Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN PENGARUH BUKAAN TERHADAP

KENYAMANAN TERMAL

Juli Yanda Putra


Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung
Hatta, Jalan Sumatera, Ulak Karang, Kota Padang
Email : juliyandaputra@gmail.com

Abstrak
Kenyamanan Termal merupakan hal terpenting bagi seorang perancang dan bagi penghuninya.
Nyaman atau tidaknya suatu bangunan sedikit berbeda pada setiap orang yang merasakannya.
Kenyamanan Termal sangat berpengaruh bagi aktifitas si penghuni tersebut, karena jika suatu
bangunan tidak mempunyai kenyamanan yang layak akan mengakibatkan si pelaku atau si
penghuni kesulitan untuk melakukan aktifitasnya. Bukaan pada suatu bangunan juga memiliki
pengaruh terhadap kenyamanan termal, terlebih lagi di indonesia yang beriklim tropis. untuk
itu dalam merancang suatu bangunan seorang arsitek harus memikirkan bukaan yang ideal di
tiap-tiap ruang agar si pengguna merasa nyaman dalam melakukan aktifitasnya. Kajian ini
bertujuan untuk mengemukakan pentingnya penempatan bukaan terhadap kenyamanan
termal sesorang yang dilakukan dengan pengumpulan data primer maupun sekunder, evaluasi
data melalui analisis data dari berbagai referensi, dan kesimpulan berupa penjelasan dan
berbentuk narasi. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa bukaan akan menjadi analisis
yang penting dalam merancang suatu bangunan.
Kata Kunci : Kenyamanan Termal, Bukaan, Pencahayaan, Udara
Abstract
Thermal comfort is the most important thing for a designer and for its occupants. Comfortable
or not a building is slightly different to everyone who feels it. Thermal comfort is very influential
for the activities of the occupants, because if a building does not have a decent comfort will
result in the perpetrator or the occupants difficult to perform activities. Aperture on a building
also has an influence on thermal comfort, especially in tropical Indonesia. for that in designing
a building an architect should think of the ideal openings in each room for the user to feel
comfortable in doing their activities. This study aims to highlight the importance of placement
of openings to the thermal comfort of a person conducted with primary and secondary data
collection, data evaluation through data analysis of various references, and conclusions of
explanation and narrative form. The results of this study show that the openings will be an
important analysis in designing a building.
Keywords: Thermal Comfort, Aperture, Lighting, Air

1. PENDAHULUAN ruangan yang nyaman. Seperti diketahui,


1.1 Latar Belakang manusia merasakan panas atau dingin
Kenyamanan adalah bagian dari salah merupakan wujud dari sensor perasa pada
satu sasaran karya arsitektur. kulit terhadap stimuli suhu di sekitarnya.
Kenyamanan terdiri atas kenyamanan Sensor perasa berperan menyampaikan
psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan informasi rangsangan kepada otak, dimana
psikis yaitu kenyamanan kejiwaan (rasa otak akan memberikan perintah kepada
aman, tenang, gembira, dll) yang terukur bagian-bagian tubuh tertentu agar
secara subyektif (kualitatif). Sedangkan melakukan antisipasi untuk
kenyamanan fisik dapat terukur secara mempertahankan suhu sekitar 37ºC. Hal ini
obyektif (kuantitatif); yang meliputi diperlukan organ tubuh agar dapat
kenyamanan spasial, visual, auditorial dan menjalankan fungsinya secara baik.
termal. Dalam kaitannya dengan bangunan,
Kenyamanan termal merupakan salah kenyamanan didefinisikan sebagai suatu
satu unsur kenyamanan yang sangat kondisi tertentu yang dapat memberikan
penting, karena menyangkut kondisi suhu sensasi yang menyenangkan bagi
pengguna bangunan. Manusia dikatakan menentukan pola gerak serta
nyaman secara termal ketika ia tidak dapat penggunaan ruang di dalamnya
meyatakan apakah ia menghendaki 2. Jendela berfungsi memasukan
perubahan suhu yang lebih panas atau cahaya ke dalam ruang,
lebih dingin dalam suatu ruangan. menawarkan pemandangan ke arah
Bukaan mempunyai pengaruh luar, membangun hubungan visual
terhadap kenyamanan thermal si antara suatu ruang dengan nuang-
pengguna bangunan karena lokasi bukaan ruang yang bendekatan, serta
adalah tempat masuknya udara dan memberikan ventilasi alamiah dalam
pencahayaan yang pada akhirnya ruangan.
menentukan apakah suatu ruangan Bukaan-bukaan juga mempenganuhi
dinyatakan nyaman secara thermal atau orientasi dan aliran ruang, kualitas
tidak. pencahayaan, penampilan dan
pemandangan, serta pola penggunaan dan
1.2 Rumusan Masalah pengerakan di dalamnya
Bagaimana pengaruh bukaan .
terhadap kenyamanan thermal dan 2.2 Pencahayaan
pencahayaan jika ditinjau dari aspek Pencahayaan
sustainable? terbagi menjadi dua
yaitu: (1)
1.3 Tujuan Penelitian gambar 1. Pencahayaan
Pencahayaan alami
Menganalisa pengaruh bukaan Matahari adalah sumber
terhadap kenyamanan thermal dan pencahayaan yang
pencahayaan jika ditinjau dari aspek berasal dari sinar matahari. (2)
sustainable. Serta menganalisa kaitan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan
lokasi bukaan dengan besaran ruang yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
terhadap kenyamanan thermal. cahaya alami.

