Anda di halaman 1dari 23

RESUME

NURSING ENTERPRENEUR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan


Dosen Pengampu : Ns. Destia Widyarani, S.Kep

OLEH:
Eksan Efendi (16037140926)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2019
1. PENGERTIAN KEPERAWATAN (NURSING)
Salah satu definisi Keperawatan menurut Virginia Henderson : Fungsi unik dari perawat
adalah membantu individu baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan kegiatan yang
menunjang kesehatan serta penyembuhan atau membimbing klien agar meninggal dunia
dengan tenang. Segala yang dilakukan perawat adalah untuk membantu meningkatkan dan
menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan
orang lain.

Nozawa dapat melihat kehidupan dari sudut pandang pohon tomat. Dari hal ini, kita dapat
melihat bahwa bahkan tomatpun memiliki potensi jauh lebih besar daripada yang dapat kita
keluarkan Murakami (2007). Bayangkan. Jika filosofi Nozawa telah membantu tanaman
menyadari potensi mereka, apakah yang akan terjadi jika kita menerapkan filosofi ini pada
manusia?. Walaupun kita berjuang untuk membangun potensi kita, kita terus terperangkap
dalam batasan yang kita terapkan pada diri sendiri. Jika perawat atau dokter berkata, "Apakah
mungkin bapak bisa membayar pengobatannya?, resep ini mungkin terlalau mahal bagi bapak,
obat generic ini mungkin sangat cocok bagai bapak yang secara ekonomi di bawah rata-rata!"

Batasan yang kita terapkan pada diri sendiri dan klien kita hampir selalu didasari oleh
perbandingan dengan orang lain. Ini adalah sebuah sudut pandang yang sangat sempit. Tetapi,
kita masih yakin bahwa batasan-batasan ini ada, dan kita memandang pengalaman dan
pengetahuan kita sebagai sesuatu yang absolut. Sungguh suatu perspektif yang sangat sempit.
Nozawa menjelaskan bagaimana ia mendapat ide untuk memproduksi tomat raksasa:
"Tumbuh-tumbuhan yang kita lihat di sekitar kita hanya menunjukkan potensi yang terbatas
sebagai reaksi dari kondisi tertentu. Saya mulai meneliti kondisi apa saja yang mencegah
mereka menyadari potensi yang lebih besar. Saya pun mengambil kesimpulan bahwa tanah
adalah salah satu dari hambatan mereka." Menurut jalan pikiran konvensional, tanah
sangatlah penting untuk pertumbuhan tumbuhan, tetapi Nozawa membalikkan ide ini.
Nozawa menyimpulkan bahwa jika halangan-halangan ini dihilangkan, efisiensi fotosintesis
akan lebih baik dan pertumbuhan tanaman pun akan meningkat. Teorinya itu terbukti dengan
peningkatan panen seribu kali lipat pada pohon-pohon tomatnya.
Manusia pun sama halnya. Jika kita menghilangkan semua hambatan dan menyediakan
Iingkungan yang sesuai, potensi kita untuk berkembang akan tidak terbatas. Jika tomat dapat
mencapai peningkatan potensi seribu kali lipat, maka bukan tidak realistis untuk
mengharapkan peningkatan kemampuan yang lebih besar pada manusia, yang merupakan
organisme yang lebih kompleks. "manusia pasti memiliki potensi yang lebih besar."
Berapa banyak orang di dunia yang menyalahkan kelemahan mereka, seperti kurang memiliki
keahlian olahraga, atau menyalahkan orangtua mereka. Memang benar bahwa keturunan
memengaruhi karakteristik dan kemampuan setiap individu. Tetapi, walaupun sifat-sifat ini
diwariskan secara genetik, gen kita juga dilengkapi dengan suatu tombol nyala/padam yang
dapat mengubah fungsi gen tersebut. Contohnya, olahraga secara teratur akan menyalakan gen
yang bermanfaat yang berakibat meningkatnya kekuatan otot dan kesehatan, dan pada saat
yang sama juga memadamkan gen yang merugikan.

Lingkungan juga dapat memicu mekanisme nyala/padam ini. Namun, yang lebih luar biasa
adalah kenyataan bahwa mekanisme nyala/padam tersebut dapat dipicu oleh sikap mental.
Penelitian di masa kini menunjukkan bahwa cara berpikir dapat mengaktifkan gen kita.
Sebuah eksperimen yang baru-baru ini dilakukan Kazuo dkk. menemukan bahwa kita dapat
menurunkan secara signifikan tingkat gula darah pada penderita diabetes setelah makan.
Selanjutnya ditemukan pula bahwa gen-gen tertentu dapat teraktivasi oleh perasaan bahagia,
dan membuktikan untuk pertama kali bahwa berpikir positif dapat memicu tombol positif
genetic dormant. Dengan mempelajari bagaimana mengaktifkan gen positif dan
menonaktifkan gen negatif kita, terbuka kemungkinan tak terbatas untuk mengembangkan
potensi kemampuan finansial manusia.

Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan sebagai berikut: Perawatan adalah


memberikan pelayanan kepada individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu
seni, sikap dan kemampuan intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya dengan hasrat
dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit maupun yang sehat. Abdellah
memperhatikan gambaran perawat melalui intelegensi, kemampuan dan tehnik yang baik
dalam memberikan pertolongan kepada kliennya.
Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan, yang dirangkum dalam 3 pola :
1. Kebutuhan, fisik, sosial dan emosional pasien
2. Hubungan interpersonal antara perawat dan pasien
3. Unsur biasa dari perawatan pasien yang menyangkut lingkungan fisik.

Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus menciptakaan atau
memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan bahwa bila reaksi perawat
terhadap klien bersikap bermusuhan atau negative maka keseluruhan lingkungan klien akan
terpengaruh menjadi menjadi negatif juga.

Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana emosional klien. Suasana emosional
klien akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya. Kekebalan tubuh akan mempengaruhi
penyembuhannya. Suasana emosional perawat dapat terpengaruh oleh kondisi keuangan
perawat. Perawat-perawat yang kurang cerdas secara finansial cenderung lebih emosional,
reaktif dan menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya sendiri
belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan, tidak adanya asset yang dimiliki,
sering bertengkar tentang masalah-masalah kecil yang sebenarnya mempertengkarkan gaji,
honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya energinya akan ditransfer pada lingkungan dan pada
kliennya. Menurut prof. Arphon ahli holistic care, setiap perawat memancarkan aura pada
lingkungannya. Lingkungan akan merasakan apakah kehadiran perawat menyebabkan lebih
tenang, lebih termotivasi atau makin cemas. Aura perawat yang buruk biasanya
mencerminkan karakter perawat tersebut, dimana secara psikologis klien tidak tenang
berdekatan dengan tipe perawat tersebut. Contoh perawat yang memiliki aura buruk seperti
perawat pemarah, pendendam, otoriter, sombong tidak empati dan kurang toleran.

Suasana Mempengaruhi
emosional suasana
perawat emosional
pasien

Aura perawat yang


kebutuhan memilki kecerdasan Mempengaruhi
dasar perawat finansial kekebalan tubuh
terpenuhi klien

Mempengaruhi
proses
penyembuhan
klien
Gambar 1. Kaitan ilmu keperawatan dengan entrepereneur yang dilandasai teori model
keperawatan Glen Faye Abdellah. Aura perawat yang memiliki kecerdasan finansial
memberikan efek penyembuhan klien.

Hubungan interpersonal perawat klien dapat mengalami hambatan komunikasi. Perawat yang
memiliki aura buruk biasanya mengalami countertransference dalam dirinya. Bentuk-bentuk
countertransference adalah: tidak mampu berempati terhadap klien, perasaan tertekan
selama/setelah proses, tidak bijaksana dalam membuat membuat kontrak dengan klien,
terlambat atau terlalu lama, Klien dan perawat dalam “mood” yang kurang baik, Marah dan
tidak sabar karena klien tidak mau berubah, aura perawat dalam memenuhi kebutuhan fisik,
sosial dan emosional klien sangat penting.

Marilah kita tinjau Teori Model keperawatan menurut Imogene M. King. Kerangka ini dikenal
sebagai kerangka sistem terbuka. Asumsi yang mendasari kerangaka ini adalah Pertama,
asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi
kesehatan seseorang. Kedua, tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu,
kelompok dan masyarakat. Ketiga, manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap
lingkungan.
Dalam kerangaka konsep ini terdapat 3 sistem yang saling berinteraksi dan saling
berhubungan. Pertama, kepribadian (personal system). Setiap individu mempunyai sistem
kepribadian tertentu. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh persepsi, konsep diri,
pertumbuhan dan perkembangan, gambaran diri, tempat dan waktu. Kedua, sistim
interpersonal. Sistem interpersonal terbentuk karena hasil interaksi manusia. Konsep ini dapat
berupa interaksi, komunikasi, perjanjian, stress dan peran pendidikan, sistem pekerjaan dan
kelompok sebaya. Menurut king tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai jika
perawat dan pasien saling bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan
tujuan bersama yang hendak dicapai. Faktor utama yang menentukan adalah kepribadian
perawat (personality system).

Setiap orang yang diciptakan Tuhan sudah dilengkapi dengan kepribadian (personal system).
Kepribadian itu sebetulnya adalah anugerah Tuhan yang dilengkapi dengan pengaruh
lingkungan yang kita terima atau kita alami pada masa pertumbuhan kita (5). Ada beberapa
ahli yang beranggapan bahwa segalanya telah diprogram dalam genetik. Beberapa ahli lain
menyatakan bahwa faktor belajar dan lingkungan memegang peranan yang sangat
menentukan. Perpaduan kedua faktor itu dinamakan Anna Anastasia, dimana keduanya
membentuk kepribadian perawat yang akan mempengaruhi perilaku pasien.

John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara kepribadian dan minat
pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia.
1. Tipe realistik .
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti
mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan,
komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang
karier yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.

2. Tipe intelektual/investigative .
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada pelaku tindakan,
senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang
akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli
matematika.

3.Tipe sosial.
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan
kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya
kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar,
konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender.

4. Tipe konvensional.
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan
tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.

5. Tipe usaha/enterprising.
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya
untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau
gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.

6. Tipe artistik .
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih
menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai,
yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis.

Perawat secara empiris cenderung didasarkan pada kepribadian tipe sosial, hal ini terutama
dipengaruhi tokoh keperawatan dunia sejak zamannya Florence Nightingale. Tidak seperti
perawat Indonesia, Florence tidak mengalami mahalnya tarip dasar listrik, tingginya harga
BBM tanpa subsidi, mahalnya pendidikan anak berkualitas, ia juga tidak berdesakan dalam
bis kota sebelum berangkat tugas. Florence betul-betul altruism yang berorientasi sosial dan
kemanusiaan belaka, karena mobil pribadi dan istana ayahnya di Inggris yang mewah cukup
untuk menghidupi ia sampai generasi ke tujuh. Doktrin keperawatan bahwa kita harus bersipat
Altruism semata (hanya berorinetasi kemanusiaan) terus-menerus diajarkan di Akper dan
STIKes, karena Florence dianggap contoh tuladan dalam sejarah Keperawatan, hal ini telah
menyebabkan banyaknya perawat kurang cerdas secra finansial dan kurang dihargai.

Menurut ketua PPNI Jabar dalam sebuah audiensi dengan asisten gubernur Jawa Barat, karena
dilandasi semangat kemanusiaan saja, perawat banyak yang digaji di bawah UMR.
Banyaknya waktu dihabiskan untuk menolong klien yang sakit, di pihak lain perawat
meninggalkan anaknya yang sakit akibat kurang gizi dan kekebalannya lemah, ada yang
terkena TBC kelenjar atau terkena DHF. Di Indonesia perawat digaji rendah per bulan
Sementara di Amerika perawat sudah digaji tinggi dengan hitungan per jam.

Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland, saat ini dibutuhkan
perawat yang memiliki kepribadian Tipe usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung
mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk
memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan.
Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan terpenuhi
kebutuhan dasarnya.
PENGERTIAN ENTREPRENEUR
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang yang
melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang
dihubungkan dengan pengambilan resiko. Dalam konteks yang lebih luas entrepreneur
disinonimkan dengan "founder".

Secara umum entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu
demikian. Seorang entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan
jasa/produk dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit. Prof W.Long
menyebutkan istilah dari bahasa jerman "unternehmer", dan "unternehmergeist" yang
memiliki pengertian semangat untuk gagasan baru yang menguntungkan (spirit of
entrepreneurship). (1).

Referensi lainnya menyebutkan bahwa kata “entrepreneur” berasal dari bahasa Perancis
“entreprendre” yang berarti memulai, mengambil inisiatif dan tindakan sejenis. Artinya
dalam konteks dunia usaha, itu berarti memulai sebuah usaha atau bisnis. Kamus Webster
kemudian mendefinisikannya sebagai seseorang yang mengorganisasi, mengelola, dan
mengambil risiko dari suatu bisnis atau perusahaan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, entrepreneur diartikan sebabagai orang yang pandai atau berbakat dalam membuat
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk
baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Definisi terkini mengenai seorang entrepereneur adalah: Orang yang membentuk ulang atau
mevolusir pola produksi dengan memanfaatkan suatu penemuan atau, sebuah kemungkinan
teknologis yang belum pernah dicoba untuk rnenghasilkan suatu komoditi baru atau
memproduksi suatu bentuk lama dengan cara baru. Beberapa ahli menjelaskan seorang
entrepereneur dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan berikut, kemudian dari cara
menjawabnya kita bisa melihat apakah ia seorang entrepereneur atau seperti perawat
kebanyakan, pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Apakah Anda mendambakan keamanan saat orang banyak berkerumun?
2. Apakah Anda bertindak berdasar konsensus dan komite?
3. Apakah Anda mau memberi pengorbanan?
4. Apakah Anda merasa nyaman bekerja 6 atau 7 hari, 60-80 jam seminggu?
5. Apakah Anda mudah dikacaukan saat mengerjakan proyek khusus?
6. Apakah Anda siap untuk melakukan lebih dari yang dilakukan pesaing Anda?
7. Dapatkah Anda membuat keputusan penting?
8. Dapatkah Anda mengendalikan diri saat mereka di sekitar Anda tak lagi mampu?

Seorang entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan,


mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang
diidealkan. Perbedaan seorang wiraswastawan dengan seorang Entrepreneur adalah
Entrepreneur cenderung bermain dengan resiko dan tantangan. Artinya. Entrepreneur lebih
bermain dengan cara memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan
lebih cenderung kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk
membuka suatu usaha tertentu. Seorang Entrepreneur bisa jadi merupakan wiraswastawan,
namun wiraswastawan belum tentu Entrepreneur. Wirausahawan mungkin adalah seorang
manajer yang mengelola suatu perusahaan yang bukan miliknya. Namun Entrepreneur adalah
seseorang yang memiliki sebuah usaha sendiri.
Kecenderungan yang terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang duduk di perguruan
tinggi sekarang adalah kebanyakan dari mereka lebih menginginkan pekerjaan yang mapan
setelah menyelesaikan pendidikannya. Mereka tidak mau mengawali kehidupan setelah lulus
dari perguruan tinggi dengan memulai sebagai Entrepreneur. Kesuksesan seseorang mereka
lihat dari ukuran seberapa makmur kehidupan orang tersebut, berapa besar gaji yang
diperolehnya, apakah ia sudah memiliki mobil mewah atau rumah yang indah. Padahal,
sukses tidaknya seorang Entrepreneur bukan dilihat dari sudut pandang kemakmuran dan
kesejahteraan seseorang saja, namun lebih dinilai dari usaha apa yang telah diperbuat dalam
pekerjaannya, baik itu dengan memulai suatu usaha sendiri atau lewat pekerjaan yang
digelutinya.
Pendidikan kewirusahaan yang diberikan di perguruan tinggi sekarang ini cenderung
kepada bagaimana memulai suatu usaha dan mengelola usaha tersebut dengan baik. Padahal
mengacu kepada definisi Entrepreneur yang diberikan sebelumnya, Entrepreneur bukan
berarti harus memiliki suatu usaha. Entrepreneur secara umum adalah orang-orang yang
mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
Sehingga yang menjadi pertanyaan adalah keberadaan kurikulum pendidikan mengenai
Entrepreneur ini. Apakah memang seharusnya mengajarkan bagaimana memulai usaha atau
bagaimana menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang usaha ? Kalau yang diberikan
adalah bagaimana memulai suatu usaha, maka kurikulum yang ada telah menjawab
pertanyaan tersebut. Tetapi kalau yang diberikan adalah bagaimana menjawab tantangan dan
memanfaatkan peluang usaha, maka akan timbul pertanyaan lain yang lebih sulit dijawab.
Apakah seorang entrepreneur itu dibentuk atau dilahirkan.
Beberapa pakar mengatakan secara umum, jiwa dan kepribadian seseorang itu paling
tidak dipengaruhi oleh. dua hal, yaitu bakat dan lingkungan. Mengingat besarnya proporsi
kedua faktor yang cukup membingungkan yaitu 50%:50%, maka agaknya hal ini perlu dikaji
lebih lanjut. Apalagi dikaitkan dengan dimasukkannya pendidikan Entrepreneur di dalam
kurikulum perguruan tinggi sekarang.

