Anda di halaman 1dari 11

Bahasa Indonesia

Menganalisis sebuah buku

Di Susun Oleh :
Muhamad Sofyan Mulsaf

X Kimia Imdustri 1
SMK Negri 2 Cilegon
2017/2018
Judul resensi ”Tipisnya Jarak Antara Cinta Dan Nafsu”

Judul Buku : Bak Rambut Dibelah Tujuh


Penulis : Muhammad Makhdlori
Penerbit : DIVA Press
Tahun Penerbit : 2011
Waktu Baca : tanggal 4 mei 2018 sampai 18 mei 2018
Tebal Buku : 320
ISBN : 978-602-191-101-3

Sinopsis
Zarimah seorang gadis elok yang sudah cukup dewasa, anak orang miskin dan
hidup kekurangan. Hari ini adalah hari istimewa yang ditunggu-tunggu oleh Zarimah
yang sebentar lagi akan melangsungkan wisuda sebagai akhir pendidikan dibangku
kuliahnya. Zarimah tidak mau menikah terlebih dahulu sebelum bisa menamatkan
pendidikannya. Bapaknya yang hanya buruh tani, juga Emaknya yang hanya
berjualan sayur, tentu sangat kesulitan bila harus membiayainya. Apalagi adiknya
yang juga masih sekolah, menambah kesulitan ekonomi yang sangat berat. Meski
demikian, mereka tetap bisa bertahan, hingga Zarimah selesai pendidikannya dan
sebentar lagi akan menyandang gelar sarjana S1.

Satu minggu setelah wisuda, tidak banyak yang dilakukan Zarimah selain
membantu orang tua, memasak didapur, mengurus kedua adiknya yang nakal, juga
merumput mengurusi kambing-kambingnya. Zarimah sudah tidak menghiraukan
betapa capeknya seharian bekerja membantu orang tua. Ia pun tidak pernah
menghiraukan cemoohan para tetangga yang mulutnya selalu usil dengan kalimat-
kalimat yang pedas, “Sekolah tinggi-tinggi, akhirnya didapur juga.” Mendapat
celaan dan hinaan sudah bagian dari keseharian Zarimah. Lebih buruk dari itu, ketika
mendapatkan hinaan dari Jamal si bandot kampung itu, Zarimah hanya bisa diam
karena resiko bagi keluarga karena bapaknya yang menggarap sawah milik Jamal.

Jamal adalah seorang juragan padi beristri tiga yang sukses dan kaya,
kesuksesannya hanya untuk bersenang-senang, main perempuan dan mabuk-
mabukan bersama teman-temannya terutama Opek pemuda yang paling tampan di
perdukuhan giring, gayanya yang sok sibuk dan penampilannya yang rapi, tiap
malamnya selalu saja membuat acara misalnya mencuri ayam tetangga atau
mengintip pengantin baru.
Dua minggu ini Zarimah belum mendapat panggilan mengajar, setelah satu
minggu kemarin sudah melamar menjadi guru. Dengan lama Zarimah menunggu
sekolah tidak memanggilnya untuk mengajar, maka Pak Somad merestui jika
Zarimah mau menerima lamaran Jamal. Zarimah berhadapan dengan persoalan besar
menyerah pasrah atas keputusan bapaknya, Zarimah pun menolaknya karena
Zarimah tidak ingin menikah terlebih dahulu sebelum mendapat pekerjaan, tetapi
Pak Somad memaksanya karena sudah menerima uang dari juragan Jamal, dan
apabila Zarimah menerima si Jamal dan mau dijadikan istri, maka sawah yang
digarap bertahun-tahun akan menjadi hak miliknya.

Kian hari nasib Zarimah semakin pedih menyayat hatinya menghadapi


pemaksaan bapaknya, agar mau menerima lamaran Jamal. Zarimah menangis
menahan kekecewaan atas paksaan Pak Somad yang demikian harus menikah
dengan Jamal. Menghadapi sikap bapaknya yang kian hari berubah, Pak Somad
pernah mengatakan, “Kamu harus mengganti keringat yang sudah kucucurkan demi
sekolahmu dengan yang kukehendaki sekarang”. Kata-kata tersebut terdengar sangat
menyakitkan sekali. Lebih menyakitkan dari hinaan para tetangga dan caci Jamal
saat menolak keinginannya. Zarimah berharap bahwa semua ini ada hikmahnya.

