PENDAHULUAN
1
1.2 Gagasan
Film ini merupakan silent short movie (film bisu tanpa dialog). Dalam film ini akan diisi
oleh musik-musik yang akan membuat penonton ikut dalam cerita dan dapat lebih merasakan
kualitas dari pemain karena tidak terbawa oleh dialog yang menghidupkan suasana. Fungsi
dari pengisian musik juga utamanya sebagai pembuat mood dari para penonton lebih terasah
lagi.
Topik dari ide film ini adalah kebencian, lalu dengan topik tersebut saya menyusun ide
film berupa pengangkatan kehidupan seorang wanita marjinal yang termarjinalkan. Disini
saya berusaha menggambarkan kepada penonton bahwa sebenarnya wanita memiliki jiwa
yang kuat namun perasaannya yang lembut juga dapat sewaktu-waktu menghancurkannya.
Saya menggambarkan tokoh pada film saya ini wanita marjinal, wanita tersebut memiliki
sikap kemandirian dan ketangguhan hati. Ia juga sangat mencintai kekasihnya. Meskipun
dianggap marjinal oleh masyarakat sekitarnya, ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya
untuk menjadi dirinya sendiri.
Setiap tokoh atau karakter pada film ini memiliki karakter lembut tapi keras di dalam dan
keras di luar namun lembut di dalam. Mengambil unsur percintaan, film ini akan membawa
para penonton untuk melihat lebih ke dalam makna percintaan tersebut. Mengenai
pertimbangan untuk menjadi diri sendiri atau menjadi apa yang diinginkan oleh pasangan.
Dan rasa benci yang muncul karena terlalu mencintai.
2
menjadi satu-satunya wanita milik kekasihnya. Namun ternyata cinta kasihnya dan
idealismenya untuk menjadi diri sendiri menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Menyajikan
cerita mengenai kebencian berbeda yakni kebencian yang tersirat bukan tersurat. Hingga
akhirnya wanita selalu memiliki pilihan, untuk bersama, berpisah, atau sama-sama
menghilang.
Film ini akan membuka sedikit banyak mengenai hubungan percintaan yang memaksa
dan akibat dari pada pemaksaan tersebut menimbulkan kebencian yang tercipta pada masing-
masing induvidu melebihi rasa cintanya. Memberikan pesan bahwa kebencian juga
merupakan perasaan keruh yang dimiliki seseorang dan bisa berawalkan karena rasa cinta
yang induvidu miliki.
3
BAB II
KONSEP PRODUKSI
2.1 Karakter
Karakter pada film ini Sasha sebagai karakter protagonis dan Tara sebagai karakter
antagonis. Peran dari Sasha yang berkarakter sebagai protagonis ialah lembut, riang, dan
cepat mengalami perubahan mood. Sedangkan tokoh Tara yang berkarakter antagonis
ialah keras kepala, dingin, jutek, dan judes. Ia memiliki tujuan untuk membahagiakan dan
membuat kekasihnya Sasha menjadi lebih baik, namun cara yang dia lakukan malah
merubah Sasha menjadi depresi karena perilaku dari Tara.
Selanjutnya pada scene 2, 5, dan 6 menggunakan setting sebuah rumah yang sekaligus
ruang kamar. Di dalam kamar tersebut berisi 2 meja, satu tempat tidur, televisi, gambar-
gambar mural, gitar, guling, 3 bantal, dan setelah itu ada bagian dapur dalam dan kamar
mandi yang berada di belakang kamar. Setting untuk scene 2, 5, dan 6 akan berada di
ruang kamar saja.
Dan yang terakhir untuk scene 4, saya menggunakan sebuah studio tatto dengan seluruh
perlengkapan dari penggambaran dan mesin tatto juga tempat untuk duduk.
Periode dari film ini adalah pada tahun 2015 dengan segala kemoderenan dan teknologi
yang lebih canggih. Namun pada film ini tidak menampilkan fungsi dari teknologi seperti
handphone ataupun gadget lainnya.
