Anda di halaman 1dari 22

PERLUNYA PERMURNIAN DAN PEMBAHARUAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Study Islam

Disusun Oleh :
Erza Oktaria 302018001
Dian Rismawati 302018020
Silfia Ajeng Wulandari 302018022
Widya Indah Nirwana 302018029
Hevita Nur Wulansari 302018030
Dini Kurnia Dewi 302018033
Meliana Fikri Qurani 302018034
Bunga Yustika 302018035
Dina Wildasari 302018044
Ica Epa Diana 302018047
Meli Wiranda Putri Utama 302018053

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt., atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemurnian dan
Pembaharuan Islam tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat digunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi mahasiswa lainnnya.
Dalam penulisan makalah ini kami sadar masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami mengucapkan
terimakasih dan semoga Allah swt., memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah.

Bandung, 23 Februari 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan
ada yang berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan
oleh para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah
umat Islam di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat
Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi
bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya.
Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para
mubaligh khususnya di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah
hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan
agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang
datang di Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak
lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen
Hindu menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat
Indonesia, terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan
ajaran-ajaran Hindu itu.
Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama
Hindu dan Budha. Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah
agama secara sukarela. Tetapi sementara itu mereka masih membiasakan
diri dengan adat kebiasaan lama, sehingga bercampur-baur antara adat
kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan rumusan masalah
yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut.

1. Apa saja kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang?


2. Apa saja kemegahan dari pembangunan fisik islam?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung kemajuan islam?
4. Apa saja penyebab kemunduran islam?
5. Apa perlunya pemurnian dan pembaharuan dalam dunia islam?
6. Siapa saja tokoh pembaharuan dalam dunia islam?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Dari rumusan masalah di atas, tujuan pembuatan dari makalah ini
adalah sebagai berikut.

1. untuk mengetahui kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang.


2. untuk mengetahui kemegahan dari pembangunan fisik islam.
3. untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kemajuan islam.
4. untuk mengetahui penyebab kemunduran islam.
5. untuk mengetahui pemurnian dan pembaharuan dalam dunia islam.
6. untuk mengetahui para tokoh pembaruan dalam dunia islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemajuan Perabadan Islam Dalam Berbagai Bidang


1. Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan
penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak
menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol Islam merupakan
masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab
(Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk
Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-
Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria),
Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang
masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang
terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya
lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah,
sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
a. Filsafat, Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya
yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan
sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan
Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat
dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M
selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5,
Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). Tokoh utama kedua
adalah Abu Bakr ibn Thufail. Ia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat
terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
b. Sains, IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia
dan lain-lain juga berkembang dengan baik.
c. Fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki.
Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn
Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn
Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman.
d. Musik dan Kesenian, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan
dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab.
e. Bahasa dan Sastra, Bahasa Arab telah menjadi bahasa
administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat
diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk
asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga
banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan
berbicara maupun tata bahasa.
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat
Islam sangat banyak. Dalam perdagangan dan bidang pertanian.Sistem
irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak
mengenal sebelumnya.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk
tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk
(kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Industri,
disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang
punggung ekonomi Spanyol Islam. Diantaranya adalah tekstil, kayu,
kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling
menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan
kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman.
a. Cordova, adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian
diambil alih oleh Bani Umayyah. Jembatan besar dibangun di atas
sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk
menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-
bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana
yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap
istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya
terpancang istana Damsik. Diantara kebanggaan kota Cordova
lainnya adalah masjid Cordova.
b. Granada, adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di
Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir
Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa
akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur
bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra yang
indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur
Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah
indahnya.
3. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya
penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu
mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman
al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith dan Abdurrahman al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh
kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-
kegiatan ilmiah yang terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di
Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad ibn Abdurrahman (852-886)
dan al-Hakam II al-Muntashir (961-976).
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap
penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut
berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol. Untuk
orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi,
disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan
ajaran agama mereka masing-masing.
4. Sebab-Sebab Kemundarannya
Setelah peradaban Islam mencapai puncaknya, kemudian
mengalami kemunduran yang disebabkan oleh:
a. Menurunnya kreativitas keilmuan umat islam
b. Kesatuan Integral; antara Agama dan Negara dalam Islam
c. Islam agama yang sesuai dalam setiap zaman dan tempat
d. Hancurnya ketahanan moral umat Islam
e. Berkembangnya sikap hidup fatalistis, ditandai dengan tidak lagi
percaya kepada kemampuannya untuk maju atau mengatasi
problem keagamaan dan kemasyarakatan.
f. Sikap hidup umat islam yang kurang toleran
g. Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah
h. Dikuasainya sektor prekonomian oleh Eropa
i. Sunnatullah

