1. Agda Shanya
2. Diera Lita Sabiva
3. Eka Fitri Puji Astuti
4. Havitri Handayani
5. Monica Dwi Agustina
6. Rizky Fara Anisya
7. Selvi Widayanti
8. Tri Arif Wahyudi
9. Yongki Anggara
1
KATA PENGANTAR
Dengan izin dari Allah SWT makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Luka Bakar. Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat 1. Yang telah membimbing kami selama proses
belajar. Makalah yang disusun ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi tugas
yang diberikan dosen pembimbing pada mata kuliah ini.
Penulis mohon kritik dan saran atas makalah yang telah kami susun ini
karena sebagai manusia kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan atau usunan kata dari makalah ini. Semoga makalah yang disusun
ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi tim penulis sendiri.
2
DAFTAR ISI
A. Definisi ...................................................................................................... 6
B. Gejala dan tanda ........................................................................................ 6
C. Klasifikasi ................................................................................................. 7
D. Etiologic .................................................................................................... 9
E. Patofisiologi .............................................................................................. 10
F. Komplikasi ................................................................................................ 12
G. Penatalaksanaan ........................................................................................ 13
H. Prognosis ................................................................................................... 13
A. Pengkajian ................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 28
B. Saran .......................................................................................................... 28
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penanganan dan perawatan luka bakar sampai saat ini masih memerlukan
perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan bagi kita, karena
sampai saat ini angka morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi. Di Amerika
dilaporkan sekitar 2 sampai 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah
kematian sekitar 5-6 ribu kematian/tahun. Di indonesia sampai saat ini belum ada
laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian
yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
pada tahun 1998 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan
angka kematian 37,38%. Di unit Luka bakar RSU Dr. Soetomo surabaya jumlah
kasus yang dirawat selama satu tahun (Januari 2000 sampai Desember 2000)
sebanyak 106 kasus atau 48,4% dari seluruh penderita bedah plastik yang dirawat
yaitu sebanyak 219, jumlah kematian akibat luka bakar sebanyak 28 penderita
atau sekitar 26,41% dari seluruh penderita luka bakar yang dirawat, kematian
umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar
yang disertai cedera pada saluran nafas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama
perawatan (Noer, 2006).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
4
Mengetahui penatalaksanaan luka bakar
Mengetahui rencana asuhan keperawatan kritis pada klien dengan luka
bakar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam
(Musliha, 2010).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam
(Kusumaningrum, 2008).
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik,
bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka
ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang
membutuhkan perawatan medis yang intensif (Precise, 2011)
Individu yang menderita luka bakar berat mungkin menunjukkan perasaan tidak
nyaman atau mengeluhkan adanya tekanan dibandingkan nyeri. Luka bakar yang
mengenai seluruh lapisan kulit mungkin sepenuhnya tidak sensitif terhadap
sentuhan ringan atau tusukan.
Luka bakar superfisial biasanya berwarna merah, sedangkan luka bakar berat bisa
berwarna merah muda, putih atau hitam. Luka bakar di sekitar mulut atau rambut
yang terbakar di dalam hidung bisa mengindikasikan terjadinya luka bakar di
saluran napas, tetapi temuan ini sifatnya tidak pasti. Tanda-tanda yang lebih
mengkhawatirkan meliputi: sesak napas, serak, dan stridor atau mengi. Rasa gatal
6
umum dialami selama proses penyembuhan, serta terjadi pada 90% orang dewasa
dan hampir semua anak. Mati rasa atau kesemutan masih dapat dirasakan dalam
waktu yang lama setelah cedera listrik. Luka bakar juga bisa menyebabkan
gangguan emosional dan psikologis.
1. Berdasarkan penyebab:
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam proses
penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut.
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau
pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena
ujungujung saraf teriritasi. Luka bakar derajat II ada dua:
Kerusakan yang mengenai bagian superficial dari dermis, apendises kulit seperti
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Luka sembuh
dalam waktu 10-14 hari.
7
Kerusakan hampir seluruh bagian dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh. Penyembuhan terjadi
lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi
dalam waktu lebih dari satu bulan.
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam,
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak,
tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih
rendah dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi protein pada lapisan epidermis
dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan lama karena tidak ada proses
epitelisasi spontan.
1) Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat
II kurang dari 10 %
2) Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa
> 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
3) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang
tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
8
2) Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada
butir pertama
3) Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
4) Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
5) Luka bakar listrik tegangan tinggi
6) Disertai trauma lainnya
7) Pasien-pasien dengan resiko tinggi.
D. ETIOLOGI
Luka bakar thermal disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan
api, cairan panas dan bahan padat (solid).
Luka bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam
atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan
yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. luka bakar kimia
dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering
digunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan
dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia
diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
9
sumber tenaga bervoltase tinggi. Anggota gerak merupakan kontak yang terlazim,
dengan tangan dan lengan yang lebih sering cedera daripada tungkai dan kaki.
Kontak sering menyebabkan gangguan jantung dan atau pernafasan, dan resusitasi
kardiopulmonal sering diperlukan pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka
pada daerah masuknya arus listrik biasanya gosong dan tampak cekung.
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
injury ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri
atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran.
Terpapar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan
salah satu tipe luka bakar radiasi.
E. PATOFISIOLOGI
Kulit adalah organ terluar tubuh manusia dengan luas 0,025 m2 pada anak
baru lahir sampai 2 m2 pada orang dewasa. Apabila kulit terbakar atau terpajan
suhu tinggi. Pembuluh kapiler dibawahnya, area sekitar dan area yang jauh
sekalipun akan rusak dan menyebabkan permeabilitasnya meningkat. Terjadilah
kebocoran cairan intrakapiler ke interstisial sehingga terjadi oedema dan bula
yang mengandung banyak elektrolit. Rusaknya kulit akibat luka bakar akan
mengakibatkan hilangnya fungsi kulit sebagai barier dan penahan penguapan.
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permebilitas meninggi.
Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
10
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi diwajah, dapat
terjadi kerusaakan mukosa jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnoe,
stridor, suara parau, dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Karbon
monoksida sangat kuat terikat dengan hemoglobin sehingga hemoglobin tidak lagi
mampu mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan yaitu lemas, binggung, pusing,
mual dan muntah.
Setelah 12-24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi
serta penyerapan kembali cairan dari ruang intertisial ke pembuluh darah yang
ditandai dengan meningkatnya diuresis.
Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kuman gram positif yang
berasal dari kulit sendiri atau dari saluran napas, tapi kemudian dapat terjadi infasi
kuman gram negatif. Pseudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan
eksotoksin protease dan toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam
invasinya pada luka bakar. Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau
pada kasa penutup luka bakar. Kuman memproduksi enzim penghancur keropeng
yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan granulasi membentuk nanah.
Infeksi ringan dan noninvasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang
mudah lepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang infasive ditandai dengan
keropeng yang kering dengan perubahan jaringan keropeng yang mula-mula sehat
menjadi nekrotik; akibatnya, luka bakar yang mula-mula derajat dua menjadi
derajat tiga. Infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di
jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis.
11
menurun. Kecatatan akibat luka bakar inisangat hebat, terutama bila mengenai
wajah. Penderita mungkin mengalami beban kejiwaan berat akibat cacat tersebut,
sampai bisa menimbulkan gangguan jiwa yang disebut schizophrenia postburn.
(Sjamsuhidajat, dkk, 2010)
12
F. KOMPLIKASI
2. Sindrom kompartemen
5. Syok sirkulasi
13
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan
yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.
G. PENATALAKSANAAN
H. PROGNOSIS
Progonosisnya lebih buruk bagi orang dengan luka bakar luas, orang yang berusia
tua, dan wanita. Terjadinya cedera karena menghirup asap, cedera signifikan lain
seperti patah tulang panjang, dan penyakit penyerta yang bersifat serius (misalnya
penyakit jantung, diabetes, penyakit psikiatrik, dan keinginan untuk bunuh diri)
juga mempengaruhi prognosis. Rata-rata, dari pasien yang dirawat inap di pusat
perawatan luka bakar di Amerika Serikat, 4% meninggal, dengan hasil perawatan
untuk tiap orang bergantung pada tingkat keparahan cedera luka bakar.
