NURSING ENTERPRENEUR
OLEH:
Eksan Efendi (16037140926)
Nozawa dapat melihat kehidupan dari sudut pandang pohon tomat. Dari hal ini, kita dapat
melihat bahwa bahkan tomatpun memiliki potensi jauh lebih besar daripada yang dapat kita
keluarkan Murakami (2007). Bayangkan. Jika filosofi Nozawa telah membantu tanaman
menyadari potensi mereka, apakah yang akan terjadi jika kita menerapkan filosofi ini pada
manusia?. Walaupun kita berjuang untuk membangun potensi kita, kita terus terperangkap
dalam batasan yang kita terapkan pada diri sendiri. Jika perawat atau dokter berkata, "Apakah
mungkin bapak bisa membayar pengobatannya?, resep ini mungkin terlalau mahal bagi bapak,
obat generic ini mungkin sangat cocok bagai bapak yang secara ekonomi di bawah rata-rata!"
Batasan yang kita terapkan pada diri sendiri dan klien kita hampir selalu didasari oleh
perbandingan dengan orang lain. Ini adalah sebuah sudut pandang yang sangat sempit. Tetapi,
kita masih yakin bahwa batasan-batasan ini ada, dan kita memandang pengalaman dan
pengetahuan kita sebagai sesuatu yang absolut. Sungguh suatu perspektif yang sangat sempit.
Nozawa menjelaskan bagaimana ia mendapat ide untuk memproduksi tomat raksasa:
"Tumbuh-tumbuhan yang kita lihat di sekitar kita hanya menunjukkan potensi yang terbatas
sebagai reaksi dari kondisi tertentu. Saya mulai meneliti kondisi apa saja yang mencegah
mereka menyadari potensi yang lebih besar. Saya pun mengambil kesimpulan bahwa tanah
adalah salah satu dari hambatan mereka." Menurut jalan pikiran konvensional, tanah
sangatlah penting untuk pertumbuhan tumbuhan, tetapi Nozawa membalikkan ide ini.
Nozawa menyimpulkan bahwa jika halangan-halangan ini dihilangkan, efisiensi fotosintesis
akan lebih baik dan pertumbuhan tanaman pun akan meningkat. Teorinya itu terbukti dengan
peningkatan panen seribu kali lipat pada pohon-pohon tomatnya.
Manusia pun sama halnya. Jika kita menghilangkan semua hambatan dan menyediakan
Iingkungan yang sesuai, potensi kita untuk berkembang akan tidak terbatas. Jika tomat dapat
mencapai peningkatan potensi seribu kali lipat, maka bukan tidak realistis untuk
mengharapkan peningkatan kemampuan yang lebih besar pada manusia, yang merupakan
organisme yang lebih kompleks. "manusia pasti memiliki potensi yang lebih besar."
Berapa banyak orang di dunia yang menyalahkan kelemahan mereka, seperti kurang memiliki
keahlian olahraga, atau menyalahkan orangtua mereka. Memang benar bahwa keturunan
memengaruhi karakteristik dan kemampuan setiap individu. Tetapi, walaupun sifat-sifat ini
diwariskan secara genetik, gen kita juga dilengkapi dengan suatu tombol nyala/padam yang
dapat mengubah fungsi gen tersebut. Contohnya, olahraga secara teratur akan menyalakan gen
yang bermanfaat yang berakibat meningkatnya kekuatan otot dan kesehatan, dan pada saat
yang sama juga memadamkan gen yang merugikan.
Lingkungan juga dapat memicu mekanisme nyala/padam ini. Namun, yang lebih luar biasa
adalah kenyataan bahwa mekanisme nyala/padam tersebut dapat dipicu oleh sikap mental.
Penelitian di masa kini menunjukkan bahwa cara berpikir dapat mengaktifkan gen kita.
Sebuah eksperimen yang baru-baru ini dilakukan Kazuo dkk. menemukan bahwa kita dapat
menurunkan secara signifikan tingkat gula darah pada penderita diabetes setelah makan.
Selanjutnya ditemukan pula bahwa gen-gen tertentu dapat teraktivasi oleh perasaan bahagia,
dan membuktikan untuk pertama kali bahwa berpikir positif dapat memicu tombol positif
genetic dormant. Dengan mempelajari bagaimana mengaktifkan gen positif dan
menonaktifkan gen negatif kita, terbuka kemungkinan tak terbatas untuk mengembangkan
potensi kemampuan finansial manusia.
Fokus penting dari keperawatan menurut Abdellah adalah perawat harus menciptakaan atau
memelihara lingkungan terapeutik. Abdellah juga mengatakan bahwa bila reaksi perawat
terhadap klien bersikap bermusuhan atau negative maka keseluruhan lingkungan klien akan
terpengaruh menjadi menjadi negatif juga.
Suasana emosional perawat akan mempengaruhi suasana emosional klien. Suasana emosional
klien akan mempengaruhi kekebalan tubuhnya. Kekebalan tubuh akan mempengaruhi
penyembuhannya. Suasana emosional perawat dapat terpengaruh oleh kondisi keuangan
perawat. Perawat-perawat yang kurang cerdas secara finansial cenderung lebih emosional,
reaktif dan menyalahkan lingkungan. Ciri-ciri perawat ini adalah kebutuhan dasarnya sendiri
belum terpenuhi secara optimal, tidak punya tabungan, tidak adanya asset yang dimiliki,
sering bertengkar tentang masalah-masalah kecil yang sebenarnya mempertengkarkan gaji,
honor, komisi atau sejenisnya. Akibatnya energinya akan ditransfer pada lingkungan dan pada
kliennya. Menurut prof. Arphon ahli holistic care, setiap perawat memancarkan aura pada
lingkungannya. Lingkungan akan merasakan apakah kehadiran perawat menyebabkan lebih
tenang, lebih termotivasi atau makin cemas. Aura perawat yang buruk biasanya
mencerminkan karakter perawat tersebut, dimana secara psikologis klien tidak tenang
berdekatan dengan tipe perawat tersebut. Contoh perawat yang memiliki aura buruk seperti
perawat pemarah, pendendam, otoriter, sombong tidak empati dan kurang toleran.
Suasana Mempengaruhi
emosional suasana
perawat emosional
pasien
Mempengaruhi
proses
penyembuhan
klien
Gambar 1. Kaitan ilmu keperawatan dengan entrepereneur yang dilandasai teori model
keperawatan Glen Faye Abdellah. Aura perawat yang memiliki kecerdasan finansial
memberikan efek penyembuhan klien.
Hubungan interpersonal perawat klien dapat mengalami hambatan komunikasi. Perawat yang
memiliki aura buruk biasanya mengalami countertransference dalam dirinya. Bentuk-bentuk
countertransference adalah: tidak mampu berempati terhadap klien, perasaan tertekan
selama/setelah proses, tidak bijaksana dalam membuat membuat kontrak dengan klien,
terlambat atau terlalu lama, Klien dan perawat dalam “mood” yang kurang baik, Marah dan
tidak sabar karena klien tidak mau berubah, aura perawat dalam memenuhi kebutuhan fisik,
sosial dan emosional klien sangat penting.
Marilah kita tinjau Teori Model keperawatan menurut Imogene M. King. Kerangka ini dikenal
sebagai kerangka sistem terbuka. Asumsi yang mendasari kerangaka ini adalah Pertama,
asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi
kesehatan seseorang. Kedua, tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu,
kelompok dan masyarakat. Ketiga, manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap
lingkungan.
Dalam kerangaka konsep ini terdapat 3 sistem yang saling berinteraksi dan saling
berhubungan. Pertama, kepribadian (personal system). Setiap individu mempunyai sistem
kepribadian tertentu. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh persepsi, konsep diri,
pertumbuhan dan perkembangan, gambaran diri, tempat dan waktu. Kedua, sistim
interpersonal. Sistem interpersonal terbentuk karena hasil interaksi manusia. Konsep ini dapat
berupa interaksi, komunikasi, perjanjian, stress dan peran pendidikan, sistem pekerjaan dan
kelompok sebaya. Menurut king tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai jika
perawat dan pasien saling bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan
tujuan bersama yang hendak dicapai. Faktor utama yang menentukan adalah kepribadian
perawat (personality system).
Setiap orang yang diciptakan Tuhan sudah dilengkapi dengan kepribadian (personal system).
Kepribadian itu sebetulnya adalah anugerah Tuhan yang dilengkapi dengan pengaruh
lingkungan yang kita terima atau kita alami pada masa pertumbuhan kita (5). Ada beberapa
ahli yang beranggapan bahwa segalanya telah diprogram dalam genetik. Beberapa ahli lain
menyatakan bahwa faktor belajar dan lingkungan memegang peranan yang sangat
menentukan. Perpaduan kedua faktor itu dinamakan Anna Anastasia, dimana keduanya
membentuk kepribadian perawat yang akan mempengaruhi perilaku pasien.
John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara kepribadian dan minat
pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi kepribadian pada manusia.
1. Tipe realistik .
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan sistematis, seperti
mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak hanya membutuhkan keterampilan,
komunikasi, atau hubungan dengan orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang
karier yang cocok, yaitu perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe intelektual/investigative .
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada pelaku tindakan,
senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya menghindari hubungan sosial yang
akrab. Tipe ini cocok bekerja di laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli
matematika.
3.Tipe sosial.
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi kegiatan yang melibatkan
kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya
kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar,
konselor, pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe konvensional.
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan
tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta akuntan.
5. Tipe usaha/enterprising.
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya
untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau
gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe artistik .
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau aturan, lebih
menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri. Karier yang sesuai,
yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis.
Perawat secara empiris cenderung didasarkan pada kepribadian tipe sosial, hal ini terutama
dipengaruhi tokoh keperawatan dunia sejak zamannya Florence Nightingale. Tidak seperti
perawat Indonesia, Florence tidak mengalami mahalnya tarip dasar listrik, tingginya harga
BBM tanpa subsidi, mahalnya pendidikan anak berkualitas, ia juga tidak berdesakan dalam
bis kota sebelum berangkat tugas. Florence betul-betul altruism yang berorientasi sosial dan
kemanusiaan belaka, karena mobil pribadi dan istana ayahnya di Inggris yang mewah cukup
untuk menghidupi ia sampai generasi ke tujuh. Doktrin keperawatan bahwa kita harus bersipat
Altruism semata (hanya berorinetasi kemanusiaan) terus-menerus diajarkan di Akper dan
STIKes, karena Florence dianggap contoh tuladan dalam sejarah Keperawatan, hal ini telah
menyebabkan banyaknya perawat kurang cerdas secra finansial dan kurang dihargai.
Menurut ketua PPNI Jabar dalam sebuah audiensi dengan asisten gubernur Jawa Barat, karena
dilandasi semangat kemanusiaan saja, perawat banyak yang digaji di bawah UMR.
Banyaknya waktu dihabiskan untuk menolong klien yang sakit, di pihak lain perawat
meninggalkan anaknya yang sakit akibat kurang gizi dan kekebalannya lemah, ada yang
terkena TBC kelenjar atau terkena DHF. Di Indonesia perawat digaji rendah per bulan
Sementara di Amerika perawat sudah digaji tinggi dengan hitungan per jam.
Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland, saat ini dibutuhkan
perawat yang memiliki kepribadian Tipe usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung
mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk
memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau gagasan.
Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial, klien akan sehat dan terpenuhi
kebutuhan dasarnya.
PENGERTIAN ENTREPRENEUR
Entrepreneur sebuah kata yang berasal dari bahasa Perancis yang bermakna seseorang yang
melakukan dan mengoperasikan kegiatan enterprise (perdagangan) atau venture (bisnis) yang
dihubungkan dengan pengambilan resiko. Dalam konteks yang lebih luas entrepreneur
disinonimkan dengan "founder".
Secara umum entrepreneur selalu dikaitkan dengan bisnis, namun sebenarnya tidak selalu
demikian. Seorang entrepreneur adalah pembuka cakrawala baru atau membentuk pelayanan
jasa/produk dalam market baru, baik itu bersifat profit ataupun non profit. Prof W.Long
menyebutkan istilah dari bahasa jerman "unternehmer", dan "unternehmergeist" yang
memiliki pengertian semangat untuk gagasan baru yang menguntungkan (spirit of
entrepreneurship). (1).
Referensi lainnya menyebutkan bahwa kata “entrepreneur” berasal dari bahasa Perancis
“entreprendre” yang berarti memulai, mengambil inisiatif dan tindakan sejenis. Artinya
dalam konteks dunia usaha, itu berarti memulai sebuah usaha atau bisnis. Kamus Webster
kemudian mendefinisikannya sebagai seseorang yang mengorganisasi, mengelola, dan
mengambil risiko dari suatu bisnis atau perusahaan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, entrepreneur diartikan sebabagai orang yang pandai atau berbakat dalam membuat
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk
baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Definisi terkini mengenai seorang entrepereneur adalah: Orang yang membentuk ulang atau
mevolusir pola produksi dengan memanfaatkan suatu penemuan atau, sebuah kemungkinan
teknologis yang belum pernah dicoba untuk rnenghasilkan suatu komoditi baru atau
memproduksi suatu bentuk lama dengan cara baru. Beberapa ahli menjelaskan seorang
entrepereneur dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan berikut, kemudian dari cara
menjawabnya kita bisa melihat apakah ia seorang entrepereneur atau seperti perawat
kebanyakan, pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Apakah Anda mendambakan keamanan saat orang banyak berkerumun?