B. Perlunya Pemurnian Dan Pembaharuan


Salah satu imbas positif dari peristiwa pengeboman gedung WTC
(9/11) adalah munculnya wacana tentang Reformasi atau Pembaruan
Islam. Wacana ini sesungguhnya bukanlah baru, karena para sarjana sudah
sejak lama mendiskusikannya. Yang baru adalah wacana ini kini
dibicarakan secara luas, tak hanya oleh kalangan akademis saja, tapi juga
oleh media massa, politisi, dan para pengambil keputusan di negara-negara
Barat.
Thomas L. Friedman, kolumnis terkenal asal Amerika, misalnya,
menulis sebuah artikel menarik di New York Times, berjudul “An Islamic
Reformation” (4/12/02). Menurutnya, Pembaruan Islam adalah sebuah
keharusan bagi kaum Muslim sekarang ini, karena perang terhadap
terorisme dan radikalisme akan percuma tanpa diikuti perbaikan dari
dalam kaum Muslim sendiri.

C. Para Tokoh Pembaharuan Dalam Dunia Islam


1. Al – Tahtawi
a. Biografi
Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran
pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari
abad ke-19 di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali
Pasya, at-Tahtawi turut memainkan peranan.
Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak
di Mesir bagian selatan, dan meninggal di Cairo pada tahun 1873.
Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan yang
dikuasai itu, ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan
dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun ia pergi
ke Cairo untuk belajar di al-Azhar dan lulus pada tahun 1922.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan
sebagaimana kemajuan yang terjadi Barat (Eropa).
2) Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan
ekonomi rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman
Fir’aun.
3) Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh
Undang-undang Syariat yang yang dipimpin oleh majlis syura
(ulama). Oleh karena itu antara Raja dengan ulama harus bisa
berunding untuk melaksanakan hukum syariat.
4) Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di
samping bahasa Arab.
5) Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern
jika tidak ingin umat Islam ketinggalan.
6) Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan
keadaan) tanpa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-
cita.
2. Ir. Soekarno
a. Biografi
Ir. Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo
pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ketika kecil
Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur.
Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar
Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya.
Di sana Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat
Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu.
Soekarno seorang pribadi yang lengkap. Namanya harum di
mana-mana. Soekarno tercacat sebagai salah satu fragmen
dari “The founding father” Indonesia. Sikap revolusioner,
berwibawa, tegas dan didukung pula oleh pemikiran yang brilian
menempatkan beliau pada posisi penting dalam sejarah pemikiran
politik Indonesia.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
Nasionalisme khas Indonesia, Soekarno menyebutnya
dengan Marhaenisme yaitu azas yang menghendaki susunan
masyarakat dan negeri di dalam segalanya. Marhaenisme harus
diperjuangkan secara revolusioner, sehingga cara perjuangannya
menghendaki hilangnya kapitalisme dan imperialisme di bumi
Nusantara.
Marhaenisme lahir ketika Soekarno berumur 20 tahun.
Pembicaraan berbentuk imajiner, sehingga dari kejelian Soekarno
dalam melihat realitas sosial masyarakat Indonesia, maka
kemudian lahirlah ideologi Marhaenisme khas Indonesia.
3. Jamaluddin al-Afghani (1839-1897)
a. Biografi
Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin
pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya
berpindah-pindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Ia
lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal pada tahun
tahun 1897 diIstanbul, Turki. Ia banyak berkiprah dalam
pembaharuan yang lebih terfokus pada dalam bidang politik di
