Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Latar belakang saya dalam pembuatan pengantar karya dan film ini ialah untuk memenuhi
nilai kelulusan saya pada mata kuliah Kapita Selekta. Ide yang diangkat pada film ini
merupakan penggabungan ide antara ide Andi Suprianto dan Galih Sekar Sari yang dibuat
untuk menarik penonton memahami arti dari kebencian yang yang berdasarkan cinta. Pada
film ini saya mengangkat tema benci daripada sudut pandang kebencian yang berasal dari
diri sendiri dan ditunjukkan untuk diri sendiri. Menggambarkan bagaimana kebencian yang
berasal mula dari sebuah kepercayaan, sebuah cinta yang tulus berubah menjadi sebuah
pemikiran mematikan yang akhirnya membuat diri seorang wanita hancur. Meleburkan
seluruh kehidupannya menjadi kematian yang tragis.
Tokoh utama dari film ini wanita. Setelah melakukan beberapa riset kepada teman-teman
saya sendiri dan karena saya memandang dari 2 gender yang tercipta di muka bumi ini, wanita
merupakan makhluk yang tercipta dengan pemikiran sangat kompleks, selalu menimbang
keputusan melalui hati terlebih dahulu dan otaknya (logis) pada pilihan kedua. Ini membuat
wanita sering kali jatuh pada pilihan yang salah ataupun selalu ragu dalam pengambilan
keputusannya. Selain itu, karena wanita selalu menggunakan hatinya pada setiap kesempatan
maka memungkinkan wanita untuk selalu bisa saja jatuh kepada jurang penyesalan. Itu
disebabkan oleh pemakaian hati dalam pengambilan keputusan terkadang hanya akan
menimbulkan pilihan tanpa logika yang akhirnya membawa wanita kepada pilihan yang
salah.
Di film ini juga menggambarkan seorang wanita yang bertatto, pemabuk, dan pemakai
narkoba. Saya berusaha menampilkan bagaimana kehidupan seorang wanita bisa sepahit dan
juga terasa sangat manis, kehidupan yang ia pilih dan percayai akan membuatnya bahagia.

1
1.2 Gagasan
Film ini merupakan silent short movie (film bisu tanpa dialog). Dalam film ini akan diisi
oleh musik-musik yang akan membuat penonton ikut dalam cerita dan dapat lebih merasakan
kualitas dari pemain karena tidak terbawa oleh dialog yang menghidupkan suasana. Fungsi
dari pengisian musik juga utamanya sebagai pembuat mood dari para penonton lebih terasah
lagi.
Topik dari ide film ini adalah kebencian, lalu dengan topik tersebut saya menyusun ide
film berupa pengangkatan kehidupan seorang wanita marjinal yang termarjinalkan. Disini
saya berusaha menggambarkan kepada penonton bahwa sebenarnya wanita memiliki jiwa
yang kuat namun perasaannya yang lembut juga dapat sewaktu-waktu menghancurkannya.
Saya menggambarkan tokoh pada film saya ini wanita marjinal, wanita tersebut memiliki
sikap kemandirian dan ketangguhan hati. Ia juga sangat mencintai kekasihnya. Meskipun
dianggap marjinal oleh masyarakat sekitarnya, ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya
untuk menjadi dirinya sendiri.
Setiap tokoh atau karakter pada film ini memiliki karakter lembut tapi keras di dalam dan
keras di luar namun lembut di dalam. Mengambil unsur percintaan, film ini akan membawa
para penonton untuk melihat lebih ke dalam makna percintaan tersebut. Mengenai
pertimbangan untuk menjadi diri sendiri atau menjadi apa yang diinginkan oleh pasangan.
Dan rasa benci yang muncul karena terlalu mencintai.

1.3 Director Statement


Saya mempunyai 2 garis besar yang mengaitkan cerita dari film DIA ini yakni, kebencian
dan wanita. Kebencian merupakan emosi yang sangat kuat dan melambangkan
ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, atau bisa juga sebuah
barang, kadangkala kebencian juga dideskripsikan berlawanan dengan cinta namun
perbedaannya juga sangat tipis. Sedangkan wanita salah satu makhluk di bumi yang memiliki
kesensitifan tinggi, menjadi ciptaan Tuhan sebagai pendamping seorang pria. Pria dituntut
untuk melindungi wanitanya dalam maksud tidak juga menyakitinya. Seorang wanita dituntut
juga untuk menjadi panutan bagi para anak-anak juga di lingkungannya. Lalu bagaimana
dengan diri wanita sebenarnya yang banyak berlawanan dengan perasaan untuk terus menjadi
seusuatu yang selalu sesuai dengan pakemnya?
Pada film ini akan menampilkan seorang wanita tangguh dan kuat yang memilih untuk
menjadi dirinya sendiri. Memarjinalkan dirinya dari kehidupan bermasyarakat. Setia untuk

2
menjadi satu-satunya wanita milik kekasihnya. Namun ternyata cinta kasihnya dan
idealismenya untuk menjadi diri sendiri menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Menyajikan
cerita mengenai kebencian berbeda yakni kebencian yang tersirat bukan tersurat. Hingga
akhirnya wanita selalu memiliki pilihan, untuk bersama, berpisah, atau sama-sama
menghilang.
Film ini akan membuka sedikit banyak mengenai hubungan percintaan yang memaksa
dan akibat dari pada pemaksaan tersebut menimbulkan kebencian yang tercipta pada masing-
masing induvidu melebihi rasa cintanya. Memberikan pesan bahwa kebencian juga
merupakan perasaan keruh yang dimiliki seseorang dan bisa berawalkan karena rasa cinta
yang induvidu miliki.