Entrepreneur, yang tidak dikenali seperempat abad lalu, saat ini diajarkan sebagai mata
kuliah di universitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, ratusan perguruan tinggi
mengajarkan itu. Apakah ini benar-benar fenomena baru? Tidak persis demikian. Kita
sebenarnya dilahirkan sebagai entreperneur. Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya
adalah sifat yang dimiliki seseorang sejak lahir. Itu alami, melekat dalam diri Anda! Tinggal
masalahnya, buatlah kemampuan itu muncul dan bekerja optimal! .Kita sebagai perawat
sudah pernah memenangkan persaingan yang paling akbar di jagat raya ini yaitu 700 juta sel
sperma yang bersaing membuahi ovum. Kitalah pemenangnya. Lalu berkembang menjadi
bayi, bayi manapun di dunia ini, sebelum mereka dibanjiri nilai-nilai dan peraturan
masyarakat, tanpa perlu ikut seminar tentang ”berjalan”, ia belajar berjalan sampai bisa.
Setiap kali si bayi yang belajar berjalan, ia tersandung dan terjatuh kemudian bangkit lagi.
Bayi itu pun belajar berbicara tanpa perlu mengikuti kurus bahasa. Sayangnya, semua
kelebihan itu hilang ketika ia memasuki institusi yang kita sebut sekolah.
Pertanyaan terakhir adalah, apakah seorang entrepreneur bisa berkuasa?, seperti yang
disampaikan valentino Dinsi (2004) dalam bukunya ’Jangan mau seumur Hidup Jadi orang
Gajian”, bahwa selama 1000 tahun manusia terus mengalami pergeseran kekuasaan sebagai
berikut :
Tahun 1000
Kekuasaan berada di tangan kaum rohaniwan yang secara
kebetulan adalah beberapa orang yang mampu membaca
dan menulis

Tahun 1455
Penemuan mesin cetak yang memungkinkan pengetahuan
lebih bisa disebarkan kepada lebih banyak orang. Dengan
demikian kekuasaan bergeser dari agama ke politik

Tahun 1555
Politisi mulai lebih berkuasa dan untuk mempertahankan
kekuasaan itu, birokrasi dibuat

Tahun 1970
Penemuan microchip memungkinkan informasi lebih
tersebar kepada keompok orang yang lebih besar.
Kekuasaan bergeser perlahan dari politik ke ekonomi

Tahun 1995
Ekonomi sekarang begitu penting sehingga menjadi sebab
jatuhnya banyak pimpinan politik (mis.Presiden Soeharto
dari Indonesia, Perdana Menteri Chavalit Yongchaiyudh
dari Thailand) selama masa yang sangat singkat

Tahun 2020
Keseimbangan kekuasaan bergeser perlahan dari birokrasi
menjadi kewirausahaan. (Bill Gates dipilih sebagai orang
paling berkuasa di Inggris)

Telah diramalkan bahwa selama 25 tahun, birokrat akan bersikap defensive, mencari cara
untuk mempertahankan status keamanan yang sudah ada dari standar hidup mereka,
sedangkan individu yang berjiwa Entrepreneur akan bersikap ofensif, mencari cara
memperbesar kesempatan mereka, kemampuan mereka dan kualitas hidup mereka yang
meningkat. "Karena perkembangan dinamis bakat Entrepereneur, Amerika Serikat mampu
mewujudkan lebih dari 15 juta pekerjaan dalam tempo 7 tahun."

2. PENGERTIAN NURSEPRENEURS
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi
perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan
lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai
kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya
banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak
sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji
karyawannya. Hal seperti ini sudah mulai ada di Indonesia, misalnya Saat pembubaran Konas
jiwa, Penulis peranh berkunjung ke klinik perawat yang mengelola kolam renang, balai
kesehatan sekaligus pemancingan di daerah Soreang. Di Bali perawat memiliki balai
Keperawatan yang dipadukan dengan fisioterapi.
Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai contoh
adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres
modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari
Rumah sakit atau intistusi kesehatan yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa
kunjungan ke RS tertentu sangat rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset
yang didanai rumah sakit yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan klien.

Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang pendidikan atau
menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan. Misalnya pelatihan baby siter,
pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi
klien saat ibadah haji.

Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “entrepreneur”.
Nurse artinya seorang perawat, sedangkan Entrepreneur sendiri memiliki berbagai
pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch dalam
http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur., Entreprenuer memiliki sifat :
 Berhasrat mencapai prestasi
 Seorang Pekerja keras
 Ingin bekerja untuk dirinya
 Mencapai kualitas
 Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
 Optimis
 Berorganisasi
 Berorientasi kepada keuntungan

Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang


dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan. Seiring dengan gencarnya program
gerakan nasional kewirausahaan pada masyarakat luas, kalangan kampus adalah salah satu
sasarannya. Para calon intelektual yang tengah dalam studi pada berbagai bidang ilmu
berusaha dikenalkan pada dunia wirausaha. Hal ini merupakan langkah usaha membekali
wawasan dan pengetahuan dasar kepada mereka agar kelak setelah meninggalkan kampus
tidak selalu berorientasi pada keinginan untuk menjadi pegawai atau karyawan, tapi justru
menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Di beberapa kampus yang concern dalam program
ini bahkan sampai membentuk satu wadah resmi pusat pelatihan dan riset bisnis yang
tidak hanya ditujukan pada mahasiswa saja tapi untuk masyarakat luas. Khusus untuk para
mahasiswa ilmu keperawatan, maka istilah nursepreneur dipakai untuk mengenalkan dan
memberi pengetahuan dasar tentang kewirausahaan. Hal ini diupayakan sebagai sebuah
upaya lompatan pola berpikir menanggulangi pengangguran melalui dunia pendidikan.
Lebih jauh lagi memang ditujukan agar dapat membentuk jiwa-jiwa wirausaha baru yang
dapat berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, di samping memiliki soft skill dan
keterampilan yang kompeten dalam bidang profesi keperawatan sesuai dengan disiplin
studi yang dijalani.

Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang dilakukan oleh
perawat yang tergabung dalam asosiasi perawat Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi
Arabia, Qatar dan Kuwait. Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan
memiliki keberanian untuk hijrah dengan Berorientasi kepada keuntungan berupa
besarnya gajih yang diperoleh, gaji tersebut selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi
mesin uang.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :


1. Pengerahan Diri: Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja
untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan Diri: Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun
memilikinya.
3. Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan
dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental
dan fisik.
5. Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko

Entrepeneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambil melakukannya (learning by


doing), namun harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap
sangat diperlukan karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut tanpa tabung
gas. Agar konsep Entrepeneur dapat dipahami lebih jauh dalam kaitannya dengan konsep
nursepreneur, akan dicakup lima ciri entrepeneur unggulan (Paulus Winarto, 2005):

1. Berani mengambil risiko.


Perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu tidak semua
risiko diambil melainkan risiko yang telah diperhitungkan dengan cermat (calculated risk).

2. Menyukai tantangan.
Segala sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan
jaman yang terus berubah menjadi motivasi kemajuan bukan menciutkan nyali seorang
perawat entrepreneur unggulan. Dengan demikian, ia akan terus memacu dirinya untuk maju,
mengatasi segala hambatan.

3. Punya daya tahan yang tinggi.


Seorang entreprenur harus banyak akal, kretaif dan tidak mudah putus asa. Ia harus selalu
mampu bangkit dari kegagalan serta tekun.

4. Punya visi jauh ke depan


Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah
yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5
tahun lagi, 10 tahun lagi, dan seterusnya. Usahanya bukan letupan-letupan sesaat dan bukan
pula karena latah (ikut–ikutan).

5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik.


Perawat entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu dirasa
kurang, maka ia akan merekrut orang-orang yang lebih berkompeten agar dapat memberikan
yang terbaik kepada pelanggannya.

Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk
mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang
membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus
pemikiran orang banyak atau kreatif. Bahkan terkadang dicap gila pada awal kemunculannya
karena bertentangan dengan kebiasaan umum. Tapi, bukankah perahu dapat berlayar dan
layang-layang hanya dapat terbang tinggi jika ia mampu melawan arah arus angin?
Tampaknya, begitu pula caranya jika kita ingin menjadi nursepreneur unggulan. (Paulus
Winarto, 2005)

Perawat adalah sebuah profesi bidang kesehatan yang saat ini memiliki peran terdepan dalam
memberikan tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia. Namun tak bisa dipungkiri juga
bahwa kesejahteraan seorang perawat penting sekali, agar pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien dapat berhasil optimal. Di lain pihak perkembangan profesi lain
di luar bidang keperawatan semakin maju semisal kedokteran, kesehatan masyarakat/public
health, dsb. karena mereka terus melakukan transformasi dan lebih cepat memodifikasi makna
sebuah "profesi" itu sendiri.

Fenomena entrepreneur muncul berbarengan dengan diterapkannya pasar bebas dalam


bidang keperawatan dan kesehatan. Fenomena lain yang mencuat misalnya alih profesi dokter
menjadi perawat di Filipina. Sekitar 6.000 dokter di Filipina sedang belajar menjadi perawat
agar mereka bisa dapat pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri, Jumlah tersebut merupakan
peningkatan dari 2.000 dokter yang belajar menjadi perawat tahun lalu, kata Menkes
Francisco Duque. Eksodus dokter dan perawat tersebut telah menciptakan suatu "situasi yang
mengancam” bagi sistem perawatan kesehatan di filipina sendiri dan suatu satuan tugas telah
dibentuk untuk meneliti dampaknya, Filipina membentuk tim penyusun rancangan undang-
undang yang akan mewajibkan para dokter untuk berpraktik di Filipina selama paling tidak
tiga sampai empat tahun sebelum mereka bisa bekerja di luar negeri.
Suatu studi Universitas Filipina menemukan bahwa antara tahun 2000 hingga 2003, lebih dari
50.000 perawat Filipina pergi ke luar negeri untuk bekerja, katanya.
Seorang dokter yang bekerja di suatu rumah sakit pemerintah di Filipina hanya
berpenghasilan sekitar 25.000 peso (446 dolar AS) sebulan. Seorang dokter dapat
berpenghasilan sekitar 8.000 dolar bila bekerja sebagai perawat di luar negeri.
Bahkan para pengacara, akuntan, dan insinyur mendaftarkan diri untuk dilatih sebagai
perawat. Para perawat Filipina dibutuhkan di Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah, dan
bahkan negara yang dekat dengan negara tersebut, yakni Singapura, dan Jepang.
Para pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa negara tersebut menghadapi kekurangan
tenaga medis bila para tenaga profesionalnya di bidang kesehatan terus mencari pekerjaan di
luar negeri

Kiat Menjadi Nursepreneur


Seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur. Seorang
perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan wirausaha-nya sendiri
atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Sebaliknya seorang perawat
intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan "bisnis" dalam divisi atau bagian dari
satu perusahaan yang telah ada. Menjadi seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karir,
dan dapat melangkah menjadi entrepreneur. Tentu saja ini berbeda dengan apa yang umumnya
perawat lakukan, dan bukan bekerja di RS yang tentu saja yang secara alamiah bukan tempat
"berbisnis"
Ketrampilan dan karakter perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti memiliki semangat
wirausaha, memulai sendiri, bertanggung jawab secara keuangan, mencoba hal baru, dan
berani. Anda sebagai perawat juga dituntut memiliki jiwa sales, customer services, budgeting,
forecasting dan manajemen.
Secara mudahnya lebih baik menjadi perawat intrapreneur dulu, sambil bekerja dalam satu
institusi bisnis atau sambil bekerja sebagai perawat, namun memiliki usaha sampingan di
bidang wirausaha. Setelah kita yakin siap, maka bisa langsung terjun dalam entrepreneurship
untuk mengurus bisnis sendiri.

Kini mahsiswa perawat yang berjiwa entreprenur datang. Ia menghadapi masalah yang sama.
Sebongkah pohon bambu yang mengotori halaman. Muncul ide kretaifnya yang dilandasi
kemampuan berpikir untung (think benefit). Maka saat melihat bongkahan pohon bambu
yang terpikr adalah :

1. Ekspor tusuk gigi dengan ukiran kecil dan warna-warni


2. Tusuk sate ramah lingkungan

3. Angklung mang ujo versi rock

4. Calung millenium

5. Kentongan rumah makan kampung daun

6. Tirai bambu mahassiwa terndy

7. Meubel bambu bergaya gothic

8. Kerajinan bebek dari akr bambu

Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja misalnya macet saat mau
dinas ke Rumah sakit, mencuci baju putih yang gampang kotor, sampah medis yang
berserakan, sulitnya meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan siang, tidak
keburu masak di rumah, mahalnya biaya berkomunkasi dengan suami. Seorang perawat yang
berjiwa entrepreneur akan mulai berpikir beda dan berpikir untung. Tahap selanjtnya mungkin
muncul gagasan-gagasan segar dan ide-ide kreatif misalnya perawat menciptakan CD
rekaman English for nurse saat macet, laundry for nursing staf, Re-use machine for waste
medical, katering siap antar bagi perawat atau penitipan bayi bagi perawat. Ide-ide tersebut
harus dibiasakan muncul. Seberapa jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus
dimunculkan. Di luar negeri justru ide sepele itulah yang menghasilkan royalti jutaan,
misalnya ide tentang alat penjepit kuping anjing jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat
makan dan tercelup pada makanan.

Menurut valentino Dinsi, Jika kita ingin mencetak calon entrepereneur yang tangguh dan
memilki ide kreatif 1% saja dari penduduk Indonesia, maka jumlahnya sudah di atas 2 juta
orang. Kalau seluruh perawat di Jawa Barat saja ada sekitar 20.000 orang maka ada sekitar
200 orang perawat yang memiliki jiwa entreperenuer dengan langkah awal keberanian untuk
berpikir untung serta mampu melihat masalah menjadi peluang. Tetapi apakah kebiasaan
berpikir untung terlahir karena seseorang berkesempatan untuk bersekolah tinggi?. Ternyata
bersekolah tinggi-tinggi, membuat pribadi pembelajar memperoleh pengetahuan. Tapi belum
tentu mereka memiliki ide.
Napoleon Hill pemah berkata,”Pikiran adalah benda”. Tapi pikiran biasa tidak akan sanggup
membawa kita kemana-mana. Setiap orang punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide.
Ide, adalah pikiran yang punya arah atau tujuan. Menurut Valentiono Dinsi menganggap
pengetahuan berharga bisa saja pandangan itu keliru. Pengetahuan itu statis, idelah yang
berguna. Banyak orang dalam masyarakat kita hanya memikirkan penumpukan pengetahuan
sehingga kita mendorong anak-anak kita mengejar pemilikan lembaran ijazah. Einstein pemah
bilang,”Pengetahuan yang tidak diterapkan itu tidak berguna. Hanya ide yang bisa mengubah
dunia.” Apa gunanya menjadi perpustakaan atau ensiklopedi berjalan?. Mugkin cukup
inspiratif bagi Anda, menyimak sidang penghinaan terhadap Henri Ford, pendiri Ford Motor.
Koran pemah menyebutnya ignoramus (orang bodoh). Kasus itu dibawa ke pengadilan. Untuk
membuktikan bahwa ia memang orang bodoh dan tak berpendidikan, pembelanya
menanyakan pertanyaan seperti ini :

1. ”Siapa presiden kesembilan belas Amerika?”


2. ”Berapa mil jarak matahari ke bumi?”

3. ”Apa yang dikatakan dalam Prinsip Archimedes?”

4. ”Berapa akar pangkat dua dari 1?”

Pendidikan kita sering melahirkan orang-orang tidak kreatif dan berpikiran linier. Bila
jawabannya tidak sesaui keinginan dosen maka dianggap salahg. Pendidikan tidak
merangsang untuk menghasilkan ide-ide baru karena, sebelum kita bisa menghasilkan ide,
pikiran kita harus bebas. Pendidikan harus membebaskan pikiran kita dan bukan
menguncinya. Tujuan pendidikan adalah menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran
yang terbuka.

