LANDASAN TEORI
A. Guru
1. Pengertian Guru
Untuk lebih jelasnya dari peranan guru di atas akan penulis uraikan
satu persatu.
1
Oemar Hamalik, Mengajar-Azas-Metode-Teknik, Jilid I, Pustaka Martina, Bandung, 2005,
hlm. 176
27
28
1) Ing Ngarso Sung Tulada, artinya kalau pendidik berada di muka, dia
2) Ing Madya Mangun Karsa, artinya berada di tengah dia harus bisa
kegiatan, dan menilai sejauh mana rencana telah terlaksana. Selain itu,
dan lainnya.
Yang dimaksud ilmuan disini adalah orang yang dipandang sebagai orang
Sebagai pribadi, setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang sidenangi oleh
anak yang dimilikinya. Untuk itu, guru harus mengemban tugas disatu
maupun diluar kelas dan mengoraganisir kegiatan intara dan ekstra kelas. 3
pendidikan formal) guru memeiliki tugas dan tanggung jawab berat. Guru
adalah figure seorang pemimpin. Guru mempunyai banyak tugas baik yang
oleh hukum. Setiap hubungan hukum yang diciptakan oleh hukum selalu
mempunyai dua sisi. Sisi yang satu ialah hak dan sisi lainnya adalah
kewajiban. Tidak ada hak tanpa kewajiban. Sebaliknya tidak ada kewajiban
tanpa hak. Karena pada hakikatnya sesuatu pasti ada pasangannya. Hak dan
2
Ibid, hlm 178
3
Ag Sujono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, Cetakan Ke 10, CV Ilmu, Bandung 2005,
hlm 76
31
di tempat mengajarnya, baik ketika dikelas, luar kelas, bahkan luar kelas.
Tugas guru yang paling pokok adalah mendidik bukan mengajar. Mendidik
peserta didiknya, sehingga dia tidak mempunyai waktu lagi untuk berusaha
mendapatkan:
a. Gaji
Gaji, mengenai penerimaan gaji ini pada awalnya terdapat perselisihan
pendapat dalam hal guru menerima gaji atau menolaknya. Yang paling
utu Al-Qabisi yang memandang gaji itu tidak dapat tidak harus diadakan.5
pendidik yang statusnya non PNS maka mereka ada yang digaji oleh yayasan
b. Mendapatkan penghargaan
Guru adalahabu al-ruh (bapak rohani) bagi peserta didiknya. Dialah
4
Nata Abudin, Akhlak Tasawuf. Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2005, hal 99
5
Ibid, hal 120
33
sekali yang dicari oleh Kaisar Hirohito adalah para guru.Dalam waktu yang
kesehatan sosial.
kerja.
kekayaan intelektual.
tugas.
pemerintah.
Selain hak yang harus mereka dapatkan, guru juga memiliki kewajiban yang
berikut:
6
UU RI No 14 dan PERMENDIKNAS No11 2011, Citra Umba RA, hal 45
35
kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu,atau latar belakang
yang tentunya sangat ditentukan oleh kualitas guru itu sendiri, peranan guru
yang dihadapi.
figur guru
Guru sebagai korektor dimana guru harus mebedakan mana nilaiyang baik
Guru sebagai evaluator yang baik dan jujur, dengan memberiakn penilaian
7
Supardi, dkk, Profesi Keguruan Berkompetensi dan bersertifikat, Jakarta: Diadit Media,
2005, Hal 78
8
Tim Pustaka Merah Putih, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Guru dan Dosen,
Penerbit Pustaka Merah Putih, Yogyakarta, 2007, hal. 34
9
Ibid, hal. 34
38
kewajiban seorang guru sangat bermakna dalam pendidikan. Selain hak yang
didapat, seorang guru juga dituntut untuk memenuhi kewajiban yang telah
dibebankan kepadanya.
3. Tugas Guru
10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2002, hal. 63
39
Apabila dilihat dari rincian tugas dan tanggung jawab yang harus
Tugas dan tanggung jawab guru tidak akan terlaksana dengan baik
tanpa bantuan orang tua dan masyarakat karena guru sebagai pendidik
mempunyai ketrebatasan.
d. Mencegah murid dari akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran jika
mungkin dan jangan dengan terus terang, serta dg halus dan jangan
mencela.
e. Perhatikan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara dengan mereka
menurut kadar akalnya, jangan sampai sesuatu elebihi daya tangkapnya
agar ia tidak lari dari pelajaran (bicaralah dengan bahasa mereka)
f. Jangan menampakan rasa benci pada murid terhadap suatu cabang ilmu,
tapi seharusnya memotivasi bagi mereka untuk belajar cabang ilmu
tersebut
g. Hindari mereka dari perasaan bahwa mereka adalah bodoh tapi(lemah
sehingga tidak timbul pengaruh buruk terhadap jiwanya) karena hal ini
berdampak negative.
h. Sang guru harus mengamalkan ilmunya dan tidak bertolak belakang dengan
perbuatannya.
tanggung jawab itu akan dipertanggung jawabakan pula bagi pedidik itu di
dimilki oleh pendidik maka kiranya sulit bagi pendidik untuk mengemban dan
“sebagai pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar
kedinasan.”12
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa kode etik guru adalah norma-
11
Arifin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Kultural GP. Press Grup,2008 hal 64
12
Ibid, hal. 66
42
B. Orang Tua
13
Ibid, hal. 67
14
Ibid, hal. 74
15
Poerwadarmita, Kamus Bahasa Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2001: hal 688.
43
dengan sebutan Al-walid pengertian tersebut dapat dilihat dalam Alquran surat
kepada dua orang ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-
tentang pengertian orang tua, yaitu menurut Miami yang dikutip oleh Kartini
Kartono, dikemukakan “Orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam
perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan
seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka
mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah tangga salah satunya
16
Departemen Agama RI, AlQur’an dan Terjemahannya, Bandung, 2006, hal 132
17
Kartini kartono, Pendidikan Sepanjang Hayat, Renika Cipra, Jakarta 2001, hal 27
44
adalah dituntut untuk dapat berpikir seta begerak untuk jauh kedepan, karena
orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan
dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta membina
anak-anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Karena orang tualah
psikologi untuk keluarga mengatakan, “Orang tua adalah dua individu yang
tentunya ada perbedaan antara suami dan istri, perbedaan dari pola pikir,
perbedaan dari gaya dan kebiasaan, perbedaan dari sifat dan tabiat, perbedaan
keluarga. Perpaduan dari kedua perbedaan yang terdapat pada kedua orang tua
tersebut.
tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau
18
Singgig Gunarsa, Psikologi Pendidikan Anak, Jakarta, 2005, hal 27.
45
tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak
dan ibu.”19
Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak mereka tentunya
anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus danan dibina oleh orang
dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua orang tua memiliki tanggung
berbentuk keserasian antara ibu dan ayah, yang merupakan komponen pokok
apa yang baik dan dapat digunakan anak-anaknya dalam belajar. Hal ini
sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, yakni dalam
19
Thamrin Nasution, Ilmu Pendidikan Anak, Press, Jakarta, 2008, hal 1
46
keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Oleh karena
Maka dengan itu peranan keluarga (orang tua) dalam belajar sangatlah
belajar anak merupakan suatu keharusan, sebab tanpa itu semua, tujuan
belajar tidak akan berhasil dengan baik atau tidak berprestasi. Hubunagn
terjalin dengan cara bantuan orang tua kepada sekolah, untuk pengantar
Seorang peria dan wanita yang berjanji dihadapan Allah SWT untuk
hidup sebagai suami istri berarti bersedia untuk memikul tanggung jawab
sebagai ayah dan ibu anak-anak yang bakal dilahirkan. Ini berarti bahwa pria
dan wanita yang terikat dalam perkawinan siap sedia untuk menjadi orang tua
dan salah satu kewajiban, hak orang tua tidak dapat dipindahkan adalah
perhiasan yang wajib dijaga dengan sebaik-baiknya. Apabila tidak dijaga akan
masa depannya kelak. Orang tua harus dapat meningkatkan kualitas anak
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dasar-Dasar Kependidikan, Cetakan ke-3,
Usaha Nasional, Surabaya, 2005, hlm. 165
47
dengan menanamkan nilai-nilai yang baik dan ahlak yang mulia disertai
kewajiban dan hak-haknya. Jadi, tugas orang tua tidak hanya sekadar menjadi
perantara adanya makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga mendidik dan
memeliharanya.
