Paralel: C
GRUP: L
1. ALIF SEPTIARI WIBOWO (1631010092)
2. ANNISA NUR RAHMI (1631010110)
BAB I
PENDAHULUAN
industri kimia, untuk proses chemical plant, power plant, atau natural gas
processing dan lain sebagainya.
I.2. TUJUAN
1. Untuk menentukan nilai UD berdasarkan percobaan
2. Untuk mengetahui harga koefisien perpindahan panas keseluruhan (over all)
pada proses pendinginan air
3. Untuk membandingkan nilai UD percobaan dengan UD pada literature
I.3. MANFAAT
1. Agar praktikan dapat mengetahui jenis-jenis heat exchanger dan prinsip
kerjanya.
2. Agar praktikan dapat mengetahui cara kerja alat single pass double pipe heat
exchanger dan single pass shell and tube pipe heat exchanger.
3. Agar praktikan dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi percobaan heat
exchanger
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Secara Umum
Dalam proses industri energi panas ditransfer oleh berbagai metode,
termasuk konduksi dalam pemanas resistensi listrik, konduksi-konveksi di
penukar, boiler, dan kondensor, radiasi dalam tungku dan pengering panas, dan
dengan metode khusus seperti pemanasan dielektrik. Seringkali peralatan
beroperasi di bawah kondisi steady state, tetapi dalam banyak proses beroperasi
secara siklis, seperti dalam tungku regeneratif. Dalam mendesain suatu exchanger
banyak keputusan harus dibuat untuk menspesifikasi bahan konstruksi, diameter
pipa, panjang pipa, jarak baffle, jumlah passes, dan lain sebagainya. Kompromi
juga harus dilakukan, misalnya kecapatan fluida yang tinggi di dalam pipa kecil
mengarah ke koefisien perpindahan panas yang lebih baik dan area yang
dibutuhkan kecil, tetapi meningkatkan kerugian gesekan dan biaya pemompaan.
Desain penukar individu dapat dioptimalkan dengan prosedur formal untuk
menyeimbangkan area transfer panas dan karenanya harga peralatan dan biaya
tetap terhadap biaya energi untuk memompa cairan. Namun dalam pabrik
pengolahan, penukar (exchanger) adalah komponen dari jaringan peralatan
pemindah panas yang kompleks, dan itu adalah jaringan, bukan unit individual,
yang dioptimalkan untuk memberikan investasi minimum dan biaya operasi.
(McCabe,2005)
Peralatan transfer panas didefinisikan oleh fungsi yang terpenuhi dalam suatu
proses. Exchanger memulihkan panas antara dua aliran proses. Uap dan air
pendingin adalah utilitas dan tidak dianggap dalam arti yang sama seperti aliran
proses yang dapat dipulihkan. Pemanas digunakan terutama untuk memanaskan
cairan proses. Pendingin digunakan untuk mendinginkan cairan proses, air
menjadi media pendingin utama. Kondensor adalah pendingin yang tujuan
utamanya adalah penghilangan panas laten dari panas sensibel. Tujuan reboilers
adalah untuk memasok kebutuhan panas dari proses destilasi sebagai panas laten.
Evaporator digunakan untuk konsentrasi larutan oleh penguapan air. Jika ada
cairan lain yang diuapkan selain air, unit tersebut adalah alat penguap
(evaporizer).
(Kern, 1988)
II.1.1 Proses Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan. Pada dasarnya
prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida
pada temperatur berbeda dimana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
1. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas
yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.
Contoh: aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible
(tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
2. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding
pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
(Paduana,2015)
Cara pertukaran panas meliputi konduksi, konveksi dan radiasi. Kombinasi
konduksi dan konveksi dapat ditemukan pada semua HE, sedangkan cara radiasi
tidak digunakan. Kondisi ideal untuk pertukaran panas (heat teansfer) adalah
perbedaan yang besar antara produk yang dipanasi dan didinginkan (semakin
besar perbedaan suhu tersebut, semakin tinggi transfer panasnya), tingginya aliran
media pemanas atau media pendingin, dan luasnya kontak dari HE tersebut. Ada 2
tipe aliran dalam aliran fluida yakni laminar dan turbulent. Kondisi aliran
turbulent inilah yang diinginkan sehingga proses transfer panas berjalan efektif.
