Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GLAUKOMA

A. Definisi
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih
tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan
(Sidarta Ilyas, 2014).
Menurut Sunaryo Joko Waluyo (2010), bahwa Glaukoma merupakan kelainan mata
yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat
mengakibatkan penggaungan atau pencekungan pupil syaraf optik sehingga terjadi
atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata
meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan
fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2010)
Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang
meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer, Arif : 2011)
Glukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata
sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen. (Mansjoer, Arif :
2011).

B. Klasifikasi glaukoma
Klasifikasi dari glaukoma dalah sebagai berikut ( Sidarta Ilyas, 2003) :
1. Glaukoma Primer
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut yaitu timbul
pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik depan yang sempit pada
kedua mata. Pada glukoma kronik yaitu karena keturunan dalam keluarga, DM Arteri
osklerosis, pemakaian kartikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif dan
lain-lain dan berdasarkan anatomis dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Glaukoma sudut terbuka / simplek (kronis)
Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) ,
yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang, disebut sudut
terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular.
Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran schleem,
dan saluran yang berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal
biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan tekanan intra ocular dan
sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri
mata yang timbul.
b. Glaukoma sudut tertutup / sudut semut (akut)
Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut tertutup karena ruang
anterior secara otomatis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke
jaringan trabekuler dan menghambat humor aqueos mengalir ke saluran schlemm.
Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan
diruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejalah yang timbul dari
penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya TIO, dapat nyeri mata yang berat,
penglihatan kabur. Penempelan iris memyebabkan dilatasi pupil, tidak segera ditangni
akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
2. Glaukoma Sekunder
Adalah glaukoma yang diakibatkan oleh penyakit mata lain atau trauma didalam
bola mata, yang menyebabkan penyempitan sudut /peningkatan volume cairan dari
dalam mata . Misalnya glaukoma sekunder oleh karena hifema, laksasi / sub laksasi
lensa, katarak instrumen, oklusio pupil, pasca bedah intra okuler.
3. Glaukoma Kongenital
Adalah perkembangan abnormal dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap
kelainan mata sistemik jarang ( 0,05 %) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran
mata (bulfamos), lakrimasi.
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/ terbuka) dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada
glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta
ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit
berupa neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat
timbulnya glaukoma hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan
siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah
tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.
2. Berdasarkan lamanya glaukoma dibedakan menjadi:
a. Glaukoma akut
Penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat
mendadak sangat tinggi.
b. Glaukoma kronik
Penyakit mata dengan gejalah peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi
kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.

C. Anatomi dan Fisiologi


Didalam mata terdapat dua macam cairan yaitu:
1. Aqueus humor
Cairan ini berada di depan lensa.
2. Vitreus humor
Cairan albumin berwarna keputih-putihan seperti agar-agar yang berada dibelakang
mata, mulai dari lensa hingga retina. (Evelin C Pearce: 317). Dalam hal ini cairan yang
mengalami gangguan yang dihubungkan dengan penyakit glaukoma adalah aqueus
humor, dimana cairan ini berasal dari badan sisi air mengalir kearah bilik anterior
melewati iris dan pupil dan diserap kembali kedalam aliran darah pada sudut antara iris
dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm. (Evelin C. Pearce
: 317). Secara normal TIO 10-21 mmHg karena adanya hambatan abnormal terhadap
aliran aqueus humor mengakibatkan produksi berlebih badan silier sehingga terdapat
cairan tersebut. TIO meningkat kadang-kadang mencapai tekanan 50-70 mmHg
(dengan pemeriksaan tonometry).

D. Etiologi
1. Glaukoma primer terdiri dari :
a. Akut: dapat disebabkan karena trauma.
b. Kronik : dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: diabetes
mellitus, arterisklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia tiggi dan
progresif.
2. Sekunder
Disebabkan penyakit mata lain, seperti: katarak, perubahan lensa kelainan uvea
pembedahan.
E. Manifestasi klinik
1. Glaukoma primer
a. Glaukoma sudut terbuka
 Kerusakan visus yang serius
 Lapang pandang mengecil dengan maca-macam skottoma yang khas
 Perjalanan penyakit progresif lambat
b. Glaukoma sudut tertutup
 Nyeri hebat didalam dan sekitar mata
 Timbulnya halo/pelangi disekitar cahaya
 Pandangan kabur
 Sakit kepala
 Mual, muntah
 Kedinginan
 Demam baahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang sangat
sedemikian kuatnya keluhan mata ( gangguan penglihatan, fotofobia dan
lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.
2. Glaukoma sekunder
 Pembesaran bola mata
 Gangguan lapang pandang
 Nyeri didalam mata
3. Glaukoma kongential
 Gangguan penglihatan