3
BAB II

KONSEP PRODUKSI

2.1 Karakter
Karakter pada film ini Sasha sebagai karakter protagonis dan Tara sebagai karakter
antagonis. Peran dari Sasha yang berkarakter sebagai protagonis ialah lembut, riang, dan
cepat mengalami perubahan mood. Sedangkan tokoh Tara yang berkarakter antagonis
ialah keras kepala, dingin, jutek, dan judes. Ia memiliki tujuan untuk membahagiakan dan
membuat kekasihnya Sasha menjadi lebih baik, namun cara yang dia lakukan malah
merubah Sasha menjadi depresi karena perilaku dari Tara.

2.2 Konsep ruang dan waktu


Pada scene 1 dan 3 saya menggunakan setting jalan raya dan jalan yang lebih sempit
(setapak). Pada scene 1, awalnya akan berada di jalan yang sangat besar dengan lalu
lalang kendaraan yang mulai memenuhi jalan raya lalu berbelok menuju jalan yang lebih
sempit yang juga di setting untuk scene 3 untuk menggambarkan jalanan menuju
perumahan.

Selanjutnya pada scene 2, 5, dan 6 menggunakan setting sebuah rumah yang sekaligus
ruang kamar. Di dalam kamar tersebut berisi 2 meja, satu tempat tidur, televisi, gambar-
gambar mural, gitar, guling, 3 bantal, dan setelah itu ada bagian dapur dalam dan kamar
mandi yang berada di belakang kamar. Setting untuk scene 2, 5, dan 6 akan berada di
ruang kamar saja.

Dan yang terakhir untuk scene 4, saya menggunakan sebuah studio tatto dengan seluruh
perlengkapan dari penggambaran dan mesin tatto juga tempat untuk duduk.

Periode dari film ini adalah pada tahun 2015 dengan segala kemoderenan dan teknologi
yang lebih canggih. Namun pada film ini tidak menampilkan fungsi dari teknologi seperti
handphone ataupun gadget lainnya.

4
2.3 Kostum dan Tata Rias
Untuk pemeran perempuan (Sasha):
No. Scene Pakaian Celana Tatanan Make Up Alas Sepatu
Rambut
1 1-2 Tanktop putih Pendek Terurai Pucat pasi Sandal jepit
dengan gambar jeans biru
Marylin Monroe
2 3-4 Tanktop biru tua, Panjang Terurai Natural Boot hitam
selendang merah jeans biru
muda muda
3 5 , 7, Tanktop abu Pendek Terurai Natural- -
8 jeans biru effect
4 6 Kaos hitam Pendek Terturai Natural -
biru

Untuk pemeran laki-laki (Tara):


No. Scene Pakaian Celana Tatanan Make Up Alas Sepatu
Rambut
1 2 Kaos abu-abu Pendek Terikat Natural -
biru
2 3-4 Jaket parka, kaos Panjang terurai Natural Kets coklat
abu jeans biru
muda
3 5 , 7, Kaos ungu Panjang terurai Natural- -
jeans biru effect
4 6 Kaos putih oblong Panjang terturai Natural -
jeans biru
5 7 Kemeja Panjang terikat Natural Kets coklat
jeans biru

5
2.4 Property
Propert yang akan digunakan adalah barang-barang yang lazim berada di dalam sebuah
kamar tidur. Pada setting lokasi studio foto propertynya berupa barang-barang yang
digunakan dalam proses pentattoan. Dan yang terakhir property yang diperlukan adalah
penggambaran LSD, barang terlarang yang digunakan untuk menciptakan ilusi.

2.5 Figur ekspresi


Figur ekspresi yang ditampilkan di film ini adalah Sasha sebagai wanita pemakai yang
selalu terlihat sayu, lemas, namun selalu tersenyum ceria, ia memiliki mood yang cepat
berubah-ubah hingga menjadikannya mudah untuk merubah mimik dari wajahnya yang
berimbas pada gestur tubuhnya. Sedangkan Tara sebagai kekasih Sasha, ia lebih terlihat
dominan dingin, kasar, namun pada beberapa kesempatan matanya terus menatap Sasha
dengan mimik sedih dan matanya yang sendu.

2.6 Angle
Pada film ini akan menggunakan variasi angle, seperti high angle, eye level dan low
angle. Variasi angle tersebut untuk menggambarkan dan menunjukkan situasi serta untuk
membuat komposisi dari gambar terlihat stabil dan indah dipandang.