PERAWAT SIBUK TETAPI TETAP MISKIN


Ada profesi yang bekerja keras dalam menjemput rejeki tetapi tetap saja miskin. Ada juga
perawat yang jabatannya di ruangan biasa saja tetapi sudah naik haji tiga kali, ke rumah sakit
naik mobil mewah, shodaqoh rajin dan tidak pernah bertengkar di kantor gara-gara honor
yang kecil. Adakalanya seorang sahabat saya perawat yang menduduki posisi terhormat
seperti kepala ruangan merasa pusing bila ditanya masalah penghasilan dan ketentraman
hatinya. Saat perawat ditanya berapa tabungan anda di Bank?, berapa deposito anda?, kapan
anda ke tanah suci?, seberapa banyak aset yang anda miliki? apakah anda sering menunggu
gaji bulanan?, Apakah sering terjadi konflik di tempat kerja gara-gara honor yang tidak
sesuai?, apakah hati anda tidak tenang menghadapi masa depan?. Apakah otak mulai panas
saat harga-harga melambung tinggi?. Marilah kita simak sebuah hadits Qudsi. Hadits Qudsi
adalah hadits khusus yang memiliki kedudukan penting. Saking pentingnya Hadits Qudsi
biasanya diwahyukan Allah langsung pada nabi tanpa melalui malaikat jibril.

Sebagai illustrasi tukang becak setiap hari kerja keras, tukang gali batu setiap hari kerja keras,
nelayan setiap hari bekerja keras, perawat setiap hari kerja keras mendorong blankar,
mengangkat pasien, menjaga kebersihan lingkungan, memandikan, mengganti balutan, tetapi
sudahkah mereka kerja cerdas dan kerja ikhlas?. Apakah dengan kerja keras kita semakin
kaya materi dan kaya hati?. Pentingnya mengolah ketiga aspek bagi perawat supaya ketiga-
tiganya bekerja. Contoh uraian berikut bagaimana seorang perawat memadukan ketiga aspek
tersebut untuk menggapai kesejahteraaan dunia dan berlimpahnya kekayaan.

Fisik Kerja keras manajemen waktu, bangun subuh, olah-raga, sarapan,


(Physical) (hard worker) makanan bergizi, tidak merokok, tidak minum alkohol,
disiplin diri dsb.
Otak Kerja cerdas kuliah, belajar, kursus, baca buku, membuka wawsan
(brain) (intelligent) baru, pelatihan, seminar, diskusi, sharing, mempelajari
metode baru, eksperimen dsb.
Hati Kerja ikhlas meluangkan waktu untuk bermunajat, sholat dluha,
(mind) (Transedental) Tahajud, berdo’a, sholat sunat, shodaqoh, majlis taklim,
kajian agama, dsb.
PERAWAT KAYA JAUH DARI AGAMA?
Pernahkah anda mengunjungi sebuah pasar yang kumuh, bau dan kotor?, ojeg berderet, becak
melawan arus, pedagang sayuran di bahu jalan, angkot ngetem bikin macet, lingkungan
becek, pejalan kaki berpacu mengejar waktu, pedagang asongan berbondong-bondong,
pengemis di pinggir trotoar, polisi terpaksa harus bersembunyi sekali-sekali keluar untuk
menangkap mangsa.

Pernahkah anda mengunjungi sebuah terminal yang semerawut?, calo-calo gentayangan,


tukang dagang bertebaran di mana saja, bau pesing, WC kotor, gelandangan bergeletakan,
polusi berbaur dengan terik matahari diiringi suara pengamen jalanan dan petugas parkir tak
berseragam.

Pernahkah anda mengunjungi stasion kereta yang masih primitif?, WC yang becek, tempat
duduk berantakan, informasi tidak jelas, kereta datang dan pergi terlambat. Tidak jelas mana
copet mana petugas. Tidak jelas mana pedagang asongan mana pramugari kereta, bahkan
tidak jelas mana ruang tunggu mana tempat sampah.

Pernahkah anda makan di restoran siap saji made in Amerika?. Meskipun konsumennya
sebagian besar orang Islam, restoran tersebut beberapa waktu yang lalu harus ditutup paksa
karena dianggap milik kafirun dan mendanai pembantaian umat Islam oleh Yahudi di berbagai
negara. Gedung yang megah, tata warna yang indah dan bau harum yang mengundang selera
adalah ciri khas restoran tersebut. Prinsip kepuasan pelanggan dan total quality control
mewarnai setiap penyajiannya. WC nya terkadang lebih indah dibanding ruang utama
perawat. Dengan Sigma Kepuasan semenjak masuk, pintu kaca terbuka secara otomatis atau
minimal dibukakan oleh pelayan yang cakep atau cantik. Menginjak lantai sangat bersih licin
dan wangi. Memesan makanan dilayani dengan petugas berseragam yang cantik dan murah
senyum. Meja makan dengan tata warna yang sudah dirancang untuk meningkatkan selera
makan. Semua didesain sesuai dengan hasil riset dengan pendekatan psikologi konsumen.

Tingginya jumlah institusi perawat di indonesia memungkinkan terbukanya peluang usaha


atau bisnis di bidang ;
 Buku-buku keperawatan
 CD-CD perkuliahan
 Rumah kontrakan
 Asrama perawat
 Catering perawat
 E Book Askep
 Out let pakaian dan atribut rumah sakit
 Instrumen Alat kesehatan
 Jaringan penyedia perawat ke luar negeri
 Toko aksesories keperawatan
 Sablon dan percetakan buku-buku keperawatan
 Restoran diet milik perawat bagi klien diabet, stroke, kanker, asma
 Explore Bandung for terminall illness (mobil wisata bagi pasien yang mau meninggal)
 Home care
 Pelatihan babysitter
 Nursing laundry
 Pelatihan helper gerontik
 Jasa statistic for Nursing research
 Distributor beras bagi dosen keperawatan
 Internet
 Rental latop
 Rental infocus
 Hotel pelatihan perawat
 Wisma perawat
 Pom bensin milik perawat
 Aqua galon Sehat
 Pabrik Abocath
 Pabrik kateter
 Pabrik obat
 Pabrik penyediaan kapas steril
 Kerjasama dengan ITB dalam pembuatan phantom
 Kerjasama dengan ITB dalam membuat instrument bedah
 Pabrik bethadin

Siapa penemu angka nol?, siapa penemu tusuk gigi?, siapa penemu peniti?, siapa penemu
kaos kaki?, siapa penemu kancing baju?, siapa penemu pentil?, siapa penemu atom heckter?,
mereka adalah para penghayal yang pada awalnya ditertawakan dan dicemoohkan. Karena
idenya yang sepele dan dianggap tak berharga. Siap penghayal yang tidak mungkin
hayalannya itu untuk dilakukan tetapi paling diminati oleh anak-anak dan menghasilkan
milyaran rupiah?.Dialah Doraemon. Maka oleh karena itu hanya ada dua pilihan untuk para
penghayal dan penggagas ide baru yaitu kaya atau kaya orang gila.

5. BERANI UNTUK GAGAL (DARE TO FAILED)


Resiko adalah suatu konsekuensi kehidupan. Menghadapi risiko, adalah gabungan kerja
keras, kecerdikan, kehati-hatian, kecermatan membaca peluang dan kesiapan menghadapi
kegagalan maupun keberhasilan. Happy ending sebuah ikhtiar adalah keberhasilan. Ini
dicapai, tentu setelah melewati keberhasilan demi keberhasilan kecil, seperti keberhasilan
menyingkirkan kesulitan dan bahaya. Proses ini dibangun dari kesungguhan melahirkan
segenap potensi diri seorang wirausahawan. Dengan begitu, ia mengubah “kekalahan menjadi
kemenangan”, sebuah proses yang kecil peluang pencapaiannya tanpa kesiapan mental
menghadapi kegagalan.
Kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Seperti illustarasi di atas semenjak dalam
kandungan sampai menjelang lansia kita berjalan dengan kegagalan yang berulang. Setiap
kegagalan adalah pelajaran yang mendorong pengusaha untuk mencoba pendekatan baru yang
belum pemah dicoba sebelumnya. Bagi pengusaha sejati, “Berani Gagal” berarti “Berani
Belajar”. Dengan gagal dan dengan belajar, pengusaha bertumbuh menjadi orang yang lebih
baik dan belajar bagaimana menciptakan kekayaan sejati. Walaupun pengusaha kehilangan
kekayaan materi yang telah mereka peroleh, mereka tahu bagaimana menciptakan semua
kekayaan itu lagi. Pelajarannya tidak pemah hilang. Sebaliknya, mereka yang tidak pemah
mengalami perjalanan yang sulit dan menemukan kekayaan dengan mudah, tidak akan tahu
bagaimana menciptakan kekayaan ketika mereka kehilangan.

Kini jamannya menulis kurikulum vitae dengan rentetan kegagalan. Semakin banyak
gagal semakin tinggi jam terbangnya dan semakin besar pengalamannya. Gemerlap materi,
pada komunitas bahkan kehidupan sosial yang serba benda (materialistis), lebih banyak
memperoleh penilaian tinggi. Sebaliknya, siapa pun mengalami kegagalan, sudah mendapat
stempel sosial sebagai manusia yang kehilangan harga. The looser dunia usaha, sering
menjadi figur yang menghadapi titik balik sikap sosial terhadapnya. Dulu, saat masih jaya, ia
banyak rekan dan kolega, setelah gagal dalam usahanya, hampir semua rekan dan kolega yang
dulu mendukungnya, menebar senyum ramahnya, bahkan mengajak bermitra, hilang sudah!
Akibat cara pandang seperti ini, banyak wirausahawan yang traumatik terhadap kegagalan.
Ini, “awal kematian” benih-benih kewirausahaan. Semua pihak harus mengubah sikapnya:
doronglah masyarakat menjadi pihak yang turut membangun keberanian banyak orang untuk
respek terhadap ikhtiar orang meraih keberhasilan dalam bisnis. Gagal atau keberhasilan,
bukan menjadi satu-satunya alasan menghargai atau meremehkan wirausahawan. Tentu,
sembari tetap mentransfer sikap-sikap arif, bahwa dalam setiap kegagalan selalu ada pelajaran
berharga. Seorang bijak berkata,”sukses hanyalah pijakan terakhir dari tangga kegagalan.”

Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di Malaysia, pernah menanyakan
kepada peserta trainingnya tentang satu masalah menarik. ”Mengapa orang akan tenggelam
apabila jatuh ke dalam air?” Ternyata berbagai komentar diberikan oleh peserta seminar.
Tetapi yang paling sering ialah ”Dia tenggelam karena ia tak dapat berenang.” Yang hadir
heran, karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda.

Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang menuntut transformasi
dalam sesuatu kompensasi yang positif. Sejarah mencatat bahwa Amerika Serikat merupakan
hasil dari kegagalan total. Karena Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia.
Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final. Entrepreneur sejati, memandang
kegagalan sebagai awal, batu loncatan untuk memperbaharui kinerja bisnis mereka di masa
mendatang. Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan kegagalan.
Saat gagal menimpa, kendati lelah dan kecewa berat, jangan matikan energi kreatif Anda.
Tetaplah berpikir kreatif. Sempurnakan produk yang ada, atau hasilkan produk baru atau
usaha baru yang mungkin belum terpikirkan. Jangan terpaku pada karier dan keterampilan
yang dimiliki, yang terlalu lama bersandar pada lingkungan di mana kita dibesarkan atau
selama ini bergulat. Kadang kala apabila seseorang gagal setelah berusaha dengan tabah dan
mengerahkan sepenuh tenaga untuk sekian lama, mungkin tiba saatnya ia mengkaji kembali
bidang yang digeluti dan menilai apakah ia mampu untuk mendapatkan apa yang
dinginkannya di bidang tersebut.
Banyak cara untuk mencapai tujuan hidup. Sebagian lebih cepat atau lebih lambat
daripada yang lain. Sebagian kurang berisiko tetapi lebih lambat daripada yang lain.

Perawat Berani Mencoba


Bisnis modern akan berhenti berputar kalau sikap berani mencoba itu lenyap. Memang,
banyak orang yang gagal dalam usahanya, putus asa tanpa, tak berani mencoba lagi. Ini bukan
bukan saja merugikan aspek materi atau finansial saja, tapi juga aspek psikologis. karena itu,
sekalipun krisis, tetaplah menjadi entrepreneur dengan semangat kewirausahaan tinggi.
Sesungguhnya tidak ada yang gagal dalam berbisnis, yang ada hanya karena ia berhenti
mencoba, berhenti berusaha. Berani mencoba, lebih tekun dan ulet, kegagalan takkan pernah
ada.
Beranilah mencoba. Sebab, tidak satu pun di dunia ini, termasuk di dalam dunia
entrepreneur yang dapat menggantikan keberanian mencoba dengan bakat bisnis. Sebagus apa
pun bakat seseorang, tidak akan sukses tanpa mulai mencoba. Bagaimana dengan kejeniusan
seseorang? Juga tidak. Kejeniusan terpendam, sama saja dengan omong-kosong. Pendidikan
terbaik? Juga bukan jaminan. Dunia ini sudah penuh dengan pengangguran berijazah sarjana.
Dan ternyata, sekali lagi, keberanian mencoba dan mencoba itulah penentu kesuksesan bisnis
kita.

Perawat Berani Merantau


Ingat tragedi Sampit? Semua bersedih, karena sebagian pengusaha sukses etnis Madura, ikut
hengkang dari Sampit, Kalimantan Tengah. Kami bukan menyoal tragedinya, tetapi dari aspek
kewirausahaan. Madura dan Kalimantan, jelas bukan seperti antar rumah di sebuah kampung.
Ini dua pulau yang berbeda dan berjauhan. Tapi, berapa banyak orang Madura yang masih
kelahiran Madura, lalu merantau ke Sampit. Banyak, bahkan banyak sekali dan kemudian
anak-turunnya lahir di Kalimantan.
Sebagian dari mereka, sukses, meskipun awalnya dari nol. Kami hanya mau mengatakan,
mereka “dari bukan apa-apa”, merantau, lalu sukses. Etnis lainnya yang fenomenal, orang
Jawa asal Tegal. Ibukota saja, mereka taklukkan. Kalau mau menghitung jumlah warung
“beridentitas daerah” paling banyak yang mana, jawabannya: Warung Tegal. Di sektor
makanan rakyat, ada penjaja bakso keliling. Banyak di antara mereka, mengusung identitas
daerah. Seperti bakso Malang , bakmi Wonogori, Pecel Lamongan, atau rumah makan
Padang.
Yang lebih fenomenal, dan ini juga lebih global, perantau Cina pun yang sukses di negeri
yang mereka datangi. Bukankah Anda yang sering bepergian lintas daerah, pernah mendengar,
transmigran petani Jawa atau bali, banyak yang sukses sebagai transmigran di Sumatera, atau
Sulawesi? Sukses dalam usaha, juga disokong sebuah keberanian: merantau.
Merantau, punya makna sosial tersendiri. Ia berarti “jauh dari keluarga” yang memicu
terbangunnya jiwa kemandirian. Tak bergantung pada keluarga, berarti mulai melangkah
menjadi dewasa. Di rantau, apalagi di lingkungan yang tak tahu siapa kita sebelumnya, Anda
bisa menjadi pribadi yang baru.
Kebaruan ini, sarat tantangan. Merantau, menyadarkan kita apa kelebihan dan
kekurangan kita karena kita dihadapkan pada kenyataan-kenyataan baru. Merantau, membuat
seseorang relatif tangguh, karena diterjunkan dalam situasi serba baru.
Perantau, umumnya segan minta tolong. Di situlah, kemauan menjadi lebih termotivasi.
Perantau, rata-rata enggan berutang budi. Justru, karena ia orang baru, seorang perantau
cenderung menanam jasa untuk banyak orang. “Investasi sosial” ini, pada saatnya berbuah
kebaikan. Siapa sangka, banyak orang yang menyukai kepribadian kita, bernagsur-angsur,
menjadi pendukung setia langkah kita menganyam kesuksesan. Jadi? Cobalah merantau,
temukan jatidiri Anda yang tangguh, kreatif, dan cerdik menangkap peluang

