Bahan Obat Prospek Masa Depan Kimia Bahan Alam Laut Commented [L1]: Ada 2 (dua) hal penting dari judul anda
1.Bahan alam laut
2.Bahan obat/
3.Jabarkan di pendauluan
Kelompok 6
ANDI EKA SRI RAHAYU : H311 16 005
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan alam yang berasal dari laut merupakan sumber utama penelitian dalam
berbagai aspek kehidupan. Penelitian yang berlangsung terus dikembangkan dengan
berbagai upaya pada setiap bidang kajian ilmu, utamanya ilmu sains. Segala bentuk
penelitian bahan alam laut dikaji dengan rinci menyertakan aspek kimiawinya. Pada
kesepatan ini, kami akan membuat sebuah review terhadap beberapa jurnal terkait
“Masa Depan Kimia Bahan Alam Laut”. Pada pembahasan ini kami akan berfokus
pada jurnal-jurnal terkait “Marine Drugs Sebagai Salah Satu Prospek Masa Depan
Kimia Bahan Alam Laut”,
Marine drugs dianggap sebagai salah satu prospek masa depan kimia bahan
alam laut disebabkan oleh pesatnya perkembangan berbagai penyakit dikalangan
manusia, dari waktu ke waktu serta meningkatnya kebutuhan manusia terhadap
berbagai jenis obat-obatan sebagai upaya penanganan maupun pencegahan terhadap
jenis-jenis penyakit yang mungkin akan menyerang daya tahan tubuh manusia.
Sebagai mana kita ketahui bahwa proses dari pembuatan dan pengembangan obat-
obatan membutuhkan waktu yang cukup panjang, hal inilah yang menjadi alasan
kami meilih marine drugs sebagai judul yang akan kami jadikan sebagai patokan
dalam mereview berbagai jurnal terkait sub topik masa depan kimia bahan alam laut.
Berbagai jurnal terkait marine drugs yang akan kami kaji dalam review ini
akan terbagi atas beberapa sub topik utama yaitu marine drugs sebagai antikanker,
marine drugs sebagai antimikroba, marine drugs sebagai antibakteri, marine drugs
sebagai antiinflamasi, dan marine drugs sebagai antiparasit. Setiap kajian dari sub
topik tersebut akan kami review dari beberapa jurnal dengan tetap berfokus pada
bagian serta peranan perkiraan kimia bahan alam laut dimasa depan. Jurnal-jurnal
yang akan kami review terlebih dahulu dimengerti dan dipahami kemudian
dibandingkan dengan jurnal lain yang kemudian akan ditentukan bahwa jurnal-jurnal
tersebut bertentangan atau malah saling mendukung, atau sebalikya yaitu dapat
menjadi rujukan satu sama lain. Meskipun sub topik tersebut memiliki kajian
berbeda, namun sub-sub topik tersebut tetap berada dalam kajian yang sama yaitu
marine drugs.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan direview dari jurnal-jurnal terkait marine drugs
sebagai prospek masa depan kimia bahan alam laut yaitu diantaranya:
1.2.1 Bagian Aspek Teoritis dari Jurnal
Pada bagian ini jurnal-jurnal yang terkait marine drugs baik sebagai antikanker,
marine drugs sebagai antimikroba, marine drugs sebagai antibakteri, marine
drugs sebagai antiinflamasi, dan marine drugs sebagai anti parasit akan
direview aspek teoritisnya termasuk latar belakang belakang para peneliti
mengadakan pengamatan terhadap objek yang dituliskan pada jurnalnya.
1.2.2 Bagian Metode Penelitian
Pada bagian ini jurnal-jurnal tersebut akan diriview metode penelitian yang
diterapkan dalam eksperimennya dan telah dituanhgkan dalam bentuk tulisan
kedalam jurnal-jurnal. Umumnya hal ini mengungkapkan bagaimana beberapa
senyawa marine drugs baik sebagai antikanker, marine drugs sebagai
antimikroba, marine drugs sebagai antibakteri, marine drugs sebagai
antiinflamasi, dan marine drugs sebagai antiparasit menunjukan aktivitas
kimiawinya dalam menjalankan perannya.