2. Apakah Anda bertindak berdasar konsensus dan komite?
3. Apakah Anda mau memberi pengorbanan?
4. Apakah Anda merasa nyaman bekerja 6 atau 7 hari, 60-80 jam seminggu?
5. Apakah Anda mudah dikacaukan saat mengerjakan proyek khusus?
6. Apakah Anda siap untuk melakukan lebih dari yang dilakukan pesaing Anda?
7. Dapatkah Anda membuat keputusan penting?
8. Dapatkah Anda mengendalikan diri saat mereka di sekitar Anda tak lagi mampu?
Entrepreneur, yang tidak dikenali seperempat abad lalu, saat ini diajarkan sebagai mata
kuliah di universitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, ratusan perguruan tinggi
mengajarkan itu. Apakah ini benar-benar fenomena baru? Tidak persis demikian. Kita
sebenarnya dilahirkan sebagai entreperneur. Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya
adalah sifat yang dimiliki seseorang sejak lahir. Itu alami, melekat dalam diri Anda! Tinggal
masalahnya, buatlah kemampuan itu muncul dan bekerja optimal! .Kita sebagai perawat
sudah pernah memenangkan persaingan yang paling akbar di jagat raya ini yaitu 700 juta sel
sperma yang bersaing membuahi ovum. Kitalah pemenangnya. Lalu berkembang menjadi
bayi, bayi manapun di dunia ini, sebelum mereka dibanjiri nilai-nilai dan peraturan
masyarakat, tanpa perlu ikut seminar tentang ”berjalan”, ia belajar berjalan sampai bisa.
Setiap kali si bayi yang belajar berjalan, ia tersandung dan terjatuh kemudian bangkit lagi.
Bayi itu pun belajar berbicara tanpa perlu mengikuti kurus bahasa. Sayangnya, semua
kelebihan itu hilang ketika ia memasuki institusi yang kita sebut sekolah.
Pertanyaan terakhir adalah, apakah seorang entrepreneur bisa berkuasa?, seperti yang
disampaikan valentino Dinsi (2004) dalam bukunya ’Jangan mau seumur Hidup Jadi orang
Gajian”, bahwa selama 1000 tahun manusia terus mengalami pergeseran kekuasaan sebagai
berikut :
Tahun 1000
Kekuasaan berada di tangan kaum rohaniwan yang secara
kebetulan adalah beberapa orang yang mampu membaca
dan menulis
Tahun 1455
Penemuan mesin cetak yang memungkinkan pengetahuan
lebih bisa disebarkan kepada lebih banyak orang. Dengan
demikian kekuasaan bergeser dari agama ke politik
Tahun 1555
Politisi mulai lebih berkuasa dan untuk mempertahankan
kekuasaan itu, birokrasi dibuat
Tahun 1970
Penemuan microchip memungkinkan informasi lebih
tersebar kepada keompok orang yang lebih besar.
Kekuasaan bergeser perlahan dari politik ke ekonomi
Tahun 1995
Ekonomi sekarang begitu penting sehingga menjadi sebab
jatuhnya banyak pimpinan politik (mis.Presiden Soeharto
dari Indonesia, Perdana Menteri Chavalit Yongchaiyudh
dari Thailand) selama masa yang sangat singkat
Tahun 2020
Keseimbangan kekuasaan bergeser perlahan dari birokrasi
menjadi kewirausahaan. (Bill Gates dipilih sebagai orang
paling berkuasa di Inggris)
Telah diramalkan bahwa selama 25 tahun, birokrat akan bersikap defensive, mencari cara
untuk mempertahankan status keamanan yang sudah ada dari standar hidup mereka,
sedangkan individu yang berjiwa Entrepreneur akan bersikap ofensif, mencari cara
memperbesar kesempatan mereka, kemampuan mereka dan kualitas hidup mereka yang
meningkat. "Karena perkembangan dinamis bakat Entrepereneur, Amerika Serikat mampu
mewujudkan lebih dari 15 juta pekerjaan dalam tempo 7 tahun."
2. PENGERTIAN NURSEPRENEURS
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi
perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan
lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai
kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya
banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak
sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji
karyawannya. Hal seperti ini sudah mulai ada di Indonesia, misalnya Saat pembubaran Konas
jiwa, Penulis peranh berkunjung ke klinik perawat yang mengelola kolam renang, balai
kesehatan sekaligus pemancingan di daerah Soreang. Di Bali perawat memiliki balai
Keperawatan yang dipadukan dengan fisioterapi.
Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai contoh
adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres
modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari
Rumah sakit atau intistusi kesehatan yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa
kunjungan ke RS tertentu sangat rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset
yang didanai rumah sakit yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang pendidikan atau
menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan. Misalnya pelatihan baby siter,
pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi
klien saat ibadah haji.
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan “entrepreneur”.
Nurse artinya seorang perawat, sedangkan Entrepreneur sendiri memiliki berbagai
pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Burch dalam
http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur., Entreprenuer memiliki sifat :
Berhasrat mencapai prestasi
Seorang Pekerja keras
Ingin bekerja untuk dirinya
Mencapai kualitas
Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
Optimis
Berorganisasi
Berorientasi kepada keuntungan
Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yang dilakukan oleh
perawat yang tergabung dalam asosiasi perawat Indonesia yang bekerja di malaysia, Saudi
Arabia, Qatar dan Kuwait. Mereka mencoba berorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan
memiliki keberanian untuk hijrah dengan Berorientasi kepada keuntungan berupa
besarnya gajih yang diperoleh, gaji tersebut selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi
mesin uang.
2. Menyukai tantangan.
Segala sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan
jaman yang terus berubah menjadi motivasi kemajuan bukan menciutkan nyali seorang
perawat entrepreneur unggulan. Dengan demikian, ia akan terus memacu dirinya untuk maju,
mengatasi segala hambatan.
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk
mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang
membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus
pemikiran orang banyak atau kreatif. Bahkan terkadang dicap gila pada awal kemunculannya
karena bertentangan dengan kebiasaan umum. Tapi, bukankah perahu dapat berlayar dan
layang-layang hanya dapat terbang tinggi jika ia mampu melawan arah arus angin?
Tampaknya, begitu pula caranya jika kita ingin menjadi nursepreneur unggulan. (Paulus
Winarto, 2005)
Perawat adalah sebuah profesi bidang kesehatan yang saat ini memiliki peran terdepan dalam
memberikan tatanan pelayanan kesehatan di Indonesia. Namun tak bisa dipungkiri juga
bahwa kesejahteraan seorang perawat penting sekali, agar pelayanan asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien dapat berhasil optimal. Di lain pihak perkembangan profesi lain
di luar bidang keperawatan semakin maju semisal kedokteran, kesehatan masyarakat/public
health, dsb. karena mereka terus melakukan transformasi dan lebih cepat memodifikasi makna
sebuah "profesi" itu sendiri.
Kini mahsiswa perawat yang berjiwa entreprenur datang. Ia menghadapi masalah yang sama.
Sebongkah pohon bambu yang mengotori halaman. Muncul ide kretaifnya yang dilandasi
kemampuan berpikir untung (think benefit). Maka saat melihat bongkahan pohon bambu
yang terpikr adalah :
4. Calung millenium
Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja misalnya macet saat mau
dinas ke Rumah sakit, mencuci baju putih yang gampang kotor, sampah medis yang
berserakan, sulitnya meninggalkan anak saat dinas, jauhnya kantin saat makan siang, tidak
keburu masak di rumah, mahalnya biaya berkomunkasi dengan suami. Seorang perawat yang
berjiwa entrepreneur akan mulai berpikir beda dan berpikir untung. Tahap selanjtnya mungkin
muncul gagasan-gagasan segar dan ide-ide kreatif misalnya perawat menciptakan CD
rekaman English for nurse saat macet, laundry for nursing staf, Re-use machine for waste
medical, katering siap antar bagi perawat atau penitipan bayi bagi perawat. Ide-ide tersebut
harus dibiasakan muncul. Seberapa jeleknya ide itu atau seberapa sepelenya ide itu tetap harus
dimunculkan. Di luar negeri justru ide sepele itulah yang menghasilkan royalti jutaan,
misalnya ide tentang alat penjepit kuping anjing jenis tertentu, yang telinganya menjuntai saat
makan dan tercelup pada makanan.
Menurut valentino Dinsi, Jika kita ingin mencetak calon entrepereneur yang tangguh dan
memilki ide kreatif 1% saja dari penduduk Indonesia, maka jumlahnya sudah di atas 2 juta
orang. Kalau seluruh perawat di Jawa Barat saja ada sekitar 20.000 orang maka ada sekitar
200 orang perawat yang memiliki jiwa entreperenuer dengan langkah awal keberanian untuk
berpikir untung serta mampu melihat masalah menjadi peluang. Tetapi apakah kebiasaan
berpikir untung terlahir karena seseorang berkesempatan untuk bersekolah tinggi?. Ternyata
bersekolah tinggi-tinggi, membuat pribadi pembelajar memperoleh pengetahuan. Tapi belum
tentu mereka memiliki ide.
Napoleon Hill pemah berkata,”Pikiran adalah benda”. Tapi pikiran biasa tidak akan sanggup
membawa kita kemana-mana. Setiap orang punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide.
Ide, adalah pikiran yang punya arah atau tujuan. Menurut Valentiono Dinsi menganggap
pengetahuan berharga bisa saja pandangan itu keliru. Pengetahuan itu statis, idelah yang
berguna. Banyak orang dalam masyarakat kita hanya memikirkan penumpukan pengetahuan
sehingga kita mendorong anak-anak kita mengejar pemilikan lembaran ijazah. Einstein pemah
bilang,”Pengetahuan yang tidak diterapkan itu tidak berguna. Hanya ide yang bisa mengubah
dunia.” Apa gunanya menjadi perpustakaan atau ensiklopedi berjalan?. Mugkin cukup
inspiratif bagi Anda, menyimak sidang penghinaan terhadap Henri Ford, pendiri Ford Motor.
