Bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak pun mulai berlarian menuju kelas masing-masing.
Vina, Jian, Risa, Rima, Yutho, dan Dian melangkahkan kakinya ke kelas seni. Mereka adalah
enam sekawan yang sama-sama mengambil kelas seni. Mereka mempunyai bakat dan sifat yang
berbeda-beda. Sehingga membuat suasana kelas seni seperti pelangi, meski pagi itu hujan tak
kunjung datang.
Tak lama setelah merasa Shock ketika mereka tahu akan mendapat tugas, mereka
kembali duduk dan memikirkan apa yang akan dijadikan sebuah karya seni.
Kelas Seni terlihat sibuk pagi itu, tapi tak seperti biasanya , seorang siswi hanya
mengetuk-ngetuk mejanya dengan sebuah polpen hijau. Menatap ke segala ruangan ,
memperhatikan kegiatan teman-temannya. Tak sadar dia telah menyelami pikirannya yang
kosong.
Semua murid terhenti dengan kegiatannya, dan menatap dengan tanda tanya besar di
jidadnya.
Rima :”Lihat, gara-gara kalian Vina marah!”
Risa :”Gara-gara kamu nih ji!”
Jian :”Gara-gara kamu!”
Waktu terasa berlalu sangat cepat. Kelas seni selesai dengan sendirinya, entah apa yang
terjadi pada Vina. Tapi yang jelas itu hal buruk!
Keesokan harinya ketika di kelas seni
Risa dan Dian terhenti sejenak dan serentak menatap Vina dengan senyuman
mencurigakan
Jian :”Udah Risa! Kerjain, tuh puisi”
Risa :”Iya , bawel”
Hari-hari berjalan dengan biasanya, hingga suatu hari misi rahasiapun dilaksanakan.
Setelah mengerti tugas masing-masing, mereka melakukannya dengan penuh keseriusan, entah
apa itu.. Tapi yang jelas untuk kebaikan teman mereka, Vina.
Risa : ( Mendekati Vina yang menulis dan mencoret-coret buku diarynya) “Kamu
bisa jujur sama aku Vin, aku tahu kamu pasti lagi ada masalah , iya kan? “
Vina :” Nggak ada kok , beneran. Aku baik-baik aja”
Risa :”Jangan bohong, aku kenal kamu selama 9 tahun, kamu nggak bisa ngebohongi aku
Vin, cerita aja ,, nggak bakalan aku sebarin ke siapa-siapa. Aku hanya ingin bantu kamu kok,
nggak ada niat lain”
Vina :”mmm “ (Berpikir sejenak)
Risa :”Mmm?” (Menatap penuh arti)
Vina :”Gimana perasaanmu, ketika kamu dilarang melakukan hal yang kamu suka? Apa
yang bakal kamu lakuin setelah kamu sadar, nggak ada yang pernah ngedukung kamu? Nggak
ada yang pernah mensupport kamu dalam menggapai mimpimu?, Gimana kalo’ mimpimu
hampir musnah gitu aja? Apa yang bakal kamu lakuin dengan semua hal itu? Itu jawabanku”
Risa :”Viin, “
Vina :” Aku dilarang orang tuaku bernyanyi, mereka nggak pernah suka ngeliat aku main
musik, kata mereka itu semua sia-sia. Mereka nggak pernah ngedukung aku dalam hal Seni, ,aku
nggak berani ngelawan mereka, dan lebih parahnya lagi aku nggak berani, bahkan buat
ngebayangin aja aku nggak berani, aku nggak bisa dan nggak berani bernyanyi. Aku takut , aku
semakin trauma dengan musik. Bahkan ketika aku mencobanya , Aku takut mimpiku untuk
bernyanyi hanyalah sebuah angan-angan yang mudah terhempas angin”
Risa :”Emang apa mimpimu?”
Vina :”Bernyanyi untuk semua orang, membahagiakan semua orang. Bernyanyi lewat
hati, bukan hanya sekedar suara yang merdu, bernyanyi untuk mendapatkan senyuman dari
pendengar, dan penenang hati ketika jiwa sedang terpuruk, itu mimpiku “
Risa :”Kita bakalan bantu kamu, buat bangkit lagi, buat ngebagun lagi kepercayaanmu
terhadap mimpi muliamu”
Vina :”Kita?”
Tak sadar teman-temannya mengintip dibalik pintu kelas seni. Sedari tadi mereka
memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan Vina dan Risa
Yutho :”Nggak masalah kok ! Kita bakal bantu kamu!”
Rima :”Yup! Kita pasti bisa kalo kita bersama mencobanya”
Dian :”Pasti kalian butuh seorang gitaris yang Jago kan? , aku kasih diskon deh buat
kalian”
Semua :”Diaaan! “
Vina :” Aku nggak tahu harus bilang apa , aku aakuu a...k..uu”
Yutho :”Kamu nggak perlu ngomong apa-apa”
Risa :” Kamu hanya tinggal bernyanyi”
Sesaat , terasa mendung telah berganti dengan cerahnya kapas putih, rasa keterpurukan
kini berkurang sedikit demi sedikit.. Dan mulai bangkit lagi semangat musik yang entah sempat
pergi ke mana kemarin
Risa :”Apa yang harus kita lakuin?”
Tiba-tiba Jian datang dan seperti meledakkan mereka semua dengan kata-katanya
Jian :”Aku punya Ide”
Semua : ( Saling menatap penuh ragu )
Teman-teman mengajak Vina ke jalan pinggiran kota, yang dipenuhi dengan orang yang
berlalu lalang berjalan kaki. Disiapkan 2 kursi , Dian membawa gitar ditangannya yang sudah
duduk manis sambil mencoba-coba memainkan gitarnya.
Risa :” Duduk di sana, bernyanyi untuk semua orang disini. Buat mereka hanya melihat
padamu, buat mereka terpesona dengan suaramu. Kita di sini untuk mengamen, dan uangnya
juga bakalan kita kasih ke Anak jalanan. Jadi buatlah banyak orang melihatmu dan memberi kita
uang. Semata-mata kamu bernyanyi untuk anak jalanan itu. Bernyanyi dengan hatimu. Bukan
sekedar suaramu”
Yutho :”Sejak kapan kamu jadi puitis gitu Ris? “
Risa :” Sejak tadi , hehe”
Mereka menjauh dari Vina dan Dian, tepatnya menatap Vina penuh arti, hingga mereka terkejut ..
Tiba-tiba saja terdengar alunan musik dan suara yang mempesona
Sedikit demi sedikit, orang memberi mereka uang dan meletakkannya pada sebuah
tempat kecil yang memang disediakan oleh teman-teman Vina. Setelah merampungkan acaranya,
mereka semua kembali kerumah masing-masing dengan pelangi dihati mereka masing-masing
BERHASIL!!
Tak terasa, dokumentasi mereka terasa lama dan pertunjukkan terakhirnya Vina , Risa,
Rima , Yutho, Dian, Jian didudukkan di 6 kursi yang berjejer rapi sambil berkata
Dian :” Mimpi, sulit untuk membayangkannya.. Tapi bersama, aku bisa melakukan dan
membayangkannya, bahkan bayanganku lebih indah dari tujuan awal mimpiku”
Risa :” Tak sadar, aku bersama kalian.. Bersama kalian aku percaya, mimpiku bukan
hanya sekedar mimpi.. Tapi sebuah jalan yang bernama dan sebuah tujuan hidupku yang
menjadikannya lebih indah”
Yutho :” Bahkan ketika aku akan jatuh dalam lubang gelapku, kehilangan mimpiku.
Kehilangan semangatku , aku bisa kembali bangun, bangkit dari keterpurukkanku sendiri”
Rima :” Karena aku bersama kalian, yang selalu ada untukku, mewarnai hidup dan
mimpiku, mengulurkan tali untuk mengangkatku keluar dari lubang gelapku, “
Jian :”Untuk bangkit kembali , menatap mimpiku, karena bersama kalian aku percaya ,
mimpi bukan hanya untuk orang-orang yang berbakat, tapi mimpi adalah milikku , dan milik
semua pemimpi”
Vinaa :” Dan Ketika kamu ingin bermimpi , hendaklah kamu menutup mata terlebih
dahulu. Karena dengan begitu, kamu tak akan memperdulikan apa kata orang lain tentangmu,
dan tentang mimipimu. Tapi kamu benar-benar menghadapi dirimu sendiri. Dan setelah kamu
membuka mata, kamupun akan berkata AKU PERCAYA PADA MIMPIKU AKU TAK BOLEH
MENYERAH PADA MIMPIKU”
Bernyanyi bersama lagu Capuccino ~ Bersamamu