Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAG PENGINDERAAN JAUH

ACARA I
KOREKSI RADIOMETRIK

Dosen Pengampu : Purwanto, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Nafi’atul Istifadah


NIM : 170721636564
Offering/Angkatan : K/2017
Tanggal Praktikum : 25, September 2018
Asisten Praktikum : Hetty Rahmawati Sucahyo

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2018

1
ACARA I
KOREKSI RADIOMETRIK

I. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami karakeristik dan spesifikasi software ENVI.
2. Mampu menggunakan dan mengoperasikan software ENVI dengan baik.
3. Mampu meningkatkan kemampuan daya ketelitian dalam pengamatan data
citra digital.
4. Mahasiswa mampu melakukan koreksi Radiometrik citra Landsat 8 OLI
dengan metode Top of Atmospheric.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Notebook
b. Microsoft Word
c. Kalkulator
d. Envi Classic 5.3
2. Bahan
a. Landsat 8 Petro
III. DASAR TEORI
Penginderaan Jauh (PJ) atau remote sensing (RS) dalam Indarto
(2014:3) Remote berarti dari jauh, sedangkan sensing berarti mengukur. Jadi,
remote sensing berarti mengukur dari jauh atau mengukur tanpa menyentuh
objek yang diukur. Salah satu definisi penginderaan jauh menurut Rango
(1996) dalam Indarto (2014: 43), penginderaan jauh adalah ilmu dan seni
untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, luasan, atau tentang
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari sensor. Dalam hal ini,
sensor tidak berhubungan langsung dengan objek atau benda yang menjadi
target.

2
Data penginderaan jauh (citra), dalam citra dapat menggambarkan objek
di permukaan bumi yang relatif lengkap, dengan wujud dan tatak letak objek
yang mirip dengan wujud dan letak sesuai aslinya di permukaan bumi dalam
liputan yang luas. Citra penginderaan jauh adalah gambaran suatu objek,
daerah atau fenomena, hasil rekaman pantulan dan atau pancaran objek oleh
sensor penginderaan jauh, dapat berupa foto atau data digital (Purwadhi,
2011). Hasil perekaman atau pemotretan sensor penginderaan jauh disebut
dengan data penginderaan jauh, dapat berupa foto udara, citra satelit, citra
radar, dan dapat berupa data analog dan numeric lainnya.
Berbagai macam sendor penginderaan bumi di pasang di berbagai
satelit, dengan menggunakan berbagai panjang gelombang elektromagnetik
sebagai media perekaman data penginderaan jauh, sehingga menghasilkan
beraneka macam citra penginderaan jauh satelit. Saat ini banyak satelit
penginderaan jauh yang mengorbit dengan berbagai kegunaan. Setiap citra
satelit memiliki manfaat serta karakeristik yang berbeda, sehingga pilihan
penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satunya adalah
citra satelit Landsat 8.
Citra Satelit Landsat
Tanggal 11 Februari 2013, NASA melakukan peluncuran satelit
Landsat Data Continuity Mission (LDCM) dari VAFB, CA dengan pesawat
peluncur Atlas-V-401. Satelit Landsat 8 mulai menyediakan open access pada
tanggal 30 Mei 2013, hal ini menandai perkembangan baru dan kemajuan
dunia antariksa. NASA lalu menyerahkan satelit LDCM kepada USGS
sebagai pengguna data terhitung 30 Mei tersebut. Satelit ini kemudian lebih
dikenal sebagai Landsat 8. Pengelolaan arsip data citra masih ditangani oleh
Earth Resources Observation and Science (EROS) Center.
Satelit LDCM (Landsat 8) dirancang dengan orbit mendekati lingkaran
sikron matahari, pada ketinggian 705 km, dengan inklanasi 98,2o, periode 99
menit, waktu input ulang 16 hari sekali. Satelit LDCM (Landsat-8) dirancang
membawa sensor pencitra OLI (Operational Land Image) yang mempunyai 1

3
kanal inframerah dekat dan 7 kanal tampak reflektif, akan meliputi panjang
gelombang yang direfleksikan oleh objek-objek pada permukaan Bumi,
dengan resolusi spasial yang sama dengan Landsat pendahulunya yaitu 30
meter. Resolusi temporal ini tidak berbeda dengan landsat versi sebelumnya.
Landsat 8 ini merupakan kelanjutan dari misi Landsat sebelumnya dan
untuk pertama kalinya menjadi satelit pengamat bumi sejak tahun 1972
(Landsat 1). Landsat 1 yang awalnya bernama Earth Resource Technology
Satellite 1diluncurkan 23 Juli 1972 dan mulai beroperasi sampai 6 Januari
1978. Generasi penerusnya, Landsat 2 diluncurkan 22 Januari 1975 dan ber-
operasi sampai 22 Januari 1981. Landsat 3 diluncurkan 5 Maret 1978 sampai
31 Maret 1983; Landsat 4 diluncurkan 16 Juli 1982, dihentikan 1993. Landsat
5 diluncurkan 1 Maret 1984 masih berfungsi sampai saat ini namun Landsat
ini mengalami gangguan berat sejak November 2011, akibat gangguan ini,
pada tanggal 26 Desember 2012, USGS mengumumkan bahwa Landsat 5
akan dinonaktifkan. Berbeda dengan 5 generasi pendahulunya, Landsat 6 yang
diluncurkan 5 Oktober 1993 gagal mencapai orbit yang telah ditentukan.
Sementara itu dibuat kembali versi terbaru yaitu Landsat 7 yang diluncurkan
15 Desember 1999, dan masih berfungsi walau sempat mengalami kerusakan
sejak Mei 2003.
Satelit Landsat 8 atau Landsat data Continuity Mission (LDCM)
merupakan satelit sumberdaya milik AS. Satelit ini membawa dua sensor yaitu
sensor Operational Land Imager (OLI) dan Sensor Thermal Infrared Sensor
(TIRS). sensor OLI dilengkapi dengan dua band baru yaitu 1 dengan panjang
gelombang 0,43 – 0,45 m untuk aerosol garis pantai dan band 9 dengan
panjang gelombang 1,36 – 1,38 m untuk deteksi awan cirus. Sedangkan, untuk
sensor TIRS dilengkapi dengan dua band dengan resolusi spasial sebesar 100
m untuk menghasilakan kontinuitas kanal inframerah thermal (USGS, 2014).
Sebenarnya Landsat 8 merupakan satelit dengan misi melanjutkan
Landsat 7. Karakeristik Landsat 8 hampr mirip dengan versi sebelumnya, baik
dari resolusinya (spasial, temporal, dan spectral), ketinggian terbang, metode

4
koreksi maupun karakeristik sensor yang dibawa. Terdapat beberapa hal
tambahan sebagai penyempurna Landsat 8. Landsat 8 ini selain memiliki
sensor OLI tetapi juga memiliki sensor Thermal Infrared Sensor (TIRS)
dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah. Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal
(band 1 -9) berada pada OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS.

ENVI
ENVI (The Environment for Visualizing Images) merupakan suatu
image processing system yang revolusioner dibuat oleh Research System, Inc
(RSI). Dari permulannya ENVI dirancang untuk kebutuhan yang banyak serta
spesifik terlebih bagi pengguna yang menggunakan data penginderaan jauh
baik dari satelit maupun pesawat terbang. ENVI menyediakan data visualisasi
dan analisis komperhensif serta analisis untuk citra dalam berbagai ukuran dan
tipe, semuanya berada pada aplikasi yang mudah dioperasikan dan inovatif
untuk digunakan (Conita, dkk, 2016). Salah satu keunggulan ENVI adalah
pendekatan yang unik dalam pengolahan citra, mengkombinasikan teknik file-
based dan band-based dengan fungsi yang interaktif. Ketika file data input
dibuka, band (saluran) dari citra disimpan dalam sebuah daftar, dimana semua
saluran bisa diakses oleh semua fungsi system.
Fungsi terbaru ENVI dapat menampilkan data LIDAR dan dapat secara
langsung menggabungkan data penginderaan jauh yang ada dengan data
LIDAR. ENVI menggunakan a Graphical User Interface (GUI). Format data
raster dan Ascii (text) sebagai header file. Data raster disimpan sebagai ‘binary
stream of bytes’ berupa format Band Sequential (BSQ), Band Interleaved by
Pixel (BIP) dan Band Interleaved by Line (BIL). ENVI juga mendukung tipe
format lainnya seperti: byte, interger, long interger, floating-point, double-
precision, complex, dan double-precision complex.
ENVI memiliki tiga jendela utama: The Main Display Window untuk
menampilkan semua tampilan citra dalam full resolution yang dibatasi oleh
kotak pada scroll, The Scroll Window untuk menampilkan seluruh citra pada