2.7 Editing
Konsep editing yang akan diterapkan pada film DIA adalah continuity editing agar antar
scene memiliki keterkaitan dan hubungan yang jelas antar scene. Ini juga dapat membuat
editing tidak kebingungan dalam merangkai gambar-gambar tersebut. Dengan alur maju
maka memudahkan editor juga dalam menentukan warna dari gambar yang berganti-ganti
tempat.

2.8 Suara
Secara konsep dari film ini yakni silent short movie, yakni film bisu tanpa dialog. Film
ini akan menyajikan musik-musik backsound dan suara asli dari tempat kejadian secara
natural.secara penjabaran dapat dikelompokkan pada:
1) Musik
Musik dapat mengatur dan merangsang emosi penonton sesuai dengan kebutuhan
dramatic cerita. Music dalam film dibagi menjadi dua, yaitu :

6
a. Musik fungsional, adalah musik yang berasal dari luar cerita,memiliki fungsi
sebagai perangsang emosi penonton.
b. Musik realis, adalah musik yang berasal dari dala ruang cerita. Fungsinya
menciptakan kesan realis pada cerita.
2) Efek
Efek suara merupakan suara yang dihasilkan dari aktifitas tokoh ataupun benda yang
terdapat di dalam frame. Selain itu juga terdapat efek yang berasal dari luar frame
yang dapat berfungsi sebagai penambah unsure dramatic film. Berdasarkan fungsinya
efek dibagi menjadi dua :
- Efek fungsional : efek yang digunakan untuk menambah kesan dramatisasi pada
film.
- Efek realis : yaitu efek yang sumbernya berasal dari dalam ruang cerita yang
berfungsi untuk menciptakan kesan realis di dalam film.

7
BAB IV
KONSEP CERITA
- Judul
DIA
- Ide pokok
Kehidupan seorang wanita marjinal yang termarjinalkan oleh cinta dan
lingkungannya
- Tema
Seorang wanita yang sangat mencintai kekasihnya namun sekaligus membenci
dirinya sendiri karena terus berpura-pura menjadi orang lain.
- Basic story
Sasha (25 tahun) seorang wanita bertatto, merokok dan memiliki style urakan adalah
seorang seniman tatto yang mengabdikan dirinya untuk terus menggambar pada kulit
manusia. Ia memiliki kekasih yang sangat ia cintai, Tara seorang musisi yang jatuh
cinta pada Sasha karena idealismenya. Namun ternyata rasa cintanya Tara pada Sasha
mulai pudar seiring sekian lamanya mereka bersama. Tara mulai muak dengan
tingkah Sasha yang memiliki kebebasan dalam berteman kepada siapa saja, bersikap
semaunya, dan rasa takut Sasha akhirnya berselingkuh. Padahal tanpa Tara sadari,
Sasha sangat mencintainya dan sering berusha untuk menahan dirinya kepada hal-hal
yang ia sukai. Lama-kelamaan cinta mereka menjadi boomerang, Tara mulai menjauh
dan Sasha yang kembali memakai barang terlarang. Sasha benar-benar depresi dan
sulit membedakan kehidupan nyata dengan ilusi yang ia hadapi. Sampai suatu saat ia
benar-benar membunuh Tara, penyesalan terdalamnya membuatnya harus juga mati.

8
DIA

Sasha berjalan dengan perlahan sambil memegangi kepalanya. Menyusuri jalan


raya, meyakinkan dirinya untuk tidak muntah. Hari hampir pagi dan dirinya mulai
kedinginan. Sampai di rumah dengan kesulitan, ia mendapati Tara sedang tertidur lelap
di tempat tidurnya memeluk sebuah guling. Sasha beranjak membuat teh hangat
menaruhnya diatas meja dan tidur di sebelah Tara. Mencari tempat ternyaman untuk
memeluk Tara. Tara yang menyadari kedatangan Sasha memberi ruang dan membiarkan
Sasha memeluknya.

Saat pagi datang Tara membangunkan Sasha yang tertidur di lantai, membantunya
berdiri dan kembali tertidur di atas tempat tidur. Tara melihat Sasha yang tidur, terlihat
tidak berdaya, kulit Sasha yang bertatto, rambutnya yang panjang terikat berantakan, dan
pakaiannya yang super minimalis. Tara menghembuskan nafas panjang, menyelimuti
tubuh Sasha dan beranjak pergi. Tersenyum ceria saat mendapati Tara duduk tak jauh dari
dirinya. Sasha bangun dan menghampirinya, memeluknya dari belakang. Namun Tara
menolak dan menarik tangannya untuk duduk di depan dirinya. Tara memperhatikan baju
Sasha dari atas hingga ke bawah, Sasha mulai terganggu dengan mata Tara. Merasa
dirinya terintimidasi, Sasha menutupi tubuhnya dengan kain yang berada di dekatnya.
Sasha berjalan menuju kamar mandi.

Sasha dan Tara jalan beriringan menuju tempat kerja Sasha yang berjarak sangat
dekat. Mereka menjadi pusat pandangan bagi beberapa orang. Sasha sangat cuek dalam
menanggapi mereka, berbeda dengan Tara yang mulai risih. Sasha ingin menggandeng
tangan Tara namun Tara malah jalan mendahuluinya. Sasha tersenyum getir.

