Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................. i
KATA PENGANTAR..................................... ii
DAFTAR ISI................................................ iii
DAFTAR TABEL......................................... v
DAFTAR GAMBAR.................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN............................. 1
A. Latar Belakang..................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat.............................. 2
BAB II. PERSIAPAN...................................... 3
A. Rencana Kegiatan............................ 3
B. Jadwal Kegiatan............................. 4
C. Potensi Wilayah............................. 4
BAB III. PELAKSANAAN................................ 6
A. Waktu dan Tempat............................ 6
B. Keadaan Lokasi ................................ 6
C. Kegiatan-Kegiatan............................. 7
D. Analisa Usaha......................................... 14
BAB VI. MASALAH DAN PEMECAHAN........... 24
A. Masalah................................................ 24
B. Pemecahan........................................... 24
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................... 25
A. Kesimpulan ............................................ 25
B. Saran ........................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA.............................................. 27
LAMPIRAN ............................................. 28
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1 Kegiatan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya 4
2 Biaya investasi di PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya 14
3 Nilai penyusutan bangunan dan alat tahan lama 16
4 Bunga modal bangunan dan alat tahan lama 18
5 Biaya penyusutan alat tahan lama 19
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Pemanenan nauplius 11
2 Pengendalian hama dan penyakit 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Siklus hidup udang windu 29
2 Kegiatan persiapan 30
3 Kegiatan ablasi dan pengadukan telur 31
4 Pengendalian hama dan penyakit 32
5 Penebaran nauplius 33
6 Gedung pemeliharaan larva 34
7 Pemanenan Skeletonema costatum 35
8 Pakan buatan 36
9 Kegiatan panen 37
10 Kegiatan pasca panen 38
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udang windu merupakan salah satu jenis udang yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi
dan merupakan komoditas ekspor andalan pemerintah. Konsekuensi dari peningkatan tersebut
adalah semakin tingginya kebutuhan benur yang berkualitas baik.
Dalam usaha perikanan untuk memenuhi pasar dunia akan ketersediaan udang windu, para
pengusaha pembenihan memulai kegiatan dari pembenihan, pembesaran, pemanenan hingga
pemasaran larva udang windu. Salah satu usaha yang menentukan keberhasilan produksi udang
windu yakni usaha pembenihan. Usaha pembenihan adalah usaha yang menyediakan benih yang
berkualitas baik untuk dibesarkan dan memberikan harapan untuk dikembangkan sekaligus
peluang kerja yang lebih luas. Hal ini tidak saja disebabkan oleh teknologi yang dikuasai
sepenuhnya, akan tetapi bagian-bagian dalam siklus pembenihan udang skala perusahaan sudah
menggunakan teknologi yang berkembang hingga saat ini.
Unit usaha pembenihan yang ada harus melakukan pembenahan agar dapat memenuhi standar
kualitas akan kebutuhan bagi para petani tambak. Untuk menjadi tenaga kerja yang berkualitas
siswa SUPM Negeri Bone melakukan praktik kerja lapang di unit usaha perikanan milik
pemerintah maupun swasta. Siswa PKL yang melakukan pembelajaran dan praktik di lapangan
tentang teknik pembenihan udang dari tahap persiapan sampai pemanenan.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilaksanakannya PKL adalah :
Mengikuti kegiatan secara langsung teknik pembenihan udang windu di PT.Balai
Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya.
Mendapatkan data teknis dan finansial tentang kegiatan usaha pembenihan udang windu.
Mempelajari lebih detail teknik pembenihan udang windu.
Manfaat dilaksanakannya praktik kerja lapang adalah :
Memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang perikanan tentang
pembenihan udang windu.
Mengetahui teknis analisa usaha pembenihan udang windu.
BAB II
PERSIAPAN
Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan yang dilakukan penyusun selama melakukan Praktik Kerja Lapang (PKL) di
PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut :
Persiapan bak
Pemasangan sistem aerasi
Pengisian air
Pengadaan induk
Seleksi induk
Penanganan dan perawatan induk
Ablasi induk
Pemeriksaan ovary.
