Karya Ilmiah
Karya Ilmiah
a. Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik
mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah,
dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.
a. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal.
b. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur
secara pasti.
c. Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur
atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
d. Denotatif
Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak
melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif
e. Ringkas
f. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik
dalam kalimat maupun dalam paragraf.
5. Tidak emosional
Karangan ilmiah tidak boleh bernuansa emosional. Maka bahasa yang
digunakan juga tidak boleh penuh dengan nuansa dan perasaan yang penuh
dengan keharuan dan sarat dengan permohonan maaf. Lazimnya pula, bahasa
yang emosional itu disajikan dengan nuansa kata yang berbelit-belit, tidak
langsung pada persoalan dan sasarannya.
2. Ketepatan
Karangan ilmiah menjunjung tinggi keakuratan. Hasil penelitian ilmiah
dan cara penyajian hasil penelitianya harus tepat/akurat. Supaya karangan
ilmiah menjadi sungguh-sungguh akurat, peneliti harus cermat, teliti, tidak
sembarangan.
3. Keringkasan
Karangan ilmiah haruslah ringkas. Ringkas tidak sama dengan pendek.
Karangan yang tebalnya 500 halaman dapat dikatakan ringkas sejauh di
dalamnya tidak terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang bertele-tele, kalimat-
kalimat yang bertumpukan dan sarat dengan kemubaziran dan kerancuan.
E. Merumuskan Judul
Judul penelitian sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul
dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu.
Dalam menentukan judul penelitian harus dipilih secara hati-hati sehingga memenuhi
Alasan memilih judul tersebut, apa yang mendasari pemilihan judul (karena tertarik,
masalah sedang mengemuka, penting, bermanfaat) dan menjelaskan apa dan mengapa
judul penelitian. Alasan yang memuat keterangan yang menyebabkan munculnya
masalah. Bila latar belakang sudah diketahui diharapkan dapat merumuskan masalah.
2. Identifikasi masalah
3. Pembatasan masalah
4. Perumusan masalah
Berupa pertanyaan inti mengenai masalah yang dikemukakan /apa yang menjadi
problem yang perlu dipecahkan. Kalimat-kalimat yang dapat menegaskan apa yang
menjadi inti permasalahan biasanya didahului apa, mengapa, atau bagaimana.
5. Tujuan dan kegunaan penelitian
Tujuan penulisan merupakan tujuan objektif bukan tujuan subjektif, yaitu untuk apa
persoalan itu
6. Tinjauan pustaka/deskripsi masalah/landasan teori terletak di bab 2. Di dalam bab ini
yaitu isinya biasanya kutipan teori-teori sebagai tolok ukur, pernyataan para pakar,
pendukung pendapat penulis, dan pendapat yang diperoleh dari berbagai literatur
7. Metodologi penelitian. Metodologi ini terletak pada bab tiga. Di dalam bab tiga ini terdiri
sebagai berikut.
a) Pendekatan dan jenis metode penelitian
Dalam hal ini penulis mengemukakan pendekatan penelitian yang digunakan, yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitatif atau kuantitatif kemudian
kemukakan alasan-alasan singkat.
b) Lokasi dan waktu penelitian
Pada bagian ini menyebutkan nama tempat, alamat dan waktu penelitian.
c) Sumber dan jenis data penelitian
Pada bagian ini dilaporkan sumber dan jenis data penelitian. Jenis data penelitian ini
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan skuder. Data primer adalah
data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan informasi yang berkompeten
sesuai fokus penelitian atau data yang didapat dari penglihatan langsung. Data
sekunder yaitu data-data yang sudah tersedia ditempat yang akan diteliti, seperti
surat-surat, gambar-gambar, foto-foto, film dan website yang mudah diakses.
d) Teknik pengumpulan data
Pada bagian ini disebutkan bagaimana teknik pengumpulan data yang digunakan.
Untuk penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi,
wawancara dan studi dokumentasi terlebih dahulu harus dipersiapkan pedomannya
masing-masing.
e) Instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen itu sendiri, maka diperlukan
wawasan yang luas yang sesuai dengan fokus penelitian.
G. Daftar Pustaka
1. Konvensi Internasional
Konvensi internasional terdapat beberapa pendokumentasian yang dikenal umum
bergantung pada disiplin keilmuan dan kebijakan lembaga pendidikan. Pembuatan daftar
pustaka merupakan bagian pekerjaan dalam penulisan ilmiah. Secara konvensi
internasional, ada lima gaya pendokumentasian yang dikenal umum bergantung pada
disiplin keilmuan dan kebijakan lembaga pendidikan yang diambil.
a) APA (American Psychological Association)
Gaya ini umumnya dipakai dalam lingkup kajian ilmu sosial dan berhubungan
dengannya seperti antropologi, pendidikan, ekonomi, linguistik, politik, psikologi,
dan sosiologi. Contoh nama penulis dibalik. (tahun terbit). Judul buku. Informasi
publikasi. Tempat: nama penerbit.
b) MLA (Modern Language Association)
Gaya ini umumnya dipakai dalam lingkup kajian humaniora. Contoh: nama penulis
dibalik. Judul buku. Tempat : nama penerbit, tahun terbit.
c) CMS (The Chicago Manual of Style)
Gaya ini umumnya diterapkan dalam lingkup kajian humaniora, seperti bisnis,
sejarah, dan disiplin ilmu sejenis lainnya. Ciri khas lain gaya pendokumentasiannya
adalah menggunakan catatan kaki (footnote). Teknik penulisan daftar pustaka sama
dengan MLA.
Penulisan nama pengarang dalam daftar pustaka dapat dilihat dari jumlah
unsur nama pengarang tersebut.
Adapun ketentuan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Jika nama pengarang terdiri atas dua unsur atau lebih, pindahkan unsur nama
yang paling belakang ke depan, ikuti dengan tanda baca koma, kemudian ikuti
dengan unsur-unsur nama lainnya.
b. Jika nama pengarang terdiri atas dua orang, tuliskan keduanya, unsur nama
pengarang yang pertama dibalik, nama kedua ditulis tetap, tambahkan kata dan
kemudian diikuti dengan tanda titik..
c. Jika nama pengarang terdiri atas tiga orang atau lebih, tuliskan nama pengarang
yang pertama saja, nama kedua dan selanjutnya tidak dituliskan, diganti dengan
dkk.
d. Jika nama pengarang terdiri atas dua unsur atau lebih, tetapi unsur yang terakhir
berupa singkatan, ketentuan penulisannya sebagai berikut.
e. Jika tulisan yang kita jadikan acuan itu tidak mencantumkan nama pengarang,
maka tulislah terlebih dahulu nama lembaga yang menerbitkan tulisan tersebut.
f. Jika ada dua buah tulisan atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama,
maka nama pengarang cukup ditulis sekali. Judul buku kedua, ketiga, maka
penulisannya diganti dengan tanda hubung sebanyak delapan buah dan diakhiri
dengan tanda titik. Selain itu, tahun terbitannya didahulukan yang lebih awal.
Akan tetapi jika tahun penulisannya sama, maka jadikanlah huuf awal judul
tulisan sebagai patokan penulisannya. Kemudian di belakang tahun penerbit
diberikan abjad secara alfabetis.