4
2.3 Kostum dan Tata Rias
Untuk pemeran perempuan (Sasha):
No. Scene Pakaian Celana Tatanan Make Up Alas Sepatu
Rambut
1 1-2 Tanktop putih Pendek Terurai Pucat pasi Sandal jepit
dengan gambar jeans biru
Marylin Monroe
2 3-4 Tanktop biru tua, Panjang Terurai Natural Boot hitam
selendang merah jeans biru
muda muda
3 5 , 7, Tanktop abu Pendek Terurai Natural- -
8 jeans biru effect
4 6 Kaos hitam Pendek Terturai Natural -
biru
5
2.4 Property
Propert yang akan digunakan adalah barang-barang yang lazim berada di dalam sebuah
kamar tidur. Pada setting lokasi studio foto propertynya berupa barang-barang yang
digunakan dalam proses pentattoan. Dan yang terakhir property yang diperlukan adalah
penggambaran LSD, barang terlarang yang digunakan untuk menciptakan ilusi.
2.6 Angle
Pada film ini akan menggunakan variasi angle, seperti high angle, eye level dan low
angle. Variasi angle tersebut untuk menggambarkan dan menunjukkan situasi serta untuk
membuat komposisi dari gambar terlihat stabil dan indah dipandang.
2.7 Editing
Konsep editing yang akan diterapkan pada film DIA adalah continuity editing agar antar
scene memiliki keterkaitan dan hubungan yang jelas antar scene. Ini juga dapat membuat
editing tidak kebingungan dalam merangkai gambar-gambar tersebut. Dengan alur maju
maka memudahkan editor juga dalam menentukan warna dari gambar yang berganti-ganti
tempat.
2.8 Suara
Secara konsep dari film ini yakni silent short movie, yakni film bisu tanpa dialog. Film
ini akan menyajikan musik-musik backsound dan suara asli dari tempat kejadian secara
natural.secara penjabaran dapat dikelompokkan pada:
1) Musik
Musik dapat mengatur dan merangsang emosi penonton sesuai dengan kebutuhan
dramatic cerita. Music dalam film dibagi menjadi dua, yaitu :
6
a. Musik fungsional, adalah musik yang berasal dari luar cerita,memiliki fungsi
sebagai perangsang emosi penonton.
b. Musik realis, adalah musik yang berasal dari dala ruang cerita. Fungsinya
menciptakan kesan realis pada cerita.
2) Efek
Efek suara merupakan suara yang dihasilkan dari aktifitas tokoh ataupun benda yang
terdapat di dalam frame. Selain itu juga terdapat efek yang berasal dari luar frame
yang dapat berfungsi sebagai penambah unsure dramatic film. Berdasarkan fungsinya
efek dibagi menjadi dua :
- Efek fungsional : efek yang digunakan untuk menambah kesan dramatisasi pada
film.
- Efek realis : yaitu efek yang sumbernya berasal dari dalam ruang cerita yang
berfungsi untuk menciptakan kesan realis di dalam film.
7
BAB IV
KONSEP CERITA
- Judul
DIA
- Ide pokok
Kehidupan seorang wanita marjinal yang termarjinalkan oleh cinta dan
lingkungannya
- Tema
Seorang wanita yang sangat mencintai kekasihnya namun sekaligus membenci
dirinya sendiri karena terus berpura-pura menjadi orang lain.
- Basic story
Sasha (25 tahun) seorang wanita bertatto, merokok dan memiliki style urakan adalah
seorang seniman tatto yang mengabdikan dirinya untuk terus menggambar pada kulit
manusia. Ia memiliki kekasih yang sangat ia cintai, Tara seorang musisi yang jatuh
cinta pada Sasha karena idealismenya. Namun ternyata rasa cintanya Tara pada Sasha
mulai pudar seiring sekian lamanya mereka bersama. Tara mulai muak dengan
tingkah Sasha yang memiliki kebebasan dalam berteman kepada siapa saja, bersikap
semaunya, dan rasa takut Sasha akhirnya berselingkuh. Padahal tanpa Tara sadari,
Sasha sangat mencintainya dan sering berusha untuk menahan dirinya kepada hal-hal
yang ia sukai. Lama-kelamaan cinta mereka menjadi boomerang, Tara mulai menjauh
dan Sasha yang kembali memakai barang terlarang. Sasha benar-benar depresi dan
sulit membedakan kehidupan nyata dengan ilusi yang ia hadapi. Sampai suatu saat ia
benar-benar membunuh Tara, penyesalan terdalamnya membuatnya harus juga mati.