Peneluran
Penetasan telur
Pemanenan nauplius
Manajemen pakan
Manajemen kualitas air
Pengendalian hama dan penyakit
Kegiatan panen
Kegiatan pasca panen
Pemasaran
Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan yang dilakukan penyusun selama melakukan Praktik Kerja Lapang
(PKL) pada unit pembenihan udang windu (Penaeus monodon, Fabr.) di PT. Balai Layanan
Usaha Produksi Perikanan BudidayaKabupaten Karawang.
Tabel 1. Kegiatan di PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya
No Kegiatan Tahun 2014
Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan bak x
2 Pemasangan sistem aerasi x
3 Pengisian air x x x
4 Pengadaan Induk x
5 Seleksi Induk x x x
6 Penanganan dan perawatan induk x x x
7 Ablasi Induk x
8 Pemeriksaan ovary x x x
9 Peneluran x x x
10 Penetasan telur x x x
11 Pemanenan naupli x x x
12 Manajemen pakan x x x x
13 Manajemen kualitas air x x x x
14 Pengendalian hama dan penyakit x x
15 Kegiatan panen x x
16 Kegiatan pasca panen x x
17 Pemasaran x x
Potensi Wilayah
Lokasi PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya sebagai unit pembenihan udang
windu (Panaeus monodon, Fabr.) cukup strategis jika ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya:
Aspek Sosial
Keadaan PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya sebagai unit pembenihan
disambut baik oleh masyarakat setempat karena tidak bertentangan dengan adat istiadat dan
memberikan keuntungan bagi masyarakat, umumnya di bidang perikanan dan petani tambak
pada khususnya.
Aspek Ekonomi
Petani tambak dan pengusaha penggelondongan tidak kesulitan dalam memperoleh benur yang
berkualitas dan dalam jumlah yang banyak di PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya.
Aspek Teknis
Adapun aspek teknis yang mendukung usaha pembenihan di PT. Balai Layanan Usaha Produksi
Perikanan Budidaya adalah:
Dekat dengan pantai, sehingga mudah memperoleh air laut.
Kualitas air laut yang digunakan memenuhi syarat sebagi berikut :
Salinitas air laut berkisar antara 27 - 32 ppt.
Lokasi jauh dari pencemaran, baik pabrik dan industri lainnya yang membuang limbah ke
perairan.
Tersedia tenaga listrik yang menyalurkan arus menerus selama 24 jam.
BAB III
PELAKSANAAN
Waktu dan Tempat
Praktik Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 22 Juni 2014 bertempat di
Kecamatan Cilebar - Kabupaten Karawang - Provinsi Jawa Barat.
Keadaan Lokasi
Keadaan lokasi dalam suatu daerah berpengaruh terhadap suatu unit pembenihan udang windu.
Adapun keadaan lokasi PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya :
Kegiatan-Kegiatan
Kegiatan-kegiatan di Hatchery PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya, antara
lain :
Persiapan Bak
Persiapan bak pemeliharaan induk memegang peranan penting di dalam usaha pembenihan
udang windu. Sebelum bak digunakan, dilakukan pengeringan dan pembersihan terlebih dahulu.
Kotoran yang menempel di dinding disikat menggunakan detergen yang dilarutkan dalam air.
Setelah itu dibilas dengan air dan bak dikeringkan selama 3 – 4 hari.
Pemasangan Sistem Aerasi
Penularan penyakit biasa terjadi melalui media peralatan yang terkontaminasi dengan bakteri
atau parasit, oleh sebab itu sebelum digunakan semua peralatan harus disterilkan dengan cara
menggosok menggunakan detergen lalu dibilas dengan air tawar dan dikeringkan selama 3 – 4
hari.
Setelah pengeringan dan penjemuran dikerjakan maka selanjutnya adalah pemasangan spuyer
aerasi, selang aerasi, pemberat serta batu aerasi pada bak pemeliharaan larva.
Pemasangan instalansi aerasi ini dilakukan sebagai penyuplai oksigen dalam air saat
pemeliharaan berlanjut. Dissolved oxygen yang optimum sangatlah penting dalam pemeliharaan
larva udang windu agar dapat mempercepat laju pertumbuhan udang, setelah pemasangan aerasi
selesai, bak siap untuk diisi air untuk media pemeliharaan larva.
