Docume
Docume
Motto Hidup
Teman sejati adalah orang yang selalu mengingatkanmu untuk peduli terhadap urusan akhiratmu
Persahabatan di Sekolah
Namaku david, aku sangat senang dengan pelajaran bahasa ingris dan matematika. Aku
mempunyai sahabat yang unik namanya Bintang. Sahabatku sungguh aneh, menurut dia,
aku tidak boleh suka dengan pelajaran bahasa iggris, karna kita kan orang indonesia, ya
harus belajar bahasa indonesia jangan bahasa asing donk. Tapi biarpun begitu aku tidak
mempermasalahkannya.
Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka
dengan pelajaran tersebut. Mungkin juga karena guru yang mengajarkan mempunyai
cara penyampaian yang baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran bahasa
inggris.
Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita berdua balikan seperti semula. Tetapi
lama-kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh.
Bintang bukannya mengerti perasaanku, justru bikin aku kesal. Ceritanya begini, waktu
Ujian Tengah Semester (UTS) dia kesusahan menjawab soal pelajaran Bahas Inggris,
disaat itu dia melihat ke arahku. Aku dan Bintang tidak satu bangku, Bintang tepat di
depan tempat aku duduk.
“vid, kamu tahu ngga nomor 5 essay? minta jawabannya dong satu aja!” tanya Bintang
sembari memohon.
“Udah si, ini kan bukan ulangan biasa!” jawabnku.
“Yah kamu..” sembari jengkel.
Aku cuek saja akan hal itu dan berharap bahwa dia akan intropeksi diri. Coba bayangkan,
dia sudah membuatku sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS.
Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Bahas Ingris dibagikan dan diumumkan. Aku
mendapat nilai 90 sedangkan Bintang mendapat nilai 70. Aku bisa melihat tatapan iri di
sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah
hal yang susah.
Seminggu kemudian kami jarang bertegur sapa, banyak membuang muka ketika
berpapasan dengan Bintang. Aku sangat sedih sekali karna itu kami jarang
berkomunikasi lagi. Pada saat itu aku sedang termenung di sebuah taman dekat
rumahku, hatiku sedih hancur berkeping keping sudah jarang sahabatku tidak menegur.
“happy birthday daviiid, maaf ya!” Selama ini sudah bersikap iri yang berlebihan,
sebenarnya aku sangat menyesal berbuat demikian! Ungkap Bintang.
“Aku juga minta maaf ya Bintang, tidak semestinya aku juga kayak gitu. Ngomong
ngomong kadonya mana nih!” Aku tertawa kecil.
“Tenang, ada nih ku bawakan coklat kesukaan mu” sembari memberikan.
Akupun tersenyum bahagia, kupeluk dia erat erat, rasa tanda haru. Oh inikah sahabat
sejati, dalam pikirku.
Sejak saat itulah, persahabatan kami pun semakin erat, tidak ada lagi yang harus dibenci,
semua sudah termaafkan, hingga mautlah yang memisahkan.