21
Aly, Tanggung Jawab Orang Tua, Renika Cipta, Jakarta, 2005 , hal 182.
48
intelektual yang sehat dan melatih indera. Adapun cara lain mendidik anak
22
M. Alisuf Sabri, Op-Cit, 2005, hal 16.
49
perbutan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
lembut.
perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang munkar dan selalu bersabar
a. Hak Nasab
“Nasab adalah hubungan darah antara seorang anak dengan ayah dan
ibu, karena sebab-sebab yang sah menurut syara’, yaitu jika si anak
dilahirkan atas dasar perkawinan dan dalam kandungan tertentu yang oleh
23
Departemen Agama RI, Op-Cit, hal 214
50
Salah satu contoh dari hak nasab ini adalah hak penyusuan di mana
setiap bayi yang lahir berhak atas susuan pada priode tertentu dalam
kehidupan, yaitu priode pertama ketika ia hidup. Adalah satu fitrah bahwa
penting dan vital yang dibutuhkan bayi bagi perkembangannya. Air susu
ibu berdaya guna untuk memberikan segala kebutuhan bayi untuk tumbuh
b. Hak Pemeliharaan
terhadap keselamatan jasmani dan rohani, anak dari segala macam bahanya
yang mungkin dapat menimpanya agar tumbuh secara wajar. Anak juga
24
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005 hal, 186.
51
kebutuhan tempat tinggal dan pakaian. Oleh karena itu, pada usia balita
sangat tergantung pada orang lain yang dewasa, yaitu ibu dan bapaknya.
Hak asuh bagi anak adalah agar dirawat dengan penuh kasih sayang,
merupakan akibat dari nasab, yaitu nasab seorang anak terhadap ayahnya
potensi dan bakat yang ada pada dirinya. Sehingga ia akan menjadi
menjadi generasi yang kuat yang dapat mewariskan kekuatan pada generasi
sebagai berikut:
pertama sebelum sang anak dilepas kepada guru di sekolahnya. Seorang ayah
kehidupan akhiratnya.
sikap dan bijaksana, orang tua harus memahami alam pikiran anak dan harus
bimbingan belajar yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain yang
25
Departemen Agama RI, Op-Cit, hal 214
54
Bentuk tanggungjawab utama orang tua dan pendidikan anak ialah pendidikan
jasmani dalam bentuk pemberian nafkah. Yang dimaksud nafkah dalam hal ini
adalah penyediaan pangan, sandang, dan papan yang baik, agar jasmani anak
pendidikan Islam yang menjadi beban dan menjadi tanggung jawab orang tua,
menurut
26
Kartini kartono, Pendidikan Sepanjang Hayat, Renika Cipra, Jakarta 2001, hal 91-92
55
Seperti yang dikemukakan oleh Imam al-Ghazali, bahwa tugas pendidik adalah
Sedangkan tanggung jawab dari orang tua sebagai pendidik yang pertama dan
utama adalah :
a. Kegiatan Sosial
27
Zakiyah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Tarsito, Bandung, 2006, hal 34
56
laki) untuk memakai perhiasan yang dilarang, seperti cincin emas, kalung,
seperti ini. Sudah banyak kasus yang dialami dan sering terjadi. Orang tua hanya
memberikan kasih sayang lewat materi berlimpah misalnya diberikan uang jajan
berlebihan, mobil mewah bukan halnya kasih sayang kepada anak. Model
semacam diatas merupakan sebuah cermin yang dimiliki oleh orang tua zaman
Akibatnya anak yang menjadi korban pergaulan bebas, depresi, gangguan jiwa,
dari kurangnya kasih sayang orang tua, salah satu orang tua ada yang cerai atau
wafat.28
Oleh karena itu perang orang tua dalam menjaga, melindungi, mengawasi,
komunikasi efektif, kasih sayang tumbuh kembang anak sangat wajib dan
diperlukan di era globalisasi dan sampai dewasa. Kalau pendekatan kasih sayang
selain orang tua siapa lagi, peran orang tua sangatlah penting dalam tumbuh
kembang anak di era globalisasi modern seperti saat ini. Orang tua lah yang bisa
Jika cinta orang tua terhadap anak merupakan perasaan alami yang dimiliki