samping persoalan keagamaan.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Islam adalah agama yang sesuai dengan segala keadaan dan
waktu.
2) Islam bukanlah agama yang mengajarkan faham fatalis dan
statis.
3) Qadla dan Qadar Allah sesungguhnya merupakan sesuatu yang
terjadi karena sebab musabab, bukan semata-mata langsung
dari Tuhan.
4) Lemahnya persaudaraan di kalangan umat Islam juga
menyebabkan umat Islam mundur, dari kalangan awam sampai
ulama hingga raja tidak ada lagi rasa persaudaraan, sehingga
umat Islam lemah tidak memilki kekuatan untuk maju bersama.
5) Sistem pemerintahan otokrasi harus diganti dengan demokrasi
yang berdasarkan musyawarah.
6) Umat Islam di setiap Negara harus membangun semangat
nasionalisme dan internasionalisme agar umat Islam dapat
bersatu.
4. K.H Ahmad Dahlan
a. Biografi
K.H. Ahmad Dahlan nama kecilnya Muhammad Darwis
putra K.H. Abu Bakar, lahir tahun 1285 H/1869 di
Kauman Yogyakarta. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
yang bertujuan, ‘anyebaraken piwucalipun Kanjeng Nabi
Muhammad Saw. Wonten ing karesidenan Ngayogyokarto”. Sesuai
dengan tujuan ini, nama yang dianggap tepat bagi organisasi ini
adalah “Muhammadiyah” yang artinya umat Muhammad.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H
bertepatan dengan 12 Nopember 1912 M. di Yogyakarta.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Berkaitan dengan sosial kemasyarakatan yang ada di Jawa
khususnya, Ahmad Dahlan menawarkan 3 konsep pemikiran,
yaitu modernisme, tradisionalisme dan jawanisme.
2) Pembaharuan Islam dilakukan melalui agenda perubahan sosial
dengan metode ijtihad dan tajdidnya.
3) Melakukan perbaikan kehidupan masyarakat Jawa agar sesuai
dengan pemahaman Islam yang benar yaitu kembali kepada al-
Qur’an dan al-Hadits, pemurnian ajaran tauhid dan tidak
beriman secara taqlid.
5. K.H. Hasyim Asy’ari
a. Biografi
K.H. Hasyim Asy’ari nama aslinya adalah Muhammad
Hasyim, lahir di Demak pada tahun 1876 M. Muhammad Hasyim
selama tujuh tahun bermukim di Mekkah, di antaranya berguru
kepada Syeikh Mahfudz Al-Tarmisi (ahli Hadits) dan Syeikh
Ahmad Khatib Minangkabau. Dari berbagai perjalanan mencari
ilmu dari pesantren ke pesantren baik Indonesia maupun luar
negeri, pengetahuannnya pun semakin luas. Oleh karena itu, dada
Muhammad Hasyim telah dipenuhi ilmu agama, sehingga beliau
diberi gelar Kiai.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Berusaha melestarikan ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal
jamaah yang bermazhab, dalam bidang theologi bermazhab
kepada Abu Hasan Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi, dan
bidang fiqh (hukum) bermazhab kepada 4 mazhab, yaitu Abu
Hanifah, Anas bin Malik, Muhammad Idris As Syafi’i dan
Ahmad bin Hanbal, dan bidang tasawuf mengikuti tasawuf
Imam Ghazali dan bidang tihariqah mengikuti Thariqoh
Qadariyahdan Naqsabandiyah.
2) Melestarikan budaya dan adat istiadat yang memiliki
kemanfaatan serta yang tidak bertentangan dengan aqidah
islamiya.
3) Ijtihad telah tertutup, dengan alasan persyaratan untuk menjadi
seorang mujtahid harus memilki persyaratan yang cukup berat
dan permasalahan hukum telah cukup betittiba’/taqlid kepada
4 mazhab.
4) Di bidang pendidikan NU banyak mengelola pesantren sebagai
basis perjuangan mengusir penjajah di samping sebagai tempat
menuntut ilmu agama.
5) Selain pesantren NU juga mendidrikan madrasah-madrsah,
sebagai upaya pengembangan kemajuan terhadap system
pesantren.
6. Muhammad Abduh
a. Biografi
Ia lahir di suatu desa (tidak jelas nama desanya) pada tahun
1849 M.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
Faktor penyebab terjadinya kemunduran di kalangan umat
Islam adalah paham jumud, yaitu paham yang beku, tidak
berkembang, statis di kalangan umat Islam. Paham fatalis
(jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara mutlak sudah
ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu untuk
merubahnya.
c. Problem Solving
Untuk memecahkan permasalahan umat Islam yang harus
dilakukan adalah membangkitkan kembali semangat ijtihad yang
telah tertutup (dengan ijtihad ummat Islam bekembang ilmu