8
DIA
Saat pagi datang Tara membangunkan Sasha yang tertidur di lantai, membantunya
berdiri dan kembali tertidur di atas tempat tidur. Tara melihat Sasha yang tidur, terlihat
tidak berdaya, kulit Sasha yang bertatto, rambutnya yang panjang terikat berantakan, dan
pakaiannya yang super minimalis. Tara menghembuskan nafas panjang, menyelimuti
tubuh Sasha dan beranjak pergi. Tersenyum ceria saat mendapati Tara duduk tak jauh dari
dirinya. Sasha bangun dan menghampirinya, memeluknya dari belakang. Namun Tara
menolak dan menarik tangannya untuk duduk di depan dirinya. Tara memperhatikan baju
Sasha dari atas hingga ke bawah, Sasha mulai terganggu dengan mata Tara. Merasa
dirinya terintimidasi, Sasha menutupi tubuhnya dengan kain yang berada di dekatnya.
Sasha berjalan menuju kamar mandi.
Sasha dan Tara jalan beriringan menuju tempat kerja Sasha yang berjarak sangat
dekat. Mereka menjadi pusat pandangan bagi beberapa orang. Sasha sangat cuek dalam
menanggapi mereka, berbeda dengan Tara yang mulai risih. Sasha ingin menggandeng
tangan Tara namun Tara malah jalan mendahuluinya. Sasha tersenyum getir.
Saat malam datang, Sasha telah berada di rumah terlebih dahulu. Menyiapkan
makan dan menunggu Tara, namun hingga tengah malam ia tak mendapati kehadiran
9
Tara. Ia mulai melinting rokoknya, kembali asik dalam bayangan ilusinya. Melihat Tara
datang dengan wajah yang muram, Sasha tersenyum dan membiarkan Tara memeluknya,
namun saat ingin mencium Sasha tiba-tiba Tara menghilang.
Terbangun di pagi hari Sasha baru sadar bahwa Tara tidak kembali tadi malam.
Makanannya tersaji masih sama seperti tadi malam. Ia beranjak bangun dari tidurnya.
Kepalanya sangat sakit, dengan bantuan dari tangannya yang menopangnya di atas meja
ia bangun dari tidurnya tanpa ia sadari ia menjatuhkan biola baru milik Tara. Mengambil
biola tersebut dan melihat Tara yang sejak tadi berdiri melihat Sasha yang kesusahan
bangun. Tara terlihat marah, Sasha terkejut melihat wajah Tara, ia melihat ke atas meja.
Tara meninggalkan kertas. Sasha membaca kertas tersebut, Sasha menyadari itu kado
yang diberikan Tara kepada dirinya. Ia teringat dulu ia sangat menyukai permainan biola
sampai suatu saat ayahnya melarang ia untuk bermain biola dan Sasha pergi dari rumah
namun ia melupakan mimpi tersebut. Sasha menangis, ia berusaha meminta maaf dengan
Tara namun Tara marah besar mereka berdebat hingga Sasha menampar Tara. Tara pergi
dari rumah itu. Sasha menangis sejadi-jadinya. Menyesal telah hidup bersama Tara
selama ini karena telah mengekangnya. Ia mengambil barang yang terletak di laci, dengan
cekatan ia memakai barang itu untuk menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan. Perlahan
bayangan kesakitan itu mulai pudar. Siang telah berganti malam Sasha melihat Tara
masuk ke dalam kamar, Sasha masih melihatnya Tara yang diam duduk di depannya.
Sasha bangun dan membuatkan minum untuk Tara lalu menyajikannya, mulanya Tara
menolak namun dengan mata dan mimik wajah manisnya Tara meminum teh tanpa curiga
melalui tangan Sasha. Sasha melihat Tara meregang nyawa akibat racun yang telah ia
bubuhi. Dan akhirnya Tara menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Sasha. Sasha
memeluknya, lama kelamaan ia menangis. Meratapi tubuh Tara yang membeku. Ia
memeluk dan mencium kening Tara. Sasha mengambil gelas teh tersebut dan
meminumnya sampai habis. Sasha tersenyum dan jatuh di tubuh Tara.