Hal ini karena pada aliran turbulent aktivitas molekuler dipercepat sampai fluida
turbulent secara seragam, yang membuat molekul-molekul dari fluida bercampur
dan menyerap panas lebih baik daripada aliran laminar. Pada aliran laminar
mendorong terbentuknya film statis, yang berfungsi sebagai isolator. Sedangkan
pada aliran turbulent mengurangi ketebalan film statis, dan meningkatkan
kecepatan transfer panasnya.
(Bentra,2015)
Mekanisme yang digunakan untuk mengalirkan panas adalah :
1. Konduksi
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling
berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh
perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda
yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang
berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya
dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran
yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
2. Konveksi
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan
partikel atau zat tersebut secara fisik.
3. Radiasi
Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu
energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda
panas ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik
dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika terserap
oleh benda yang lain.
(Paduana,2015)
II.1.2 Klasifikasi Penukar Panas
Terdapat banyak sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk
mencegah timbulnya kesalah pahaman alat penukar kalor dikelompokan
berdasarkan fungsinya menjadi :
1. Condenser
Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan
fluida sampai terjadi perubahan fase dari fase uap menjadi fase cair. Media
pendingin yang dipakai biasanya air sungai atau air laut dengan suhu udara
luar.
2. Chiller
Chiller merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan
(menurunkan suhu) cairan atau gas pada temperatur yang sangat rendah.
Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah dibandingkan dengan
pendinginan yang dilakukan oleh pendingin air. Media pendingin yang
digunakan antara lain freon.
3. Reboiler
Reboiler merupakan alat penukar panas yang bertujuan untuk mendidihkan
kembali serta meenguapkan sebagian cairan yang diproses. Media pemanas
yang digunakan antara lain uap (steam) dan minyak (oil). Alat penukar panas
ini digunakan pada peralatan distilasi.
4. Cooler
Cooler adalah alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan
(menurunkan suhu) cairan atau gas dengan menggunakan air sebagai media
pendingin. Dengan perkembangan teknologi saat ini, media pendingin cooler
menggunakan udara dengan bantuan kipas (fan).
5. Heat Exchanger
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan memanfaatkan
panas suatu aliran fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain. Dalam hal
ini terjadi 2 fungsi sekaligus, yaitu memanaskan fluida yang dingin dan
mendinginkan fluida yang panas
6. Heater
Heater merupakan alat penukar kalor yang bertujuan memanaskan (menaikkan
suhu) suatu fluida proses dengan menggunakan media pemanas. Media
pemanas yang biasa digunakan antara lain uap atau fluida panas lain.
7. Thermosiphon dan Forced Circulation Reboiler
Thermosiphon reboiler merupakan reboiler dimana terjadi sirkulasi fluida yang
akan dididihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi alamiah (natural
circulation). Sedangkan Forced Circulation Reboiler adalah reboiler yang
Klasifikasi penukar panas susunan aliran fluida di sini adalah berapa kali
fluida mengalir sepanjang penukar kalor sejak saat masuk hingga
meninggalkannya serta bagaimana arah aliran relatif antara kedua fluida (apakah
sejajar/parallel, berlawanan arah/counter atau bersilangan/cross).
a) Pertukaran panas dengan aliran searah (co-current/parallel flow)
Apabila arah aliran dari kedua fluida di dalam penukar kalor adalah sejajar.
Artinya kedua fluida masuk pada sisi yang satu dan keluar dari sisi yang lain
mengalir dengan arah yang sama. Karakter penukar panas jenis ini temperatur
fluida yang memberikan energi akan selalu lebih tinggi dibanding yang menerima
energi sejak mulai memasuki penukar kalor hingga keluar.
sama pemuaiannya, maka batasan yang dipakai : jika ∆T antara shell & tube
max = 500F → boleh dipakai.
2. Tube size, pitch & shell size
Ukuran standart (table 9 Kern/842)
Standart panjang tube : 8ft ; 12ft ; 16ft ;20 ft
Standart diameter tube : ⅝" ; ¾" ; 1" ;1½"
Yang paling banyak dipakai : ¾" & 1".
Biasanya shell dibuat dengan tebal ⅜" untuk ID shell 12 – 24 inch kecuali
jika fluidanya sangat korosif & tekanan operasi besar ( >300 psig).