semenjak lahir, maka seharusnya mereka tidak perlu diperingatkan. Namun Islam
secara keras memperingati orang tua agar mereka tidak lengah, sehingga anggota
Selanjutnya, dengan demikian akan tumbuh dan tercipta suatu generasi baru yang
28
http://www.kompasiana.com/www.radencahyoprabowo.blogspot.com
58
Setiap orang tua dan semua guru ingin membina agar anak menjadi
orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang
sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui
pendidikan, baik yang formal (di sekolah) maupun non formal (di rumah
oleh orang tua). Setiap pengalaman yang dilakui anak, baik melalui
Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-
unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk
ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru
dalam pribadi anak. Hubungan orang tua dengan sesama mereka sangat
yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang. Tapi hubungan orang
tua yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percecokan akan membawa
anak kepada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk,
terhadap anak, baik melalui makan dan minum, buang air, tidur dan
pada anak sebelum ia masuk sekolah, tentu saja sertiap anak mempunyai
yang di bawa oleh anak-anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya
terhadap sekolah dan guru. Guru agama mempunyai tugas yang cukup
guru agama harus menyadari bahwa segala sesuatu pada dirinya akan
anak didik, juga sangat penting dan menentukan pula adalah kepribadian,
sikap dan cara hidup guru itu sendiri, bahkan cara berpakaian, cara bergaul,
berbicara dan menghadapi setiap masalah, yang secara tidak langsung tidak
b. Membentuk kebiasaan
bahwa sang anak diciptakan dengan fitrah tauhid yang murni, agama yang
lurus, dan iman kepada Allah. Yang dimaksud dengan fitrah Allah adalah
tauhid. Jika ada manusia tidak memiliki agama tauhid itu hanya lantaran
pengaruh lingkungan.
61
pada anak, yang lambat laun, sikap itu akan bertambah jelas dan kuat,
akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari
pribadinya.
sejak kecil, sehingga lambat laun akan tumbuh rasa senang melakukan
tapi dorongan dari dalam, karena pada dasarnya prinsip agama Islam tidak
ada paksaan, tapi ada keharusan pendidikan yang dibebankan kepada orang
titik pusatnya, karena dengan rohani itu seluruh alam saling berhubungan
berfikir, terbatas hanya dalam hal-hal yang dapat dipikirkan dan terbatas
oleh ruang dan waktu, sedangkan rohani manusia tidak mengenal batasan
dan rintangan, tidak mengenal waktu dan tempat, tidak pernah sirna.
63
1. Pengertian Akhlak
agung.. .31
30
Mustofa, Akhlak tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2007, hlm. 11
31
Departemen Agama RI, Op. Cit. hlm. 960
64
melainkan saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang
Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami,
ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di
belakang kata akhlak dalam menempati posisi sifat. Dengan demikian akhlak
daging dan sebenarnya berdasarkan pada ajaran Islam. Dilihat dari segi
Menghormati kedua orang tua misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak
dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk dan cara menghormati oarng tua
membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa
32
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Rajawali Pers, Jakarta, 2009, hlm. 147
65
dan mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan
dengan akhlak lainnya. Jika aklhak lainnya hanya berbicara tentang hubungan
dengan manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan
di dunia ini.
2. Macam-macam Akhlak
a. Berdasarkan sifatnya
mulia).
jelek).33
b. Berdasarkan Objeknya
seseorang. Berikut ini dikemukakan beberapa akhlak yang ditinjau dari segi
objeknya.
Sebagaimana firman-Nya :
Artinya : Dialah yang menciptakan dari tanah, kemudian dari
setetes air mani, kemudian dari segumpal darah,kemudian kamu
dilahirkan sebagai seorang anak. (Q.S Al-Mukmin: 67) .34
Rida artinya bersyukur jika menerima nikmat dari Allah dan sabar
apabila menerima musibah. Sikap rida bukan berarti bukan berikhtiyar,
melainkan mengembalikan keputusan atas usaha yang kita lakukan kepada
Allah. Keputusan Allah yang diberikan itulah yang harus diterima manisia
dengan sikap rida.
Tawakal artinya menyerahkan segala persoalan kepada Allah
setelah berusaha. Apabila kita berusaha sekuat tenaga dan masih saja
mengalami kegagalan, maka hendaklah bersabar dan berdoa kepada Allah
agar Dia membula jalan keluarnya, kemudian mengembalikan segala
persoalan kepada Allah.
Tawakal ini erat sekali hibungannya, dengan pemahaman manusia
akan takdir, rida, ikhtiyar, sabar dan doa.
Ikhlas mengerjakan sesuatu dengan penuh kesadaran karena Allah
semata. Keikhlasan menentukan apakah pekerjaan kita yang kita lakukan
mendapatkan pahala atau tidak.untuk mewujudkan sikap ikhlas, mak
setidaknya kita melakukan intropeksi diri terhadap semua perbuatan kita.
e. Akhlak terhadap keluarga
35
Zainuddin, Op. Cit, hlm. 78-99
36
Ibid, hlm. 100
69
1. Kufur
Kufur artinya tidak percaya. Kufur merupakan kata sifat dari kafir.
Jadi, kafir adalah orangnya,sedangkan kufur adalah sifatnta. Kufur yang di
mkasud adalah tidak mempercayai Allah dan rasul-Nya, artinya segal
ucapan, perbuatan dan keyakinan menggingkari adanya Allah dan Rasul-
Nya. Orang kafir kebalikan dengan orang mukmin.
2. Syirik
Syirik adalah kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai
kekuatan tertentu. Orangnya disebut musyrik. Syirik termasuk akhlak
madzumah kepada Allah yang sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan
pelakunya tidak diampuni dosanya.
Bentuk-bentuk syirik, yaitu menyembah selain Allah, yakni
menyembah berhala, matahari, jin, bulan, dan setan, percaya kepada azimat
bertuhan lebih dari satu, mempercayai sihir, tenung, percaya ramalan nasib,
syrik nafsu atau aku, dan syrik kecil, seperti riyak dan takabur.
3. Nifak dan fasiq
Nifak adalah menampakan sesuatu yang bertentangan dengan apa
yang terkadung di dalam hati. Orangnya disebut munafiq. Nifaq ini dapat
berhubungan dengan aqidah, seperti peryataan keimanan dan dapat
berhubungan dengan perbuatan. Dari sebab orang munafiq ini timbullah
perbuatan tercela, seperti riya’, menipu, bohong, ingkar janji, khianat,
curang, dan sebagainya.
4. Ujub dan Takabur
Diantara akhlak tercela terhadap diri sendiri adalah ujub dan
takabur.ujub artinya membanggakan diri sendiri, membanggakan apa yang
dia miliki dan ia lupa bawasanya manusia diciptakan Allah dengan segala
kelebihan dan kekurangan, yang seharusnya disyukuri.
Sedangkan takabur artinya sombong. Jadi, sifat ujub dan takabur
adalah dua sifat tercela yang berdampingan. Hujjatul Islam Al-Ghozali
mengemukakan hal-hal yang menyebabkan ujub dan takabur ialah ilmu,
amal ibadah, kecantikan/ketampanan, harta kekayaan, kekuatan, kekuasan,
dan banyak pengikut.
5. Riya’ dan Sum’ah
Riya’ adalah pamer atau menampilkan diri dalam beramal agar
dilihat orang dengan maksud mendapatkan pujian. Sedangkan Sum’ah
adalah suka menceritakan amal perbuatan agar didengar orang dengan
maksud agar mendapat pujian.
6. Fitnah dan dusta
Fitnah adalah menyebarkan perkataan bohong dengan maksud
menjelekan orang lain. Orang yang mefitnah adalah orang yang tidak
senang melihat kebahagian orang lain. Ia mempunyai jiwa pengecut,
pendendam serta berjiwa kerdil. Islam melarang akhlak tercela ini.
70
…..
Artinya : ”Dan jangalah kamu iri hati terhadap apa yang yang di
karuniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang
lain.” (Q.S. An-Nisa’ : 32)37
37
Departemen Agama RI, Op. Cit. hlm. 122
38
Zainuddin, Op. Cit. hlm. 100-109
71
pengamalannya di bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela.
Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan
perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji,
sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya
akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga hal yang amat
popular. Pertama aliran Nativisme. Kedua, aliran Emperisme, dan ketiga aliran
terhadap pembentukan diri dari seorang adalah factor pembawaan dari dalam
yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat , akal, dan lain-lain. Jika
Aliran ini tampaknya begitu yakin dengan potensi batin yang ada dalam
diri manusia, dan hal ini kelihatannya erat kaitannya dengan pendapat aliran
intuisime dalam hal penentuan baik dan buruk sebagaimana telah diuraikan di
berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah factor dari luar, yaitu
pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah
anak itu.Demikian jika sebaliknya. Aliran ini tampak lebih begitu percaya
dipengaruhi oleh “factor internal, yaitu pembawaan si anak, dan factor dari luar
yaitu pendidikan dan pembinaan yang di buat secara khusus, atau melauli
interaksi dalam lingkungan social. Fitrah dan kecendrungan kea rah yang baik
yang ada dalam diri manusia dibina secara intensif melalui beberapa metode.”39
Aliran yang ketiga, yakni aliran konvergensi itu tampak sesuai dengan
ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat dan hadits di bawah ini.
Artinya: Dan allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dalam
Nahl:78)40
39
Abuddin Nata, akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Wali Pers, 2009, hal. 167
40
Departemen Agama RI, Op. Cit., hal. 220
73
pendidikan. Hal ini sesuai pula dengan yang dilakukan Lukmanul Hakim
ada dua, yaitu factor dari dalam yaitu potensi fisik, intelektual dan hati
(rohaniah) yang dibawa si anak sejak lahir, dan factor dari luar yang dalam hal
ini adalah kedua orang tua di rumah, guru di sekilah, dan tokoh-tokoh serta
pemimpin di masyarakat. Melalui kerja sama yang baik antara tiga lembaga
41
Ibid, hlm. 329
74
dan psikomotorik (pengamalan) ajaran yang diajarkan akan terbentuk pada diri
anak. Dan inilah yang selanjutnya dikenal dengan istilah manusia seutuhnya.
