperti suap untuk “naik jabatan”, suap
untuk “menutupi” sesuatu.
Peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada bidang politik
1. Moralitas
2. Identifikasi korupsi
8
lebih baik daripada masyarakat pada umumnya. Mahasiswa memiliki
pengetahuan mengenai standar standar identifikasi dan analisis korupsi dari segi
finansial maupun hukum. Dengan kemampuan ini mahasiswa diharapkan dapat
memperbaiki kualitas penegakkan hukum di Indonesia.
3. Pelaporan
9
perekonomian. Maka, dengan hal tersebut jika ada pejabat negara yang
melebihkan anggaran dalam hal infrastruktur maupun pembangunan atau yang
lainnya mahasiswa memiliki peran penting yaitu dengan menuntut keadilan
baik itu melalui laporan ke pihak berwajib. Dengan hal ini, mahasiswa sangat
cocok disebut sebagai agent of control the agent of analysis yaitu bagaimana
mahasiswa memiliki peran dalam mengontrol bangsa karena memiliki sifat
kritis dalam mengkritik pejabat negara dan memiliki legend of analysis sebagai
cara untuk menganalisa suatu permasalahan yang ada karena jika mahasiswa
terutama yang menggeluti bidang perekonomian bangsa akan memiliki
pemahaman yang lebih luas daripada yang tidak dan akan sangat mudah bagi
mahasiswa dalam menanggapi persoalan korupsi di Indonesia khususnya dalam
bidang ekonomi.
Adapun peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi di bidang ekonomi
adalah:
1. Tidak menyalahgunakan kepercayaan dalam sebuah organisasi, dalam hal
ini yang dimaksud adalah sebuah kewirausahaan di organisasi tersebut.
3. Menuntut jaminan atau fasilitas terhadap biaya yang telah dibayarkan pada
saat menjadi mahasiswa baru.
10
3. Mendorong masyarakat supaya berani melapor terhadap pelanggaran
korupsi
4. Mengontrol serta mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan
peluang adanya tindak korupsi
5. Melakukan gerakan serta kerja sama terhadap lembaga pemerintah dan
swasta untuk memerangi korupsi secara bersama-sama
Budaya adalah lapisan paling dasar dari sebuah sistem sosial, manusia
berbudaya demi beradaptasi dengan tantangan alam yang dihadapinya,
mulai dari tantangan geografis hingga ekologis. Budaya terbentuk dari
pengetahuan rekayasa yang membutuhkan perhitungan yang seksama,
hingga kesenian yang memberikan filosofi hidup, renungan, dan keriaan
bersama sebagai makhluk sosial.
Jadi, di atas lapisan budayalah dibangun tata ekonomi dan politik. Budaya
merupakan kolektivitas sosial perilaku yang menjadi tata kebiasaan
masyarakat dalam menyikapi tantangan pada lapis di bawahnya. Karena
begitu strategisnya peran budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat
inilah, maka sebuah perubahan sosial yang besar harus dimulai dengan
merubah kebudayaannya.
11
Untuk membentuk budaya anti korupsi “asli” indonesia dibutuhkan
kesepakatan dari para cendekiawan agama, tokoh politik, budayawan, dan
sejarahwan untuk duduk bersama merumuskan sebuah formula kebudayaan
baru yang diambil dari nilai-nilai agama dan kearifan lokal yang tersebar di
seluruh nusantara. Formula kebudayaan baru anti korupsi ini akan berisi
ajaran-ajaran positif sebagai antitesis dari perilaku korupsi.
Penyebaran dan penerapan budaya baru ini bisa dilakukan melalui media
kebudayaan seperti film, musik, novel dan berbagai ekspresi seni lainnya.
Tokoh agama juga akan sangat berperan untuk mensosialisasikannya
melalui ceramah baik secara lansung maupun tulisan. Di ranah pendidikan,
kebudayaan baru ini bisa dimasukkan ke dalam materi pelajaran dan
perkuliahan untuk membentuk karakter generasi muda.
C. Peran Mahasiswa
12
Dalam sejarah perjalanan bangsa indonesia tercatat bahwa mahasiswa
mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan tersebut tercatat dalam
peristiwa-peristiwa besar yang dimulai dari Kebangkitan Nasional tahun
1908, sumpah pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan NKRI tahun
1945, lahirnya Orde Baru tahun 1996, dan reformasi tahun 1998. Tidak
dapat di pungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut
mahasiswa tampil didepan sebagai motor penggerak dengan berbagai
gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki.
D. Gerakan Kultural
13
terhadap isu yang ada. Beberapa model gerakan yang dapat dilakukan pada
klasifikasi kultural diantaranya:
14
2.6 Bidang Teknologi
Mahasiswa sebagai kaum intelektual tentu memiliki peranan penting kaitannya
dalam memberantas korupsi, dalam era sekarang dimana teknologi kian modern
malah mendukung adanya gerakan anti korupsi seperti ini. Adapun contoh
upaya mahasiswa dalam pemberantasan korupsi dalam bidang teknologi pada
kelompok kami ditekankan pada teknologi informasi sebagai berikut:
1. Turut mengkritisi dan memberi masukan terhadap lembaga pemerintahan
dengan menggunakan sosial media dengan bijak.
