Anda di halaman 1dari 6

APA ITU COMMUNITY BASED TOURSIM / PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu tujuan kegiatan Pariwisata adalah mendatangkan devisa /
pendapatan bagi suatu negara. Selain memiliki rasa bangga terhadap sumber daya yang dimiliki, tentunya
sektor Pariwisata diharapkan dapat menambah jumlah prosentase devisa bagi negara, dalam kata lain
sektor Pariwisata bisa dijadikan sebagai solusi dalam kesejahteraan masyarakat atau pengentas
kemiskinan.

Di Indonesia, dewasa ini sedang gencar digalakkannya pengembangan area yang dijadikan sebuah
Destinasi Pariwisata, baik itu didalam Kota maupun di pelosok hutan. Bukan hanya Pariwisata biasa,
namun dengan konsep pengembangan dan pengelolaan yang berbeda. Community Based Tourism atau
Pengembangan Pariwisata berbasis Masyarakat menjadi solusi bagaimana sebuah daerah atau area dapat
berubah menjadi sebuah destinasi pariwisata yang bisa mendatangkan pemasukan dan mensejahterakan
masyarakat sekitar. Community Based Tourism (CBT) merupakan konsep pengembangan suatu area yang
dijadikan destinasi wisata melalui pemberdayaan masyarakat local , dimana masyarakat turut andil dalam
perencanaan , pengelolaan dan pemberian suara berupa keputusan pembangunan nya. Ada 3 kegiatan
pariwisata yang mendukung konsep CBT yaitu Penjelajahan (Adventure Travel), Wisata Budaya (Cultural
Tourism) dan Ekowisata (Ecotourism).

Dengan demikian Community Based Tourism adalah sebuah konsep pengembangan destinasi pariwisata
yang menekankan dengan melibatkan masyarakat local (baik yang terlibat langsung atau tidak) dalam
manajemen dan pembangunan pariwisata yang berujung mensejahterakan masyarakat sekitar. Hal ini
pun didasari dari banyak peristiwa yang mencontohkan adanya pengabaikan terhadap masyarakat local
dalam suatu pengembangan destinasi wisata.

Community based tourism bukan hanya sebagai solusi atau sebatas harapan baru, namun Community
Based Tourism adalah sebuah peluang yang harus dipahami. Terdapat ciri – ciri unik CBT yang dapat kami
uraikan sebagai sebuah peluang dibawah ini :

- Dikarenakan jenis pengembangan pariwisata ini berskala kecil. Tentunya jenis destinasi wisata
yang dikembangkan dan dikelola dengan konsep CBT akan lebih ramah lingkungan dan tidak
banyak menimbulkan dampak negative seperti jenis pariwisata konvensional yang bersifat massif.
- Community based tourism memiliki potensi lebih untuk dapat mengembangkan daerah atau
obyek – obyek wisata berskala kecil yang dapat dikelola atau bersinergi dengan pengusaha local,
komunitas – komunitas local , dan akan menimbulkan dampak sosio – kultural yang minimal, dan
dengan demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima masyarakat local.
- Lebih dari pariwisata konvensional yang bersifat massif. Community based tourism memberikan
peluang atau ruang yang lebih besar kepada komunitas atau kelompok local dalam melibatkan
diri pada proses perencanaan, pengambilan keputusan hingga dalam menikmati keuntungan
perkembangan pariwisata , dan lebih dari itu Community based Tourism dapat memberdayakan
Masyarakat sekitar.

Pengembangan pariwisata berbasis komunitas juga bukan hanya berfokus pada “keberlanjutan budaya”
namun akan secara efektif berupaya dalam menjaga dan membangkitkan penghormatan terhadap
kearifan local antara lain melalui pendidikan dan pengembangan organisasi wisatawan.

Dalam proses pengembangan pariwisata berbasis komunitas juga memiliki prinsip – prinsip dalam
menjalankan kegiatan nya (Suansri 2003) :

- Mengakui, mendukung dan mengembangkan kepemilikan komunitas dalam industry pariwisata.


- Mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai setiap aspek..
- Mengembangkan kebanggan komunitas
- Mengembangkan kualitas hidup komunitas.
- Menjamin keberlanjutan lingkungan.
- Mempertahankan keunikan karakter dan budaya pada area local.
- Membantu berkembangnya pembelajaran tentang pertukaran budaya komunitas.
- Menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia.
- Mendistribusikan keuntungan secara adil terhadap anggota komunitas.
- Berperan dalam menentukan prosentase pendapatan dalam proyek kepada komunitas.

Sepuluh prinsip dasar tersebut harus diamalkan dan dipegang teguh agar pembangunan pariwisata
berbasis komunitas dapat berjalan sesuai dengan arah, harapan dan tujuan. Dengan kata lain, prinsip –
prinsip tersebut lebih memfokuskan pada kepentingan masyarakat local terlebih adalah dapat terjalin nya
hubungan pariwisata yang harmonis antara wisatawan dan masyarakat local.
Sebagai aksi yang bisa dilakukan dalam pengembangan pariwisata berbasis komunitas terdapat aspek –
aspek utama didalam nya (Suansri 2003) yaitu :

- Dimensi Ekonomi :
 Adanya dana untuk pengembangan komunitas.
 Terciptanya lapangan pekerjaan di sektor pariwisata.
 Timbulnya pendapatan masyarakat local dari sektor pariwisata.
- Dimensi Sosial :
 Meningkatnya kualitas hidup.
 Peningkatan kebanggan komunitas.
 Kesetaraan gender.
 Membangun penguatan organisasi.
- Dimensi Budaya :
 Mendorong masyarakat untuk menghormati kebudayaan yang berbeda.
 Membantu berkembangnya pertukaran budaya.
 Budaya pembangunan melekat erat dalam budaya local.
- Dimensi Lingkungan :
 Mempelajari Carriying Capacity Area.
 Mengatur pembuangan sampah
 Meningkatkan keperdulian akan perlunya konservasi.
- Dimensi Politik :
 Meningkatkan partisipasi dari penduduk local.
 Peningkatan kekuasaan komunitas yang lebih luas.
 Menjamin hak – hak dalam pengelolaan SDA.

Community based tourism muncul sebagai solusi yang mampu mengatasi dampak negatif yang timbul dari
Mass Tourism. Dan bisa menjadi sebuah strategi dari sebuah organisasi atau komunitas dalam mencapai
sebuah kondisi pariwisata yang lebih baik disuatu daerah. Selain itu CBT juga menjadikan sumber daya
yang ada di sebuah destinasi wisata menjadi dikenal oleh kalangan luas, bukan hanya mampu
mensejahterakan masyarakat local yang berada di destinasi wisata tersebut. Namun juga meningkatkan
kesejahteraan bagi masyarakat lainnya yang ikut terlibat dalam Community Based Tourism.
http://laurinepost.blogspot.com/2013/01/community-based-tourism-cbt_6.html

APA ITU KANCALOKAL ?

Berdasarkan pengertian Community Based Tourism dengan segala macam aspek penguatnya. Sebagai
generasi muda yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda kami memilih untuk merencanakan
membuat sebuah perusahaan Biro Perjalanan Wisata yang memiliki konsep CBT (Community Based
Tourism) atau pembangunan pariwisata dengan melibatkan komunitas / masyarakat local yang berada di
destinasi wisata bernama “KANCALOKAL”.

KANCALOKAL (local friend) adalah sebuah biro perjalanan wisata yang memiliki spesialisasi produk dan
pelayanan yang melibatkan banyak unsur Budaya (Culture), Alam (Nature) dan Kuliner Lokal (Local
Cullinary). Berbeda dengan biro perjalanan wisata yang lainnya, KANCALOKAL memberikan banyak
kesempatan kepada wisatawan untuk mengenal dan mencintai budaya Indonesia melalui interaksi yang
dibuat antara masyarakat local dan wisatawan secara intens. Wisatawan dapat tinggal dengan masyarakat
local dirumah tradisional dan mendapatkan pengalaman pertukaran budaya dengan proses yang unik.
Wisatawan juga dapat mengenali keistimewaan sebuah destinasi wisata dengan mencicipi dan memasak
kuliner local dengan cara tradisional, atau para wisatawan dapat mempelajari tradisi dari tarian, kerajinan
dan adat istiadat masyarakat local dalam rentang waktu yang diinginkan.

KANCALOKAL memiliki target pasar Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang akan melakukan kunjungan
di Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. KANCALOKAL akan menggunakan system GO
TOURISM dalam mendistribusikan penawaran Paket Wisata kepada seluruh wisatawan mancanegara
dengan berbasis WEBSITE. KANCALOKAL menyediakan Ready Made Tour & melayani Taylor Made Tour
bagi calon wisatawan yang ingin membuat itinerary sesuai dengan keinginannya. Selain itu KANCALOKAL
akan bekerja sama dengan organisasi – organisasi Diaspora (Pemuda Indonesia yang bersekolah di Luar
Negeri) untuk membantu berpromosi tentang KANCALOKAL dan produk yang dimilikinya. Menggunakan
system “Sharing Commission” atas setiap reservasi yang diterima.

KANCALOKAL akan membuat peta (mapping) waktu kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia
sesuai dengan tren yang terjadi dari masing – masing calon wisatawan. Sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk mempersiapkan kebutuhan kegiatan pariwisata dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan
karakteristik para wisatawan. Seuai dengan prinsip – prinsin Community Based Toursim KANCALOKAL
memiliki komitmen dari Masyarakat, oleh Masyarakat dan untuk Masyarakat. KANCALOKAL akan
memberikan warna yang berbeda dalam persaingan usaha biro perjalanan wisata dengan lebih
mengedepankan Kearifan Lokal (Local Wisdom) untuk lebih menarik perhatian dari Wisatawan
Mancanegara dan memilih Indonesia terutama Yogyakarta sebagai tujuan untuk berwisata.

Adapun keinginan kami mengenai target pasar KANCALOKAL yang membuat dan menyediakan paket
wisata khusus Wisatawan Mancanegara adalah dari data kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia
yang memiliki trend baik belakangan ini :

DATA KUNJUNGAN WISMAN JANUARI - AGUSTUS


2019
50000

40000

30000

20000

10000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Series1 Series2 Series3 Series4 Series5 Series6 Series7 Series8

Penjelasan :

- Series 1 = Wisatawan Mancanegara asal Prancis.


- Series 2 = Wisatawan Mancanegara Jerman.
- Series 3 = Wisatawan Mancanegara Italy.
- Series 4 = Wisatawan Mancanegara Belanda.
- Series 5 = Wisatawan Mancanegara Spanyol.
- Series 6 = Wisatawan Mancanegara Portugal.
- Series 7 = Wisatawan Mancanegara Swedia.
- Series = Wisatawan Mancanegara Swiss.

Bukan karena tanpa alasan, Wisatawan Mancanegara memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan yang
sangat tinggi terhadap budaya negara lain. Sebagai generasi muda kita harus bisa membaca peluang dari
sisi positif dengan menyalurkan bakat dan keterampilan agar bisa memberikan dampak positif kepada
masyarakat sekitar. KANCALOKAL juga bukan hanya sebagai media promosi namun kami akan
berkomitmen memberikan pelatihan, memberikan pengetahuan kepada masyarakat local sekitar daerah
wisata sebelum kami promosikan daerah tersebut menjadi sebuah destinasi. Kami ingin memberikan
“Value” kepada para wisatawan khususnya Wisatawan mancanegara bahwa Indonesia pada umumnya
dan Yogyakarta pada khususnya adalah sebuah destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi
dengan target rata – rata LOS (Length of Stay) minimal 3 malam dalam setiap kunjungan nya.

Seperti yang kita ketahui Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 1 kota dan 4 Kabupaten yang sangat
menarik untuk ditelusuri. KANCALOKAL akan memberikan contoh produk, yaitu Paket Wisata yang kami
kemas sedemikian menarik sebagai gambaran KANCALOKAL dalam menawarkan produk dan memberikan
pelayanan prima kepada wisatawan dengan cara kami sendiri.

((MASUK KE PAKET WISATA))

Anda mungkin juga menyukai