kerjasama antara orang tua dan guru dalam pembinaan pendidikan agama Islam
itu penting, oleh karena itu kerjasama diperlukan pada setiap manusia dalam
kehidupan berbangsa dan negara. Namun dalam kegiatan tersebut tidak akan
mungkin tercapai tanpa ada kerja keras dan kerjasama yang baik antara kedua
belah pihak. Tapi namun demikian tidak terlepas dari kendala-kendala yang
kerjasama yang baik dengan semua komponen yang ada di sekolah, yang salah
satunya adalah orang tua. Guru adalah penanggung jawab, sehingga untuk
menjadi guru dibutuhkan jiwa kepemimpinan agar dapat mengerti dan memahami
posisi dan kedudukanya sebagai guru, dijelaskan bahwa guru yang berhasil
dan unik, serta mampu melaksanakan peranan guru sebagai seorang yang diberi
Jadi guru harus memahami bahwa dalam lingkungan sekolah itu terdapat
banyak komponen dan unsur yang harus dijadikan mitra sehingga program yang
telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar. Kerja guru tanpa dukungan dari
75
unsur guru misalnya, maka sudah pasti tidak akan membuahkan hasil. Sama
sekali, sebagai contoh misalnya ketika guru memiliki program pembinaan akhlak
terhadap siswa. Siapa yang menjalankan proses pembinaan ini jika bukan guru,
apalagi sudah banyak beban dan tanggung jawab lain yang harus dipikul oleh
guru adalah sosok pendidik yang posisinya lebih dekat dengan siswa, dan guru
telah susun.
Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Jadi yang penulis maksud
transfer ilmu kepada anak didik yang ada di SD Negeri 05 Tirta Kencana, guru
merupakan orang tua ketika anak berada di sekolah, karena guru menerima
tanggung jawab dari orang tua untuk mengajar dan mendidik. Orang tua saat
kepada guru. Dalam hal ini dijelaskan bahwa: guru adalah pendidik profesional,
sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pembina dan pendidik.
Pembina dalam hal ini adalah kepala sekolah dan pendidik adalah guru yang
kerjasama artinya melakukan sesuatu kegiatan yang serupa atau tidak berbeda,
42
tidak berlainan . Dari pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa
kersama adalah melakukan suatu kegiatan yang serupa secara bersama-sama atau
berkelompok, bahwa kerjasama yang dimaksud adalah antara orang tua dan guru
agama Islam agar anak didik dapat menjadi kontrol dalam kegiatan belajar
mengajar di rumah maupun di sekolah. Dalam hal ini sesuai dengan pendapat
antara guru dan orang tua dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-
luasnya bagi anak untuk dapat terekspresikan secara alamiah semua minat dan
Dari pernyataan tersebut bahwa kerja sama orang tua dan guru bukanlah
hanya untuk bersama-sama mengontrol kegiatan kegiatan anak didik saja, tetapi
anak untuk menyalurkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan
dijelaskan bahwa :
42
Trisno Yuwono Pius Abdullah, Kamus Bahasa Indinesia lengkap, Press , Bandung 1994,
hal 24.
77
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi
Prilaku atau sikap anak didik di lingkungan sekolah baik terhadap teman
maupun terhadap guru terutama dalam kreatifitas dan minat anak didik
dipengaruhi oleh sikap dan prilaku ditanamkan oleh sikap dan prilaku yang
ditanamkan oleh keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik utama dan
pertama. Dalam hal ini dibutuhkan kepercayaan orang kepada guru di sekolah
agar dapat membentuk pribadi anak dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Oleh
karena itu sangatlah berarti untuk menjadi perhatian khusus, karena pada akhir-
akhir ini sering terjadi tindakan-tindakan yang tidak terpuji yang dilakukan oleh
anak didik, sementara orang tua sering melimpahkan kesalahan itu kepada
sekolah. Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi antara orang tua dan guru di
sekolah agar dapat bekerja sama dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah-
43
. UU.No.20, Pendidikan Nasional, Tahun 2003 hal 8.
78
a. Menggali dan engembangkan potensi yang ada pada diri anak sehingga
perkembangannya yang secara optimal.
b. Tugas orang tua bukan melarang atau memerintah, akan tetapi lebih
mengarahkan agar mereka tetap berada pada jalur yang sebenarnya.
c. Mengarahkan, membimbing, membantu dalam pembinaan dan
pengembangan sesuai potensi yang dimiliki.
d. Memelihara dan memberi bekal ilmu pengetahuan agama.