Over design : bila Rd hitung >>> Rd ketentuan, maka alat dapat dipakai tapi
mahal.
Diharapkan : Rd hitung ≈ Rd ketentuan
Under design : Rd hitung <<< Rd ketentuan, maka alat tidak dapat dipakai
sehingga harus diasumsikan & dihitung lagi.
3. Buffles
Buffles atau penyekat berfungsi untuk mengendalikan aliran dalam pipa
sehingga turbulensi dalam pipa bagus → NRe turbulen (mekanisme
perpindahan panas bagus).
NRe berpengaruh pada pemasangan buffle (buffle spacing) yang
kontradiktif pada nilai pressure drop.
Pemasangan buffles menaikkan pressure drop dalam shell side juga
menyebabkan bertambahnya turbulensi aliran.
Turbulensi aliran mengakibatkan bertambahnya h, maka pemakaian
buffles tetap disukai.
Batasan, baffles spacing (B) max = ID shell & min = (ys) ID shell = 2 in
⇒ dipilih mana yang lebih besar
4. Cleaning & Maintenance
HE dibersihkan secara periodic dengan sikat bersamaan dengan
pemeriksaan tubes, kalau ada yang diganti.
Dijalankan 1 tahun sekali saat Turn Around dimana semua alat dalam
pabrik diperiksa.
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II 11
HEAT EXCHANGER
5. Aliran Fluida
Pemanasan /pendinginan :
Pemanasan → steam
Pendinginan → air , udara.
Condensor → pendingin : air, udara
Reboiler → pemanas : steam.
(Putri,2012)
II.1.4. Jenis-Jenis Heat Exchanger
1. Double Pipe Heat Exchanger (Penukar panas pipa rangkap)
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar
panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan
operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan
penukar panas jenis selongsong dan buluh (shell and tube heat exchanger).
pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat
penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk
membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time),
namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan
menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
Data-data dari fluida panas dan fluida dingin meliputi suhu masuk dan
suhu keluar, kapasitas panas dan laju alirnya. Sehingga dapat dikatahui beban
panasnya.
2. Menentukan tipe Heat Exchanger
Memilih tipe heat exchanger berdasarkan kondisi proses. Biasanya
didasarkan pada luaspenampang yang dibutuhkan. Untuk A < 200 ft2 ( luas
permukaan yang dibutuhkan kecil ) menggunakan double pipe dan kalau A> 200
ft2menggunakan shell and tube.
3. Memilih bahan konstruksi
Memilih bahan kontruksi yang sesuai dengan proses. Contoh-contoh
bahan
kontruksi untuk heat exchanger antara lain : Steel, 316 Stainless Steel, Titanium,
Hastelloy C, Zirconium, Quartz, Teflon.
4. Menentukan spesifikasi shell and tube
a. Menentukan ΔT LMTD
b. Menentukan harga UD
c. Penentuan luas perpindahan panas
g. Koreksi harga Ud
d. Mencari hi
e. Mencari hio
7. Mencari harga Uc
b. Bagian shell
Nilai batasan pressure drop biasanya 2 psi untuk shell dan 10 psi untuk tube.
Sedangkan Rd perancangan harus lebih besar dari Rd yang dibutuhkan.
(Wibawa, 2014)
II.3 Hipotesa
Pada percobaan heat exchanger ini menggunakan jenis alat single pass
double pipe. Semakin besar bukaan kran maka akan semakin besar pula laju alir
yang didapatkan dan koefisien perpindahan panas yang didapat semakin besar.
Semakin besar dirt factor maka semakin kecil penurunan tekanannya. Semakin
besar suhu maka UD akan semakin kecil sedangakan saat laju perpindahan kalor
besar UD akan kecil.
Panaskan air dalam tangki penampung air panas hingga suhu mencapai
yang ditentukan
Buka gate valve air panas dan air dingin secara bersamaan dengan
variabel tertentu.
Tampung volume keluar dan amati tekanan serta suhu air dingin dan
panas yang masuk beserta yang keluar.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1. Bahan
1. Aquadest
III.2. Alat
1. Gelas ukur
2. Penggaris
3. Thermometer
4. Stopwatch
5. Satu set alat heat exchanger
DAFTAR PUSTAKA