Perawat berani gagal


PERNYATAAN John. F. Kennedy ini ada benarnya. salah satu dari kami,
membuktikannya. Gagal total, itu karier bisnis , Purdi E.Chandra dalam bukunya “Menjadi
Entrepreneur Sukses” bertutur : “Akhir 1981, merasa tak puas dengan pola kuliah yang
membosankan saya meninggalkan kampus. Saat itu saya pikir, gagal meraih gelar sarjana,
tapi bukan berarti gagal mengejar cita-citanya. Tahun 1982, saya kemudian mulai merintis
bisnis bimbingan tes Primagama, yang belakangan berubah menjadi Lembaga Bimbingan
Belajar Primagama. Bisnis tersebut saya jalankan dengan jatuh bangun. Pada awalnya, sepi
peminat, cuma dua orang! Saat ini, wow, peminatnya membludak, sampai-sampai Primagama
membuka cabang di ratusan kota, dan menjadi lembaga bimbingan belajar terbesar di
Indonesia”.
Dalam kehidupan sosial, memang kegagalan itu adalah sebuah kata yang tidak begitu
enak untuk didengar. Kegagalan bukan sesuatu yang disukai, dan suatu kejadian yang setiap
orang tidak menginginkannya. Kita tidak bisa memungkiri diri kita, yang nyata-nyata masih
lebih suka melihat orang yang sukses daripada melihat orang yang gagal, bahkan tidak
menyukai orang yang gagal.
Maka, bila Anda seorang entrepreneur yang menemui kegagalan dalam usaha, jangan
harap orang akan memuji Anda; orang di sekitar anda maupun relasi Anda akan memahami
mengapa Anda gagal; Anda tidak disalahkan; semua sahabat masih tetap berada di sekeliling
Anda; Anda akan mendapat dukungan moral dari teman yang lain; Ada orang yang akan
meminjami uang sebagai bantuan sementara; Apalagi ini: bank akan memberikan pinjaman
selanjutnya! No way!
Mengapa gambaran seorang entrepreneur yang gagal, kami gambarkan begitu buruknya?
Itulah masyarakat kita. Kita cenderung memuji yang sukses dan menang, dan mudah
menghujat yang kalah dan gagal. Sebaiknya, setiap kita mulai mengubah budaya itu, beri
kesempatan kedua bagi setiap orang.
Menurut pengalaman kami, apabila orang gagal, tidak ada gunanya murung dan
memikirkan kegagalannya. Tetapi perlu mencari penyebabnya. Kegagalan seharusnya
membuat enerpreneur sejati tertantang untuk menemukan kekuatan-kekuatan baru agar bisa
meraih kesuksesan kembali. Tentu, kasus kegagalan dalam bisnis maupun dunia kerja, saat
krisis ekonomi kian, memang banyak. Ribuan orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) dan kehilangan mata pencahariannya. Sungguh ironis, seperti halnya kita, suka atau
tidak suka, setiap manusia pasti akan mengalami berbagai masalah, bahkan mungkin
penderitaan.
Seorang entrepreneur, harus berani menghadapi kegagalan, dan memetik hikmahnya.
Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita
dari keangkuhan dan kepicikan, memperluas wawasan kita, serta untuk lebih mendekatkan
diri kita kepada Tuhan. Untuk mengajarkan kita menjadi gagah tatkala lengah. Menjadi berani
ketika kita takut. ltu sebabnya, kita bisa sepakat pada pendapat Richard Gere, aktor terkemuka
Hollywood,”Kegagalan itu penting bagi karier siapapun.”
Mengapa? Banyak orang membuat kesalahan yang sama, dengan menganggap kegagalan
sebagai musuh kesuksesan. Sebaliknya. kita seharusnya menganggap kegagalan itu dapat
mendatangkan hasil. Ingat, kita harus yakin akan menemukan kesuksesan di penghujung
kegagalan. tapi mengapa seseorang gagal dalam bisnis. Ada beberapa sebab umum.
Pertama, kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua, setiap
bertindak, kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga,
biasanya kita terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini
dilahirkan dengan nasib buruk. Keempat, kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau
tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha. Dengan mengetahui sebab kegagalan
itu, tentunya akan membuat kita yakin untuk bisa mengatasinya. Buat kita mengalami
sembilan dari sepuluh hal yang kita lakukan menemui kegagalan, maka sebaiknya kita bekerja
sepuluh kali lebih giat. Dengan memiliki sikap dan pemikiran semacam itu, maka akan tetap
menjadikan kita sebagai sosok entrepreneur yang selalu optimis akan masa depan. Maka,
sebaiknya janganlah kita suka mengukur seorang entrepreneur dengan menghitung berapa kali
dia jatuh. Tapi ukurlah, berapa kali ia bangkit kembali.

Perawat Berani Sukses


SUKSES adalah proses. Ia dicapai dengan pengorbanan. Salah satunya, tidak cengeng
dengan kegagalan. Sukses, pikirkanlah sebagai keseharian Anda. Keyakinan bisa sukses,
selalu dibangun setiap saat. Karena itulah, jangan biarkan Anda kehilangan motivasi untuk
sukses, dan terus membangun keyakinan itu dalam sanubari.
Buanglah semua alasan, Anda gagal karena kelemahan dari diri Anda. Kurang cerdas,
kurang fit, sudah terlalu tua, dan segudang “rasa kurang”, bukanlah alasan Anda gagal. Sukses
memerlukan keberanian tanpa henti, mempelajari kemunduran bisnis.
Hadapkan setiap problem dengan perjalanan sukses wirausahawan lain yang serupa
usahanya dengan Anda. Bahkan, Anda simak mereka yang gagal, dan temukan jawabannya
mengapa dia gagal. Kesiapan pribadi seorang wirausahawan menghadapi perubahan, juga
dipermantap. Jangan mudah dikejutkan perubahan.
Pelajarilah kesuksesan orang lain, himpun semua “sebab-sebab sukses” itu, temukan
kelebihan-kelebihan itu, dan mulai mencoba menyusun apa kelebihan Anda, apa kebaruan
yang bisa ditelurkan dari proses membandingkan dengan usaha orang lain.
Seorang wirausahawan, adalah yang selalu “melek” dan “buka telinga” terhadap setiap
peluang. Sukses wirausahawan, bukan sekadar “rezeki dari langit”, tapi juga kejelian
membaca/menangkap peluang. Dan ini memerlukan stamina usaha yang tinggi. Jangan
ketakutan lebih dulu, seakan-akan wirausahawan itu orang yang tidak pernah beristirahat.
Tidak! Secara fisik, istirahat perlu, tapi sebagai wirausahawan, pikiran “tetap jalan” dalam
arti, keseharian kita dibiasakan terus memikirkan, kebaikan-kebaikan apa yang bisa dibangun
berdasarkan peluang yang kita hadapi setiap saat.
Tidak ada orang yang bisa mendapatkan kenikmatan dari hidup yang terus merangkak-
rangkak, kehidupan yang setengah-setengah. Sukses berarti hanya hal yang mengagumkan
dan positif. Sukses berarti kesejahteraan pribadi: rumah bagus, keamanan di bidang keuangan
dan kesempatan maju yang maksimal, serta berguna bagi masyarakat. Sukses juga berarti
memperoleh kehormatan, kepemimpinan, dan disegani. Dengan demikian sukses berarti self
respect, merasa terhormat, terus-menerus merasa bahagia, dan merasakan kepuasan dari
kehidupannya. Itu artinya, kita berhasil berbuat lebih banyak hal yang bermanfaat. Dengan
kata lain, sukses berarti menang. Namun sayangnya, diera globalisasi seperti sekarang ini,
tidak semua entrepreneur berani menyebutkan, bahwa dirinya telah mencapai kesuksesan.
Menurut kami, sebagai wirausahawan, jangan segan Anda nyatakan: hari ini saya sukses.
Dengan begitu, rasa percaya diri itu pun terbangun. Kepercayaan diri yang besar itu,
membangkitkan semangat untuk meraih kesuksesan. Dan kesuksesan itu, juga berarti perlu
dibagi kepada sesama pebisnis. Betapapun sibuknya wirausahawan yang sukses, dalam
dirinya ada jiwa sosial saat diminta membantu wirausahawan lain yang belum sesukses
dirinya. Yakinlah, dalam jiwa seorang wirausahawan sukses, ada keyakinan: Allah itu
kekuatanNya besar yang mendorong umatnya, termasuk para wirausahawan, untuk tidak
egois. Karena pribadi yang senang melihat orang lain “gagal melulu”, sejatinya sedang
menanti gelombang kegagalan menerpanya. Jadi, beranilah berpikir sukses!

Perawat berani Berbeda


Mengapa orang menertawakan kita? Atau lebih enteng dari itu, mengapa orang
meremehkan kita? Karena kita berbeda. Tapi, apa salahnya jika kita berbeda? Kenyataaannya,
menjadi berbeda sudah terjadi sejak kita lahir. Setiap individu di dunia ini berbeda. Tak ada
seorangpun yang 100 % sama dengan lainnya. Sidik jari kita cukup membuktikan fakta ini –
tak ada dua sidik jari yang sama di dunia. Setiap orang dari kita berbeda – UNIK. Dan
keunikan kita memisahkan kita satu dengan lainnya.
Bila kita benar-benar ingin berhasil dalam hidup ini, munculkanlah bakat ini dari dalam
diri, biarkan ia bersinar begitu terang. Orisinalitas gagasan, di mana Anda menampakkan
“sesuatu yang baru dan terang”, akan membuat keberbedaan itu, memberi nilai lebih bagi
pribadi Anda.
Lebih baik kita berani berbeda. Dan, perbedaan kita dari yang lain, adalah wujud
ketekunan kita menjadi LEBIH BAIK. Seorang diri, menjadi lebih baik, di antara banyak
orang yang berpikiran nyaris sama tentang suatu hal, lalu keberbedaan Anda, diterima banyak
orang dan diterima dunia. Luar biasa, bukan.Mari, gunakan energi Anda menghasilkan
perbedaan yang bertenaga. Perbedaan yang bernilai.