Jika anak sering mendapat perlakuan dan kekerasan yang tidak sesuai
secara tidak langsung akan dan melakukan pula kekerasan pada orang lain.
persiapan mengajar, mengevaluasi hasil belajar. Oleh karena itu ada beberapa
a. Wajib melakukan penemuan atas pembawaan yang ada pada diri anak didik
dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, angket dan sebgainya.
b. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik
dan menemukan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
79
Islam jauh lebih luasdari pada itu. Pendidikan agama Islam bertujuan
sikap,mental dan akhlak, jauh lebih penting daripada manghafal dalail dan
hari.
pribadinya yang akan menjadi kendali dalam hidup dikemudian hari. Oleh
karena itu, maka pendidikan agama Islam hendaknya diberikan oleh para
pendidik (orang tua dan guru) yang benar-benar mencerminkan ajaran Islam
dalam sikapnya, tingkah laku, gerak gerik, cara berpakaian dan cara berbicara
44
Nawawi, Hadari, Prof.Dr.H. Pendidikan Dalam Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 2005 hal 78-79
80
pendidikan agama islam itu akan lebih baik dan lebih berkesan serta berdaya
pembinaan jiwa agama anak, kearah pendidikan yang dilalui anak dalam umur
Islam melalui pendidikan agama itu sangat penting bagi kehidupan anak, atau
dengan kata lain agar anak memiliki akhlak yang mulia serta berbudi pekerti
sangat berharga dalam pembentukan harkat dan martabat umat manusia yang
45
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta: 1977, hal 128.
81
didapatkan dari orang tuanya, karena anak adalah merupakan obyek paling
Hal ini sesuai dangan ajaran yang dilakukan oleh Lukmanul Hakim seperti
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
Dari ayat tersebut menjelaskan kepada orang tua atau pendidik agar
sebagai seorang muslim yang selalu bersabar diharapkan agar anak dalam
Sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru sebagai
bentuk kepedulian terhadap anak didik dalam membentuk akhlak dan prilaku
1. Pembinaan Akhlak
Jadi akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang
baik sebagai watak seseorang anak, dengan adanya pembinaan akhlak ini
diharapkan agar anak didik menjadi lebih terarah dalam bertindak dan
Islam dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan
akhlak adalah merupakan tujuan pendidikan yang harus dicapai sebagai awal
sebenarnya.
46
Chalidjah Hasan, Prof. Dr. Hj. Kajian Perbandingan Pendidikan, Surabaya: al-Ikhlas: 2005.
hal 186.
47
Al-Abrasi Athiyah, M. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Pendidkan Islam, Bukan Bintang,
Jakarta: 2005, hal 10.
83
yang terpuji, atau bisa juga disebut dengan perangai yang baik. 48
kata yang tidak pantas (berbicara kotor),karena itu adalah pebuatan orang-
berbunyi :
48
H. Hadari Nawawi, Op-Cit, hal 219
84
Allah.49
kepada kita untuk selalu berkata jujur, jadi sikap jujur pun sangat perlu
itu Allah menyuruh kita untuk memohon perlindungan dari bahaya dengki.
dengki.50
dengki itu dapat merugikan diri sendiri,terutama dapat merusak hati dan
49
Departemen Agama RI, Op-Cit, hal; 280
50
Ibid, hal 342
85
sasaran orang tua terhadap anaknya. Ini dimaksudkan agar sifat ini dapat
terhindar atau hilang dari dalam diri anak. Karena hilangnya sifat dengki
dalam jiwanya,anak akan memiliki pribadi yang luhur. Hatinya akan selalu
lapang dalam menerima berbagai bentu ujian dan selalu tegar dari
d. Pembinaan Aqidah
51
Muhammad Nur Abdul Hafizh, Rosdakarya, Bandung, 200, hal 179-189