2019
1804055
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
1. Definisi
Partus lama fase laten adalah persalinan lebih dari 24 jam dengan kontraksi yang
teratur yang menimbulkan rasa nyeri yang disertai dengan adanya pembukaan
servik, Fase laten terjadi jika adanya kontraksi yang regular pada pembukaan 4 cm
Post Partum (puerpurium) atau masa nifas adalah masa yang dimulai setetelah
partus selesai dan berakhir kira-kira setelah enam minggu, tetapi seluruh organ
genitalia baru pulih kembali seperti sebelum hamil dalam waktu tiga bulan (
Winkjosastro, 2006).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia
Fase laten memanjang adalah fase yang melampaui 20 jam pada primi gravida / 14
2. Anatomi Fisiologi
Struktur anatomi fisiologi system reproduksi wanita terdiri dari struktur eksternal
1) Mons veneris
Mons pubis Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang
menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit
labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung
bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kea rah bawah
minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog
dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
5) Vestibulum
6) Perineum
7) Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan
mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
9) Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
1) Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani oleh
menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
2) Uterus
cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri
yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan
bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan
3) Tuba Fallopi
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim.
4) Ovarium
5) Parametrium
Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar
ligamentum latum.
Batasan parametrium :
a. Indikasi Ibu
2) Placenta previa
b. Indikasi Janin
1) Kelainan Letak
a) Letak lintang
yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala letak lintang yang
2) Gawat Janin
3) Janin Besar
c. Kontra Indikasi
1) Janin Mati
4. Klasifikasi
a. Sectio Caesaria
2) Sectio caesaria klasik dengan insisi memanjang pada korpus uteri yang
3) Sectio caesaria ismika atau profunda dengan insisi pada segmen bawah
perdarahan yang banyak serta keluhan pada kandung kemih post operatif
abdominal.
5. Patoflowdiagram
6. Tanda dan gejala
a. Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah
b. Pada janin letak sungsang / lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha
memutar janin (versi luar / knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan
tali pusat.
7. Komplikasi
a. Infeksi Puerpuralis
2) Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi atau
3) Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita
2) Atonia Uteri
4) Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
5) Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura
uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea
klasik.
8. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan
cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak
b. Diet
dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 10 jam pasca
c. Mobilisasi
2) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi
4) Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan
duduk (semifowler)
6) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
e. Pemberian obat-obatan
1) Antibiotik
institusi
3) Obat-obatan lain
4) Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
5) Perawatan rutin
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
nyeri.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
2. Riwayat kesehatan :
Nyeri bekas insisi, Gangguan gerakan dan sensasi dibawah karena anestesi
kemih, Mulut terasa kering, Perasaan penuh pada abdomen, Kesulitan BAB,
Nyeri/ sakit kepala dan kelemahan, Klien merasa cemas, gelisah, gembira
d. Riwayat menstruasi
Siklus menstruasi, Lama menstruasi, Gangguan menstruasi seperti
e. Riwayat perkawinan
Alat kb yang digunakan, Lama & waktu penggunaan, Efek yang dirasakan
3. Pemeriksaan Fisik
c. Klien terlihat cemas dan gelisah dan tidak mampu mempertahankan kontak
operasi.
6. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik akibat tindakan anestesi dan
pembedahan
D. Rencana Keperawatan
Intervensi :
presipitasi.
c. Kaji efek pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup (ex: beraktivitas, tidur,
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka bekas
operasi (SC)
a. Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesea)
b. Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,50 C, frekuensi nadi =
60 -100x/ menit)
c. WBC (white blood count) dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL)
Intervensi :
a. Tinjau ulang kondisi dasar / faktor risiko yang ada sebelumnya. Catat waktu
pecah ketuban.
b. Kaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesa)
sesuai indikasi
menyentuh luka
Intervensi :
Depkes
Manuaba, I.B. 2009. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Prawirohardjo