Bab I PDF
Bab I PDF
BAB I
PENDAHULUAN
adalah bakteri, jamur, yis,dan alga. Degradasi senyawa kimia oleh mikroba di
lingkungan merupakan proses yang sangat penting untuk mengurangi kadar
bahan-bahan berbahaya di lingkungan, yang berlangsung melalui suatu seri
reaksi kimia yang cukup kompleks. Dalam proses degradasinya, mikroba
menggunakan senyawa kimia tersebut untuk pertumbuhan dan reproduksinya
melalui berbagai proses oksidasi. Kemampuan bakteri dalam menyerap atau
menurunkan kandungan polutan dari lingkungan, baik dari tanah maupun dari
perairan juga telah banyak dipelajari.
Dari penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya, melalui makalah ini
penulis ingin menjelaskan mengenai pengendalian pencemaran lingkungan
melalui teknik bioremediasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah
lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian
hari kian bertambah parah.
Sebab pencemaran lingkungan di air dan di tanah :
1. Erosi dan curah hujan yang tinggi.
2. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
3. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia
asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk
penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti
konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,
meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies
tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini
memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Bioremediasi
Bioremediasi berasal dari dua kata yaitu bio dan remediasi yang dapat
diartikan sebagai proses dalam menyelesaikan masalah. “Bio” yang dimaksud
adalah organisme hidup, terutama mikroorganisme yang digunakan dalam
pemanfaatan pemecahan atau degradasi bahan pencemar lingkungan menjadi
bentuk yang lebih sederhana dan aman bagi lingkungan tersebut. Bioremediasi
merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan
memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran atau polutan.
Yang termasuk dalam polutan antara lain logam-logam berat, petroleum
hidrokarbon, dan senyawa-senyawaorganik terhalogenasi seperti pestisida,
herbisida, dan lain-lain. Bioremediasi mempunyai potensi menjadi salah
satu teknologi lingkungan yang bersih, alami, dan paling murah
untuk mengantisipasi masalah-masalah lingkungan.
Menurut buku penyelamatan tanah, air dan lingkungan, bioremediasi
yaitu penggunaan mikroorganisme untuk menghilangkan pengaruh
kontaminan (zat beracun) sehingga substansi kontaminasi tersebut berkurang.
Mikroorganisme yang dimaksud adalah khamir, fungi (mycoremediasi),
yeast, alga dan bakteri yang berfungsi sebagai agen bioremediator. Selain
dengan memanfaatkan mikroorganisme, bioremediasi juga dapat
memanfaatkan tanaman air. Tanaman air memiliki kemampuan secara umum
untuk menetralisir komponen-komponen-komponen tertentu di dalam perairan
dan sangat bermanfaat dalam proses pengolahan limbah cair (misalnya
menyingkirkan kelebihan nutrient, logam dan bakteri patogen).
2. Bidang Industri
3. Bidang Ekonomi
4. Bidang Pendidikan
Proses utama pada bioremediasi adalah biodegradasi, biotransformasi
dan biokatalis. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur
kimia polutan tersebut. Enzim mempercepat proses tersebut dengan cara
menurunkan energy aktivasi, yaitu energi yang dibutuhkan untuk memulai
suatu reaksi. Pada proses ini terjadi biotransformasi atau biodetoksifikasi
senyawa toksik menjadi senyawa yang kurang toksik atau tidak toksik.
Proses tersebut dapat berlangsung optimal, diperlukan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme. Tidak terciptanya kondisi yang optimum
akan mengakibatkan aktivitas degradasi biokimia mikroorganisme tidak dapat
berlangsung dengan baik, sehingga senyawa-senyawa beracun menjadi
persisten di lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan bioremediasi
adalah melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekuler sangat penting
untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada
bioremediasi.
3. Oksigen
Langkah awal katabolisme senyawa hidrokarbon oleh bakteri
maupun kapang adalah oksidasi substrat dengan katalis enzim oksidase,
dengan demikian tersedianya oksigen merupakan syarat keberhasilan
degradasi hidrokarbon minyak.
4. Nutrisi
Mikroorganisme memerlukan nutrisi sebagai sumber karbon, energy
dan keseimbangan metabolisme sel.
5. Interaksi antar Polusi
Fenomena lain yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam
mengoptimalkan aktivitas mikroorganisme untuk bioremediasi adalah
interaksi antara beberapa galur mikroorganisme di lingkungannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pencemaran lingkungan penting untuk diselesaikan karena menyangkut
keselamatan, kesehatan, kehidupan dan kelangsungan perkembangan
lingkungan kita.Untuk memulihkan kondisi lingkungan yang telah tercemar
tersebut, dapat dilakukan beberapa cara, salah satunya dengan cara biologi
yang disebut bioremediasi. Bioremediasi merupakan pengembangan dari
bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam
mengendalikan pencemaran atau polutan. Proses utama pada bioremediasi
adalah biodegradasi, biotransformasi dan biokatalis. Pada bioremediasi
digunakan mikroorganisme untuk menghilangkan pengaruh kontaminan (zat
beracun) sehingga substansi kontaminasi tersebut berkurang. Mikroorganisme
yang dimaksud adalah khamir, fungi (mycoremediasi), yeast, alga dan bakteri
yang berfungsi sebagai agen bioremediator. Bioremediasi telah memberikan
manfaat yang luar biasa pada berbagai bidang, diantaranya pada bidang
lingkungan, bidang industri, bidang ekonomi, dan bidang pendidikan.
4.2 Saran
Diharapkan agar pembaca, khususnya mahasiswa fakultas kedokteran
hewan mampu memahami mengenai pengendalian pencemaran lingkungan
melalui teknik bioremediasi dan dapat menerapkan di lapangan. Selain itu,
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan pembaca
mencari sumber sebanyak-banyaknya
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdika, Andika. 2014. https://www.academia.edu/5140365/Bioremediasi. Diakses
tanggal 20 Oktober 2019.
Arsyad, Sitanala dan Ernan Rustiadi. 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan
Lingkungan Edisi Pertama. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia,
Bogor.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Gandjar,
Indrawati dan Wellyzar Sjamsuridzal. 2006. Mikologi : Dasar dan Terapan.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Jasmiati, Sofia, A., Thamrin, 2012, Bioremediasi Limbah Cair Industri Tahu
Menggunakan Efektif Mikroorganisme (Em4), Riau.
Nuraida, 1985, Analisis Kebutuhan Air Pada Industri Pengolahan Tahu dan
Kedelai, Thesis Master, Program Pasca Sarjana USU, Medan.
Nusa, I.S. dan Heru, D.W. 1999. Teknologi Pengolahan Air Limbah Tahu-Tempe
dengan