1.4 Metode Penelitian 2.3 Kenyamanan Thermal


Metode penelitian dalam studi ini kenyamanan termal sebagai suatu
dengan melakukan pengumpulan data dari pemikiran dimana kepuasan didapati.Oleh
berbagai referensi jurnal dan artikel lainnya karena itu, kenyamanan adalah suatu
mengenai bukaan bangunan, kenyamanan pemikiran mengenai persamaan empiric.
thermal dan aspek sustainable desain Meskipun digunakan untuk mengartikan
sebagai landasan literatur dan sebagai tanggapan tubuh, kenyamanan termal
landasan dalam menganalisa nantinya. merupakan kepuasan yang dialami oleh
Kemudian melakukan penulisan laporan manusia yang menerima suatu keadaan
termal,
2. TINJAUAN UMUM DAN TEORI
DASAR 2.4 Udara
2.1 Bukaan Udara adalah campuran gas pada
bukaan adalah tempat dimana permukaan bumi. Udara tidak dapat dilihat,
sirkulasi baik itu manusia atau udara tidak berbau dan tidak memiliki rasa.
masuk dan keluar pada suatu bangunan, Kehadiran udara dapat ditandai dengan
lokasi bukaan biasanya dikaitkan dengan adanya angin yang menggerakan suatu
letak jendela dan pintu. Bukaan yang ideal benda. Udara merupakan jenis sumber
akan membawa udara segar yang ada di daya alam besar yang dibutuhkan mahluk
lingkungan sekitar masuk ke dalam. Udara hidup.
panas di dalam pun tergantikan hingga
membentuk sirkulasi. Bukaan membuat 3. PEMBAHASAN
ruang “bernafas”. Yang patut diperhatikan 3.1. Bukaan
adalah proses aliran udara tersebut. Tidak 3.1.1. Orientasi Bukaan
ada kontinuitas ruang maupun visual yang Dengan menggunakan model ruang
mungkin terjadi dengan ruang-ruang di bujur sangkar atau persegi, ditinjau secara
sekitarnya tanpa adanya bukaan pada denah. Posisi outlet (angin keluar)
bidang-bidang penutup suatu daerah ruang terhadap inlet (angin masuk) dalam suatu
Bukaan terdiri dari dua jenis, diantaranya: ruangan sebagai berikut:
1. Pintu berguna untuk memberikan 1. Berhadapan
jalan masuk dalam ruang dan 2. Bersebelahan
3. Pada sisi yang sama Parameter yang bagus untuk
pergerakan udara yang merata dalam
ruang sebagai berikut:
1. Udara bergerak menyapu hampir
seluruh ruang
2. Terbentuk olakan yang membantu
pemerataan aliran udara pada
area yang tidak langsung dilalui
angin

gambar 2. denah Orientasi Bukaan 1

Orientasi bukaan dengan pergerakan


udara di dalam ruang berkaitan dengan:
gambar 5. aliran udara pada ruang
1. Orientasi inlet dengan arah gerak
udara. 3. Terjadi cross ventilation, posisi
Perbedaan orientasi inlet inlet dan outlet tidak langsung
terhadap arah angin berhadapan dan tidak berada pada
mengakibatkan perbedaan arah elevasi yang sama
pergerakan udara.
2. Orientasi inlet dan outlet terhadap
arah angin datang mengakibatkan
perbedaan kecepatan gerak udara