Setelah kian lama merenung dalam kamarnya, akhirnya Zarimah telah siap
memberi keputusan terhadap pemaksaan Pak Somad untuk mengatakan tidak.
Menurutnya lebih baik gila atau mati dari pada harus bersanding dengan Jamal.
Dengan memaksa Zarimah, keluarlah kata-kata yang tidak disengaja oleh Pak
Somad yang tidak harus Zarimah ketahui. “Alaah anak pelacur”. Zarimah pun kaget
dan langsung lari menuju kamarnya. Bagi Zarimah, apa yang dikatakan Pak Somad
memang faktor kesengajaan. Karena Zarimah sangat penasaran dengan perkataan
Pak Somad tadi, maka Zarimah meminta Mak Mirah menceritakan siapa Zarimah
sebenarnya, dan malam hari pun Mak Mirah menceritakannya.

Nirmala namanya, Nirmala adalah ibu kandung Zarimah yang sebenarnya,


Nirmala dijebak oleh seorang germo namanya Marni, dia bilang ada lowongan
pekerjaan dikota semarang. Kenyataannya sesampai dirumahnya, Nirmala diberi
minuman yang sudah dicampuri dengan ramuan perangsang, setelah itu Nirmala
tidak tahu apa yang terjadi menimpa dirinya. Beberapa bulan kemudian Nirmala
kabur dari tempat kejadian itu, Nirmala menuju rumah Mak Mirah. Kedengaran ada
yang mengetuk-ngetuk pintu dirumah Mak Mirah, Mak Mirah pun segera keluar
dikiranya Pak Somad yang baru datang merantau di jakarta sebagai tukang becak.
Mak Mirah sangat kaget ketika melihat wanita cantik yang tengah hamil itu
sangat lemas dan tidak mempunyai tenaga, dan sepertinya sadang kelaparan. Mak
Mirah menyuruhnya masuk ke dalam dan mengambilkan makanan seadanya
didalam. Tidak lupa minuman teh hangat yang baru saja dimasaknya. Setelah
Nirmala selesai makan, Nirmala menceritakan segala kepedihan yang dijalaninya.
Mak Mirah menawarkan kepada Nirmala kalau mau mengasuh bayi itu kalau sudah
lahir kelak, siapa tahu bisa memancing kehamilannya, karena pernikahan Mak
dengan Pak Somad hingga kini belum dikaruniai anak. Akhirnya Nirmala pun mau
karena ada yang mau mengasuhnya kelak.

Mak Mirah tidak menceritakan semua peristiwa yang dialami Nirmala itu pada
Zarimah, hanya satu kisah hikmah yang perlu disampaikannya. Malam hari itu
Nirmala sholat dengan khusyu’ meminta ampunan. Pagi pun mulai menampakkan
matahari dari arah timur. Namun, Nirmala masih saja dalam posisi bersujud diatas
sajadah dengan tubuh yang kaku tidak bernafas. Nirmala diketahui telah meninggal,
tetapi ketika sudah terbungkus oleh kain kafan yang siap untuk dikuburkan semua
para warga yang dipemakaman tersebut menjadi terkejut, karena jasad itu tiba-tiba
membuka matanya, semua orang yang menyaksikan kejadian itu berhamburan dan
ada juga yang berlari-lari ketakutan.

Sementara itu terlihat Nirmala dinaikkan dari tempat penguburannya dengan


dibantu oleh Haji Juned yang tidak ikut lari, dan langsung dibawanya pulang.
Sesampai dirumah, Mak Mirah dan orang-orang yang tengah melayat terkejut
melihat kedatangan Nirmala. Nirmala telah mati suri yang sementara Zarimah masih
dalam kandungan. Setelah kejadian yang dialami oleh Nirmala dengan mati surinya,
tetangganya mau mengusir Nirmala dari kampung itu dengan alasan pelacur.
Dengan tidak betahnya Nirmala pun pergi dari kampung itu dan meninggalkan
Zarimah yang masih berumur 2 tahun. Kepergian Nirmala diantar oleh tetangganya
yang baik kepadanya yaitu Ujang dan Rahmat.