Koran pemah menyebutnya ignoramus (orang bodoh). Kasus itu dibawa ke pengadilan. Untuk
membuktikan bahwa ia memang orang bodoh dan tak berpendidikan, pembelanya
menanyakan pertanyaan seperti ini :
Pendidikan kita sering melahirkan orang-orang tidak kreatif dan berpikiran linier. Bila
jawabannya tidak sesaui keinginan dosen maka dianggap salahg. Pendidikan tidak
merangsang untuk menghasilkan ide-ide baru karena, sebelum kita bisa menghasilkan ide,
pikiran kita harus bebas. Pendidikan harus membebaskan pikiran kita dan bukan
menguncinya. Tujuan pendidikan adalah menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran
yang terbuka.
Sebagai illustrasi tukang becak setiap hari kerja keras, tukang gali batu setiap hari kerja keras,
nelayan setiap hari bekerja keras, perawat setiap hari kerja keras mendorong blankar,
mengangkat pasien, menjaga kebersihan lingkungan, memandikan, mengganti balutan, tetapi
sudahkah mereka kerja cerdas dan kerja ikhlas?. Apakah dengan kerja keras kita semakin
kaya materi dan kaya hati?. Pentingnya mengolah ketiga aspek bagi perawat supaya ketiga-
tiganya bekerja. Contoh uraian berikut bagaimana seorang perawat memadukan ketiga aspek
tersebut untuk menggapai kesejahteraaan dunia dan berlimpahnya kekayaan.
Pernahkah anda mengunjungi stasion kereta yang masih primitif?, WC yang becek, tempat
duduk berantakan, informasi tidak jelas, kereta datang dan pergi terlambat. Tidak jelas mana
copet mana petugas. Tidak jelas mana pedagang asongan mana pramugari kereta, bahkan
tidak jelas mana ruang tunggu mana tempat sampah.
Pernahkah anda makan di restoran siap saji made in Amerika?. Meskipun konsumennya
sebagian besar orang Islam, restoran tersebut beberapa waktu yang lalu harus ditutup paksa
karena dianggap milik kafirun dan mendanai pembantaian umat Islam oleh Yahudi di berbagai
negara. Gedung yang megah, tata warna yang indah dan bau harum yang mengundang selera
adalah ciri khas restoran tersebut. Prinsip kepuasan pelanggan dan total quality control
mewarnai setiap penyajiannya. WC nya terkadang lebih indah dibanding ruang utama
perawat. Dengan Sigma Kepuasan semenjak masuk, pintu kaca terbuka secara otomatis atau
minimal dibukakan oleh pelayan yang cakep atau cantik. Menginjak lantai sangat bersih licin
dan wangi. Memesan makanan dilayani dengan petugas berseragam yang cantik dan murah
senyum. Meja makan dengan tata warna yang sudah dirancang untuk meningkatkan selera
makan. Semua didesain sesuai dengan hasil riset dengan pendekatan psikologi konsumen.
Siapa penemu angka nol?, siapa penemu tusuk gigi?, siapa penemu peniti?, siapa penemu
kaos kaki?, siapa penemu kancing baju?, siapa penemu pentil?, siapa penemu atom heckter?,
mereka adalah para penghayal yang pada awalnya ditertawakan dan dicemoohkan. Karena
idenya yang sepele dan dianggap tak berharga. Siap penghayal yang tidak mungkin
hayalannya itu untuk dilakukan tetapi paling diminati oleh anak-anak dan menghasilkan
milyaran rupiah?.Dialah Doraemon. Maka oleh karena itu hanya ada dua pilihan untuk para
penghayal dan penggagas ide baru yaitu kaya atau kaya orang gila.
Kini jamannya menulis kurikulum vitae dengan rentetan kegagalan. Semakin banyak
gagal semakin tinggi jam terbangnya dan semakin besar pengalamannya. Gemerlap materi,
pada komunitas bahkan kehidupan sosial yang serba benda (materialistis), lebih banyak
memperoleh penilaian tinggi. Sebaliknya, siapa pun mengalami kegagalan, sudah mendapat
stempel sosial sebagai manusia yang kehilangan harga. The looser dunia usaha, sering
menjadi figur yang menghadapi titik balik sikap sosial terhadapnya. Dulu, saat masih jaya, ia
banyak rekan dan kolega, setelah gagal dalam usahanya, hampir semua rekan dan kolega yang
dulu mendukungnya, menebar senyum ramahnya, bahkan mengajak bermitra, hilang sudah!
Akibat cara pandang seperti ini, banyak wirausahawan yang traumatik terhadap kegagalan.
Ini, “awal kematian” benih-benih kewirausahaan. Semua pihak harus mengubah sikapnya:
doronglah masyarakat menjadi pihak yang turut membangun keberanian banyak orang untuk
respek terhadap ikhtiar orang meraih keberhasilan dalam bisnis. Gagal atau keberhasilan,
bukan menjadi satu-satunya alasan menghargai atau meremehkan wirausahawan. Tentu,
sembari tetap mentransfer sikap-sikap arif, bahwa dalam setiap kegagalan selalu ada pelajaran
berharga. Seorang bijak berkata,”sukses hanyalah pijakan terakhir dari tangga kegagalan.”
Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di Malaysia, pernah menanyakan
kepada peserta trainingnya tentang satu masalah menarik. ”Mengapa orang akan tenggelam
apabila jatuh ke dalam air?” Ternyata berbagai komentar diberikan oleh peserta seminar.
Tetapi yang paling sering ialah ”Dia tenggelam karena ia tak dapat berenang.” Yang hadir
heran, karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda.
Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang menuntut transformasi
dalam sesuatu kompensasi yang positif. Sejarah mencatat bahwa Amerika Serikat merupakan
hasil dari kegagalan total. Karena Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia.
Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final. Entrepreneur sejati, memandang
kegagalan sebagai awal, batu loncatan untuk memperbaharui kinerja bisnis mereka di masa
mendatang. Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan kegagalan.
Saat gagal menimpa, kendati lelah dan kecewa berat, jangan matikan energi kreatif Anda.
Tetaplah berpikir kreatif. Sempurnakan produk yang ada, atau hasilkan produk baru atau
usaha baru yang mungkin belum terpikirkan. Jangan terpaku pada karier dan keterampilan
yang dimiliki, yang terlalu lama bersandar pada lingkungan di mana kita dibesarkan atau
selama ini bergulat. Kadang kala apabila seseorang gagal setelah berusaha dengan tabah dan
mengerahkan sepenuh tenaga untuk sekian lama, mungkin tiba saatnya ia mengkaji kembali
bidang yang digeluti dan menilai apakah ia mampu untuk mendapatkan apa yang
dinginkannya di bidang tersebut.
Banyak cara untuk mencapai tujuan hidup. Sebagian lebih cepat atau lebih lambat
daripada yang lain. Sebagian kurang berisiko tetapi lebih lambat daripada yang lain.
Jaringan dan berhubungan dengan jaringan selalu merupakan fondasi kuat untuk
membangun bisnis. Karena kita hidup di zaman pekerja berpengetahuan yang dioperasikan di
bawah paradigma yang diarahkan oleh mutu tinggi dan hubungan baik, dasar tersebut sangat
penting untuk keberhasilan.
Dengan database berlimpah, digabung keuntungan praktis yang disediakan internet,
diperoleh akses untuk berhubungan ataupun untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sebelum
era internet, belum pernah ada jalan semudah ini. Saat ini, dengan sentuhan jari, pengetahuan
yang dipilih beserta detailnya dapat dikirimkan dan diterima. Tidak mengherankan inisiatif
bisnis wirausaha dapat bergerak dengan cepat dan mudah tumbuh dengan baik dan kuat.
Terlalu banyak organisasi yang memiliki unit yang menyimpan banyak hal untuk
mereka sendiri dan cemas unit tetangga mencuri ide-ide mereka. Kurangnya hubungan dalam
organisasi adalah alasan utama mengapa organisasi tersebut kehilangan kesempatan. Saat
kekuatan semua sumber daya dibawakan bersama-sama, tercapai keberhasilan yang lebih
besar. Sekali Anda melakukan kontak, pelihara mereka. Mereka adalah sumber daya
wirausaha.
Jaringan usaha atau organisasi nirlaba sering dipahami dan diterjemahkan secara
sederhana. Orang selalu setuju pada ungkapan “teman adalah aset”. Apakah membangun
jejaring sesederhana seperti menjalin pertemanan? Jejaring yang perlu dibangun antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain sering tidak sama. Karena, karakteristik dan
kebutuhannya berbeda. Maka perlu diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, dengan pihak-
pihak mana saja kita perlu membangun jejaring. Bagi dunia usaha, yang perlu dijalin
hubungannya antara lain lembaga konsumen, pemerintah (departemen terkait), militer,
organisasi keagamaan, LSM, rekanan usaha, institusi penunjang (lembaga keuangan, lembaga
pasar modal yang sudah go public) dan para tokoh informal masyarakat. Perlu digaris bawahi,
membangun jejaring dalam konteks ini sama sekali berbeda dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), yang umumnya lebih bersifat hit and run serta jangka pendek.
Membangun Jejaring
Persahabatan merupakan unsur penting dalam hidup kita, sebagaimana hubungan profesional
menjadi pusat keberhasilan kita. Karena itu, membangun jejaring menjadi keahlian yang
sangat bermanfaat.