5
file, dan The Zoom Window untuk menampilkan perbesaran dari main display
window yang dibatasi oleh kontak pada window. ENVI penginderaan jauh
memiliki beberapa menu utama diantaranya adalah: File Management, Display
Management, Interactive Display Functions, Bsic Tools, Classification,
Transform, Filters, Spectral Tools, Map Tools, Vector Tools, Topographic
Tools, Raar Tools.

Koreksi Radiometrik
Kualitas citra merupakan aspek penting yang harus diperhatikan ketika
akan mengolah data penginderaan jauh, dimana hal ini akan berpengaruh
terhadap informasi yang terkandung dalam suatu citra dalam pemanfaatannya
di bidang pemetaan. Pada saat perekaman data inderaja oleh sensor, satelit
menerima energy yang bersifat pantulan atau refleksi (reflection) maupun
pancaran atau emisi (emission) radiasi elektromagnetik objek yang ada
dipermukaan bumi (Indrianingrum, 2014).
Data yang diterima oleh stasiun merupakan data mentah yang tidak
terlepas dari pengaruh kondisi atmosfer, kekasaran permukaan, sensor satelit,
dan perbedaan sudut elevasi matahari. Adanya perbedaan sudut elevasi
matahari menyebebabkan pencahayaan di permukaan bumi tidak sama hal ini
berpengaruh terhadap besarnya energi yang diterima oleh sensor satelit dari
nilai pantulan setiap objek yang ada di permukaan bumi. Besar kecilnya sudut
elevasi matahari disebabkan oleh posisi matahari, dimana posisi matahari
terhadap bumi berubah berdasarkan perbedaan waktu dan area liputan ketika
sensor satelit sedang melakukan perekaman.
Koreksi radiometric ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel supaya
sesuai dengan yang seharusnya, biasanya dipengaruhi oleh faktor gangguan
atmosfer sebagai sumber kesalahan utama. Efek atmosfer akan menyebabkan
nilai pantulan objek di permukaan bumi yang terekam oleh sensor menjadi
bukan merupakan nilai aslinya, tetapi menjadi lebih besar karena adanya
hamburan atau dapat menjadi lebih kecil karena proses serapan. Metode-

6
metode yang sering digunakan untuk menghilangkan efek atmosfer antara lain
metode pergeseran histogram (histogram adjustment), metode regresi dan
metode kalibrasi bayangan (Projo Danoedoro, 1996).
Koreksi radiometric biasanya dilakukan dengan menggunakan salah
satu dari dua metode, yaitu pergeseran histogram (histogram adjustment) dan
metode regresi.
1. Pergeseran Histogram
Metode pergeseran histogram merupakan metode koreksi radiometric yang
paling sederhana. Prinsip dasar dari metode ini adalah melihat nilai piksel
minimum masing-masing panjang gelombang (band) dari histogram yang
dianggap sebagai nilai bias minimum. Nilai minimum dari masing-masing
kanal digunakan untuk mengurangi nilai piksel sehingga akan didapatkan nilai
piksel minimum adalah 0 (nol). Hasil dari proses koreksi radiometric ini dapat
dilihat pada Gambar 1:

2. Metode Regresi
Penyesuaian regresi (Regression Adjusment) diterapkan dengan memplot
nilai-nilai piksel hasil pengamatan dengan beberapa kanal sekaligus. Hal ini
diterapkan apabila ada saluran rujukan (yang relatif bebas gangguan) yang
menyajikan nilai nol untuk objek tertentu, biasanya air laut dalam atau
bayangan. Kemudian tiap saluran dipasangkan dengan saluran rujukan tersebut

7
untuk membentuk diagram pancar nilai piksel yang diamati. Saluran rujukan
yang digunakan adalah saluran infra merah dekat. Cara ini efektif untuk
mengurangi gangguan atmosfer yang terjadi hampir pada semua saluran
tampak bahkan mendekati perhitungan koreksi radiometric metode absolut.
Walaupun metode ini melewati beberapa tahap yang cukup rumit, akan tetapi
hasilnya tidak selalu baik. Ini disebabkan karena tidak setiap citra mempunyai
nilai piksel objek yang ideal sebagai rujukan, seperti air dalam atau bayangan
awan.