6. PERAWAT MEMBANGUN JARINGAN (BUILDING NETWORKING)

Jaringan dan berhubungan dengan jaringan selalu merupakan fondasi kuat untuk
membangun bisnis. Karena kita hidup di zaman pekerja berpengetahuan yang dioperasikan di
bawah paradigma yang diarahkan oleh mutu tinggi dan hubungan baik, dasar tersebut sangat
penting untuk keberhasilan.
Dengan database berlimpah, digabung keuntungan praktis yang disediakan internet,
diperoleh akses untuk berhubungan ataupun untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sebelum
era internet, belum pernah ada jalan semudah ini. Saat ini, dengan sentuhan jari, pengetahuan
yang dipilih beserta detailnya dapat dikirimkan dan diterima. Tidak mengherankan inisiatif
bisnis wirausaha dapat bergerak dengan cepat dan mudah tumbuh dengan baik dan kuat.
Terlalu banyak organisasi yang memiliki unit yang menyimpan banyak hal untuk
mereka sendiri dan cemas unit tetangga mencuri ide-ide mereka. Kurangnya hubungan dalam
organisasi adalah alasan utama mengapa organisasi tersebut kehilangan kesempatan. Saat
kekuatan semua sumber daya dibawakan bersama-sama, tercapai keberhasilan yang lebih
besar. Sekali Anda melakukan kontak, pelihara mereka. Mereka adalah sumber daya
wirausaha.

Teman Adalah Asset

Jaringan usaha atau organisasi nirlaba sering dipahami dan diterjemahkan secara
sederhana. Orang selalu setuju pada ungkapan “teman adalah aset”. Apakah membangun
jejaring sesederhana seperti menjalin pertemanan? Jejaring yang perlu dibangun antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain sering tidak sama. Karena, karakteristik dan
kebutuhannya berbeda. Maka perlu diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, dengan pihak-
pihak mana saja kita perlu membangun jejaring. Bagi dunia usaha, yang perlu dijalin
hubungannya antara lain lembaga konsumen, pemerintah (departemen terkait), militer,
organisasi keagamaan, LSM, rekanan usaha, institusi penunjang (lembaga keuangan, lembaga
pasar modal yang sudah go public) dan para tokoh informal masyarakat. Perlu digaris bawahi,
membangun jejaring dalam konteks ini sama sekali berbeda dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), yang umumnya lebih bersifat hit and run serta jangka pendek.

Membangun Jejaring

Persahabatan merupakan unsur penting dalam hidup kita, sebagaimana hubungan profesional
menjadi pusat keberhasilan kita. Karena itu, membangun jejaring menjadi keahlian yang
sangat bermanfaat.

Kembangkan Kontak-kontak Anda


Seorang entrepreneur sukses harus selalu membangun kontak bisnis dan sosial. Dalam
hal ini, itikad baik merupakan modal dasar yang tidak bisa dibeli tetapi harus dimiliki. Bahkan
ada beberapa perusahaan yang sama sekali menjauhkan diri dari media massa. Saya kira sikap
seperti ini tidak bijaksana karena saya tidak percaya dengan pepatah lama yang mengatakan
bahwa bentuk publikasi apapun tidak jelek sebab hubungan-hubungan yang baik akan dapat
membawa suatu perubahan penting.

Keberuntungan pastilah sesuatu yang berada pada tempat dan waktu yang tepat. Mungkin
saja, ciri paling umum yang dapat ditemukan pada orang-orang beruntung adalah bahwa
mereka memanfaatkan kesempatan yang mereka dapatkan. Keberuntungan bukan sesuatu
yang harus Anda tunggu sambil santai, tetapi harus diraih. Napoleon pemah berkata: Jangan
jendral-jenderal brilian, tetapi berilah saya jendaral—jenderal yang memiliki
keberuntungan.”

Kreativitas: Keharusan dalam Kewirausahaan

Jamming dalam bisnis, adalah ikhtiar kreatif. Ada imajinasi, totalitas berkreativitas,
menyerap pendar-pendar inspirasi dari mana-mana. Dari sana tercipta ide-ide kreatif dalam
pengembangan bisnis. Siapa “sparing partner” seorang wirausahawan dalam mengeksplotasi
gagasan kreatifnya? Ia bisa sesama wirausahawan, meskipun tak ada salahnya dengan orang
lain yang sangat berbeda dunia kerja (bukan wirausahawan).
Bekerja “serba rutin”, “manut pakem”, di level pengambilan keputusan tertinggi,
terutama sebagai pusat penyikapan terhadap realitas bisnis, diyakini merupakan sebuah sikap
berbahaya bagi keberlangsungan usaha. Rutinitas, pakem-pakem itu, menjadi belenggu bagi
kemajuan. Namun begitu, jangan salah memaknainya. Manajemen kreativitas, bukan “anti
aturan”. Aturan tertentu, harus tetap ada, tetapi keberadaannya tidak memasung kreativitas.
Ada yang “ekstrim” dalam kasus pembaharuan ini. Misalnya, produsen piranti keras komputer
yang mendunia, Intell. Intell, secara berkala selalu menghancurkan produk lama mereka
setelah memproduksi produk baru hasil kreativitas timnya. Langkah yang serupa, meskipun
“tak sengaja” dialami perusahaan Unilever. Begitu produk barunya muncul, produk lama
Unilever “otomatis” dikalahkan produk barunya sendiri.

KETEKUNAN DAN FOKUS

Fokus

Logika ”focusing”, meminjam fenomena matahari. Mahakarya Tuhan ini, sumber energi
yang amat kuat, yang setiap jamnya menyinari bumi dengan jutaan kilowatt energi. Siapa pun,
bisa ”mandi matahari” berjam-jam dengan risiko yang ringan.
Bagaimana dengan laser? Seberkas sinarnya, adalah energi lemah. Ia hanya
membutuhkan beberapa kilowatt energi tetapi bisa difokuskan menjadi sebuah pancaran
cahaya yang koheren. Dari seberkas cahaya laser, temuan ilmuwan bisa menggunakannya
untuk dari memotong baja sampai mematikan sel kanker.
Beralih pada perbincangan sebuah usaha. Anda bisa menciptakan efek yang sama: sebuah
kemampuan kuat laksana laser untuk mendominasi sebuah pasar. Itulah yang kami maksud
sebagai ”tindakan memfokuskan”.
Ketika sebuah usaha menjadi tidak fokus, ia akan kehilangan kekuatannya. Usaha itu
menjadi seperti matahari, menyebarkan energinya terlalu banyak produk, di pasar yang terlalu
luas.
Konsentrasi, kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada tugas yang
dihadapi, dan dalam jangka panjang, berkonsentrasi pada suatu karier, merupakan satu segi
dari fokus. Tetapi bukan hanya itu. Segi lainnya, intensitas. Intensitas melibatkan kemampuan
untuk menyalurkan sejumlah besar tenaga pada tugas yang dihadapi. Menjalankannya sebagai
kebiasaan, akan meningkatkan karier Anda. Secara analog, fokus mempunyai pengaruh yang
sama terhadap pekerjaan seseorang, bak lensa pembesar yang dipegang di atas sehelai kertas
pada hari yang cerah. Memegang lensa dengan sudut yang tepat, membuat sinar-sinar
berkonsentrasi pada satu titik, sanggup membakar kertas itu.
Prioritas, masuk dalam gagasan fokus. Jangan segan-segan mengubah dan menaruh yang
paling penting sebagai nomor satu jika sesuatu yang tak terduga muncul. Bekerjalah atas
dasar prioritas.
DAFTAR PUSTAKA

Kazuo Murakami. 2017. The divine message of the DNA, Tuhan dalam gen kita, Mizan,
Jakarta.
Muhammad Faiz Almatih. 2018. 1100 Hadits terpilih Sinar Ajaran Muhammad, Gema Insani
Press, Jakarta.
Taylor, Lilis dan leMone. 2016. Fundamental of Nursing. jb lippincott company:
Philadelphia.USA.
Valentiono Dinsi. 2019. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Letsgo Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai