Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN
OLEH :
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatnya saya masih dapat diberi izin dan kesempatan di dalam mengerjakan dan
menyelesaikan tugas saya dalam Mata Kuliah “ Pendidikan Kewarganegaraan ”
Adapun tugas ini diberikan kepada saya, untuk melengkapi tugas yang ada. Dan tugas
ini diselesaikan untuk menambah kelengkapan nilai mahasiswa. Saya mengerjakan tugas ini
dengan didahului kata pengantar saya, dimana dengan tujuan dan harapan kiranya Bapak/Ibu
dapat memaklumi hasil kerja saya. Dengan melihat tata bahasa dan cara pengerjaan yang saya
berikan dan yang saya kumpulkan kepada Bapak/Ibu.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita untuk mencapai hidup
yang lebih baik lagi. Dan tak lupa saya juga menerima kritik dan saran terhadap hasil kerja
yang sudah saya buat ini. Akhir kata saya ucapkan, Terima Kasih.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi
ISBN :-
Cetakan Ke :-
ISBN : 978-602-6470-02-7
KemahasiswaanKementerian Riset,
Cetakan Ke : I (Pertama)
3
BAB II
PENGANTAR
Critical book report merupakan salah satu instrument yang dapat mendukung
keberhasilan dalam proses pembelajaran di bangku perkuliahan. Indikator keberhasilan
critical book report untuk mendukung keberhasilan dalam pembelajaran dapat dilihat dari
terciptanya kemampuan mahasiswa untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi serta analisis
mengenai kelebihan maupun kelemahan dari buku, sehingga berdampak besar bagi
pengembangan cara berfikir dari mahasiswa yang pada akhirnya menambah pemahaman dan
pengetahuan mahasiswa itu sendiri terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil. Dengan
kata lain, melalui critical book report ini mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari
pengarang maupun penulis berdasarkan sudut pandang yang akan dibangun oleh setiap
mahasiswa berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Penulisan Critical
book report ini memiliki tujuan utama, yaitu sebagai salah satu pemenuhan tugas khusus
dalam mata kuliah kewarganegaraan.
4
BAB III
BUKU PERTAMA
Pendidikan kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, yaitu kata “pendidikan” dan kata
“kewarganegaraan”. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) definisi Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan secara spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga
negara. Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing civic education.
Civic merupakan bentuk disiplin ilmu, sedangkan civic education merupakan program
pendidikan yang materi pokoknya adalah politik, demokrasi dan pemerintahan yang ditujukan
kepada peserta didik atau warga negara untuk dipelajarinya.
5
Sehingga, masyarakat dapat dikatakan sebagai warga negara yang baik dan benar
apabila masyarakat tersebut menguasai civic knowledge, civic skills, dan civic disposition
atau civiv value yang dirangkum kedalam civic education.
a. Landasan Ilmiah
Sachunterricht (Jerman)
Pembukaan UUD NKRI 1945, khususnya pada alinea kedua dan keempat yang
memuat cita-cita, tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.
Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara”
Pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa”.
Pasal 37 ayat (2) menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa”.
Pasal 35 ayat (3) menyatakan bahwa “Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat
mata kuliah pendidikan agama, Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa”.
Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur
dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku
warga negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab.
7
Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan
pemikiran yang berlandaskan pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
secara kritis dan bertanggung jawab.
Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan serta
patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa
Indonesia, program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi harus
mampu mencapai tujuan :
b) Menjadi warga negara yang cerdas, berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
c) Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah air.
8
BUKU KEDUA
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.
Ada sejumlah istilah yang digunakan disejumlah negara yang menunjukan bahwa
setiap negara menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan meskipun dengan istilah yang
beragam. Istilah pendidikan kewarganegaraan itu telah ditelusuri oleh Udin S. Winataputra
dan diperkaya oleh Sapriya sebagai berikut:
Sachunterricht (Jerman)
Obscesvovedinie (Rusia)
Pada tahun 1928, para pemuda yang berasal dari wilayah Nusantaraberikrar
menyatakan diri sebagai bangsa Indonesia, bertanah air, danberbahasa persatuan bahasa
Indonesia.Pada tahun 1930-an, organisasi kebangsaan baik yang berjuang secaraterang-
terangan maupun diam-diam, baik di dalam negeri maupun di luarnegeri tumbuh bagaikan
jamur di musim hujan. Secara umum, organisasiorganisasitersebut bergerak dan bertujuan
membangun rasa kebangsaandan mencita-citakan Indonesia merdeka. Indonesia sebagai
negaramerdeka yang dicita-citakan adalah negara yang mandiri yang lepas daripenjajahan dan
ketergantungan terhadap kekuatan asing. Inilah cita-citayang dapat dikaji dari karya para
Pendiri Negara-Bangsa (Soekarno danHatta).
12
Pada awal pemerintahan Orde Baru, Kurikulumsekolah yang berlaku dinamakan
Kurikulum 1968. Dalam kurikulumtersebut di dalamnya tercantum mata pelajaran Pendidikan
KewargaanNegara. Dalam mata pelajaran tersebut materi maupun metode yangbersifat
indoktrinatif dihilangkan dan diubah dengan materi dan metodepembelajaran baru yang
dikelompokkan menjadi Kelompok PembinaanJiwa Pancasila.
Dalam Kurikulum 1968, mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaranwajib untuk
SMA. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalahpendekatan korelasi, artinya mata
pelajaran PKn dikorelasikan denganmata pelajaran lain, seperti Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi
Indonesia, HakAsasi Manusia, dan Ekonomi, sehingga mata pelajaran PendidikanKewargaan
Negara menjadi lebih hidup, menantang, dan bermakna.Kurikulum Sekolah tahun l968
akhirnya mengalami perubahan menjadiKurikulum Sekolah Tahun 1975. Nama mata
pelajaran pun berubahmenjadi Pendidikan Moral Pancasila dengan kajian materi secara
khususyakni menyangkut Pancasila dan UUD 1945 yang dipisahkan dari matapelajaran
sejarah, ilmu bumi, dan ekonomi.
Hal-hal yang menyangkutPancasila dan UUD 1945 berdiri sendiri dengan nama
Pendidikan MoralPancasila (PMP), sedangkan gabungan mata pelajaran Sejarah, Ilmu
Bumidan Ekonomi menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (lPS).Pada masa
pemerintahan Orde Baru, mata pelajaran PMP ditujukan untukmembentuk manusia
Pancasilais. Tujuan ini bukan hanya tanggung jawabmata pelajaran PMP semata. Sesuai
dengan Ketetapan MPR, Pemerintahtelah menyatakan bahwa P4 bertujuan membentuk
Manusia IndonesiaPancasilais. Pada saat itu, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan(Depdikbud) telah mengeluarkan Penjelasan Ringkas tentang PendidikanMoral
Pancasila
Pasca Orde Baru sampai saat ini, nama mata pelajaran pendidikankewarganegaraan
kembali mengalami perubahan. Perubahan tersebutdapat diidentifikasi dari dokumen mata
pelajaran PKn (2006) menjadi matapelajaran PPKn (2013).
13
3. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan
Era globalisasi yang ditandai oleh perkembanganyang begitu cepat dalam bidang
teknologi informasi mengakibatkanperubahan dalam semua tatanan kehidupan termasuk
perilaku warganegara, utamanya peserta didik. Kecenderungan perilaku warga negara adadua,
yakni perilaku positif dan negatif. PKn perlu mendorong warga negaraagar mampu
memanfaatkan pengaruh positif perkembangan iptek untukmembangun negara-bangsa.
Sebaliknya PKn perlu melakukan intervensiterhadap perilaku negatif warga negara yang
cenderung negatif. Olehkarena itu, kurikulum PKn termasuk materi, metode, dan
sistemevaluasinya harus selalu disesuaikan dengan perkembangan IPTEK.
Buku Pertama :
1. Kelebihan Buku :
Berdasarkan hasil pengamatan, buku ini memuat materi mengenai hakikat pendidikan
kewarganegaraan dengan sangat jelas. Dimulai dari pendahuluan materi pendidikan
kewarganegaraan, pengertian pendidikan kewarganegaraan, landasan ilmiah dan landasan
hukum pendidikan kewarganegaraan serta tujuan pendidikan kewarganegaraan. Penulis juga
memberikan soal latihan pada bagian akhir dari setiap bab dari buku tersebut. Sehingga buku
ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai bahan ajar perkuliahan. Jika ditinjau dari segi
pemakaian bahasa, penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan ejaannya sesuai
14
dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Hal ini dapat memudahkan mahasiswa untuk
memahami materi yang dipaparkan didalam buku. Jika ditinjau dari segi tata letak, tata letak
penyusunan materi dalam buku ini telah sistematis dan teratur dan juga dilengkapi dengan
gambar-gambar yang mendukung pembahasan materi. Didalam buku ini juga memuat kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, kontrak perkuliahan dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah mengalami amandemen. Tampilan luar (cover)
buku ini juga sangat menarik dengan memadukan bendera merah putih dengan gambar
burung garuda serta peta Indonesia yang melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
2. Kelemahan Buku :
Berdasarkan hasil pengamatan, kelemahan buku ini hanya terletak pada segi tampilan,
karena dibuku ini tidak memuat peta konsep pada setiap babnya. Sehingga mahasiswa harus
melihat daftar isi terlebih dahulu untuk mengetahui subbab dari bab yang dipelajari. Dan jika
pada gambar yang disediakan diberikan variasi warna, kemungkinan daya tarik untuk
membaca buku ini juga akan bertambah lagi. Identitas buku ini juga tidak lengkap karena
ISBN pada buku ini tidak tersedia.
Buku Kedua :
1. Kelebihan Buku :
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, buku ini memuat materi yang cukup
lengkap, dimulai dari penelusuran konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam
pencerdasan kehidupan bangsa, menggali sumber historis, sosiologis dan politik tentang
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, dan argumen tentang dinamika dan serta tantangan
pendidikan kewarganegaraan. Penulis juga memberikan kesimpulan dan tugas diakhir materi
setiap bab pada buku ini. Jika ditinjau dari segi bahasa, buku ini memuat bahasa yang cukup
mudah dipahami dan penulisan setiap kalimat pada buku ini juga sesuai dengan EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan). Jika ditinjau dari segi tata letak, penyusunan materi buku ini telah
sistematis dan teratur. Buku ini juga memuat kata pengantar, daftar isi serta daftar pustaka.
Tampilan luar (cover) buku ini juga menarik dengan menampilkan gambar-gambar yang
bervariasi seperti gambar bendera merah putih sampai gambar penari dari bali. Buku ini juga
memuat gambar dengan warna yang menarik sehingga menambah daya tarik mahasiswa
untuk membaca buku ini serta identitas pada buku ini juga telah lengkap.
15
2. Kelemahan Buku :
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Buku pendidikan kewarganegaraan yang ditulis oleh Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd.,
dkk dan buku pendidikan kewarganegaraan yang ditulis oleh Paristiyanti Nurwardani, dkk
merupakan buku yang bagus yang dapat dijadikan sebagai buku pegangan bagi mahasiswa
serta dijadikan sebagai bahan referensi dalam pembuatan makalah pendidikan
kewarganegaraan. Hanya saja masing-masing buku tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya tersendiri. Misalnya saja pada buku pertama, identitas buku ini tidak lengkap
jika dibandingkan dengan identitas buku kedua karena ISBN pada buku pertama tidak tersedia
sedangkan pada buku kedua terdapat ISBN. Pada buku pertama, pemaparan materinya telah
lengkap jika dibandingkan dengan buku kedua.Karena pada buku pertama, materinya dikupas
secara jelas. Sedangkan pada buku kedua, hanya terdapat banyak kalimat pertanyaan daripada
kalimat penjelasan materinya. Meskipun begitu, kedua buku ini merupakan buku yang bagus
dan menarik untuk dijadikan sebagai buku pegangan bagi mahasiswa.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai mahasiswa yang ingin
mempelajari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan hendaklah mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh, dan juga harus dapat memanfaatkan buku yang dimiliki oleh setiap
mahasiswa dengan sebaik mungkin sehingga materi yang ada dapat dipahami dan dapat
diterapkan ke kehidupan kita sehari-hari agar terciptanya kedamaian dan ketentraman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
17
DAFTAR PUSTAKA
18