Ditempat kerjanya, Sasha menjadi satu-satunya gadis yang bekerja sebagai


penggambar tatto. Ia sangat ceria, menyapa teman-temannya yang berdiam diri di luar
dan dalam studio. Memberikan salam seperti pelukan dan ia langsung asyik dalam
dunianya. Berbeda dengan Tara yang kesal dengan tingkah Sasha. Ia keluar dari studio,
Sasha melihatnya dengan mata yang hampir mengurai tangis. Teman-temannya berusaha
menguatkan dirinya dan membuat senyumnya kembali terukir.

Saat malam datang, Sasha telah berada di rumah terlebih dahulu. Menyiapkan
makan dan menunggu Tara, namun hingga tengah malam ia tak mendapati kehadiran

9
Tara. Ia mulai melinting rokoknya, kembali asik dalam bayangan ilusinya. Melihat Tara
datang dengan wajah yang muram, Sasha tersenyum dan membiarkan Tara memeluknya,
namun saat ingin mencium Sasha tiba-tiba Tara menghilang.

Terbangun di pagi hari Sasha baru sadar bahwa Tara tidak kembali tadi malam.
Makanannya tersaji masih sama seperti tadi malam. Ia beranjak bangun dari tidurnya.
Kepalanya sangat sakit, dengan bantuan dari tangannya yang menopangnya di atas meja
ia bangun dari tidurnya tanpa ia sadari ia menjatuhkan biola baru milik Tara. Mengambil
biola tersebut dan melihat Tara yang sejak tadi berdiri melihat Sasha yang kesusahan
bangun. Tara terlihat marah, Sasha terkejut melihat wajah Tara, ia melihat ke atas meja.
Tara meninggalkan kertas. Sasha membaca kertas tersebut, Sasha menyadari itu kado
yang diberikan Tara kepada dirinya. Ia teringat dulu ia sangat menyukai permainan biola
sampai suatu saat ayahnya melarang ia untuk bermain biola dan Sasha pergi dari rumah
namun ia melupakan mimpi tersebut. Sasha menangis, ia berusaha meminta maaf dengan
Tara namun Tara marah besar mereka berdebat hingga Sasha menampar Tara. Tara pergi
dari rumah itu. Sasha menangis sejadi-jadinya. Menyesal telah hidup bersama Tara
selama ini karena telah mengekangnya. Ia mengambil barang yang terletak di laci, dengan
cekatan ia memakai barang itu untuk menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan. Perlahan
bayangan kesakitan itu mulai pudar. Siang telah berganti malam Sasha melihat Tara
masuk ke dalam kamar, Sasha masih melihatnya Tara yang diam duduk di depannya.
Sasha bangun dan membuatkan minum untuk Tara lalu menyajikannya, mulanya Tara
menolak namun dengan mata dan mimik wajah manisnya Tara meminum teh tanpa curiga
melalui tangan Sasha. Sasha melihat Tara meregang nyawa akibat racun yang telah ia
bubuhi. Dan akhirnya Tara menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Sasha. Sasha
memeluknya, lama kelamaan ia menangis. Meratapi tubuh Tara yang membeku. Ia
memeluk dan mencium kening Tara. Sasha mengambil gelas teh tersebut dan
meminumnya sampai habis. Sasha tersenyum dan jatuh di tubuh Tara.

Ketika pagi datang, Tara yang baru saja memasuki rumah menjatuhkan bucket
bunganya. Menyadari bahwa kekasihnya terbujur kaku memeluk guling dengan
muntahan darah yang masih ada disisi bibirnya

10
Treatment

DIA

1. JALAN RAYA-TROTOAR-PAGI HARI


Berlatar di jalan raya, sekitar jam 6 pagi . Sasha wanita berusia 25 tahun dengan
celanaa jeans, kaos putih dan sandal jepitnya yang sudah mulai usang, serta tatanan
rambutnya yang terurai berantakan. Sasha berjalan sempoyongan.

2. RUMAH-KAMAR-PAGI HARI
Berlatar sebuah kamar. Sasha masuk ke dalam kamar dan melihat Tara tidur
memeluk guling menghadap ke kanan, ke arah dirinya berdiri. Sasha tersenyum lalu
beranjak berjalan menuju meja tempat membuat teh. Setelah selesai membuat teh,
Sasha kembali berjalan menuju tempat tidur. Sasha meletakkan teh tersebut di atas
meja dan Sasha naik ke atas tempat tidur. Sasha mencium kening Tara,
menyamankan posisinya untuk memeluk Tara dari belakang sambil meletakkan
tangannya di atas tubuh Tara dan Sasha memejamkan matanya

Sasha membuka kelopak matanya. Melihat Tara yang berada diatasnya sedang
mengguncangkan tubuhnya perlahan. Tara membantu Sasha untuk tidur di atas
tempat tidur, memberikan teh hangat yang Sasha ambil diatas meja dekat tempat
tidurnya. Sasha menerima teh tersebut dan meminumnya sedikit. Tara beranjak dari
tempat tidur dan duduk tak jauh dari tempat tidur. Sasha tersenyum, menaruh
kembali gelas tehnya dan berjalan menuju tempat dimana Tara duduk. Sasha
memeluk Tara dari belakang dan mencium keningnya. Tara menatap Sasha dengan
sinis. Sasha mengerutkan dahinya dan beranjak menjauh dari Tara. Mengambil
handuk dan meninggalkan Tara.