Ketika pagi datang, Tara yang baru saja memasuki rumah menjatuhkan bucket
bunganya. Menyadari bahwa kekasihnya terbujur kaku memeluk guling dengan
muntahan darah yang masih ada disisi bibirnya
10
Treatment
DIA
2. RUMAH-KAMAR-PAGI HARI
Berlatar sebuah kamar. Sasha masuk ke dalam kamar dan melihat Tara tidur
memeluk guling menghadap ke kanan, ke arah dirinya berdiri. Sasha tersenyum lalu
beranjak berjalan menuju meja tempat membuat teh. Setelah selesai membuat teh,
Sasha kembali berjalan menuju tempat tidur. Sasha meletakkan teh tersebut di atas
meja dan Sasha naik ke atas tempat tidur. Sasha mencium kening Tara,
menyamankan posisinya untuk memeluk Tara dari belakang sambil meletakkan
tangannya di atas tubuh Tara dan Sasha memejamkan matanya
Sasha membuka kelopak matanya. Melihat Tara yang berada diatasnya sedang
mengguncangkan tubuhnya perlahan. Tara membantu Sasha untuk tidur di atas
tempat tidur, memberikan teh hangat yang Sasha ambil diatas meja dekat tempat
tidurnya. Sasha menerima teh tersebut dan meminumnya sedikit. Tara beranjak dari
tempat tidur dan duduk tak jauh dari tempat tidur. Sasha tersenyum, menaruh
kembali gelas tehnya dan berjalan menuju tempat dimana Tara duduk. Sasha
memeluk Tara dari belakang dan mencium keningnya. Tara menatap Sasha dengan
sinis. Sasha mengerutkan dahinya dan beranjak menjauh dari Tara. Mengambil
handuk dan meninggalkan Tara.
11
4. STUDIO TATTO-DALAM RUANGAN-SIANG HARI
Berlatar sebuah studio tatto. Sasha disapa beberapa teman laki-lainya. Tara duduk
disebuah kursi di dekat pintu keluar. Dua orang yang berada di luar menyapa Sasha
dengan akrab. Dan seorang temannya yang berada di dalam studio tatto memeluk
dan mencium pipinya. Tara terus memperhatikan tingkah Sasha dan saat Sasha
telah sibuk berbincang dengan temannya, Tara menatap mereka dan tidak lama
keluar dari studio tersebut. Sasha melihat kepergian Tara, matanya mulai berkaca-
kaca. Salah satu temannya menepuk bahu Sasha untuk mencegahnya pergi.
12
Tara. Tara tersenyum, tidak mencurigai tingkah Sasha. Tara mematikan rokoknya
dan meminum teh itu dari genggaman gelas tangan Sasha. Tidak lama kemudian
tenggorokannya tercekat, ia mulai kesulitan bernafas dan meminta bantuan kepada
Sasha. Sasha hanya melihat ke arah Tara tanpa ekspresi hingga akhirnya Tara
melemas dan mati di pelukannya. Sasha memeluk tubuh Tara, meratapi tubuh Tara
yang mulai kaku. Sasha meminum sisa teh yang ia berikan kepada Tara. Sasha
mulai kesulitan bernafas, ia terus menenggak teh itu hingga habis. Sasha batuk-
batuk, mengeluarkan darah. Sasha tersenyum. Ia mengarahkan tubuhnya ke atas
Tara dan menjatuhkan gelas tehnya disamping tubuh Tara yang ia peluk.
13
Skenario
DIA
CUT TO.
DISSOLVE
14
dan duduk tak jauh dari tempat tidur. Sasha tersenyum,
menaruh kembali gelas tehnya dan berjalan menuju tempat
dimana Tara duduk. Sasha memeluk Tara dari belakang. Tara
menatap Sasha dengan sinis. Sasha mengerutkan dahinya dan
beranjak menjauh dari Tara. Mengambil handuk dan
meninggalkan Tara keluar dari kamar.
CUT TO.
CUT TO.
CUT TO.
15
5. INT. RUANG KAMAR – NIGHT
Jam di hanpdhonenya menunjukkan jam 3 dini hari. Sasha
terbangun. Sasha tidur di atas tempat tidur. Sasha
berusaha untuk mengambil handphonenya dengan tangan kiri.
