Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hairun Nisa

NIM : 171410051

Kelas : Ekonomi Syariah B-5

Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental terhadap Ekonomi Digital

Dalam pemaparan judul diatas sangat menarik untuk dibahas. Mengapa dikatakan
demikian ? Karena Revolusi Industri 4.0 sedang hangatnya diperbincangkan dan Revolusi
Industri ini telah mengubah cara kerja manusia menjadi otomatisasi/digitalisasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Revolusi Industri terdiri dari dua kata yaitu
Revolusi dan Industri. Revolusi berarti perubahan yang bersifat sangat cepat, sedangkan
pengertian industri adalah usaha pelaksanaan proses produksi. Apabila ditarik benang merah
maka pengertian revolusi industri adalah suatu perubahan yang berlangsung cepat dalam
pelaksanaan proses produksi dimana yang semula pekerjaan proses produksi itu dikerjakan
oleh manusia digantikan oleh mesin, sedangkan barang yang diproduksi mempunyai nilai
tambah (value added) yang komersial. Secara spesifik istilah Revolusi Industri 4.0 itu sendiri
berasal dari sebuah proyek strategi teknologi dengan menggunakan komputerisasi pabrik yang
dilakukan oleh pemerintah Jerman. Saat ini Indonesia sedang memasuki masa itu, yang
ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi canggih diberbagai sektor.

Ketika kita berbicara tentang Revolusi Industri 4.0 tentunya kita tidak bisa melihat
Revolusi Industri 4.0 saja. Kita harus melihat revolusi-revolusi yang telah terjadi sebelumnya.
Apa yang terjadi? Ditahun 1764 terjadi (Revolusi Industri 1.0) ditandai dengan ditemukannya
mesin dengan mekanis pertama sebagai fasilitas produksi yang menggunakan tenaga uap.
Peralatan kerja yang awalnya bergabung pada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan
dengan mesin tersebut. Karena itu kegiatan produksi saat itu jauh lebih efisien dan skalanya
jauh lebih masif.

Ditahun 1870 (Revolusi Industri 2.0) aktivitas produksi semakin berkembang yang
ditandai ditemukannya penemuan baru yaitu energi listrik yang mengakibatkan terjadinya
produksi massal yang jauh lebih efektif dan efisien.

Kegiatan produksi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ditahun 1970 terjadi
(Revolusi Industri 3.0) dimana revolusi tersebut merupakan hasil dari adanya energi listrik
dari Revolusi Industri 2.0 yang kemudian penggunaannya luas pada alat-alat elektronik dan
teknologi informasi yang bertujuan untuk otomatisasi produksi. Artinya aktivitas produksi
yang awalnya masih dikendalikan manusia kini secara otomatis.

Hingga akhirnya pada tahun 2016. Indonesia memasuki (Revolusi Industri 4.0) pada
World Economic Forum di Davos Revolusi Industri 4.0 sebenarnya adalah pengembangan
lebih lanjut dari apa yang telah terjadi pada Revolusi Industri 3.0 yaitu menggabungkan
teknologi otomatisasi dengan teknologi digital (konektivitas manusia, mesin dan data yang
dikenal dengan Internet of Things (IoT)) yang kemudian tidak hanya digunakan dalam sektor
industri saja tetapi semua sektor. Berdasarkan data Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah
lebih 85 juta penduduk Indonesia menggunakan jaringan internet. Disinilah Indonesia
mempunyai peluang dalam e-commerce dan pengembang ekonomi digital. Karena Indonesia
memiliki modal dasar yang kuat untuk mengembangkan ekonomi digital yakni memiliki
potensi tingginya jumlah penduduk, meningkatnya jumlah pengguna internet serta sumber
daya yang melimpah (Detiknews, 3/2/2018). Maka Presiden Joko Widodo mendukung
ekonomi digital dengan menetapkan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia.

Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan perusahaan perdagangan digital besar
dari Tiongkok, Alibaba Corporation Group untuk memasarkan produk Indonesia. Produk
Indonesia diharapkan dikenal dan mendapatkan pasar yang lebih luas sehingga dapat
berkembang. Untuk pengembangan awal, Pemerintah mendorong program seribu startup,
sebagai usaha rintisan digital yang dapat menghasilkan 10 miliar dolar dalam 5 tahun ke
depan. Pemerintah juga menargetkan 8 juta UMKM dapat terhubung dengan jaringan dagang
Alibaba Corporation Group pada tahun 2020. Dan disamping itu, dalam memberikan
keamanan, privasi dan perlindungan konsumen pada ekonomi digital, pemerintah menyiapkan
roadmap perdagangan digital untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi digital dengan
penekanan pada 7 isu strategis yaitu logistik, pendanaan, perlindungan konsumen,
infrastruktur komunikasi, pajak, pendidikan dan sumber daya manusia, cyber security.
Dengan disusunnya roadmap ini, diharapkan dapat mempercepat perkembangan perdagangan
digital yang memiliki daya saing. Serta peran DPR RI sesuai fungsi pengawasan sangat
penting mengawal perkambangan program digital ekonomi yang sedang berjalan berkaitan
erat dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lalu apakah yang harus dimiliki seseorang untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 ?
Untuk menghadapi revolusi tersebut kita harus memiliki juga yang namanya Revolusi Mental.
Menurut Prof Ermaya (2015) revolusi mental pada hakikatnya mengisi mental manusia
dengan nilai luhur (nilai agama, nilai tradisi budaya dan nilai falsafah bangsa) secara besar-
besaran sehingga terbentuk karakter baik dan bermanfaat untuk sekitarnya. Secara subtansi
paradigma revolusi mental adalah pandangan baru tentang perubahan besar dalam struktur
mental manusia dalam membangun mentalitas baik.

Struktur mental manusia terbangun atas tiga hal. Pertama, cara berpikir (mindset);
kedua cara meyakini (transendental value); ketiga cara bersikap (behavioral approach). Dari
tiga tahapan inilah mentalitas baik terwujud dalam bentuk prilaku.

Disisi lain yang sudah dijabarkan mengenai Revolusi Industri itu sendiri. Apakah yang
menjadi dampak jika kita tidak memiliki Revolusi Mental yang mendukung ? Berdasarkan
penelitian dari McKinsey pada tahun 2016 bahwa dampak dari digital tecnology menuju
revolusi industri 4.0 dalam lima tahun kedepan akan ada 52,6 juta jenis pekerjaan akan
mengalami pergeseran bahkan hilang karena tergerus oleh robot yang semakin canggih.
Pemanfaatan robot dalam proses produksi manufaktur akan semakin lazim. Yang harus
dilakukan seseorang sebenarnya adalah menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Pertanyaan. Apa saja yang harus disesuaikan ? Untuk bisa beradaptasi dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0 seseorang harus memiliki kemampuan yang tidak bisa
dilakukan oleh mesin. Misalnya kemampuan untuk memecahkan masalah atau Kreativitas.

Kunci keberhasilan memasuki revolusi industri 4.0 adalah revolusi mental (Soft Skill)
World Economic Forum merilis 10 skill yang mutlak dibutuhkan para pekerja dalam
menghadapi perubahan pada tahun 2020.

1. Pemecahan masalah yang kompleks

2. Berpikir kritis

3. Kreativitas

4. Kemampuan berkomunikasi

5. Koordinasi dengan orang lain (kerjasama)

6. Kecerdasan emosional

7. Penilaian dan pengambilan keputusan

8. Berorientasi servis

9. Negosiasi

10. Fleksibilitas kognitif


Hal ini memberikan pesan bahwa setiap diri yang masih ingin mempunyai eksistensi
diri dalam kompetisi global harus mempersiapkan mental dan skill yang mempunyai
keunggulan persaingan (competitive advantage) dari lainnya. Jalan utama mempersiapkan
skill yang paling mudah ditempuh adalah mempunyai perilaku yang baik (behavioral
attitude), menaikan kompetensi diri dan memiliki semangat literasi. Bekal persiapan diri
tersebut dapat dilalui dengan jalur pendidikan (long life education) dan konsep diri melalui
pengalaman bekerjasama lintas generasi/ lintas disiplin ilmu (experience is the best teacher).

Anda mungkin juga menyukai