3. JALANAN-JALAN SETAPAK-SIANG HARI


Berlatar jalan setapak, Tara berada disebelah kanan dan Sasha berada di sebelah
kiri, berjalan beriringan. Beberapa orang terus memperhatikan mereka. Sasha
berusaha menggapai tangan Tara dan menggandengnya. Namun Tara berjalan lebih
cepat hingga mendahuluinya. Sasha menghela nafas panjang.

11
4. STUDIO TATTO-DALAM RUANGAN-SIANG HARI
Berlatar sebuah studio tatto. Sasha disapa beberapa teman laki-lainya. Tara duduk
disebuah kursi di dekat pintu keluar. Dua orang yang berada di luar menyapa Sasha
dengan akrab. Dan seorang temannya yang berada di dalam studio tatto memeluk
dan mencium pipinya. Tara terus memperhatikan tingkah Sasha dan saat Sasha
telah sibuk berbincang dengan temannya, Tara menatap mereka dan tidak lama
keluar dari studio tersebut. Sasha melihat kepergian Tara, matanya mulai berkaca-
kaca. Salah satu temannya menepuk bahu Sasha untuk mencegahnya pergi.

5. KAMAR-DALAM RUANGAN-MALAM HARI


Handphone Sasha berdering menunjukkan jam 3 dini hari. Sasha terbangun. Sasha
berusaha mengambil handphone yang berada di atas meja, tanpa sengaja Sasha
menjatuhkan biola yang berada diatas meja tersebut. Sasha mengambil biola dan
membaca kertas yang menempel di badan biola. Pandangan Sasha berubah ketika
mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Tara langsung mencaci maki
Sasha yang telah membanting biola tersebut. Tara mengungkapkan semua keluh
kesahnya mengenai Sasha yang ia tidak sukai. Tara dan Sasha terus saja berdebat
hingga tamparan dari tangan kanan Tara mengenai pipi kiri Sasha. Tara geram dan
segera meninggalkan rumah. Sasha menangis keras. Sasha mengambil se dan
dengan cekatan ia mengambil barang tersebut lalu menaruhnya di lidah dan rasa
kesakitan yang ia rasakan mulai pudar.

6. KAMAR-DALAM RUANGAN-SIANG HARI


(FLASHBACK) Bayangan Tara yang sedang tepuk tangan saat ia selesai bermain
biola, bayangan tentang ayahnya yang melarang dan merebut biola dan pergi dari
kamar.

7. KAMAR-DALAM RUANGAN-MALAM HARI


Sasha yang meringkuk memeluk lututnya tiba-tiba tersadar bahwa Tara kembali
masuk ke dalam rumah. Sasha menghapus air matanya. Tara duduk di atas tempat
tidur dan menyalakan rokoknya. Sasha berusaha mengalihkan perhatian Tara
namun gagal. Sasha membuatkan Tara teh dan membubuhinya dengan racun. Sasha
memberikan teh itu kepada Tara, mulanya Tara menolak. Dengan menunjukkan
wajah dan tatapan matanya yang sendu, Sasha mengarahkan teh tersebut untuk

12
Tara. Tara tersenyum, tidak mencurigai tingkah Sasha. Tara mematikan rokoknya
dan meminum teh itu dari genggaman gelas tangan Sasha. Tidak lama kemudian
tenggorokannya tercekat, ia mulai kesulitan bernafas dan meminta bantuan kepada
Sasha. Sasha hanya melihat ke arah Tara tanpa ekspresi hingga akhirnya Tara
melemas dan mati di pelukannya. Sasha memeluk tubuh Tara, meratapi tubuh Tara
yang mulai kaku. Sasha meminum sisa teh yang ia berikan kepada Tara. Sasha
mulai kesulitan bernafas, ia terus menenggak teh itu hingga habis. Sasha batuk-
batuk, mengeluarkan darah. Sasha tersenyum. Ia mengarahkan tubuhnya ke atas
Tara dan menjatuhkan gelas tehnya disamping tubuh Tara yang ia peluk.

8. KAMAR-DEPAN PINTU-SORE HARI


Tara masuk ke dalam kamar. Menjatuhkan bucket bunga yang ia bawa. Menyadari
Sasha terbujur kaku memeluk guling dengan muntahan darah yang tercecer di atas
kasur.

13
Skenario

DIA

1. EXT. JALAN SETAPAK – DAY


Sasha wanita berusia 25 tahun dengan celanaa jeans, kaos
putih dan sandal jepitnya yang sudah mulai usang, serta
tatanan rambutnya yang terurai berantakan. Sasha berjalan
di jalan setapak. Sasha berjalan dengan sempoyongan.

CUT TO.