Contohnya, tingkat mortalitas penderita rawat inap dengan luka bakar kurang dari
10% LPB adalah sebesar kurang dari 1%, sementara penderita rawat inap dengan
luka bakar 90% LPB memiliki tingkat mortalitas 85%.Di Afghanistan, orang
dengan luka bakar lebih dari 60% LPB jarang dapat bertahan hidup. Skor Baux
secara historis sudah digunakan untuk menentukan prognosis luka bakar berat;
namun, dengan perbaikan dalam teknik perawatan, data ini tidak lagi begitu
14
akurat. Skor tersebut ditentukan dengan menambahkan ukuran luka bakar (%
LPB) pada usia penderita, yang dulunya lebih kurang sama dengan risiko
kematian.
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Klien Nn. T datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan
tubuh terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan
berkurang, lemah, Tekanan darah : 110/70 mmHg, Suhu : 37,30C , Nadi : 84
kali/menit, Pernafasan : 18 kali/menit.
1. Identitas Klien
Nama : Nn. T
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status : Kawin
16
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
3. pemeriksaan primer
Data subjektif
a) Keluhan Utama
Klien datang ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api kompor di perut.
Menurut keterangan klien dan keluarga, klien belum pernah mengalami sakit
seperti ini dan belum pernah diopname di Rumah Sakit.
Klien datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan tubuh
terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan berkurang,
lemah, Tekanan darah : 110/70 mmHg, Suhu : 37,30C , Nadi : 84 kali/menit,
Pernafasan : 18 kali/menit.
17
d) Riwayat Pengobatan keluarga bila sakit
Klien dan keluarga biasa memeriksakan diri ke Puskesmas bila sakit. Anggota
keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular
Klien sedang menjalani rawat inap di ruang Melati RSUD Kalisari Kabupaten
Batang dengan diagnosa Combustio.
f) Allergi
Data objektif
a. Airway maintenance
2) Kesadaran : CM
3) Bicara jelas
b. Breathing
1) RR : 24 x/menit, spontan
c. Cirkulation
d. disability
18
1. GCS :15
e. exposure
D. Pemeriksaan sekunder
1. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Muka : Lesu
b) Palpasi
19
Ekstrimitas : Hangat, nadi 84 X/menit, irama jelas dan teratur
c) Perkusi
d) Auskultasi
2. TTV
Suhu : 37,30C ,
Nadi : 84 kali/menit,
RR : 18 kali/menit.
3. Pemeriksaan penunjang
4. Terapi obat
20
E. ANALISA DATA
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
21
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA
No DIAGNOSA KEP TUJUAN TINDAKAN TTD
22
daerah luka bakar. tenang. 5. Tingkatkan
istirahat
6. Berikan
informasi tentang
nyeri
23
KONSEP ASKEP SECARA TEORI
Pengkajian
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer
umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan
(semua luka bakar).
Integritas ego:
Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis
(setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan
bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20%
sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
Makanan/cairan:
24
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
Neurosensori:
Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
Pernafasan:
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan
nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema
laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal);
sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa
hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
mulut dan atau lingkar nasal.
25
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh;
ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari
tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam
setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif),
luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar
termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
Pemeriksaan diagnostik:
Diagnosa Keperawatan
Sebagian klien luka bakar dapat terjadi Diagnosa Utama dan Diagnosa Tambahan
selama menderita luka bakar (common and additional). Diagnosis yang lazim
terjadi pada klien yang dirawat di rumah sakit yang menderila luka bakar lebih
dari 25 % Total Body Surface Area
26
3. Perubahan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Penurunan Kardiak
Output dan edema.
4. Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan kesukaran bernafas
(Respiratory Distress) dari trauma inhalasi, sumbatan (Obstruksi) jalan
nafas dan pneumoni.
5. Perubahan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan paparan ujung
syaraf pada kulit yang rusak.
6. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar.
7. Potensial Infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit.
8. Perubahan Nutrisi : Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan
dengan peningkatan rata-rata metabolisme.
9. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan luka bakar, scar dan
kontraktur.
10. Gangguan Gambaran Tubuh (Body Image) berhubungan dengan
perubahan penampilan fisik
27
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Luka bakar dapat terjadi pada seriap orang dengan berbagai factor
penyebab seperti panas, sengatan listrik, zat kimia maupun radiasi. Penderita luka
bakar memerlukan penanganan yang serius secara holistic/menyeluruh dari
berbagai aspek dan disiplin ilmu. Pada penderita luka bakar yang luas dan dalam
memerlukan perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta mempunyai efek
resiko kematian yang tinggi.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.
28
DAFTAR PUSTAKA
29