pengetahuan dan peradabannya), menghilangkan sikap fatalis
(pasrah) pada keadaan di kalangan umat Islam, sebab Allah telah
mencipakan akal yang memilki kemauan bebas (free will) dan free
act (bebas berbuat) berdasarkan hukum sunnatullah (hukum sebab
akibat), ummat Islam harus menguasai ilmu dunia sebagaimana
Barat sehingga ummat Islam akan mengalami kemajuan dan
kemenangan.
7. Muhammad Abdul Wahhab (1703-1787)
a. Biografi
Muhammad Abdul Wahhab dilahirkan di
daerah Najd Saudi Arabia. Setelah menyelesaikan pelajarannya di
Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini
selama 4 tahun. Selanjutnya ia pindah ke Baghdad dan di sini ia
memasuki hidup perkawinan dengan seorang wanita
kaya. Lima tahun kemudian, setelah isterinya meninggal dunia, ia
pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan dan ke Isfahan.
Di kota yang tersebut akhir ini ia sempat mempelajari falsafat dan
tasawuf. Setelah bertahun-tahun merantau ia akhirnya kembali ke
tempat kelahirannya di Nejd.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Ajaran serta pemikiran Muhammad Abdul Wahhab yang paling
mendasar dalam Islam adalah persoalan tauhid.
2) Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang
yang menyembah selain Allah telah menjadi musyrik, dan halal
darahnya (boleh dibunuh).
3) Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut faham tauhid
yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan
lagi dari Allah, tetapi dari syeikhatau wali dan dari kekuatan
gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadimusyrik.
4) Menyebut nama Nabi, syeikh atau malaikat sebagai perantara
doa (permohonan) juga syirik.
5) Meminta syafaat selain dari Tuhan adalah syirik.
6) Bernazar kepada selain dari Tuhan juga syiirk.
7) Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’an, hadits dan
qiyas (analogi) merupakan kekufuran.
8) Tidak percaya kepada qadla dan qadar Allah juga merupakan
kekufuran.
9) Demikian pula menafsirkan al-Qur’an
dengan ta’wil (interpretasi bebas) adalah kafir.
8. Mustafa Kemal
a. Biografi
Mustafa lahir di Salonika (Turki) pada tahun 1881 M. Ia
diberikan gelar Attartuk yang artinya Bapak Turki. Gelar itu
diperoleh karena ia telah menyelamatkan bangsa Turki dari
penjajahan Barat yaitu, Yunani yang dibantu oleh tentara sekutu
(Inggeris, Perancis dan Amerika), yang mendarat di Turki pada
tanggal 15 Mei 1919 M.
Kelahiran Mustafa Kemal merupakan kebangkitan baru
bagi bangsa Turki untuk mengusir penjajah dari bumi Turki. Di
samping itu ia telah mengembalikan kejayaan bagi Kerajaan Turki
Usmani yang waktu itu dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II.
Untuk melawan Sultan Abdul Hamid II, ia bersama dengan
teman-temannya (Ali Fuad, Rauf, dan Refat), mendirikan
perkumpulan rahasia yang bernama Vatan ve Hurriyet yang berarti
Tanah Air dan Kemerdekan. Perkumpulan ini merupakan cikal
bakal lahirnya Partai Nasionalis di Turki.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Pergerakan Mustafa Kemal, setelah Mustafa Kemal menjadi
seorang pemimpin dalam Partai Nasionalis Turki, untuk
melawan Sultan Abdul Hamid II, ia mendirikan Pemerintah
Tandingan di Anatolia. Ia dan kawan-kawan mengeluarkan
maklumat yang berisi tentang pernyataan-pernyataan sebagai
berikut : (1) Kemerdekaan Tanah Air dalam keadaan bahaya;
(2) Pemerintah di ibu kota berada di bawah kekuasaan sekutu
dan oleh karena itu tidak dapat menjalankan tugas; (3) Rakyat
Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari
kekuasaan asing; (4) Gerakan-gerakan pembela tanah air yang
telah ada harus dikordinir oleh suatu panitia nasional pusat; (5)
Untuk itu harus diadakan konggres.
2) Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
a) Perlu dihapuskannya jabatan Khalifah diganti dengan
jabatan Presiden yang dipilih oleh rakyat.
b) Negara tidak ada lagi hubungannya dengan agama.
9. Rasyid Ridlo
a. Biografi
Rasyid Ridla adalah murid Muhammad Abduh yang
terdekat. Ia lahir pada tahun 1865 M. di desa Al-Qalamun Libanon.
Menurut riwayat ia berasal dari keturunan AL-Husein, cucu Nabi
