Anda di halaman 1dari 6

Aspek Internal

No Critical success factor Bobot AS Skor


1. Kekuatan
a. Adanya pelayanan 0,3 2 0,6
penjemputan pasien
hemodialisa
b. Adanya pelayanan 0,5 2 1,0
unggulan yang tidak
ada di rumah sakit
swasta lainnya, antara
lain :
- Pelayanan
spesialis retina
- Pelayanan
minimal invasive
yaitu pelayanan
laparoskopi,
endourologi,
endoTHT
c. Perawat di unit 0,1 2 0,2
khusus sebagian
besar telah
melakukan pelatihan. 0,1 2 0,2
d. Telah lulus akreditasi

Total 1.0 2,0


2. Kelemahan
a. Jumlah pegawai 0,2 4 0,8
kurang 0,4 4 1,6
b. Manajemen keuangan
kurang baik 0,1 2 0,2
c. Rasio aktivitas belum
dinamis sehingga
belum menampilkan
kinerja yang optimal 0,1 3 0,3
d. Keluar masuk
pegawai cepat 0,1 1 0,1
e. Kegiatan di RS masih
banyak yang bersifat
manual belum
menggunakan
teknologi 0,1 1 0,1
f. Fasilitas dan sarana
yang dimiliki belum
dimanfaatkan secara
optimal
Total 1,0 3,1
Aspek Eksternal
No Critical success factor Bobot AS Skor
1. Peluang
a. Dalam pelayanan 0,4 3 1,2
BPJS tidak dikenakan
iur biaya, kecuali
pasien naik kelas
b. Peluang kerjasama 0,3 2 0,6
dengan pihak ke 3
c. Ikatan kerjasama 0,3 2 0,6
dengan perusahaan
Total 1.0 2,4

2. Ancaman
a. Dibangun 2 0,5 4 2,0
rumahsakit besar di
dekatnya kuranglebih
1,2km 0,2 3 0,6
b. Promosi pesaing
lebih gencar 0,1 2 0,2
c. Akses pelayanan RS
kurang strategis 0,1 1 0,1
d. Kurangnya petunjuk
yang mengarahkan ke
lokasi RS 0,1 1 0,1
e. Bangunan RS baru
lebih bagus dan
bersih
Total 1,0 3,0
Matriks Space (Strategic Position and Action Evaluation)

Setelah dilakukan analisa SWOT, maka rumah sakit yang kami analisa berada pada kuadran
defensive yang artinya : rumah sakit hendaknya berfokus pada bagaimana mengatasi hal-hal yang
masih lemah dan menghindari ancaman luar. Disarankan rumah sakit tipe seperti ini mempunyai
strategi untuk bertahan (survival) yang diantaranya :

1. Retrenchment
Penghematan, misalnya dengan cara menonaktifkan beberapa aset perusahaan yang tidak
produktif, jika tidak berhasil maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat
perusahaan mengalami penurunan penjualan.
2. Divestiture (Penjualan usaha)
Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan makan penjualan
asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah, bangunan, dan aktiva
tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi divestasi juga sering
dilakukan untuk menggali modal untuk selanjutnya digunakan mendanai akuisisi atau
investasi. Strategi divestasi dapat juga menjadi bagian dari keseluruhan strategi
penghematan untuk memangkas bisnis yang tidak profitable, yang membebani dan
memerlukan modal cukup banyak, dan yang tidak sejalan dengan misi aktivitas
perusahaan.
3. Liquidation
Menjual seluruh asset perusahaan yang bernilai tangible merupakan strategi likuidasi.
Strategi likuidasi diakui sebagai kekalahan dan memiliki konsekuensi secara emosional.
Akan tetapi lebih baik berhenti operasi daripada terus menerus kehilangan sejumlah uang.
Sebelumnya perusahaan menyatakan diri bangkrut baru setelah itu, dijual asset asset
tangible yang masih bernilai untuk memenuhi kewajiban kepada kreditor.
4. Concentric diversification
Dijalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada
saat ini, baik keterkaitan dalam kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama
ataupun jaringan pemasaran yang sama. Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi
konsentris adalah
- Bersaing dalam industry yang tidak atau rendah pertumbuhannya
- Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkna
penjualan produk yang ada
- Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif
- Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur ulang hidup produk
- Memiliki tim manajemen yang kuat.
Diagram Cartesius

Anda mungkin juga menyukai