Sosial media yang makin banyak macamnya mempermudah masyarakat
terutama mahasiswa dalam menyalurkan kritik dan saran yang membangun.
Contohnya saja adalah mengkritiki lembaga eksekutif maupun legislatif
dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan perihal negara
seperti meninggalkan komentar pada setiap postingan namun diiringi
dengan bahasa yang santun tanpa adanya provokasi atau ujaran kebencian.
2. Menyalurkan bakat atau kemampuan yang berguna secara online untuk
mendorong partisipasi masyarakat dalam gerakan anti korupsi.
Kemampuan mahasiswa di bidang teknologi terutama dalam editing dapat
disalurkan untuk hal yang bermanfaat bagi negara seperti membuat meme,
poster atau film pendek berisi motivasi atau ajakan dalam upaya
pemberantasan korupsi. Dengan bantuan adanya media sosial dapat turut
menyebarkan ajakan anti korupsi ke penjuru Indonesia.
3. Membuat forum diskusi online dalam kaitannya dengan pemberantasan
korupsi
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas adalah :
16
1. Pendidikan anti korupsi dini sebagai langkah awal taerhadap
penanganan kasus korupsi yang bermula dari diri sendiri dan
diharapkan berimlikasi terhadap kehidupan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.
2. Dalam jangka panjang, pendidikan anti korupsi dini di harapkan
mampu mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN serta mampu
melaksanakan UUD 1945 demi terwujudnya good goverment.
3. Pendidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat
demokrasi yang madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam
hal pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa menjadi gagasan baik
dalam kasusu korupsi ini adalah penerapan anti korupsi adalah
penerapan anti korupsi pada pendidikan karakter bangsa di indonesisa,
khususnya ditunjukan bagi mahsiswa. Karena pada dasarnya merek
adalah agen perubahan bangsa dalam perjalanan bangsa indonesia.
4. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh
semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa
selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini.
Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti
mahasiswa berperan penting sebagai agen perubahan (agent of change)
5. Mahasiswa dapat banyak berperan aktif dalam aksi pemberantasan
korupsi pada berbagai aspek mulai daari sosial budaya, ekonomi,
politik, pendidikan dan lain-lain.
3.2 Saran
1. Pemerintah dalam halnya melalui dinas pendidikan memformulas kan
pendidikan anti korupsi dalam mata pelajaran pada jenjang pendidikan
formal.
2. Pendidikan anti korupsi (PAK) seharusnya di terapkan di bangku
perkuliahan tinggi sebagai mata kuliah wajib. Karena mahasiswa sebagai
17
salah satu bagaian dari genrasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi
intelektual, ide-ide inovatif, kebijakan, dan pola pikir yang lebih
diplomatis menjadikan mereka agen perubahan pembelajaaran kehidupan
bangsa.
3. Pendidikan anti korupsi (PAK) di tingkat prguruan tinggi memberikan
pembelajaran lebih efektif dalam pengalaman aktif bagi mahasiswa
tentang realitas sosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi,
pelayanan umum, dan lain-lain. Sehingga tetmotivasi untuk kreatif dan
mandiri mengajak dirinya sendiri dan keluarga dan lingkungannya untuk
proaktif memberantas korupsi.
4. Pemerintah seharusnya mampu memperbaiki kinerja lembaga peradilan
baik dari tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga
pemasyarakatan.
5. Adanya kerjasama masyarakat, pemerintah serta instansi terkait secara
sinergis untuk dapat mengimplementasikan dan menerapkan pendidikan
anti korupsi dini di segala aspek kehidupan.
6. Salah satu cara memberantas korupsi adalah dengan membentuk lembaga
yang independen yang khusus menangani korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
18
Handinidevi, Medhira. 2013. BPKP Jawa Barat Jelaskan Peran Mahasiswa dalam
Pemberantasan Korupsi di Indonesia.
https://www.itb.ac.id/news/read/4017/home/bpkp-jawa-barat-jelaskan-
peran-mahasiswa-dalam-pemberantasan-korupsi-di-indonesia (diakses
pada hari Minggu, 24 Maret 2019 pukul 10.14 WIB)
Surono, Agus. 2016. Sikap Anti Korupsi di Kalangan Siswa dan Mahasiswa dalam
Mewujudkan Penyelenggaraan Negara Anti Korupsi dan Berbasis
Keadilan.https://www.researchgate.net/publication/315998390_Sikap_An
ti_Korupsi_di_Kalangan_Siswa_dan_Mahasiswa_dalam_Mewujudkan_P
enyelenggaraan_Negara_Anti_Korupsi_dan_Berbasis_Keadilan (diakses
pada hari Kamis, 21 Maret pukul 16.45 WIB)
19