Sementara itu, Zarimah mendengar ceritanya Mak Mirah terlihat matanya


berkaca-kaca dengan wajah memerah. Mak Mirah bilang ibumulah yang membiayai
pendidikanmu bukan dari kucuran keringat bapak dan mak ini. Lalu Zarimah
menanyakan keberadaan ibunya sekarang kepada Mak Mirah, Mak tidak tahu
dimana keberadaan Nirmala sekarang, Nirmala sengaja merantau jauh karena ingin
menghindar dari orang-orang yang mau mencelakainya, terutama Marni yang masih
mencari Nirmala yang mau dijadikan budaknya untuk dijual mahal. Nirmala sangat
cantik sehingga membuat banyak lelaki mengincarnya, termasuk Pak Somad sendiri
yang pernah mencoba memperkosa Nirmala, Namun gagal.
Pak Rush namanya, dia seorang direktur. Suatu ketika Pak Rush bertingkah aneh,
lebih banyak melamun sehingga karyawan merasa heran. Ketika sekretarisnya saat
menyerahkan surat untuk ditanda tangani, berulang kali memanggilnya, Pak Rush
tidak mendengar. Setelah tersadar bahwa sentakan dari sekretarisnya maka Pak Rush
pun menandatanganinya. Pak Rush mengingat masa lalunya yang demikian dalam
kesedihan dan kepiluan, bertahun-tahun peristiwa itu terbayang hingga kini Pak
Rush sudah beristri dan mempunyai anak. Sepulang dari kantornya Pak Rush ingin
mencari Nirmala gadis yang dulunya pernah diperkosanya.

Dengan kepergian Pak Rush adalah sebuah moment yang sangat nyaman bagi
istrinya, karena bisa selingkuh dengan Ujang, karyawan Pak Rush. Di tengah
perjalanan Pak Rush berhenti menuju rumah makan yang ada mushollanya, Pak
Rush bertaubat atas semua kesalahan yang pernah diperbuat. Sehabis sholat Pak
Rush menyesali kesalahannya dan menangis dalam doanya. Setelah selesai sholat
Pak Rush bertemu dengan orang tua yang bernama Pak Haji Juned, ulama Dukuh
Giring. Pak Rush bertanya-tanya masalah agama kepada Pak Haji Juned sampai
terbuka atas apa yang dialaminya dulu yang pernah menganiaya seseorang yang kini
mau mencarinya, dan Pak Haji Juned pun menolongnya.

Sepulang dari musholla Pak Haji Juned mengajak Pak Rush kerumahnya untuk
merundingkan kemana mencari Nirmala itu. Sesampai dirumahnya ada Zarimah
yang ingin izin untuk mendirikan yayasan pendidikan. Pak Rush berbasa-basi
menanyakan siapa tamu barusan, Pak Haji pun menceritakan sedikit tentang
Zarimah kepada Pak Rush, dari pendidikannya sampai kepedihan yang dipaksa
menikah dengan Jamal oleh bapaknya, Mendengar cerita Pak Haji Juned, Pak Rush
ingin rasanya bertemu dengan Zarimah, tapi berhubung urusan belum selesai maka
keinginannya itu dibatalkan. Setelah itu Pak Rush pamit pergi ingin melanjutkan
perjalanannya.

Seharian Pak Rush mencari Marni di areal kompleks pelacuran, namun tidak
diketemukan. Pak Rush bertanya-tanya kepada beberapa wanita yang berkeliaran
mencari mangsa itu ternyata tidak ada yang tahu. Mereka tidak mengenal seorang
mucikari yang bernama Marni, dan Pak Rush pun juga tanya yang bernama Nirmala,
juga tidak ada yang tahu. Pak Rush langsung pergi dan tiba-tiba terdengar panggilan
seorang wanita tampaknya bukan pelacur, tapi mucikari. Dia tahu tentang salah satu
yang Pak Rush cari yaitu Marni. Wanita itu tidak langsung menyebutkan dimana
Marni berada, wanita itu minta bayaran dulu, dan Pak Rush pun memberinya dan
wanita itupun juga memberitahu alamat Marni.

