Anda di halaman 1dari 4

Analisa Hasil

Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentiflikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat
fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi
kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi
untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular, seperti pergerakan. Ciri
fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen
bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda
dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan
organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan
klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun
biokimia. Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe
metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang
dapat menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2004). Pada praktikum yang kami
lakukan kami menggunakan sampel feses atas nama Arini, feses tersebut ditanam di media SSA
namun kami mendapatkan hasil koloni berwarna merah muda, bening tak berwarna dan bening
tak berwarna dengan titik hitam. Lalu, koloni yang tidak berwarna dan koloni yang tidak
berwarna namun memiliki titik hitam di tanam dengan menggunakan media TSA (Tryptone Soya
Agar) dan mendapatkan hasil koloni yang berwarna putih.

Adapun uji biokimia yang kami lakukan terhadap dua sampel yakni Sampel A dan Sampel B
adalah Uji TSIA, Uji Sim, Uji pada Media Simon Citrate dan dilanjutkan dengan uji Gula-Gula

Uji Biokimia Pada Sampel A (Koloni tidak berwarna dengan titik hitam)
 Uji TSIA
Pada uji TSIA (Triple Soya Iron Agar) kami mendapatkan hasil yakni bakteri dapat
memfermentasi hanya glukosa saja yang ditandai dengan terbentuknya warna kuning di
dasar (bersifat asam) dan warna merah di lereng (bersifat basa) dan pembentukan gas H 2
dan CO2 yang dapat dilihat dari pecah nya dan terangkatnya agar. Namun tidak
menghasilkan H2S. Berdasarkan teori, Salmonella Parathyphi A tidak mampu
menghasilkan gas H2S namun mampu memfermentasikan glukosa.
 Uji Simon Citrate
Pada uji Simon Citrate, kami mendapatkan hasil negatif yakni ditandai dengan tidak
berubahnya warna media atau media tetap berwarna hijau yang menunjukkan bakteri
tersebut tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Berdasarkan teori, Salmonella
Parathyphi A tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.

Uji Gula – Gula Pada Sampel A (Koloni tidak berwarna dengan titik hitam)
Pada uji gula – gula kami menggunakan lima jenis gula, yakni Glukosa, Sukrosa, Laktosa,
Maltosa, dan Manitol. Kami mendapatkan hasil yang positif pada Glukosa, Maltosa, dan
Manitol yang ditandai dengan berubahnya warna pada media gula dari biru menjadi kuning
dan terdapat gelembung gas H2O pada tabung durham, sedangkan pada gula Laktosa dan
Sukrosa kami mendapatkan hasil yang negatif yakni tidak berubahnya warna pada media
gula tersebut. Berdasarkan teori yang ada Salmonella Parathyphi A dapat memfermentasi
hanya beberapa karbohidrat atau jenis gula saja. Salmonella tidak dapat memfermentasi
laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi
glukosa saja.

Uji Biokimia Pada Sampel B (Koloni Tidak Berwarna)

 Uji TSIA
Pada praktikum kali ini, kami memakai koloni yang colorless (tidak berwarna) pada
media TSA dan diremajakan di media TSIA, setelah 24 jam kami mendapatkan hasil
yakni ada perubahan warna pada dasar dari media yakni berwarna kuning sedangkan
pada permukaan (lereng) tetap berwarna merah dan juga terdapat gelembung gas CO2.
Dimana gelembung tersebut mengindikasi bahwa glukosa dapat terfermentasi secara
sempurna (Antriana, N. 2014). Berdasarkan teori bahwa bakteri yang kami dapatkan
adalah sesuai dengan Citrobacter Amalonaticus

 Uji Simon Citrate


Pada uji Simon Citrate, kami mendapatkan hasil negatif yakni ditandai dengan tidak
berubahnya warna media atau media tetap berwarna hijau yang menunjukkan bakteri
tersebut tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Berdasarkan teori, Citrobacter
Amalonaticus tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.

 Uji SIM (Sulfur Indol Motility)


Pada uji dengan menggunakan media SIM, didapatkan hasil bahwa bakteri yang kami
tanam tidak menghasilkan sulfur namun memiliki motility yang ditandai dengan adanya
kekeruhan didaerah tusukan yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki flagel,
dan pada uji indol setelah penambahan reagen covacs terdapat cincin berwarna merah
muda pada media. Berdasarkan teori bahwa bakteri Citrobacter Amalonaticus memiliki
kemampuan untuk mendegradasi asam amino tryptophan dan memiliki flagel yang
memungkinkan bakteri tersebut bergerak pada media semi solid ini.

Uji Gula – Gula Pada Sampel A (Koloni tidak berwarna dengan titik hitam)
Pada uji gula – gula kami menggunakan lima jenis gula, yakni Glukosa, Sukrosa, Laktosa,
Maltosa, dan Manitol. Kami mendapatkan hasil yang positif pada Glukosa, Maltosa, dan
Manitol yang ditandai dengan berubahnya warna pada media gula dari biru menjadi kuning
dan terdapat gelembung gas H2O pada tabung durham, sedangkan pada gula Laktosa dan
Sukrosa kami mendapatkan hasil yang negatif yakni tidak berubahnya warna pada media
gula tersebut. Berdasarkan teori yang ada Citrobacter Amalonaticus dapat memfermentasi
hanya beberapa karbohidrat atau jenis gula saja. Citrobacter tidak dapat memfermentasi
laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi
glukosa saja.

 Dapat disimpulkan bahwa jika menggunakan uji pada media SIM pada sampel B kami
mendapatkan bakteri Citrobacter Amalonaticus tetapi jika tidak menggunakan uji pada
media SIM pada sampel A kami mendapatkan bakteri Salmonella Parathyphi A. Namun,
pada dasarnya karakteristik dari bakteri Salmonella Parathyphi A dan bakteri Citrobacter
Amalonaticus sama. Citrobacter merupakan gram negatif yang secara biokimia dan
serologis mirip dengan Salmonella serta Citrobacter ditemukan pada usus manusia yang
merupakan bakteri floranormal. (Departemen Mikrobiologi. 2015)
Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. London: Cambridge
University Press

Departemen Mikrobiologi. 2015. Bacteria Enterobacter. Diakses dari


https://www.academia.edu/34831261/Enterobacteriaceae . pada 08 September 2019

Wike, M. 2014. MAKALAH SALMONELLA. Diakses dari


https://www.academia.edu/9743865/MAKALAH_SALMONELLA . pada 08 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai