NPM : 16-303-221
Kelas :RMIK-K31/16
TUGAS BIOMEDIK
Semua makhluk hidup terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini adalah terkecil dan unit paling dasar dari
tubuh dan sering disebut sebagai bahan penyusun tubuh.Jumlah sel pada tanaman dan hewan
bervariasi. Berbagai jenis sel melakukan fungsi yang berbeda. Salah satu jenis sel yang
ditemukan dalam organisme hidup adalah sel goblet.
Sel goblet adalah sel epitel: mereka adalah sel glandular dan kolumnar. Ada fungsi utamanya
adalah untuk mengeluarkan musin. Sel-sel ini memiliki struktur tertentu: retikulum endoplasma
yang kasar, dan mitokondria, inti, dan organel sel lainnya ditemukan di bagian sel basal. Karena
fungsi sel-sel ini adalah untuk mengeluarkan musin, mikrovili diproyeksikan oleh membran
plasma apikal untuk meningkatkan luas permukaan untuk tujuan sekresi.
l-sel ini didistribusikan dengan baik di lapisan epitel dinding organ seperti
trakea, bronkus, usus kecil, membran kelopak mata atas, usus besar, dan lain-
lain Tujuan utamanya adalah untuk melumasi organ-organ ini untuk
kelancaran fungsi mereka. Adapun terminologi, sel-sel ini disebut sel goblet
karena mereka globular dalam bentuk, dengan puncak berbentuk seperti
cangkir dan dasar yang sempit. Sel goblet penting untuk organisme hidup
karena mereka melindungi terhadap stres dan kerusakan kimia, ditambah
mereka menjebak dan menghilangkan mikroorganisme dan partikel. Sel
goblet memiliki dua jenis sekresi: sekresi konstitutif dan sekresi rangsangan.
Namun, stimulasi oleh rangsangan eksternal lebih sering menyebabkan
sekresi dalam sel-sel ini.
Peningkatan jumlah sel goblet adalah indikasi berbagai penyakit. Penyakit ini kebanyakan
mempengaruhi sistem pernapasan. Cystic Fibrosis dan bronkitis akut kronis adalah beberapa
penyakit yang disebabkan karena kenaikan atau penurunan sel goblet yang abnormal. Gejala ini,
bagaimanapun, dapat disembuhkan dengan konsultasi dokter yang baik dengan bantuan
pengobatan yang tepat.
DEFINISI KELENJAR BURUNNER
Kelenjar Brunner adalah kelenjar submukosa yang berada di usus duabelas
jari.Fungsi utamanya adalah memproduksi sekresi alkalis yang mengandung bikarbonat untuk:
melindungi usus duabelas jari dari zat asam dari kim (kumpulan makanan dari hasil pencernaan
sebelumnya);
Kuman penyebabnya ialah Salmonella typhi (basil gram-negatif) yang memasuki tubuh melalui
mulut dengan perantaraan makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Singkatnya kuman
ini terdapat dalam tinja, kemih, atau darah. Masa inkubasinya sekitar 10 hari. Salah satu sebab
mengapa pasien tifus dianjurkan dirawat di rumah sakit adalah karena relatif mudah menular
kepada anggota keluarga lain. Perawat yang menangani pasien ini harus ekstra hati-hati mencuci
tangannya, bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi agar jangan menularkan kuman ini
kepada pasien lain. Bila bertanggung-jawab atas beberapa pasien, saat memandikan atau
membersihkan pasien, yang dengan tifus harus yang terakhir.
ejala klinis infeksi ini berupa demam (biasanya >5 hari, terutama malam hari,
makin tinggi; rambut pasien tertentu bisa rontok), menggigil, nyeri/kembung
abdomen, lidah kotor dengan tepian merah, sering konstipasi selama beberapa hari.
Komplikasi infeksi dapat terjadi perforasi atau perdarahan. Mengapa bisa timbul
perdarahan dan perforasi? Kuman Salmonella typhi terutama menyerang jaringan
tertentu, yaitu jaringan atau organ limfoid, seperti limpa yang membesar. Juga
jaringan limfoid di usus kecil, yaitu plak Peyeri, terserang dan membesar.
Membesarnya plak Peyeri ini tidak berarti ia tambah kuat; sebaliknya, jaringan ini
menjadi rapuh dan mudah rusak oleh gesekan makanan yang melaluinya. Inilah
sebabnya mengapa kepada pasien tifus harus diberikan makanan lunak, yaitu agar
konsistensi bubur yang melalui liang usus, tidak sampai merusak permukaan plak
Peyeri ini. Bila tetap juga rusak, maka dinding usus setempat, yang memang sudah
tipis, makin menipis, sehingga pembuluh darah setempat ikut rusak dan timbul
perdarahan, yang kadang-kadang cukup hebat. Bila ini berlangsung terus, ada
kemungkinan dinding usus itu tidak tahan dan pecah (perforasi), diikuti peritonitis
yang dapat berakhir fatal.
Kemudian keluar dan masuk ke medula dan mengikuti aliran darah menuju oragan limfoid
sekunder. Akibat proliferasimaka menghasilkan timopoetin dan akibat diferensiasi menghasilkan
timosin. Setelah diorgan limfoid sekunder maka sel T dan B teraktivasi dengan antigen.Pada
korteks terdapat sel retikuloepitelial yang tersebar seperti jala, tampak padat denganlimfosit T
(proliferasi dan diferensiasi), terdapat sedikit makrofag dan terdapat sawar timus.