Tiba dirumah besar itu terlihat sepi cuma ada beberapa orang yang keluar masuk,
rumah itu berada dipinggir sawah. Pak Rush memberanikan diri untuk masuk,
setelah pintu diketuk pintu pun terbuka, dan dilihatnya Marni sedang bersama Opek
tengah bercumbu rayu. Tidak banyak waktu Pak Rush langsung tanya dimana
Nirmala sekarang kepada Marni, Marni tidak mengetahuinya, karena dulunya kabur
entah kemana disaat Nirmala hamil. Pak Rush kaget dan ingin tahu dimana Nirmala
kabur, Pak Rush tidak tahu kalau Nirmala itu setelah diperkosa hamil dan kabur dari
kompleks itu. Tentang kehamilannya, jika benar Nirmala hamil, anak itu pasti sudah
besar kata Pak Rush.

Lain dengan Baqry, tidak tahu apa masalah keluarganya, sementara ayah dan
Ibunya pergi entah kemana sampai Baqry tidak betah tinggal dirumahnya. Sepulang
menengok neneknya, Baqry tidak lansung pulang ke Jakarta. Baqry terlebih dahulu
mampir kerumah Zarimah yang kini sudah lama dicintainya. Tiba dirumah Zarimah
ayahnya menelepon menyuruhnya untuk pulang ke Jakarta secepatnya, karena
perusahaan telah mempunyai masalah besar. Bukan hanya itu, juga Ibunya yang
mengancam mau menjual rumah tempat tinggalnya. Masalah itu membuat Baqry
tersentak tidak bisa berpikir lagi tanpa alasan, Baqry pun segera pamit pulang ke
Jakarta kepada Zarimah.

Satu persoalan yang harus diselesaikan adalah menggagalkan proses jual beli
rumah yang hampir terbayar itu. Setelah itu Baqry menyelesaikan kasus perusahaan
mengenai Ujang yang sudah membawa uang kantor bersama Ibunya. Baqry sangat
marah pada Ujang karena membuat masalah dalam keluarganya sehingga membawa
Ibunya. Karena memikirkan masalah dan Ibunya yang keterlaluan itu tiba-tiba Baqry
menabrak seorang Ibu yang mau menyebrang. Baqry pun langsung membawanya
kerumah sakit, Baqry khawatir kalau sampai ibu itu mati, karena sudah dua hari
belum sadar. terlihat ibu itu belum ada tanda-tanda kesadaran, Baqry pun pulang,
dan kali ini Baqry tidak ngebut dijalan.

Sesampai dirumah, Baqry dan ayahnya langsung membicarakan masalah itu.


Baqry marah karena semua masalah diserahkan kepada Baqry oleh ayahnya,
sedangkan ayahnya sendiri tidak berusaha untuk mencari ibu dan Ujang, hanya sibuk
dengan persoalan sendiri, ayahnya tidak ngasih tahu apa masalahnya. Baqry pun
masuk kedalam kamarnya sambil merebahkan tubuhnya hingga tertidur, tiba waktu
sudah siang Baqry belum bangun, maklum karena dua hari kurang tidur. Sedangkan
ayahnya sudah siap-siap untuk pergi ke kantornya. Tiba-tiba ada telepon dari rumah
sakit yang ingin berbicara dengan Baqry yang kebetulan Pak Rush yang
menerimanya.

Pak Rush kaget dan penasaran siapa yang sakit ketika dokter bilang mau minta
keterangan pada pasien karena sampai sekarang belum sadarkan diri. Pak Rush pun
jadi bingung dan langsung menanyakan kepada Baqry dan membangunkannya kalau
barusan ada telepon dari rumah sakit. Mendengar ayahnya berkata begitu Baqry pun
segera bangun dan menanayakan kabar dari rumah sakit kepada ayahnya. Ditanya
ayahnya tentang rumah sakit Baqry menunduk ketakutan karena tidak bilang kalau
Baqry sudah menabrak seseorang. Pak Rush pun segera kerumah sakit bersama
Baqry untuk melihatnya.
Hati Pak Rush semakin penasaran ingin secepatnya sampai dikamar korban,
membuatnya Baqry penasaran terhadap tingkah ayahnya. Ada perasaan aneh dalam
hati Pak Rush saat berada di depan kamar korban. Pak Rush dan Baqry masuk ke
kamar itu di iringi dua suster, begitu melihat paisen Pak Rush sangat tidak percaya
apa yang dilihatnya. Pak Rush mendekatkan wajahnya kepada pasien itu yang
terlihat masih terpejam. Pak Rush belum yakin dan tidak percaya jika yang di
lihatnya itu adalah seorang wanita yang selama ini dia cari. Pak Rush langsung
memeluk tangan wanita itu dan menangis meminta maaf terhadapnya. Pak Rush
tidak menyangka jika kali ini akan bertemu dengan Nirmala.