2. INT. RUANG KAMAR - DAY


Sasha melihat Tara yang tidur dengan baju putih dan celana
hijau sedang tidur memeluk guling menghadap ke kanan, ke
arah dirinya berdiri. Sasha tersenyum lalu beranjak
berjalan menuju meja tempat untuk membuat teh. Setelah
selesai membuat teh, Sasha kembali berjalan menuju tempat
tidur. Sasha meletakkan teh tersebut di atas meja dan
Sasha naik ke atas tempat tidur. Sasha menyamankan
posisinya untuk memeluk Tara dari belakang dan meletakkan
tangannya di atas tubuh Tara.

DISSOLVE

Tara baru saja terbangun dari tidurnya dan menyadar


keberadaan Sasha yang tidur di bawah tempat tidur. Sasha
membuka kelopak matanya. Melihat Tara yang berada
diatasnya sedang mengguncangkan tubuhnya perlahan. Tara
membantu Sasha untuk bangun dan kembali tidur di atas
tempat tidur, memberikan teh hangat yang Tara ambil diatas
meja dekat tempat tidurnya. Sasha menerima teh tersebut
dan meminumnya sedikit. Tara beranjak dari tempat tidur

14
dan duduk tak jauh dari tempat tidur. Sasha tersenyum,
menaruh kembali gelas tehnya dan berjalan menuju tempat
dimana Tara duduk. Sasha memeluk Tara dari belakang. Tara
menatap Sasha dengan sinis. Sasha mengerutkan dahinya dan
beranjak menjauh dari Tara. Mengambil handuk dan
meninggalkan Tara keluar dari kamar.

CUT TO.

3. EXT. JALAN SETAPAK - DAY


Tara dan Sasha yang berjalan beriringan. Sasha di sebelah
kiri dan Tara berada di sebelah kanan. Beberapa orang
terus memperhatikan mereka. Sasha berusaha menggapai
tangan kiri Tara dengan tangan kanannya untuk
menggandengnya. Namun Tara menghempaskan tangan Sasha dan
mempercepat langkah kakinya hingga mendahului Sasha.
Sasha menghela nafas panjang.

CUT TO.

4. INT. STUDIO TATTO – DAY


Sasha dan Tara telah sampai di sebuah studio Tatto. Sasha
menyapa salah seorang temannya yang sedang membereskan
meja tatto tempat mentatto, Sasha sibuk berbincang dengan
temannya. Tara duduk di dekat pintu keluar, Tara terus
memperhatikan tingkah Sasha, Tara menunjukkan wajah marah
dan keluar dari studio tersebut. Sasha melihat kepergian
Tara, matanya mulai berkaca-kaca ingin menangis. Temannya
menepuk bahu Sasha agar tidak mengejar Tara dan untuk
mencegahnya mengejar Tara.

CUT TO.

15
5. INT. RUANG KAMAR – NIGHT
Jam di hanpdhonenya menunjukkan jam 3 dini hari. Sasha
terbangun. Sasha tidur di atas tempat tidur. Sasha
berusaha untuk mengambil handphonenya dengan tangan kiri.
Sasha menjatuhkan biola yang berada diatas meja. Sasha
mengambil biola dan membaca kertas yang menempel pada
biola tersebut. Pandangan Sasha berubah ketika mendengar
langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Menatap lama
Tara. Tara dan Sasha berdebat hingga tamparan dari tangan
kanan Tara mengenai pipi kiri Sasha. Tara geram dan segera
keluar kamar. Sasha kebingungan dengan sikap Tara yang
membuatnya kecewa. Sasha mengambil sehelai kertas kecil
di dalam sebuah kotak dan menaruhnya di lidah. Tak lama
kemudian Sasha kembali tersenyum tenang.

6. INT. RUANG KAMAR – DAY


(FLASHBACK) Bayangan Tara yang sedang tepuk tangan saat
ia selesai bermain biola, bayangan tentang ayahnya yang
melarang Sasha memainkan biola dan merebut biola itu
pergi.

7. INT. RUANG KAMAR – NIGHT


Sampai akhirnya ia tersadar bahwa Tara kembali masuk ke
dalam rumah. Sasha menghapus air matanya. Tara duduk di
atas tempat tidur dan menyalakan rokoknya. Sasha berusaha
mengalihkan perhatian Tara namun gagal. Sasha membuatkan
Tara teh dan membubuhinya dengan racun. Sasha memberikan
teh itu kepada Tara, mulanya Tara menolak. Dengan
menunjukkan wajah dan tatapan matanya yang sendu, Sasha
mengarahkan teh tersebut untuk Tara. Tara tersenyum, tidak
mencurigai tingkah Sasha. Tara mematikan rokoknya dan
meminum teh itu dari genggaman gelas tangan Sasha. Tidak
lama kemudian tenggorokannya tercekat, ia mulai kesulitan
bernafas dan meminta bantuan kepada Sasha. Sasha hanya

16
melihat ke arah Tara tanpa ekspresi hingga akhirnya Tara
melemas dan mati di pelukannya. Sasha memeluk tubuh Tara,
meratapi tubuh Tara yang mulai kaku. Sasha meminum sisa
teh yang ia berikan kepada Tara. Sasha mulai kesulitan
bernafas, ia terus menenggak teh itu hingga habis. Sasha
batuk-batuk, mengeluarkan darah. Sasha tersenyum. Ia
mengarahkan tubuhnya ke atas Tara dan menjatuhkan gelas
tehnya disamping tubuh Tara yang ia peluk.