Muhammad SAW. Oleh karena itu ia selalu memakai gelar Al-
Sayyid di depan namanya
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
Menurut pendapat Rasyid Ridla, bahwa yang menyebabkan
kemunduran umat Islam adalah sebagai berikut :
1) Tidak adanya semangat pemikiran dan penelitian (ijtihad) di
kalangan umat Islam secara dinamis. Umat Islam beranggapan
bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Hilangnya semangat ijtihad
ini bertentangan dengan hukum sunnatullah yang selalu
berkembang dan tidak pernah berhenti Ajaran Islam yang
tidak boleh dirubah adalah mengenai masalah ibadah, yang
secara tegas sudah diatur secara jelas, (ibadah mahdlah.
2) Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu
secara mutlak sudah ditentukan oleh Allah SWT, sehingga
manusia tidak perlu untuk merubahnya. Sikap fatalis ini
sebagai akibat tidak difungsikannya peran akal secara
maksimal.
3) Untuk mewujudkan kejayaan ummat Islam perlu digalang
persatuan umat Islam, dan agar persatuan umat Islam terwujud
perlu dibentuk khilafah islamiyah.
10. Sayyid Ahmad Khan
a. Biografi
Ia lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan
berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad saw melalui
Fatimah dan Ali. Ia mendapat pendidikan tradisional dalam
pengetahuan agama dan di samping bahasa Arab, ia juga belajar
bahasa Persia. Ia orang yang rajin membaca buku dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu berusia depalan belas tahun
ia masuk bekerja pada Serikat India Timur, kemudian ia bekerja
pula sebagai hakim. Tetapi di tahun 1846 ia pulang kembali
ke Delhi untuk meneruskan studi.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Bidang Politik : a) Peningkatan kemajuan umat Islam di India
dapat diwujudkan bukan melawan penjajah Inggris, tetapi harus
bekerja sama dengan Inggris sebagaimana yang dilakukan umat
Hindu; b) Umat Hindu lebih maju peradabanya dari pada umat
Islam sebab umat Hindu lebih senang bekerja sama dengan
Inggris; c) Inggris maju dalam hal peradabannya karena lebih
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu
umat Islam harus belajar Iptek dari penjajah Inggris; d)
Memberontak atau melawan Inggris tidak ada artinya apabila
umat Islam belum mampu melawan; e) Berusaha meyakinkan
pihak Inggris bahwa umat Islam bukan musuh tetapi umat yang
cinta damai; f) Umat Islam adalah satu umat yang tidak dapat
membentuk suatu Negara dengan umat Hindu, oleh karena itu
umat Islam harus memiliki Negara sendiri.
2) Bidang agama : a) Umat Islam mundur dikarenakan
faham fatalist (jabbariyah), yaitu paham bahwa nasib manusia
sudah ditentukan oleh Tuhan, sehingga manusia tidak sanggup
merubahnya; b) Sebenarnya manusia diberikan kebebasan
untuk memaksimalkan peran akalnya (free will) dan berbuat
sesuatu secara bebas (free act) namun tetap dalam koridor
tauhid kepada Allah dan tidak bertentangan dengan hukum
Allah; c) Kebebasan dalam berfikir umat Islam terhenti karena
pendapat, bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Akibat dari
pendapat ini umat Islam tidak memiliki gairah untuk
menemukan teori-teori baru melalui jalan ijtihad sebagaimana
telah terjadi pada abab II H, di mana umat Islam pernah
mencapai kejayaan di semua bidang pengetahuan; d) Dalam
kehidupan ini, Allah telah menentukan hukum alam (nature
law) yang telah ditetapkan sesuai kehendaknya. Hukum itu
berupa hukum sebab akibat yang berlaku bagi setiap manusia.
11. MUHAMMAD IQBAL
a. Biografi
Muhammad Iqbal adalah The founding father
of Pakistan (Bapak pendiri Pakistan), seorang filosof serta penyair.
Ia berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab dan lahir
di Sialkot pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian
pergi ke Lahore dan belajar di sana sampai ia memperoleh gelar
kesarjanaan MA. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas
Arnold, seorang Orientalis, yang menurut keterangan, mendorong
pemuda Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia
pergi ke Negara ini dan masuk ke Universitas Cambridge untuk
mempelajari filsafat, 2 tahun kemudian dia pindah ke Munich di