1.2.3 Bagian Hasil Penelitian
Pada bagian ini, hasil dari penelitian beberapa jurnal terkait marine drugs baik
sebagai antikanker, marine drugs sebagai antimikroba, marine drugs sebagai
antibakteri, marine drugs sebagai antiinflamasi, dan marine drugs sebagai
antiparasit akan dibandingkan satu sama lain, sehingga dapat ditentukan jurnal-
jurnal yang digunakan saling mendukung dalam penulisannya (tidak
bertentangan isinya) atau bahkan bertolak belakang
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mereview jurnal-jurnal terkait marine drugs baik
sebagai antikanker, marine drugs sebagai antimikroba, marine drugs sebagai
antibakteri, marine drugs sebagai antiinflamasi, dan marine drugs sebagai antiparasit
yang dianggap sebagai prospek masa depan kimia bahan alam laut.
1.4 Organisasi Bab-bab Selanjutnya
BAB II membahas review jurnal-jurnal mengenai aspek teoritis, metode penelitian
serta hasil.
2.1 Bahan Alam Laut sebagai Antikanker
2.2 Bahan Alam Laut sebagai Antimikroba
2.3 Bahan Alam Laut sebagai Antibakteri
2.4 Bahan Alam Laut sebagai Antiinflamasi
2.5 Bahan Alam Laut sebagai Antiparasit
BAB III sebagai penutup berisi kesimpulan
BAB II Commented [L2]: Jabarkan berdasarkan bab I
Coba edit
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa jurnal penelitian yang
membahas mengenai marine drugs sebagai salah satu prospek masa depan kimia
bahan alam laut. Pembahasan mengenai marine drugs dibagi lagi menjadi beberapa
bagian diantaranya sebagai antikanker, antimikroba, antibakteri, antiinflamasi, dan
antiparasit. Pemaparan beberapa jurnal akan difokuskan pada beberapa titik
diantaranya aspek teoritis, metode penelitian yang digunakan serta hasil dari beberapa
jurnal yang dikaji.
2.1 Bahan Alam Laut Sebagai Antikanker
2.1.1 Aspek Teoritis
Pengamatan yang dilakukan oleh Boopathy dan Kathiresan pada tahun 2010
dengan judul “Anticancer Drugs from Marine Flora” dilatar belakangi oleh penyakit
kanker yang kini menjadi penyakit mengerikan dan terus meningkat seiring
perubahan gaya hidup, nutrisi dan pemanasan global. Beberapa terapi kanker yang
dianggap menjadi solusi menimbulkan efek samping dalam beberapa kasus. Sehingga
pengobatan menggunakan obat-obat dari tanaman herbal lebih dipilih oleh beberapa
kalangan masyarakat. Selain itu dalam jurnal ini juga diungkapkan bahwa organisasi
kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) 80% populasi dunia
terutama yang berasal dari negara berkembang bergantung pada obat-obatan yang
berasal dari tumbuhan sebagai upaya pengobatan maupun pemeliharaan kesehatan.
Pengamatan tersebut didukung oleh jurnal pengamatan dari Fakim pada tahun
2006 dengan judul “Medicinal plants: Traditions of yesterday and drugs of
tomorrow” yang mengugkapkan gambaran umum kelas-kelas molekul yang ada
dalam tumbuhan dan mengarah pada farmakologi. Selain itu, dalam rujukan ini juga
dibahas mengenai perkembangan pemanfaatan tumbuhan sebagai upaya pengobatan
berbagai penyakit pada beberapa negara seperti USA, Australia dan Asia Tenggara.