BLACK SCREEN

8. INT. RUANG KAMAR – DAY


Tara perlahan membuka pintu kamar. Kepalanya muncul
terlebih dahulu, meyakinkan apa yang dilihatnya, ia
melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Tara
menjatuhkan bucket bunga yang ia bawa. Menyadari Sasha
terbujur kaku memeluk guling dengan muntahan darah yang
tercecer di atas kasur.

17
BAB V

INFORMASI DATA DIRI KRU FILM DIA

Informasi yang tercantum ialah berisi informasi mengenai identitas dan jobdesk selama
menjadi pemeran dan kru dalam film DIA.

1. Pemeran Sasha (1)


Nama : Gilis Amalia
No. Tlp : 081339314842
Pekerjaan : Freelance
Alamat : Jl. Raya Legian
2. Pemeran Tara (2)
Nama : Hizam
No. Tlp : 082341666550
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Tukad Pancoran Panjer
3. Pemeran pembantu
Nama : Mario Oktavianus
No. Tlp : 082356213725
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Nusa Indah, Mess ISI Denpasar
4. Sutradara
Nama : Andi Suprianto
NIM : 201411043
TTL : Surabaya, 21 Oktober 1992
No. Tlp : 085792229100
Alamat : Jl. By Pass Ngurah Rai, Gg Merpati, Br. Pesanggaran, Denpasar
Jobdesk : Mengarahkan talent untuk tetap berakting sesuai dengan naskah film
DIA, menjadi penata kamera, menjadi penyunting gambar pada
pembagian cut to cut dan pengisi scoring.
5. Produser
Nama : Noviani
NIM : 201411021

18
TTL : Denpasar, 26 Oktober 1996
No. Tlp : 085792231335
Alamat : Jl. Gunung Agung, Gang II, No. 31 Denpasar Selatan, Bali
Jobdesk : Mendata alat-alat, menyediakan bahan-bahan dari keperluan syuting,
menghitung segala pengeluaran dan bagian konsumsi.
6. Penulis Naskah
Nama : Galih Sekar Sari
NIM : 201411008
TTL : Tanggerang, 19 November 1996
No. Tlp : 087860336000
Alamat : Jl. SMA 3, Gang 6, Kost Gedung Putih, Denpasar Timur, Bali
Jobdesk : Penulis naskah, membantu pengadeganan pada saat proses produksi,
menata dekorasi lokasi syuting, dan membantu memadatkan konten pada
saat editing.

7. Penata Kamera
Nama : Peggy Ramdani
NIM : 201411037
TTL : Lumajang, 11 Ferbuari 1996
No. Tlp : 083853082023
Alamat : Jl. Kubu Anyar, Gang Musholla 7A Lingkungan Jaba Jero, Badung
Jobdesk : Penata kamera, membantu proses memadatkan konten, dan mengisi
grading pada film DIA
8. Tata lampu dan dekorasi
Nama : Wira Sanjaya
NIM : 201411011
TTL : Denpasar, 19 April 1996
No. Tlp : 083119670898
Alamat : Jl. Cekomaria, Perum Dosen Kopertis, Gg Gutiswa 5 No. A14
Jobdesk : Penata lampu dan penata dekorasi lokasi syuting

19
BAB VI
PROSES KREATIF

6.1 Proses Pra Produksi


1. Pembentukan kru
Pembentukan dari kru film ini terjadi atas kemauan dari masing-masing induvidu
yang telah menyetujui dan mengajukan diri sebagai kru untuk membuat sebuah
film fiksi.

2. Pencarian ide
Ide dari film DIA berasal dari ide cerita Andi Suprianto dan Galih Sekar Sari. Dari
ide-ide yang saya terima, saya memutuskan untuk menggabungkan kedua ide
tersebut menjadi satu dan terbentuklah film DIA. Setelah pencarian ide selesai,
penulis naskah melanjutkan mengerjakan tugasnya untuk menerjemahkan ide-ide
tersebut ke dalam format naskah yang dijadikan sebagai pedoman dan patokan
dalam menjalani proses produksi.

3. Pencarian talent
Dalam langkah pertama saya mencari talent laki-laki dan perempuan mengalami
kemudahan karena talent laki-laki yang merupakan sama-sama mahasiswa di
Institut Seni Indonesia Denpasar dan talent perempuan yang merupakan teman
dari salah satu kru sangat tertarik dalam penggarapan film DIA ini, sampai
akhirnya karena kesalahan saya dalam penyusunan jadwal dan kurangnya
koordinasi membuat proses syuting menjadi terlambat yang membuat talent-talent
tidak bisa menyatukan jadwal syuting lagi bersama saya karena kesibukan yang
mereka lakukan.
Langkah kedua saya juga mengalami kegagalan karena kembali lagi talent
perempuan yang diajukan salah satu kru tidak memenuhi kriteria dari pemeran
Sasha dalam film DIA ini.
Langkah ketiga menjadi langkah terakhir saya dalam pencarian talent. Dengan
menghubungi beberapa kolega dari para masing-masing kru saya memutuskan
untuk mengajak Gilis Amalia sebagai Sasha pemeran wanita dan Hizam sebagai
Tara pemeran laki-laki yang sekiranya saya anggap telah cukup memenuhi kriteria
dari karakter Sasha dan Tara dalam film DIA ini.

20
4. Hunting dan survey lokasi
Proses pencarian lokasi syuting tempat saya lakukan dengan perhitungan jarak
dan waktu tempuh dari masing-masing kru film DIA. Setelah mendapatkan
beberapa tempat yang saya dapat dari teman-teman, saya memutuskan untuk
melakukan syuting di mess kampus, studio tatto Bali Ball dan jalan sekitaran
kampus. Tempat-tempat yang saya jadikan lokasi syuting ialah tempat yang
berada dekat dengan kampus dan sekiranya kru dapat berkumpul disini tanpa ragu
dan memperhitungkan ketertarikan dari khalayak umum yang menyebabkan
ketergangguan dari proses syuting saya sendiri. Lokasi tempat saya syuting
beralamatkan:
a. Mess Institut Seni Indonesia Denpasar
b. Studio Tatto Bali Ball
c. Jalan setapak sekitaran kampus
5. Persiapan bahan dan peralatan
Persiapan ini dimulai sejak syuting pertama dengan talent yang akhirnya tidak
melanjutkan proses syuting karena kesibukan yang harus mereka lakukan.

21
BAB VII
RANCANGAN ANGGARAN PRODUKSI

7.1 Rancangan Anggaran Produksi

FILM : "DIA"
PRODUKSI : DAUN KERING
PRODUCTION

NO NAMA SATUAN WAKTU HARGA JUMLAH KET


1 PRA PRODUKSI :
Print naskah Rp 26,400 Rp 26,400 BELI
Foto copy 7 Rp 6,800 Rp 6,800 BELI

Rp 33,200

2 PRODUKSI :
KAMERA
MILIK
2
Canon 60D 3 Rp - Rp - PRIBADI
MILIK
1
Efs 18-55mm STM 3 Rp- Rp - PRIBADI
Samyang 14mm 1 3 Rp- Rp - PINJAM
Ef 50mm STM 1 3 Rp - Rp- PINJAM
MILIK
3
Tripod 3 Rp- Rp- PRIBADI
Monopod 1 3 Rp- Rp - PINJAM

TATA SUARA
Baterai 4 3 Rp- Rp- PINJAM
Mic 2 3 Rp- Rp - PINJAM
TATA LAMPU

22
MILIK
Baterai 1 3 Rp- Rp - PRIBADI
LED 3 3 Rp- Rp- PINJAM

TATA ARTISTIK
Bucket bunga 1 2 Rp 35,000 Rp 35,000 BELI
Gula halus 1 3 Rp 2,000 Rp 2,000 BELI
MILIK
1 Rp -
Teh 3 Rp - PRIBADI
Susu kental manis
Rp 4,000 BELI
coklat 1 3 Rp 2,000
Pewarna makanan 1 3 Rp 2,000 Rp 2,000 BELI
Lakban 1 3 Rp 13,500 Rp 39,800 BELI
Peniti 1 3 Rp 4,000 Rp 4,000 BELI
MILIK
Rp-
Kertas print 1 3 Rp- PRIBADI
Biola 1 3 Rp - Rp- PINJAM
Gitar 1 3 Rp- Rp - PINJAM
MILIK
Rp-
Guling 1 3 Rp- PRIBADI
MILIK
Gelas Rp-
3 3 Rp- PRIBADI
Double tape 1 3 Rp 4,000 Rp 4,000 BELI
Tissu 2 3 Rp 2,000 Rp 4,000 BELI
Paku 1/4kg Rp 3,000 Rp 3,000 BELI
Rp 97,800

KONSUMSI
Minuman 10 3 Rp 88,200 Rp 88,200 BELI
Rp
8 Rp 386,000 BELI
Makan 2 386,000
Air panas 1 3 Rp 1,000 Rp 1,000
Rp 475,200

23
3 PASCA PRODUKSI :
1. Cetak label dvd 2 2 Rp 5,000 Rp 5,000 BELI
2. Cetak cover dvd 2 2 Rp 5,000 Rp 5,000 BELI
MILIK
3 Dvd 2 2 Rp- Rp- PRIBADI
MILIK
4. Box Dvd 2 2 Rp- Rp- PRIBADI
5. Poster 1 1 Rp 5,000 Rp 5,000 BELI
Rp 15,000

TOTAL Rp 621,200

24
BAB VIII

FORMAT FILM DIA

8.1 Judul : Dia


8.2 Pesan : Lepaskan bila cinta itu menyakitkan
8.3 Durasi : 00.05.00
8.4 Format : MP4 HD
8.5 Poster

25

Anda mungkin juga menyukai