gambar 6. Cross Ventilation

untuk mendukung perolehan


kenyamanan thermal, posisikan inlet dan
outlet pada posisi yang tepat, tidak frontal
gambar 3. Arah pergerakan angin berhadapan dan berbeda elevasi sehingga
terbentuk cross ventilation dimana arah
Orientasi bukaan harus diatur dengan
gerak udara dalam ruang lebih merata.
sudut tertentu terhadap arah angin datang,
tergantung apakah pergerakan idara pada
tapak menjadi potensi atau kendala, agar
diperoleh arah dan kecepatan geral dalam
ruang yang mendukung perolehan
kenyamanan termal.

gambar 4. orientasi bukaan gambar 7. Posisi Bukaan yang benar

3.1.3. Dimensi Bukaan


3.1.2. Lokasi bukaan Kaitan dimensi bukaan dengan
Kaitan lokasi bukaan dengan pergerakan udara di dalam ruang yaitu
pergerakan udara di dalam ruang adalah meliputi laju udara (air flow) dan pergantian
sebagai berikut:
udara (air changes). Makin besar dimensi
1. Lokasi inlet dan outlet dengan
inlet, laju udara (air flow) dan pergantian
arah gerak udara
2. Perbedaan elevasi antar inlet dan udara (air changes) makin tinggi. Agar
outlet dengan arah gerak udara sirkulasi udara berjalan dengan baik,
diperlukan luas minimal bukaan udara
masuk (inlet) dengan nilai tertentu. Luas ini
adalah nilai rata-rata yang diperlukan untuk
ventilasi/penghawaan alami pada suatu 1. Tipe inlet yang berbeda akan
ruang di iklim tropis basah dengan kondisi menghasilkan arah gerak udara
kecepatan udara normal (0,6 m/det s/d 1,5 yang berbeda
m/det). 2. Tipe inlet yang berbeda akan
menghasilkan efektifitas yang
berbeda terhadap laju udara dan
Pemilihan alternatif cara perhitungan
pergantian udara
berdasarkan:
1. Perolehan radiasi panas matahari. Terkait kenyamanan termal, bila
Persentase berdasarkan luas kecepatan gerak udara/ angin adalah
dinding fasad antara 40% - 80% potensi maka tipe inlet yang dibutuhkan,
luas dinding. Makin besar yaitu sebagai berikut:
perolehan radiasi panas matahari 1. Tipe inlet harus dapat
maka angka persentase makin mengarahkan gerak udara
kecil. dalam ruang semerata mungkin.
2. Estetika. Proporsi luas bukaan 2. Tipe inlet harus optimal dalam
udara masuk (inlet) terhadap luas mendukung laju udara (air flow)
dinding (window to wall ratio/ WWR) dan pergantian udara dalam
tetap mempertimbangkan nilai ruang.
3. Tipe inlet harus fleksibel untuk
estetika.
dibuka tutup tergantung
kebutuhan.
Cara perhitungan luas minimal suatu
bukaan udara masuk (inlet) pada suatu
ruang adalah:
1. Berdasarkan luas dinding fasad
ruang. 40% - 80% luas dinding
2. Berdasarkan luas ruang. 20% luas
ruang.

gambar 8. perhitungan dimensi bukaan

Dari dua cara perhitungan tersebut,


diambil perolehan luas yang terbesar
dengan tetap tidak mengabaikan estetika. gambar 9. Tipe Bukaan 1

Karena luas merupakan nilai rata-rata


maka perhitungan dapat diterapkan pada
ruang dengan kedalaman berapa pun 3.2 Kenyamanan Termal
asalkan masih dapat dijangkau oleh 3.2.1 Faktor Kenyamanan Termal
pergerakan udara, juga memungkinkan
diterapkan pada fasad dengan orientasi Menurut standar 55-1992 ASHRAE
mana pun yang tidak terkait arah angin (American society of heating, refrigerating
datang. and air-conditioning engineers),
kenyamanan termal (thermal comfort)
3.1.4. Tipe Bukaan adalah keadaan pikiran manusia yang
Bukaan pada bangunan dapat mengekspresikan kepuasan terhadap
berupa jendela, lubang angin, lubang, lingkungan sekitar.
celah, dan kisi-kisi. Untuk mencapai kenyamanan termal
di iklim tropis basah, kondisi cuaca yang
Kaitan tipe bukaan dengan terukur dalam ruang idealnya memenuhi
pergerakan udara di dalam ruang sebagai syarat sebagai berikut:
berikut: a. Suhu udara 24 C < T < 26 C
b. Kelembapan udara 40% < RH < memenuhi syarat minimal sesuai
60% fungsi ruang. Akibatnya, perolehan
c. Kecepatan udara 0,6 m/s < v < kenyamanan termal bagipengguna
1,5 m/s ruang/ bangunan akan terhambat.

gambar 11. arah udara

gambar 10. kenyamanan termal


Maka laju udara (air flow) dan
Dari semua cara pelepasan panas pergantian udara per jam (air changes per
pada tubuh, evaporasi melalui keringat hour) tidak dapat memenuhi syarat minimal
adalah cara yang paling efektif. Saat suhu sesuai fungsi ruang. Akibatnya, perolehan
udara meningkat, tubuh segera berkeringat. kenyamanan termal bagi pengguna
Tetapi, keringat dapat menguap dan ruang/bangunan akan terhambat.
mendinginkan suhu tubuh hanya jika udara
masih dapat menampung uap air. Berarti 3.2.3 Laju Udara
tingkat kelembapan udara sangat
Laju udara adalah jumlah unit udara
berpengaruh terhadap kenyamanan termal. (volume atau berat) per satuan waktu yang
melalui sistem ventilasi. Untuk memperoleh
3.2.2 Arah dan Kecepatan Gerak kenyamanan termal, terdapat syarat
Udara minimal laju udara yang harus terjadi pada
Pergerakan udara di dalam ruang/ sistem ventilasi di ruang/ bangunan.
bangunan yang diharapkan melalui desain Kebutuhan laju udara (air flow)
bukaan, yaitu sebagai berikut: ditentukan oleh:
1. Arah gerak udara 1. Fungsi ruang
Udara bergerak semerata mungkin 2. Kerapatan pengguna ruang
dalam ruang. Bila udara tidak 3. Asap rokok
bergerak merata dalam ruang 4. Luas inlet (A)
maka tujuan ventilasi/ penghawaan 5. Besar kecepatan udara (v)
alami tidak dapat tercapai dengan
optimal. Untuk iklim tropis basah,
Rumus laju udara (air flow) dan satuan
udara yang lebih hangat dan
dalam satuan
lembap tidak segera tergantikan
oleh udara yang sejuk dan kering. metrik, yaitu:
Selain itu ventilasi silang (cross Q = 0,5682 Av
ventilation) tidak terjadi. Akibatnya
perolehan kenyamanan termal Keterangan:
bagi pengguna ruang/ bangunan Q= Laju udara (air flow) dalam m3/min
akan terhambat. (meter kubi per menit)
2. Kecepatan gerak udara A= Area, luas inlet dalam m2
Udara bergerak dengan kecepatan (meterpersegi)
sesuai kebutuhan untuk perolehan v= Besar kecepatan udara (velocity)
kenyamanan termal. Jika udara dalam m/det (meter per detik)
tidak bergerak dengan kecepatan Berikut tabel kebutuhan laju udara (air
yang cukup (0,6 m/s s/d 1,5 m/s) flow minimal untuk sistem ventilasi alami
maka laju udara (air flow) dan sesuai standar Indonesia. Jika kerapatan
pergantian udara per jam (air penghuni/ pengguna (jumlah orang per 100
changes per hour) tidak dapat m2 luas ruang) bertambah, angka laju
udara (air flow) harus dikalikan kelipatan 4. KESIMPULAN
pertambahannya. Jika jumlah orang dalam Berdasarkan hasil dari kajian ini,
ruang bertambah, angka laju udara harus ternyata peran arsitektur sangat
dikalikan sebanyak seluruh orang yang mendukung kenyamanan termal dari suatu
berada di ruang tersebut. bangunan. Penempatan bukaan sebaiknya
memperhatikan kondisi iklim dan alam
Kerap Kebutuhan setempat, sehngga dapat menimalkan
atan udara luar ketidaknyamanan pada bangunan tersebut.
pengh Bukaan merupakan hal yang amat
unian penting dan harus di perhatikan dalam
Fungsi per Tida mendesain suatu bangunan, karena jika
satuan
Ruang 100m2 merok k bukaan suatu bangunan kurang sesuai
luas ok mero dalam penempatan maupun orientasi nya
lantai kok
(orang
akan menyebabkan bangunan tersebut
) menjadi tidak nyaman dan tentu saja
bangunan tersebut menjadi tidak
Ruang M3/min
- - 0,30 fungsional karena bertolak belakang
duduk /kmr
dengan tujuan arsitektur itu sendiri, yakni
Ruang M3/min
- - 0,30 memberikan rasa nyaman kepada
tidur /kmr
pengguna atau pemakai bangunan
M3/min
Dapur - - 3,00 tersebut.
/kmr
Pada saat mendesain bangunan,
M3/min sebaiknya seorang arsitek memikirkan
Toilet - - 1,50
/kmr
bukaan pada desainnya, ada beberapa
koridor - - - - faktor yang sebaiknya dipirkan seperti
Tabel 1. Kebutuhan laju udara
Orientasi bukaan, Lokasi bukaan, dimensi
bukaan, dan tipe bukaannya.
Udara juga menjadi pengaruh besar
3.2.4 Suhu dan Kelembapan Udara dalam kenyamanan termal, desain atau
Nilai kelembapan udara adalah penempatan bukaan harus memikirkan
indikator banyaknya kandungan uap air di beberapa pergerakan udara didalam ruang
udara. Makin banyak uap airnya maka tersebut seperti arah gerak udara dan
udara makin lembap. kecepatan gerak udara. Begitu juga
Ada tiga cara pengukuran dengan kelembapan udara.
kelembapan udara, yaitu sebagai berikut:
1. Absolute humidity (AH) adalah
jumlah uap air dalam unit massa
udara (g/kg) atau unit volume
udara (g/m3))
2. Saturation-point humidity (SH)
adalah jumlah uap air yang dapat
dikandung oleh udara pada suhu
tertentu (g/kg, kg/m3, g/m3)
Kelembapan udara sangat
memengaruhi perolehan kenyamanan
termal. Makin lembap udara maka makin
sukar keringat menguap, sehingga
pelepasan panas tubuh pun terhambat.