Terlihat sudah lebih satu minggu Nirmala masih belum sadar. Pak Rush masih
setia menunggu dikamar rawat, Pak Rush berkorban membuang waktunya demi
Nirmala dan rela tidur dilantai. Betapa terkejutnya, saat Pak Rush mau sholat melihat
ke arah Nirmala, tubuhnya berubah posisi dan tangannya yang mulai bergerak-gerak,
ada perasaan kecewa karena ternyata Nirmala belum sadarkan diri. Baru beberapa
langkah mau masuk ke kamar mandi, Pak Rush menengok ke arah Nirmala yang
sudah membuka mata dan memandangi Pak Rush. Pak Rush segera memanggil
dokter, anehnya sesampai dikamar terlihat Nirmala sedang melaksanakan sholat
subuh, setidaknya masih terbaring lemas.

Sudah dua puluh hari Nirmala mendapat perawatan dirumah sakit, Nirmala ingin
secepatnya pulang tetapi Pak Rush melarangnya karena belum sembuh total. Sambil
mengobrol dirumah sakit Nirmala merindukan Zarimah yang sudah lama berpisah,
Pak Rush bertanya siapa Zarimah itu, Nirmala menjawab dia anakku dan bapaknya
tidak bertanggung jawab yang dulunya pernah merusak hidupnya yang kini
membuat trauma, walaupun orang itu meminta maaf seribu kali Nirmala tidak akan
pernah memaafkannya. Untoro namanya, mendengar Nirmala menyebut nama
Untoro, Pak Rush teringat dengan nama samarannya dulu, dan untungnya sekarang
Nirmala lupa pada wajah Pak Rush.

Pak Rush bertanya bagaiman kalau orang itu tulus meminta maaf hingga berani
berkorban demi ampunanmu apakah tetap menolaknya? Nirmala hanya diam dan
Pak Rush berkata, Allah saja mengampuni hambanya, walau dosanya sebesar langit
dan bumi. Mendengar perkataan Pak Rush, Nirmala merinding, tapi hatinya belum
terbuka untuk memaafkannya. Dengan cara lain Pak Rush menceritakan satu riwayat
sebagaimana yang pernah di dengar dari Pak Haji Juned ketika dirinya disadarkan
olehnya. Demikian Nirmala tersentuh dengan riwayat itu sehingga sudah
menghilangkan rasa dendam terhadapnya dan mau memaafkannya, asalkan orang
itu mau bertanggung jawab dan mau menikahinya.
Setelah itu Pak Rush pun mengaku bahwa dulu yang pernah memperkosanya.
Pak Rush langsung memeluk kaki Nirmala untuk meminta maaf. Nirmala menangis
dia sangat kaget atas pengakuan Pak Rush, orang yang selama ini mengurus dan
merawatnya. Dan akhirnya Nirmala pun memaafkannya dan minta untuk dinikahi
sekaligus mengurus anaknya yang terlantar yang kini bersama Mak Mirah. Sepulang
dari rumah sakit, Pak Rush menikah dengan Nirmala tanpa ada persiapan. Hanya
saja Baqry bersikap aneh terhadap Nirmala yang wajahnya hampir mirip dengan
Zarimah, sehingga hatinya bergetar teringat wajah Zarimah yang sangat
dirindukannya.

Seharian beraktivitas, Zarimah tetap bersemangat menyelesaikan pekerjaan yang


untuk mendirikan pendidikannya. Tiba-tiba Zarimah jatuh sakit karena kecapean,
dan langsung dibawa kerumah sakit diantar oleh Baqry, ternyata Zarimah hanya
sakit biasa. Setelah pulang dari rumah sakit Baqry pamit pulang. Pagi pun terlihat
cerah Zarimah sudah sembuh, dan keesokan harinya Baqry meminang Zarimah.
Zarimah pun setuju dan langsung merencanakan pernikahannya. Setelah disetujui
oleh keluarga Zarimah, Baqry memberi tahu ayahnya tentang acara pernikahannya.
Soal tunangan tidak dihadiri oleh kedua orang tuanya karena rumahnya memang
jauh, di Jakarta.