A. Agen antikanker berasal dari tumbuhan laut berdasarkan pengamatan Boopathy
dan Kathiresan pada tahun 2010 dan beberapa jurnal lainnya:
1. Bakteri
Mikroorganisme laut seperti bakteri prebiotik diantaranya lactobacilli dan
biobakteria dapat menjadi penanganan terhadap mikroba patogen dan substansi
antikanker merupakan salah satu sumber penemuan gen baru dan eksploitasi yang
dianggap memunkinkan mengarah pada penemuan obat. Hanya beberapa bakteri laut
yang dapat diisolasi di laboratorium dan dikembangkan sebagai teknik kultur baru
pada kimia bahan alam. Salah satu yang dapat diisolasi yaitu Kahalalide F (KF) yang
merupakan suatu senyawa dipeptida yang diisolasi dari moluska jenis Elysia
rubefescens yang berasal dari Hawai.
Jurnal yang ditulis oleh Jimeno dkk. pada tahun 2004 dengan judul “New Marine
Derived Anticancer Therapeutics” mendukung pemaparan mengenai Kahalalide F
(KF) secara lebih rinci. Dipaparkan bahwa moluska yang menjadi penghasil
Kahalalide F (KF) mampu menguasai kloroplas yang terdapat pada ganggang yang
digunakan dalam prose metabolit sekundernya. Kahalalide F (KF) juga dianggap
sebagai senyawa negatif US-NCI COMPARE yang menjadikan lisosomnya sebagai
tarhet selular. Senyawa ini dianggap sebagai salah satu senyawa inovativf mengatasi
kanker prostat pada manusia yang telah dibuktikan aktivitasnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Desbois dkk. (2008) dengan judul
“Isolation and structural characterisation of two antibacterial free fatty acids from the
marine diatom, Phaeodactylum tricornutum” mengemukakan bahwa salah satu solusi
untuk krisis global resistensi antibiotik adalah penemuan senyawa antibakteri baru
untuk aplikasi klinis. Munculnya sifat resistensi dan infeksi patogenitas bakteri
membuat para ilmuwan berupaya untuk menemukan obat baru sebagai salah satu
solusi untuk masalah global yang ditimbulkan oleh bakteri resisten antibiotik, seperti
sebagai multi-obat resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Resistensi multi-obat
adalah masalah di seluruh dunia yang dikaitkan dengan penggunaan antibiotik secara
luas, pemilihan pada strain bakteri, kurangnya obat baru, dan alat bantu diagnostik.
Kekurangan ini mengarah ke masalah global yang mendesak untuk penemuan obat
antibakteri baru, terutama dari sumber daya alam yang berasal dari laut. Organisme
laut sendiri merupakan suatu sumber daya yang relatif belum tergali sebagai produk
alami terbarukan di masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
pemanfaatan organisme laut sebagai agen antibakteri alami. Hal ini didukung lebih
mendalam oleh Srinivasan (2002) pada penelitiannya yang berjudul ”Vancomycin
Resistance in Staphylococci” yang mengemukakan bahwa munculnya strain MRSA
yang resisten terhadap vankomisin baru-baru ini, telah meningkatkanurgensi untuk
penemuan antibiotik baru. Vancomisin antibiotik glikopeptida diperkenalkan secara
klinis pada tahun 1958 untuk pengobatan bakteri gram positif. Penggunaan agen ini
telah meningkat secara dramatis dalam 20 tahun terakhir, di sebagian besar karena
meningkatnya prevalensi methicillin resistensi pada staphylococci dan staf koagulase
negatif Staphylococcus aureus. Sepertidata dari laporan pada Desember 2000 tentang
National Nosocomial Infection Surveillance (NNIS) sistem menunjukkan bahwa
sekitar 75% staphylococci koagulase-negatif dan 47% dari S. aureus isolat dari unit
perawatan intensif resisten terhadap methicillin. Vankomisin merupakan obat pilihan
untuk infeksi ini. Resistensi Vankomisin di antara stafilokokus dikembangkan di
laboratorium bahkan sebelum obat itu digunakan secara klinis. Hal ini menimbulkan
kebingungan sehubungan dengan resistensi vankomisin staphylococci juga
ditimbulkan oleh penggunaan istilah "heteroresistant staphylococci. Fenomena ini
yang terlihat pada staphylococci dan staphylococci negatif koagulase S. Aureus yang
mengacu pada variabilitas kerentanan vankomisin di antara subpopulasi satu isolat.
KESIMPULAN
Dari hasil review, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak bahan alam
laut yang mengandung senyawa sehingga dapat digunakan sebagai obat diantaranya
sebagai antivirus, antiinflamasi, antibakteri, antimikroba dan antiparasit. Oleh karena
itu, minat saat ini mengarah pada penelitian senyawa bahan alam laut sebagi obat.
Potensi bahan alam laut sebagai sumber obat mencakup berbagai efek farmakologis
yang sangat luas. Ada kemungkinan bahwa dalam beberapa tahun ke depan agen baru
dari produk bahan alam akan memasuki industri komersial.
DAFTAR PUSTAKA
Aswad, M; Rayan, M; Lafi, A.S; Falah, M; Raiyn, J; Abdallah, Z; Nature is the best
source of anti-inflammatory drugs: indexing natural products for their anti-
inflammatory bioactivity, Inflamm Res, 2017
Cheung, R.C; Bun, T; Wong, J.H; Chen, Y; Chan, W.Y. Marine natural products with
anti-inflammatory activity, Appl Microbiol Biotechnol. 2015.
Debois, A. P.;Lebl, T.; Yan, L.; Smith, V. J.; Isolation and structural
characterisation of two antibacterial free fatty acids from the marine diatom,
Phaeodactylum tricornutum; Appl Microbiol Biotechnol. 2008, 81, 755-764.
Fernando, S; Nah, J.W; Jeon, Y.J. Potential anti-inflammatory natural products from
marine algae. Environmental Toxicology and Pharmacology. 2016, 46: 22-30.
Gauthier, M.J., Shewan, J.M.; Gibson, D.M. J. Microbiol. 1975, 87, 211 – 218.
Gil-Turnes, M.S., Hay, M.E.; Fenical, W. J. Science. 1989, 246, 116 – 118.
Hiramatsu, K.; Aritaka, N.; Hanaki, H.; Kawasaki, S.; Hosoda, Y.; Hori, S.; Fukuchi,
Y.; Kobayashi, I.; Dissemination in Japanese hospitals of strains of
Staphylococcus aureus heterogeneously resistant to vancomycin; Academic
Press: Tokyo, 1997, Vol 350, pp 1670-1673.
Losung. F., Bara. R. A.; Angkouw. E. D. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi.
2015. 2, 2.
Senthilkumar, K; dan Kim, S.K; Marine Invertebrate Natural Products for Anti-
Inflammatory and Chronic Disease. Evidence-Based Complementary and
Alternative Med. 2013.
Silva, T.C.; Andrade, P.B.; Paiva-Martins, F.; Valentão, P.; Pereira, D.M; In vitro
anti- Inflammatory and cytotoxic effects of aqueous extracts from the edible ]
sea anemones Anemonia sulcata and Actinia equina, Int. J. Mol. Sci, 2017,
18: 653.
Rajasekar, T.; Balaji, S., Kumaran, S.; Deivasigamani, B.; Pugzhavendhan, S.R J.
of Tropical Disease. Elsevier. 2012, 387-S392.
Zhang. Z.; Zeng. W.; Huang. Y.; Yang. Z., Li. J.; Cai. H.; Su. W. J. FEMS
Microbiology Letters. 2000, 188, 87-91.
Zhang, J.; Tao, L,; Liang, Y.; Chen, L.; Mi, Y.; Zheng, L.; Wang, F.; She, Z.; Lin, Y.;
To, K. K. W.; Fu, L.; Journal of Marine Drugs, 2010, 8, 1469-1481.
Zheng. Y.; Mu. J.; Feng. Y.; Kang. Y.; Gu. P.; Wang. Y.; Ma. L.; Zhu. Y. J. Marine
Drugs. 2009, 7, 97-112.