Jerman, dan di sinilah ia memperoleh gelar Ph.D (Philosophy of
Doctor) dalam tasawuf. Tesis doctoral yang dimajukannya
berjudul : The Development of Metaphyscs in Persia.
Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di
samping pekerjaannya sebagai pengacara ia menjadi dosen falsafat.
Bukunya The Reconstruction of Religius Thought in Islam adalah
hasil ceramah-ceramah yang diberikannya di beberapa universitas
di India.
b. Pemikiran – Pemikiran Pembaharuan
1) Bidang agama : a) Ajaran Islam itu bersifat dinamis tidak statis;
b) Barat maju karena pemikiran Barat selalu dinamis, tidak
pernah berhenti. Barat sangat cinta ilmu pengetahuan dan
senantiasa berijtihad (mengadakan research/penelitian); c)
Umat Islam agar senantiasa menciptakan ide-ide baru dalam
dunia baru, tidak boleh pasrah terhadap keadaaan dan tidak
boleh lama-lama tidur.
2) Bidang Politik : a) Umat Islam bisa maju harus hidup dalam
satu ikatan umatan wahidah, yaitu adanya Pemimpin Islam
dunia untuk menyatukan umat Islam; b) Iqbal menolak
nasionalisme Barat yang membuat umat Islam terpecah-pecah
menjadi negara –negara kecil. Negara boleh beda, tetapi bangsa
tetap satu yaitu umat Islam; c) Iqbal menolak kapitalisme dan
imperialisme Barat yang menyengsarakan bangsa-bangsa,
sebaliknya Iqbal lebih tertarik sosialisme yang berkembang di
Barat, sebab sosialisme identik bahkan sebagian dari ajaran
Islam; d) Nasionalisme yang berkembang di India yang terdiri
dari dua kekuatan yaitu Islam dan Hindu ia setuju, tetapi sulit
untuk diwujudkan. Oleh karena itu ia berpendapat bahwa umat
Islam di India harus memilih antara tetap hidup di India dengan
tetap menjadi kaum minoritas, atau memisahkan diri dari India
dengan memiliki Negara dan kekuasaan sendiri.
BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat menyimpulkan bahwa
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham keagamaan
Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan terknologi modern. Dengan demikian pembaharuan
dalam Islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks
Al-Quran maupun Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas
keduanya.
Adapun yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan
Islam adalah pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah
bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-
tarekat, pemujaan terhadap orang-orang yang suci dan hal lain yang
membawa kepada kekufuran. Kedua, sifat jumud membuat umat Islam
berhenti berfikir danberusaha, umat Islam maju di zaman klasik karena
mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat
Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak
mungkin mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang
berusaha memberantas kejumudan. Ketiga, umat Islam selalu berpecah
belah, maka umat Islam tidaklah akan mengalami kemajuan. Keempat,
hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat.
B. SARAN
Adapaun saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca
melalui makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Pembaharuan Islam (tajdid) merupakan suatu keharusan karena ajaran
Islam yang rahmatan lil al’alamin serta sebagai agama “pamungkas”
menuntut adanya upaya rasionalisasi dan kontekstualisasi sesuai dengan
semangat jaman. Hal itu karena pada hakikatnya pembaruan Islam
merupakan ikhtiar melakukan rasionalisasi dan kontekstualisasi ajaran
Islam dalam segala ranah kehidupan.
2. Keharusan bagi upaya tajdid setidaknya memiliki tiga landasan dasar
yaitu landasan teologis, landasan normatif, dan landasan historis.
Artinya bahwa gerakan tajdid dilaksanakan dengan dasar dan pijakan
yang kuat.
3. Agar tajdid dalam Islam dapat terimplementasikan dan
teraktualisasikan, maka ijtihad harus dijalankan karena tajdid dan
ijtihad hakikatnya merupakan dua hal yang saling terkait.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_cendekiawan_pendidikan_islam

http///www.google.com. Gunawan’s Site, Gerakan Pembaharuan Islam

http://yayang08.wordpress.com/2009/02/17/al-islam-dan-kemuhammadiyahan

Anda mungkin juga menyukai