Pengisian Air
Setelah air media sudah disterilkan maka tahap selanjutnya adalah pengisian air ke dalam bak
pemeliharaan setinggi 110 cm, air yang sudah dimasukkan ke dalam sudah disaring
menggunakan filter bag. Kualitas air yang digunakan untuk usaha pembenihan udang windu
harus baik, terbebas dari polusi, endapan logam berat serta mempunyai kandungan bahan organik
yang cukup rendah. Penyaringan air menggunakan filter bag dan kapas. Penyaluran air media
dari bak penampungan ke bak pemeliharaan larva ini menggunakan instalansi pipa ukuran 1,5
inchi dengan menggunakan pompa celup. Setelah media air selesai dimasukkan ke dalam bak
pemeliharaan aerasi dinyalakan dalam tekanan rendah.
Pengadaan Induk
Pengadaan induk udang windu yang ada di PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya adalah induk yang berasal dari perairan Aceh, karena mempunyai kualitas yang terbaik
diantara induk yang ada di daerah peraiaran lainnya.
Seleksi Induk
Seleksi Induk dilakukan untuk mengetahui induk yang masih hidup dan yang mati pada saat
perjalanan. Induk yang hidup selanjutnya dilakukan penanganan dan perawatan lebih lanjut.
Peneluran
Induk betina akan bertelur pada malam hari biasanya akan tampak berenang gelisah di
permukaan air, induk yang telah melepaskan telurnya segera diangkat keluar
menggunakan seser, guna untuk menghindari agar induk tidak memakan telurnya.
Penetasan Telur
Telur Udang Windu akan menetas setelah 13 jam, agar telur tidak mengendap maka
dilakukan pengadukan telur setiap 1 jam. Suhunya dijaga agar tetap stabil yaitu 30ºC
maka digunakan pemanas (Heater) pada bak peneluran. Untuk mengetahui telurnya sudah
menetas, maka dilakukan pengamatan yang ditandai dengan adanya nauplius yang
berenang di dalam bak. Setelah satu malam, nauplius dipindahkan ke bak pemeliharaan
larva.
Pemanenan Nauplius
Pemanenan nauplius di PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya, yaitu sebagai
berikut:
Nauplius didiamkan tanpa aerasi.
Setelah beberapa saat nauplius akan berenang di permukaan.
Kemudian dilakukan penyeseran dengan ukuran seser 250 mesh di dalam bak, sampai
nauplius yang ada di dalam bak habis.
Manajemen Pakan
Pemberian pakan buatan dengan dosis tertentu diberikan sebanyak enam kali sehari dimulai saat
stadia zoea satu. Pakan disaring dengan menggunakan saringan yang sesuai dengan ukuran yang
telah ditentukan berdasarkan stadia larva, dilarutkan berkisar lima liter air tawar dan saat
pemberian pakan terhadap larva udang windu ditebar secara merata ke seluruh penjuru bak
pemeliharaan larva.
Pakan alami yang diberikan adalah berupa Skeletonema costatum dan Artemia salina. Bahan-
bahan yang dipelukan untuk mengkultur Skeletonema costatum :
Media air dalam mengkultur plankton dialirkan ke bak kultur Skeletonema costatum.
Bibit yang digunakan sebaiknya mempunyai kepadatan tinggi, tidak mengandung lumut,
selnya yang panjang serta mempunyai bau yang khas.
Pupuk yang digunakan untuk mengkutur yakni NPK, Urea dan Silikat.
Pemanenan Skeletonema costatum dilakukan dengan membuka kran air keluar (outlet) bak
kultur dan dipasang saringan khusus digunakan untuk menyaring plankton. Saringan yang
digunakan berukuran 100 mikron yang terbuat dari kain satin. Setelah itu ditampung dalam
ember plastik berkapasitas 20 liter dan siap diberikan kepada larva sesuai dosis yang telah
ditentukan.
Pakan Buatan diberikan pada stadia zoea – post larva. Pakan buatan ini harus sesuai dengan
bukaan mulut dan perkembangan larva sehingga pakan buatan butuh disaring sebelum diberikan.
Pemasaran
Benur udang windu di PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya dipasarkan di
daerah Sulawesi Selatan, diantaranya Maros, Pinrang, Barru, Pangkep, Bone, dan daerah yang
lainnya. Untuk pengiriman ke luar Provinsi contohnya ke Palu melalui Bandara Sultan
Hasanuddin, pada pukul 6 pagi.