Sasha menjatuhkan biola yang berada diatas meja. Sasha
mengambil biola dan membaca kertas yang menempel pada
biola tersebut. Pandangan Sasha berubah ketika mendengar
langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Menatap lama
Tara. Tara dan Sasha berdebat hingga tamparan dari tangan
kanan Tara mengenai pipi kiri Sasha. Tara geram dan segera
keluar kamar. Sasha kebingungan dengan sikap Tara yang
membuatnya kecewa. Sasha mengambil sehelai kertas kecil
di dalam sebuah kotak dan menaruhnya di lidah. Tak lama
kemudian Sasha kembali tersenyum tenang.
16
melihat ke arah Tara tanpa ekspresi hingga akhirnya Tara
melemas dan mati di pelukannya. Sasha memeluk tubuh Tara,
meratapi tubuh Tara yang mulai kaku. Sasha meminum sisa
teh yang ia berikan kepada Tara. Sasha mulai kesulitan
bernafas, ia terus menenggak teh itu hingga habis. Sasha
batuk-batuk, mengeluarkan darah. Sasha tersenyum. Ia
mengarahkan tubuhnya ke atas Tara dan menjatuhkan gelas
tehnya disamping tubuh Tara yang ia peluk.
BLACK SCREEN
17
BAB V
Informasi yang tercantum ialah berisi informasi mengenai identitas dan jobdesk selama
menjadi pemeran dan kru dalam film DIA.
18
TTL : Denpasar, 26 Oktober 1996
No. Tlp : 085792231335
Alamat : Jl. Gunung Agung, Gang II, No. 31 Denpasar Selatan, Bali
Jobdesk : Mendata alat-alat, menyediakan bahan-bahan dari keperluan syuting,
menghitung segala pengeluaran dan bagian konsumsi.
6. Penulis Naskah
Nama : Galih Sekar Sari
NIM : 201411008
TTL : Tanggerang, 19 November 1996
No. Tlp : 087860336000
Alamat : Jl. SMA 3, Gang 6, Kost Gedung Putih, Denpasar Timur, Bali
Jobdesk : Penulis naskah, membantu pengadeganan pada saat proses produksi,
menata dekorasi lokasi syuting, dan membantu memadatkan konten pada
saat editing.
7. Penata Kamera
Nama : Peggy Ramdani
NIM : 201411037
TTL : Lumajang, 11 Ferbuari 1996
No. Tlp : 083853082023
Alamat : Jl. Kubu Anyar, Gang Musholla 7A Lingkungan Jaba Jero, Badung
Jobdesk : Penata kamera, membantu proses memadatkan konten, dan mengisi
grading pada film DIA
8. Tata lampu dan dekorasi
Nama : Wira Sanjaya
NIM : 201411011
TTL : Denpasar, 19 April 1996
No. Tlp : 083119670898
Alamat : Jl. Cekomaria, Perum Dosen Kopertis, Gg Gutiswa 5 No. A14
Jobdesk : Penata lampu dan penata dekorasi lokasi syuting
19
BAB VI
PROSES KREATIF
2. Pencarian ide
Ide dari film DIA berasal dari ide cerita Andi Suprianto dan Galih Sekar Sari. Dari
ide-ide yang saya terima, saya memutuskan untuk menggabungkan kedua ide
tersebut menjadi satu dan terbentuklah film DIA. Setelah pencarian ide selesai,
penulis naskah melanjutkan mengerjakan tugasnya untuk menerjemahkan ide-ide
tersebut ke dalam format naskah yang dijadikan sebagai pedoman dan patokan
dalam menjalani proses produksi.
3. Pencarian talent
Dalam langkah pertama saya mencari talent laki-laki dan perempuan mengalami
kemudahan karena talent laki-laki yang merupakan sama-sama mahasiswa di
Institut Seni Indonesia Denpasar dan talent perempuan yang merupakan teman
dari salah satu kru sangat tertarik dalam penggarapan film DIA ini, sampai
akhirnya karena kesalahan saya dalam penyusunan jadwal dan kurangnya
koordinasi membuat proses syuting menjadi terlambat yang membuat talent-talent
tidak bisa menyatukan jadwal syuting lagi bersama saya karena kesibukan yang
mereka lakukan.
Langkah kedua saya juga mengalami kegagalan karena kembali lagi talent
perempuan yang diajukan salah satu kru tidak memenuhi kriteria dari pemeran
Sasha dalam film DIA ini.