Dalam praktikum ini akan menggunakan: Koreksi radiometric metode


Top of Atmosphere (ToA) merupakan salah satu koreksi radiometric yang
bertujuan untuk memperbaiki nilai intensitas piksel akibat variasi sudut
penyinaran matahari ketika melakukan perekaman data (Indrianingrum, 2014).
Koreksi ini diperlukan untuk menyamakan pantulan objek pada waktu dan
daerah liputan yang berbeda sehingga ketika dimozaik objek tersebut memiliki
nilai pantulan dan tingkat kecerahan yang hampir sama. Metode koreksi ToA
(Top of Atmosphere) beracuan pada nilai reflectan dan sudut elevasi matahari
yang dapat diketahui melalui metadata citra landsat 8.
Pada koreksi radiometric, operasi terpenting adalah menentukan koreksi
antara output detector dan input cahaya pada citra, dan mengoreksi data karena
kerusakan detector. Menurut Jaya (2002), kesalahan radiometric disebabkan
oleh kesalahan respon detector dan pengaruh atmosfer. Detector mempunyai

8
beberapa keterbatasan yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan yaitu line
droput, stripping, dan line start. Atmosfer bumi merupakan kesalahan yang
berarti karena dapat mengurangi kemampuan analisis untuk menggali informasi
dari permukaan bumi yang direkam oleh sensor penginderaan jauh.
Koreksi radiometric dapat dijabarkan sebagai operasi pengkondisian
citra yang digunakan agar citra tersebut memberikan informasi yang benar-
benar akurat. Koreksi radiometric dilakukan untuk memperbaiki kualitas visual
citra dan sekaligus memperbaiki nilai-nilai piksel yang tidak sesuai dengan nilai
pantulan atau pancaran spectral objek yang sebenarnya. Pada koreksi ini
diasumsikan nilai piksel terendah pada suatu lipatan seharusnya nol, sesuai
dengan bit coding sensor. Apabila nilai terendah piksel tersebut bukan nol,
maka nilai penambah tersebut dipandang sebagai hamburan atmosfer. Untuk
dapat melihat nilai piksel tersebut dapat melalukan pengecekan melalui
statistika citra.

IV. LANGKAH KERJA


KOREKSI RADIOMETRIK (TOA REFLECTANCE)
1. Buka Metadata dari citra Landsat OLI kemudian Buka aplikasi ENVI pada PC.

9
2. Membuka citra Landsat OLI (band 1-7) dengan klik open image file (toolbar
FILE).

3. Melakukan kalibrasi radiometric, Klik Basic Tools => band math, kemudian
masukkan rumus TOA reflectance (misalkan band 1 (2.0000E-05*b1)+(-
0.100000) => add to list. Rumus TOA diperoleh dari Reflectance mult band
1*b1 + reflectance add band. => klik pada band 1 kemudian simpan di direktori
=> Ok => Choose =>Ok.

10
4. Melakukan koreksi sudut matahari. Langkah sama dengan langkah pertama,
kemudian masukkan formula ke Enter expression (missal b1/sin(sun elevation))
“cari terlebih dahulu nilai sin (sun elevation) kemudian masukkan rumus
sehingga (b1/0.74918481012711084770937597815701). kemudian klik add to
list.

11
5. Kemudian klik band matah pada TOA reflectance => simpan pada direktori =>
Ok => Choose => buat folder => Ok.

6. Untuk mengetahui nilai statistikanya, klik toolbar Basic tools => Statistic =>
Compute Statistic => Klik TOA atau Sun => Klik Ok. Sampai muncul grafik
data statistic TOA atau Sun elevation.

12
7. Melakukan langkah 1-6 untuk band 1-7.
8. Kompositkan (jadikan satu file) hasil TOA Reflectance with solar angel
correction. Klik file =>Save file AS, pilih ENVI Standart, setelah itu akan
muncul kotak dialog baru klik import file => pilih 7 file yang telah diolah
menjadi TOA Reflectance with solar angel correction => Ok => Simpan pada
direktori penyimpanan.

13
=>Pilih Sun atau TOA atau sebelum dikoreksi yang akan di compare menjadi
satu terlebih dahulu =>Ok.

14
=>Choose =>Ok.

9. Kemudian melakukan perbandingan statistic antara citra sebelum koreksi,


kalibrasi radiometric, dan koreksi radiometric setelah koreksi sudut matahari.
Klik Statistic =>Compute statistic=>Ok.

15
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Statistik Sebelum Koreksi (Terlampir).
2. Statistik Sesudah Koreksi/TOA Reflectance (Terlampir).
3. Statistik Sesudah Koreksi Sudut Matahari/Sun Elevation (Terlampir).
VI. PEMBAHASAN
Koreksi radiometric bertujuan untuk meperbaiki nilai piksel dengan
mempertimbangkan faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan
utama. Kerusakan gamar dapat terjadi sewaktu akuisisi data dan transmisi atau
perekaman detector-detektor yang digunakan pada sensor terdapat pixel yang
hilang dan aktivitas atmosfer yang menghilangkan hamburan. Gambar
LANDSAT 8 OLI dari daerah sekitar Gunung Bromo 28 Juli 2018 belum
terkoreksi dan kenampakan yang ada belum begitu jelas karena terdapat
gangguan atmosfer berupa adanya awan meskipun, tidak terlalu banyak.
Citra LANDSAT yang akan dikoreksi menggunakan koreksi
radiometric metode Top of Atmosphare merekam daerah Malang Timur
tepatnya daerah Bromo pada tanggal 28 Juli 2018 (karena citra LANDSAT
pada tanggal tersebut tidak banyak terdapat gangguan atmosfer seperti awan
yang menutupi wilayah tersebut). Koreksi radiometric yang dilakukan yaitu
dengan memperhatikan kalibrasi spesifikasi citra dan saluran atau spectral
yang digunakan.
Data citra satelit awal yang belum diolah biasanya akan mengandung
noise atau gangguan yang telah dipaparkan diatas biasanya ditimbulkan oleh
sistem atau gangguan yang lain. Selain gangguan karena faktor awan terdapat
juga gangguan karena perbedaan posisi matahari pada saat data diakuisisi.
Untuk menghilangkan data tersebut dapat menggunakan koreksi radiometric
Top of Atmosphere (ToA). Koreksi ToA merupakan perbaikan akibat distorsi
radiometric yang disebabkan karena posisi matahari. Koreksi ToA (Top of
Atmosphere) ini dilakukan dengan mengubah Digital Number (DN) ke nilai
reflektansi. Tujuan dari praktikum ini adalah mengoreksi radiometric ToA
pada data LANDSAT 8: daerah Malang Timur, Bromo tanggal 28 Juli 2018.

16
Data yang diterima stasiun penerima data penginderaan jauh, masih
berupa data mentah dari hasil perekaman pantulan dan pancaran yang tidak
lepas dari pengaruh kondisi atmosfer, kekasaran permukaan, sensor satelit,
serta perbedaan sudut elevasi matahari. Koreksi radiometric metode ToA (Top
of Atmosphere) digunakan untuk menghilangkan kesalahan digital number
(DN) yang disebabkan karena perbedaan sudut elevasi matahari ketika satelit
melakukan perekaman data.
Koreksi ToA berguna untuk menghilangkan kekaburan dari gangguan
yang ada sehingga data citra yang dihasilkan setelah dikoreksi akan menjadi
lebih jelas secara visual dan lebih tajam. Untuk keperluan mosaic beberapa
scene citra akan terlihat mlusu (seamless) dan terlihat menyatu. Hasil koreksi
ToA dapat membuktikn tingkat kualitas data citra yang diperoleh. Juga akan
memudahkan dalam intepretasi citra yang ada sehingga dapat memiliki
informasi yang benar dan detail serta adapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan citra tersebut dibuat.
Kesalahan dalam koreksi dapat dikarenakan ketidakstabilan detector
pada saat perekaman atau dapat disebabkan kegagalan fungsi pada saat
perekaman. Hal ini akan berpengaruh terhadap kedetailan citra yang
tergambar pada histogram statistic. Pada praktikum koreksi radiometric,
ketika nilai koreksi telah diperoleh maka dapat dibandingkan dengan data
yang tersedia dalam format MTL atau dapat disebut dengan Metdata. Apabila
data yang telah dikoreksi memiliki nilai yang tidak terlalu berbeda dengan
metadata (MTL) maka, dapat dismpulkan bahwa citra tersebut memiliki
kualitas yang bagus.
Pada histogram band 1 diketahui nilai band sebelum dikoreksi nilai
Minimumnya sebesar 0 dan nilai Maksimum sebesar 44316 dengan Mean
sebesar 7306.285386, dan nilai Stdev sebesar 4986.384170. Sedangkan,
setelah dikoreksi nilai minimum pada ToA: -0.100000, Maksimum:
0.786320, Mean: 0.046126, Stedev: 0.099728. Pada Sun Elevation nilai
Minimum: -0.129864, nilai Maksimum: 1.021146, Mean: 0.059901, dan

17
Stdev: 0. 129510. Hal ini terdapat perbedaan angka statistic antara yang telah
dikoreksi dengan yang belum dikoreksi untuk nilai Min, Max, Mean, dan
Stedevnya mengalami penurunan statistic dalam histogram yang ditampilkan.
Hal ini dikarenakan pada band yang telah dilakukan koreksi ToA akan
memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi pada perekaman citra
tersebut.
Untuk band 2 – band 7 setelah dilakukan koreksi radiometric
menggunakan metode ToA (Top of Atmosphere) data sebelum dikoreksi,
dengan data setelah dikoreksi dengan memasukkan koreksi matahari/sun
elevation mengalami nilai Digital Number (DN) yang berbeda cukup
siginifikan. Dimana perbandingan data pada histogram statistic sebelum dan
sesudah dikoreksi terdapat perbedaan, dimana hasil DN setelah dikoreksi
cenderung lebih kecil dibandingkan dengan histogram sebelum dilakukan
koreksi radiometric. Artinya setelah dilakukan koreksi radiometric ToA
kemungkinan kesalahan akan lebih kecil dan resolusi data akan lebih tinggi
dan lebih jelas jika divisualisasikan.
Nilai sun elevation pada setiap band-band citr (Band 1 - Band 7) akan
menunjukkan sudut penyinaran matahari pada saat dilakukannya perekaman
citra tersebut. Diketahuinya DN (Digital Number) sudut penyinaran
matahari/sun elevation akan berpengaruh pada tingkat kedetailan citra. untuk
dapat melakukan pengecekan apakah sebelum dikoreksi dan setelah dikoreksi
akan berpengaruh pada tingkat kedetailan yang tinggi atau jelas maka, dapat
dilakukan pembandingan angka yang ada pada histogram statistic sun
elevation dengan metadata sun elevation. Jika hampir sama maka
menunjukkan bahwa citra tersebut memiliki sudut penyinaran matahari yang
bagus.
Dalam praktikum kali ini menggunakan data dari Landsat 8 karena
memiliki beberapa keunggulan terkait spesifikasi band yang dimiliki maupun
panjang spectrum gelombang elektromagnetik yang ditangkap. Sebagaimana
telah diketahui, warna objek pada citra tersusun atas 3 warna dasar, yaitu Red,

18
Green, dan Blue (RGB). Proses koreksi ToA memiliki open access untuk
khalayak umum metode ini beracuan pada nilai reflectance dan sudut elevasi
matahari yang dapat diketahui melalui metadata citra Landsat 8. Proses
pengolahan dalam praktikum ini yaitu menggunakan software yang berbasis
Script yaitu menggunakan software otomatis dengan pengambilan data dari
USGS (LC08_L1TP_118065_20180726_20180731_01_T1).
Dalam pengoreksian radiometric citra Landsat 8 cocok menggunakan
aplikasi ENVI hal ini selaras dengan kegunaan ENVI yang dirancang untuk
berbagai kebutuhan spesifik dimana menggunakan data penginderaan jauh
dari satelit maupun pesawat terbang. ENVI menyediakan data visualisasi yang
menyeluruh dan analisa untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe.

