KATA PENGANTAR Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR Bahasa Indonesia
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya ke segenap isi alam. Dengan rahmat tersebut, penulis dapat
menyelesaikan Makalah Bahasa Indonesia ini. Meskipun masih terdapat kekurangan,
hal ini terjadi karena kehilafan penulis sebagai manusia dengan banyak keterbatasan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi penulis.
Akhirnya, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua agar kita semua dapat mengetahui semua tentang Penalaran.
A. PENGERTIAN PENALARAN
b. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas pernyataan umum, pernyataan
khusus, dan kesimpulan.Akan tetapi, premis umumnya bersifat pengandaian.Hal ini
ditandai adanya penggunaan konjungsi jika dalam pernyataannya.Dengan demikian,
pernyataan umumnya dibentuk oleh dua bagian.Bagian pertama
disebut antesedendan bagian keduanya disebut konsekuensi. Sementara itu,
pernyataan khususnya menyatakan kenyataan yang terjadi, yang kemungkinannya
hanya dua: sesuai atau tidak sesuai dengan yang diandaikannya itu.
Contoh PU : jika saya lulus ujian, saya akan melanjutkan kuliah ke
(anteseden) (konsekuensi)
perguruan tinggi.
c. Silogisme Alterntif
Silogisme ini menggunakan pernyataan umum yang memiliki dua alternatif.
Jika alternative satu itu benar menurut pernyaataan khususnya, alternatif yang lain
itu salah.
Contoh:
PU ; Lampu temple ini akan mati apabila minyaknya habis atau
sumbunya pendek.
PK ; Lampu ini mati, tetapi minyaknya tidak habis.
K : Lampu ini mati karena sumbunya pendek.
d. Entimen
Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun dalam lisan.Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak
mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum.
Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
PU ; Semua sarjana adalah orang cerdas.
PK ; Ali adalah seorang sarjana.
K : Jadi, Ali adalah orang cerdas.
Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu “Ali adalah orang cerdas
karena dia adalah seorang sarjana”.
Beberapa contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Dengan demikian, silogisme dapat dijadikan entimen.Sebaliknya, sebuah
entimen juga dapat diubah menjadi silogisme.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam
prosesnya ada 2 macam, yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.
Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu, untuk seterusnya diambil kesimpulan yang
khusus. Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari bentuk penalaran deduktif.Yakni menarik suatu kesimpulan dari fakta-
fakta yang sifatnya khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya
umum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brown, Gillian dan george Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge:
Cambridge University Press.
2. Kempson, Ruth M. 1991. Teori Semantik. Terjemahan Rahman, Zaiton AB.
Kuala Lumpur. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Bahasa
Malaysia.
3. Rani, Abdul. 1996. Logika Berbahasa Indonesia. Makalah Seminar KIPBIPA II
Padang.
4. Santoso, Kusno Budi. 1990. Problematika Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka.
5. Cipta. Soekadijo, R.G. 1983. Logika Dasar, Tradisional, Simbolik dan
Edukatif. Jakarta : PT. Gramedia.