Langkah ketiga menjadi langkah terakhir saya dalam pencarian talent. Dengan
menghubungi beberapa kolega dari para masing-masing kru saya memutuskan
untuk mengajak Gilis Amalia sebagai Sasha pemeran wanita dan Hizam sebagai
Tara pemeran laki-laki yang sekiranya saya anggap telah cukup memenuhi kriteria
dari karakter Sasha dan Tara dalam film DIA ini.
20
4. Hunting dan survey lokasi
Proses pencarian lokasi syuting tempat saya lakukan dengan perhitungan jarak
dan waktu tempuh dari masing-masing kru film DIA. Setelah mendapatkan
beberapa tempat yang saya dapat dari teman-teman, saya memutuskan untuk
melakukan syuting di mess kampus, studio tatto Bali Ball dan jalan sekitaran
kampus. Tempat-tempat yang saya jadikan lokasi syuting ialah tempat yang
berada dekat dengan kampus dan sekiranya kru dapat berkumpul disini tanpa ragu
dan memperhitungkan ketertarikan dari khalayak umum yang menyebabkan
ketergangguan dari proses syuting saya sendiri. Lokasi tempat saya syuting
beralamatkan:
a. Mess Institut Seni Indonesia Denpasar
b. Studio Tatto Bali Ball
c. Jalan setapak sekitaran kampus
5. Persiapan bahan dan peralatan
Persiapan ini dimulai sejak syuting pertama dengan talent yang akhirnya tidak
melanjutkan proses syuting karena kesibukan yang harus mereka lakukan.
21
BAB VII
RANCANGAN ANGGARAN PRODUKSI
FILM : "DIA"
PRODUKSI : DAUN KERING
PRODUCTION
Rp 33,200
2 PRODUKSI :
KAMERA
MILIK
2
Canon 60D 3 Rp - Rp - PRIBADI
MILIK
1
Efs 18-55mm STM 3 Rp- Rp - PRIBADI
Samyang 14mm 1 3 Rp- Rp - PINJAM
Ef 50mm STM 1 3 Rp - Rp- PINJAM
MILIK
3
Tripod 3 Rp- Rp- PRIBADI
Monopod 1 3 Rp- Rp - PINJAM
TATA SUARA
Baterai 4 3 Rp- Rp- PINJAM
Mic 2 3 Rp- Rp - PINJAM
TATA LAMPU
22
MILIK
Baterai 1 3 Rp- Rp - PRIBADI
LED 3 3 Rp- Rp- PINJAM
TATA ARTISTIK
Bucket bunga 1 2 Rp 35,000 Rp 35,000 BELI
Gula halus 1 3 Rp 2,000 Rp 2,000 BELI
MILIK
1 Rp -
Teh 3 Rp - PRIBADI
Susu kental manis
Rp 4,000 BELI
coklat 1 3 Rp 2,000
Pewarna makanan 1 3 Rp 2,000 Rp 2,000 BELI
Lakban 1 3 Rp 13,500 Rp 39,800 BELI
Peniti 1 3 Rp 4,000 Rp 4,000 BELI
MILIK
Rp-
Kertas print 1 3 Rp- PRIBADI
Biola 1 3 Rp - Rp- PINJAM
Gitar 1 3 Rp- Rp - PINJAM
MILIK
Rp-
Guling 1 3 Rp- PRIBADI
MILIK
Gelas Rp-
3 3 Rp- PRIBADI
Double tape 1 3 Rp 4,000 Rp 4,000 BELI
Tissu 2 3 Rp 2,000 Rp 4,000 BELI
Paku 1/4kg Rp 3,000 Rp 3,000 BELI
Rp 97,800
KONSUMSI
Minuman 10 3 Rp 88,200 Rp 88,200 BELI
Rp
8 Rp 386,000 BELI
Makan 2 386,000
Air panas 1 3 Rp 1,000 Rp 1,000
Rp 475,200
23
3 PASCA PRODUKSI :
1. Cetak label dvd 2 2 Rp 5,000 Rp 5,000 BELI
2. Cetak cover dvd 2 2 Rp 5,000 Rp 5,000 BELI
MILIK
3 Dvd 2 2 Rp- Rp- PRIBADI
MILIK
4. Box Dvd 2 2 Rp- Rp- PRIBADI
5. Poster 1 1 Rp 5,000 Rp 5,000 BELI
Rp 15,000
TOTAL Rp 621,200
24
BAB VIII
25