VII. KESIMPULAN
1. Koreksi radiometric metode ToA (Top of Atmosphere) dilakukan untuk
melakukan koreksi radiometric yang bertujuan untuk memperbaiki nilai
intensitas piksel atau kesalahan dalam nilai DN (Digital Number) akibat
variasi sudut penyinaran matahari ketika melakukan perekaman data.
2. Koreksi radiometric mempertimbangkan faktor-faktor gangguan atmosfer
sebagai sumber kesalahan utama dan memperhatikan kalibrasi spesifik citra
serta saluran ataupun spectral yang digunakan.
3. Koreksi ToA digunakan untuk menghilangkan kekaburan pada data mentah
yang belum diolah sehingga setelah dilakukan pengolahan data citra yang
telah dikoreksi mejadi lebih tajam dan jelas secara visual.
4. Koreksi ToA dilakukan dengan cara mengubah DN (Digitaal Number) ke
nilai reflektansi.
5. Ketika nilai sudut penyinaran matahari atau Sun Elevation akan berpengaruh
pada analisis tingkat kedetailan citra.
6. Terdapat perbedaan angka statistic antara yang sudah dilakukan koreksi
dengan data yang belum dikoresi untuk nilai Minimum, Maximum, Mean,
Mean, dan Stdevnya mengalami penurunan statistic dalam histogram.

19
7. Landsat 8 lebih cocok digunakan dalam penganalisisan data ini. Karena,
memiliki beberapa keunggulan dimana satelit Landsat 8 memiliki sensor OLI
(Onboard Operational Land Image) juga memiliki sensor Thermal Infrared
Sensor (TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11 buah. Diantara kanal-kanal
tersebut, 9 kanal (band 1 -9) berada pada OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11)
pada TIRS. Jadi, Landsat 8 memiliki keunggulan terkait spesifikasi band-band
yang dimiliki maupun panjang rentang spectrum gelombang elektromagnetik
yang ditngkap.
8. Dalam pengkoreksian radiometric citra Landsat 8 lebih efektif menggunakan
aplikasi ENVI hal ini selaras dengan kegunaan ENVI yang dirancang untuk
berbagai kebutuhan spesifik dimana menggunakan data penginderaan jauh
dari satelit maupun pesawat terbang. ENVI menyediakan data visualisasi yang
menyeluruh dan analisa untuk citra dalam berbagai ukuran dan tipe.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Indarto. 2014. Penginderaan Jauh: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Conita, dkk. 2016. Laporan Praktikum Penginderaan Jauh Menggunakan
Envi 4.5. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Indraningrum, R.D. 2014. Koreksi Radiometrik Metode Top of Atmosphere
(ToA) Citra Landsat 8 Secara Otomatis dan Manual. Tugas Akhir
Program Diploma Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis
Sekolah Vikasi: Universitas Gadjah Mada.
Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Fakultas
Geografi, Universitas Gadjah Mada.
Jaya, INS. 2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kehutanan.
Bogor: IPB Press.
USGS (United States Geological Survey). 2014. Landsat Processing Detil.
Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018.
http://landsat.usgs.gov/Landsat_Processing_Details.php.

20
IX. LAMPIRAN
Statistik Band 1 ToA dan Sun Elevation

Statistik Band 2 ToA dan Sun Elevation

21
Statistik Band 3 ToA dan Sun Elevation

Statistik Band 4 ToA dan Sun Elevation

22
Statistik Band 5 ToA dan Sun Elevation

Statistik Band 6 ToA dan Sun Elevation

23
Statistik Band 7 ToA dan Sun Elevation

Statistic Band 1-7 (Sebelum dikoreksi, Setelah dikoreksi ToA Reflectance,


dan Koreksi Sudut Matahari/Sun Elevation).

24

Anda mungkin juga menyukai