Keberuntungan pastilah sesuatu yang berada pada tempat dan waktu yang tepat. Mungkin
saja, ciri paling umum yang dapat ditemukan pada orang-orang beruntung adalah bahwa
mereka memanfaatkan kesempatan yang mereka dapatkan. Keberuntungan bukan sesuatu
yang harus Anda tunggu sambil santai, tetapi harus diraih. Napoleon pemah berkata: Jangan
jendral-jenderal brilian, tetapi berilah saya jendaral—jenderal yang memiliki
keberuntungan.”
Jamming dalam bisnis, adalah ikhtiar kreatif. Ada imajinasi, totalitas berkreativitas,
menyerap pendar-pendar inspirasi dari mana-mana. Dari sana tercipta ide-ide kreatif dalam
pengembangan bisnis. Siapa “sparing partner” seorang wirausahawan dalam mengeksplotasi
gagasan kreatifnya? Ia bisa sesama wirausahawan, meskipun tak ada salahnya dengan orang
lain yang sangat berbeda dunia kerja (bukan wirausahawan).
Bekerja “serba rutin”, “manut pakem”, di level pengambilan keputusan tertinggi,
terutama sebagai pusat penyikapan terhadap realitas bisnis, diyakini merupakan sebuah sikap
berbahaya bagi keberlangsungan usaha. Rutinitas, pakem-pakem itu, menjadi belenggu bagi
kemajuan. Namun begitu, jangan salah memaknainya. Manajemen kreativitas, bukan “anti
aturan”. Aturan tertentu, harus tetap ada, tetapi keberadaannya tidak memasung kreativitas.
Ada yang “ekstrim” dalam kasus pembaharuan ini. Misalnya, produsen piranti keras komputer
yang mendunia, Intell. Intell, secara berkala selalu menghancurkan produk lama mereka
setelah memproduksi produk baru hasil kreativitas timnya. Langkah yang serupa, meskipun
“tak sengaja” dialami perusahaan Unilever. Begitu produk barunya muncul, produk lama
Unilever “otomatis” dikalahkan produk barunya sendiri.
Fokus
Logika ”focusing”, meminjam fenomena matahari. Mahakarya Tuhan ini, sumber energi
yang amat kuat, yang setiap jamnya menyinari bumi dengan jutaan kilowatt energi. Siapa pun,
bisa ”mandi matahari” berjam-jam dengan risiko yang ringan.
Bagaimana dengan laser? Seberkas sinarnya, adalah energi lemah. Ia hanya
membutuhkan beberapa kilowatt energi tetapi bisa difokuskan menjadi sebuah pancaran
cahaya yang koheren. Dari seberkas cahaya laser, temuan ilmuwan bisa menggunakannya
untuk dari memotong baja sampai mematikan sel kanker.
Beralih pada perbincangan sebuah usaha. Anda bisa menciptakan efek yang sama: sebuah
kemampuan kuat laksana laser untuk mendominasi sebuah pasar. Itulah yang kami maksud
sebagai ”tindakan memfokuskan”.
Ketika sebuah usaha menjadi tidak fokus, ia akan kehilangan kekuatannya. Usaha itu
menjadi seperti matahari, menyebarkan energinya terlalu banyak produk, di pasar yang terlalu
luas.
Konsentrasi, kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada tugas yang
dihadapi, dan dalam jangka panjang, berkonsentrasi pada suatu karier, merupakan satu segi
dari fokus. Tetapi bukan hanya itu. Segi lainnya, intensitas. Intensitas melibatkan kemampuan
untuk menyalurkan sejumlah besar tenaga pada tugas yang dihadapi. Menjalankannya sebagai
kebiasaan, akan meningkatkan karier Anda. Secara analog, fokus mempunyai pengaruh yang
sama terhadap pekerjaan seseorang, bak lensa pembesar yang dipegang di atas sehelai kertas
pada hari yang cerah. Memegang lensa dengan sudut yang tepat, membuat sinar-sinar
berkonsentrasi pada satu titik, sanggup membakar kertas itu.
Prioritas, masuk dalam gagasan fokus. Jangan segan-segan mengubah dan menaruh yang
paling penting sebagai nomor satu jika sesuatu yang tak terduga muncul. Bekerjalah atas
dasar prioritas.
DAFTAR PUSTAKA
Kazuo Murakami. 2017. The divine message of the DNA, Tuhan dalam gen kita, Mizan,
Jakarta.
Muhammad Faiz Almatih. 2018. 1100 Hadits terpilih Sinar Ajaran Muhammad, Gema Insani
Press, Jakarta.
Taylor, Lilis dan leMone. 2016. Fundamental of Nursing. jb lippincott company:
Philadelphia.USA.
Valentiono Dinsi. 2019. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Letsgo Indonesia.