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Glaukoma Akut
Pengukuran dengan tonometrischiotz menunjukkan peningkatan tekanan, parimetri
genioskopi dan tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.
2. Glaukoma Kronik
a. Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonomebri menunjukkan
peningkatan, nilai dianggap mencurigakan bila berkisar antara 21 – 25 mmHg dan
dianggap patologik bila berada diatas 25 mmHg.
b. Pada funduskopi ditemukan cekungan pupil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding
cekungan bergaung, warna memucat dan terdapat perdarahan pada pupil.
c. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi
bagian nasal, tangga rone, atau stroma busur. Uji provokasi minum air, uji variasi
diurnal dan ujian provokasi steroid dilakukan pada kasus-kasus yang meragukan.
d. Pengukuran tekanan intraocular (dengan tonometer), pemeriksaan keadaan sudut
bola mata dengan genioskopi. Sedangkan pemeriksaan lapang pandangan mata
dengan alat perimetri.
e. Pengecekan terhadap kondisi syaraf mata digunakan alat Heidelberg Retinal
Tomography (HRT) atau Optical Coherence Tomography (OCT).
Pemberian obat tetes mata yang dilanjutkan pemberian obat tablet.
Fungsi obat-obatan tersebut untuk menurunkan produksi atau meningkatkan
keluarnya cairan akuos humor. Cara ini diharapkan dapat menurunkan tekanan bagi
bola mata sehingga dicapai tekanan yang diinginkan. Agar efektif pemberian obat
dilakukan secara terus menerus dan teratur.
f. Pemasangan keran Ahmed Valve
Untuk mengatasi glaukoma yang kondisinya relatif parah, dokter akan memasang
keran buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama ini berasal dari nama
penemunya, yakni Ahmed, warga Amerika Serikat (AS) asal Timur Tengah yang
pertama kali menciptakan klep tersebut sekitar 10 tahun silam. Alat ini terbuat dari
bahan polymethyl methacrylate (PMMA), yakni bahan dasar lensa tanam. Ahmed valve
ditanamkan pada bola mata dengan cara operasi. Bila tekanan bola mata berada pada 18
mmHg maka klep tersebut akan terbuka sehingga cairan yang tersumbat bisa keluar,
sehingga tekanan bola mata otomatis akan turun. Sebaliknya, klep akan tertutup
kembali bila tekanan sudah berada di bawah 18 mmHg.

F. Penatalaksanaan Medis
1. Glaukoma Sudut Terbuka / Simplek / Kronik
a. Obat-obat miotik
 Golongan kolinergik (pilokarpin 1 – 4 % 5 kali / hari), karbakol (0,75–3 %)
 Golongan anti kolineoterase (demekarium bromid, hurmosal 0,25 %)
b. Obat-obat penghambat sekresi aquor humor (Adrenergik)
 Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2x / hari)
 Epinerprin 0,5 – 2 % 1 – 2 x / hari
c. Carbonucan hidrase intibitor
 Asetazolamid (diamol 125 – 250 mg 4 x / hari)
 Diklorfenamid (metazolamid)
d. Laser trabeculoplasty dimana suatu laser zat organ disorotkan langsung kejaringan
trabekuler untuk merubah susunan jaringan dan membuka aliran dari humor Aguos
dan iridektomi.
e. Tindakan bedah trabeculectomy.

G. Patofisiologi
Rongga anterior mata berada didepan dan sedikit kesamping dari lensa, terdapat/
bermuara aqueous humor, merupakan caira bening yang menunjukan lympha. Aqueous
humor diproduksi secara terus-menerus dalam badan silianis yang terdapat dibagian
posterior irisdan mengalir melewatipupil kedalam cameraokuli anterior. Aqueous
humordisalurkan melalui canal Schlemm disekitar mata dan berada pada bagian sudut
camera okuli anterior dimana terjadi pertemuan iris perifer dan kornea dalam keadaan
normal terjadi keseimbangan antara produksi dan penyerapanaqueous humor, akan
menyebabkan atau menjadikan tekanan intra okuli relative konstan. TIO berkisar 10-20
mmHg dan rata-rata 16mmHg. Tekanan intra okuler beavariasi dan naik sampai 5
mmHg. Glaukoma terjadi dimana adanya peningkatan TIO yang dapat menimbulkan
kerusakan dari saraf-saraf optic. Peningkatan tekanan disebabkan abstruksi/sumbatan
dari penyerapan aqueous humor.
WOC GLAUKOMA

 Primer:
o Akut
 Trauma  Sekunder :
o Kronis  Katarak
 Diabetes Melitus  Perubahan lensa
 Hipertensi  Kelainan uvea
 Arterisklerosis  Pembedahan
 Pemakaian kortikosteroid
jangka panjang
 Miopia tinggi & progresif

Trauma Pemakaian Uveitis Katarak


kortikosteroid
jangka panjang Peradangan
Kontusio bola mata mengenai sel-sel
trabekular Katarak rmatur Katarak hipermatur
Metabolisme
Hipema giloksaminoglikan
dan lipopolisakarida Trabekulitis Kapsul lensa bocor Zonulla zinni rapuh
meningkat keluar
Darah menyumbat
COA
Gg. Permanen Penurunan outflow
Menyumbat
fungsi trabekula aques humor
saluran HA
Sudut mata menutup
Penimbunan di Sudut COA menutup Dislokasi lensa
trabekular
meshwork
Sinekia anterior Menutup saluran
ekskresi HA
Menyumbat aliran
HA

Peningkatan TIO

Glaukomia

Iritasi saraf vagus Iritasi saraf vagus Tekanan pd saraf


optik & retina Iritasi saraf vagus Penipisan saraf
optik & retina
Bronkotritis Reflek Okokardiac
Mual. muntah
Kerusakan saraf
optik & retina Penglihatan kabur
Brakikardia
Suplai O2 menurun Kehilangan cairan
Atrofi optik Imobilitas
Mk: Resiko Gg.
Mk: Resiko
Peningkatan kerja Perfusi jaringan kekurangan
Hilangnya Mk: Gg.
nafas pandangan perifer volume cairan Imobilitas fisik
Dyspnea Mk:
 Gg.Persepsi
Sensori
(orbital)
Mk : Resiko pola
 Resiko
nafas tidak efektif
Cidera
H. Komplikasi
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat
keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa,
mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi
pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat
dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan
siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah
tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.

Anda mungkin juga menyukai