Analisa Usaha
Investasi
Tabel 2. Biaya Investasi di PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya
No. Nama Barang/Bangunan Harga (Rp)
1 Tanah 2.000.000.000,00
2 gedung 500.000.000,00
3 Bak Tandon 70.000.000,00
4 Blower 225.000.000,00
5 Generator Set 150.000.000,00
6 Pompa air laut 2.000.000,00
7 Pompa air tawar 450.000,00
8 Bak pemeliharaan induk 45.000.000,00
9 Bak peneluran dan penetasan 20.000.000,00
10 Bak pemeliharaan larva 240.000.000,00
11 Bak Skeletonema costatum 80.000.000,00
12 Bak Fiber 8.000.000,00
13 Bak Sand filter 10.000.000,00
14 Pompa celup 2.100.000,00
15 Filter Bag 525.000,00
Jumlah 3.353.075.000,00
Penerimaan/Output
Penerimaan (out put) adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari adanya biaya yang
dikeluarkan.
Out Put = ............satuan x Rp............/satuan
Out Put = 18.000.000 ekor x Rp. 20,00/ekor = Rp 360.000.000,00
Biaya (Input)
Biaya Tetap (Fixed Cost/FC)
Biaya sewa, misalnya sewa tanah dan bangunan
n/12 x Nilai sewa/tahun
1/12 x Rp.36.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00
Penyusutan alat tahan lama
Rumus = n/12 x (NB-NS)/N
Keterangan :
NB : Nilai Baru (Rp)
NS : Nilai Sisa (Rp) (yang dihitung NS = NB x 10%)
N : Lamanya pemakaian (tahun)
n : Lamanya satu periode (bulan)
Rp. 18.200.000,00
Artinya batas titik impas (Break Event Point) dengan harga Rp. 20/satuan akan
tercapai pada harga penjualan produk tercapai pada harga penjualan produk sebesar Rp.
49.643.943,00
A. Masalah
Masalah selama melakukan PKL, sebagai berikut :
Listrik PLN mati, sehingga berpengaruh terhadap benur yang dibudidayakan.
Mesin pompa air laut mengalami kerusakan.
Kualitas telur yang kadang kurang baik dihasilkan induk.
Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah, diantaranya :
Menghidupkan Generator Set sebagai subtitusi listrik PLN.
Mengganti dengan pompa air laut yang baru.
Melakukan penanganan induk yang lebih baik dan hati-hati, sehingga induk dapat
menghasilkan telur yang berkulialitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil praktik kerja lapang di Hatchery PT. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Persiapan bak larva di PT.Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidayamenggunakan beberapa tahapan, yakni pembersihan bak dengan air tawar,
penggosokan dan pengeringan bak. Bak pemeliharaan larva sudah dipersiapkan sebaik mungkin
sehingga mampu memenuhi kebutuhan bagi kehidupan nauplius udang windu.
Pengelolaan pakan cukup bagus dengan pemilihan pakan alami dan pakan buatan sebagai
makanan larva udang windu. Pakan alami berupa Skeletonema costatum dan Artemia salina,
sedangkan pakan buatan menggunakan Flake, Fripak, Ultra Diet, dan GAP. Pemberian pakannya
sudah sesuai dengan dosis, waktu dan frekuensi yang tepat sehingga tidak mempengaruhi
kualitas air media pemeliharaan larva.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan berupa pengukuran hanya berdasarkan dua
paremeter kualitas air, yakni suhu dan salinitas menggunakan alat yang dinamakan thermometer
dan hand-refraktometer.
Saran
Alat pengecekan parameter kualitas air harus dilengkapi agar dapat mengontrol parameter
air lainnya selain hand-refraktometer dan thermometer.
Dalam proses pencucian sand filter seharusnya menggunakan oxaser untuk keseluruhan
pasir yang dicuci agar dalam penyaringan air laut lebih steril.
DAFTAR PUSTAKA
DKP.2009.Teknik Budidaya Air Payau.www.dkp.go.id
Murtidjo.2003.Budidaya Udang Windu.Aneka Ilmu.Semarang.
Narbuko dan Achmadi, A.2001.Metode Penelitian.Jakarta.Bumi Aksara.