Baqry sengaja acara pernikahan tidak meriah, bukan karena tidak kuat dana,
tetapi Zarimah yang menghalang-halangi untuk tidak dimeriahkan. Sudah satu jam
lamanya menunggu kedatangan ayah dan ibu Baqry belum muncul juga. Kelamaan
menunggu Ijab qabul pun dimulai, saat tiba para saksi walimah menjawab sah, tiba-
tiba Mak Mirah berteriak dari luar “Jangan diteruskan! Demi Allah, jangan
diteruskan!!!”. Terlihat orang-orang yang ada disekitar itu merasa keheranan,
terlebih Zarimah yang melihat Mak Mirah sangat keheranan. Terutama Baqry yang
melihat ayahnya berdiri memandang kearahnya membuat hati Baqry sangat bingung
dan kesal.

Pak Rush dan Nirmala menghampiri kedua mempelai dan langsung memeluknya,
kalian berdua kakak beradik, jadi jangan teruskan acara ini. Zarimah hanya
memandangi Nirmala dengan haru, karena ketidak percayaan bisa bertemu dengan
ibu kandungnya kemudian memeluknya. Saat Zarimah memandangi Pak Rush,
Zarimah ingat cerita Mak Mirah yang dulu pernah diceritakannya, sebenarnya
Zarimah marah dan tidak terima atas kenyataan ini, tapi demi terhormatnya
kedatangan kedua orang tuanya, Zarimah pun juga memeluk ayah yang sebenarnya.
Begitu juga dengan Baqry yang masih kecewa atas pembuktian bahwa keduanya
ternyata kakak beradik, Baqry juga memeluk Zarimah dengan kasih sayang
terhadapnya. Mereka pun membina keluarga dengan bahagia.
3. tulislah butir butir penting dari novel tersebut sesuai format berikut.

Judul Buku Bak rambut dibelah tujuh


Pengarang Muhammad Makhdlori
Editor Akhmad muhaimin azzet
Penerbit DIVA Press
Tahun terbit 2011
Tebal buku 320
Harga buku Rp. 62.000,00
Keunggulan buku Memberi motivasi untuk berjuang dan meraih kebahagiaan
hakiki,perjuangan menggapai cita-cita dan pengorbanan diri
dalam memerangi nafsu yang berbeda tipis dengan cinta.
Sehingga dapat dijadikan sebagai upaya perenungan untuk
para remaja yang banyak mengotori cinta mereka dengan
nafsu.
Kelemahan buku  Menggunakan berbagai gaya bahasa yang lebih
mengarah pada perumpamaan dan bersastra
tinggi
 Alur yang digunakan tidak teratur
 Cerita terlalu banyak disisipkan dengan
ungkapan-ungkapan penulis sehingga membuat
pembaca mengalami kejenuhan

4. Uraikan unsur intrinsik dari novel tersebut dengan format berikut.

Alur Alurnya mundur


Latar Latar tempat : Rumah sakit, jembatan, pasar. Latar waktu :
yaitu pagi,siang,dan malam
Sudut Pandang Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Amanat Sebagai manusia sudah seharusnya berusaha mewujudkan
mimpi dan menjunjung tinggi ajaran agama islam
Tema Masalah kehidupan sosial
5. Tulislah nilai-nilai yang ada pada novel tersebut dengan format berikut.

Bak Rambut Dibelah Tujuh

Nilai Moral
Cinta tanah air, dan jujur

Nilai Sosial
Peduli terhadap sosial

Nilai Agama
Iman kepada ALLAH

Nilai Budaya
-

Nilai Pendidikan Dia tidak putus asa untuk


manggapai cita citanya walaupun
faktor ekonomi
Nama : Muhamad Sofyan Mulsaf
X KI 1
Puisi

Hujan

Saat kemarau panjang dating


Bumi terasa panas tanpamu
Kala musimu dating
Semua makhluk hidup akan merasa segar

Jika kau terlalu sering dating


Maka akan menimbulkan bencana
Semua tanah akan tertutup air
Semua makhluk hidup akan kedinginan

Oh…hujan
Kadang kau sangat munguntungkan
Kadang pula kau sangat merugikan
Tapi, itu semua adalah anugrah
Dari tuhan yang melimpah

Anda mungkin juga menyukai