gambar 12. Kelembapan udara 1


Daftar Pustaka

Mangunwijaya, Y.B., (1988), Pengantar http://tyasfeenabil.blogspot.co.id/2012/02/k


Fisika Bangunan, Jakarta: Djambatan enyamanan-thermal.html

Rilatupa, James. Agustus 2008, aspek


kenyamanan termal pada
pengkondisian ruang dalam. Jurnal
Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18

Santoso, Eddy Imam. 2012, kenyamanan


termal indoor pada bangunan di
daerah beriklim tropis lembab.
Surabaya: Indonesian Green
Technology Journal e-issn.2338-1787

Virdianti, Eka. Dkk. Agustus 2014, Kajian


Penggunaan Material Terhadap
Kenyamanan Termal pada Rumah
Tinggal. Jurnal Reka Karsa, Volume 2,
No. 2

Agustin, Fathia Khairunissa. 2015,


penghawaan alami terkait Sistem
ventilasi terhadap kenyamanan termal
bangunan rumah susun industri dalam.
Diambil dari:
https://www.slideshare.net/RahmaRai
nbow/penghawaan-alami-terkait-
sistem-ventilasi-terhadap-
kenyamana-termal-bangunan-rumah-
susun-industri-dalam-sidang-evaluasi.
(25 Desember 2017)

http://jasaarsitekarofa.com/article/read/46/
Sirkulasi-Udara

http://ardi-
architect.blogspot.co.id/2010/06/buka
an-ruang.html

https://sarisanisah.wordpress.com/2014/0
1/10/pengertian-ruang-dan-utilitas/

http://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.i
d/2015/11/20/pengaturan-
penghawaan-dan-pencahayaan-
pada-bangunan/

http://architectaria.com/membangun-
rumah-yang-sehat-sirkulasi-udara-
dalam-ruangan-serta-pengaturan-
ruang-berdasarkan-sinar-
matahari.html

https://revcarmilitaryfasteners.wordpress.c
om/2017/11/16/pengertian-udara/

Anda mungkin juga menyukai