KERATITIS
3.2.2 Obyektif
Ditemukan injeksi perikornea di limbus kornea. Kalau hebat juga disertai
dengan injeksi konjungtiva. Mungkin juga terdapat peradangan dari iris dan
badan siliar. Kornea edema dan terdapat infiltrat.14 Infiltrat pada kornea
menyebabkan permukaan kornea tidak rata dan tidak licin sehingga kornea
menjadi tidak bening. Pada infiltrat, terdapat:
- Tanda-tanda radang : injeksi perikornea, lakrimasi, fotofobi, blefarospasme,
rasa sakit
- Edema kornea
- Permukaan suram, tidak licin, berwarna abu-abu pada infeksi yang purulen
berwarna kuning
- Batasnya tidak jelas oleh karena pada pinggirnya masih terdapat bintik-bintik
infiltrat.14
5
Pada perjalanan selanjutnya infiltrat ini dapat :2
a) Diserap seluruhnya sehingga kornea menjadi bening kernbali.
b) Diserap sebagian dengan meninggalkan sikatrik.
c) Mengalami proses penahanan sehingga akibatnya terbentuk ulkus
d) Vaskularisasi = terdapat pelebaran pembuluh darah perikornea yang disebut
injeksi siliar.2
Pada peradangan kornea dapat terjadi vaskularisasi pada kornea. Pembuluh
darah yang berasal dari pembuluh darah limbus akan memasuki kornea di
antara epitel dan membrane Bouwman dan disebut pannus. Pembuluh darah
berasal dari sklera memasuki kornea ke lapisan stroma dan disebut vaskularisasi
interstitial.2
6
7. Hiperemi konjungtiva
8. Eksudat mukopurulen
9. Plak inflamasi endothelial.9
Awal dari keratitis bakteri adalah adanya gangguan dari epitel kornea yang
Intak dan atau masuknya mikroorganisme abnormal ke stroma kornea, dimana akan
terjadiproliferasi dan menyebabkan ulkus. Factor virulensi dapat menyebabkan invasi
mikroba atau molekul efektor sekunder yang membantu proses infeksi. Beberapa
bakteri memperlihatkan sifat adhesi pada struktur fimbriasi dan struktur non fimbriasi
yang membantu penempelan ke sel kornea. Selama stadium inisiasi, epitel dan stroma
pada area yang terluka dan infeksi dapat terjadi nekrosis. Sel inflamasi akut (terutama
neutrofil) mengelilingi ulkus awal dan menyebabkan nekrosis lamella stroma. Difusi
produk-produk inflamasi (meliputi cytokines) di bilik posterior, menyalurkan sel-sel
inflamasi ke bilik anterior dan menyebabkan adanya hypopyon.9
Toksin bakteri yang lain dan enzim (meliputi elastase dan alkalin protease) dapat
diproduksi selama infeksi kornea yang nantinya dapat menyebabkan destruksi substansi
kornea. Grup bakteri yang paling banyak menyebabkan keratitis bakteri adalah
Streptococcus, Pseudomonas, Enterobacteriaceae (meliputi Klebsiella, Enterobacter,
Serratia, and Proteus) dan golongan Staphylococcus. Lebih dari 20 kasus keratitis jamur
(terutama candidiasis) terjadi komplikasi koinfeksi bakteri.9
Diagnosis Banding
1. Blepharitis
2. Conjunctivitis Viral
3. Endophthalmitis Bacterial
4. Entropion
5. Gonococcus
6. Herpes Simplex
7. Herpes Zoster
8. Keratitis Fungal
9. Keratitis Herpes Simplex
10.Keratitis Interstitial
11.Keratoconjunctivitis, Atopic
12.Keratoconjunctivitis, Epidemic
7
13.Keratopathy, Band
14.Keratopathy, Neurotrophic
15.Keratopathy, Pseudophakic Bullous
16.Obstruksi duktus Nasolacrimal
17.Ocular Rosacea
18. Scleritis
19.Ulkus kornea.9
Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini. Biasanya pengobatan
dengan dasar berikut:
Tabel 3.1 Obat-Obatan Yang Digunakan Untuk Keratitis Bakterialis16
Gram negatif Gram positif
Tobramisin Cefazolin
Gentamisin Vancomyxin
Polimiksin Basitrasin
Biasanya pengobatan diberikan setiap 1 jam. Sikloplegik diberikan untuk istirahat mata.16
Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah penipisan kornea, descemetocele
sekunder dan perforasi kornea yang dapat mengakibatkan endophthalmitis dan
hilangnya penglihatan.9
Prognosis
Prognosis bergantung pada beberapa faktor :
1. Virulensi organism
2. Lokasi dan perluasan ulkus kornea
3. Vaskularisasi dan deposit kolagen
4. Diagnosis awal dan terapi tepat dapat membantu mengurangi kejadian hilangnya
penglihatan.9
3.6.2 Virus
Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus
bertitik-titik pada dataran depan kornea yang dapat terjadi pada penyakit seperti
herpes simpleks, herpes zoster, infeksi virus, dan trakoma.16
8
3.6.2.1 Keratitis Herpetik
Disebabkan oleh virus herpes simplek dan herpes zoster. Virus ini dapat
menyerang bibir, hidung, genitalia dan mata. Di mata virus dapat menyerang
konjungtiva dan kornea. Pada anak-anak lesi pertama biasanya berupa
keratokonjungtivitis folikular akut.12,16
Yang disebabkan herpes simpleks dibagi dalam 2 bentuk yaitu epithelial
dan stromal, Hal yang murni epithelial adalah dendritik dan stromal adalah
diskiformis. Biasanya infeksi herpes simplek ini berupa campuran epitel dan stroma.
Perbedaan ini akibat mekanisme kerusakannya berbeda. Pada yang epitel kerusakan
terjadi akibat pembelahan virus di dalam sel epitel, yang akan mengakibatkan
kerusakan sel dan membentuk tukak kornea superfisial. Stroma diakibatkan reaksi
imunologik tubuh pasien sendiri terhadap virus yang menyerang. Antigen dan
antibodi beraksi di dalam stroma kornea dan menarik sel leukosit dan sel radang
lainnya.Sel ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak antigen yang juga
merusak jaringan stromal di sekitarnya. Hal ini sangat berkaitan dengan pengobatan
dimana pada yang epitel dilakukan terhadap virus dan pembelahan dirinya,
sedangkan padad keratitis stromal dilakukan pengobatan menyerang virus dan reaksi
radangnya.16
9
untuk epitel normal dan tidak boleh dipergunakan lebih dari 2 minggu. Terdapat
dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam. Salep 0,5% diberikan setiap 4 jam.
Vibrabin sama dengan IDU, tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep.
Trifluorotimidin(TFT) sama dengan IDU , diberikan 1% setiap 4 jam. Acyclovir
bersifat selektif terhadap sintetis DNA virus, dalam bentuk salep 3% diberikan setiap
4 jam.16
10
Gambar 3.3 keratitis herpes zoster19
3.6.3 Jamur
Keratitis jamur ini biasanya dimulai suatu rudapaksa pada kornea oleh ranting
pohon, daun dan bagian tumbuh-tumbuhan, disebabkan fusarium, cephalocepharium
dan curvularia, selain itu bisa juga disebabkan karena pemakaian antibiotik dan
11
kortikosteroid.Keluhan baru dirasakan setelah 5 hari rudapaksa, atau 3 minggu
kemudian.16 Pasien akan mengeluh sakit mata yang hebat, berair dan silau.16
Pada mata akan terlihat infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak di dalam
stroma. Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan plaque tampak bercabang-
cabang, dengan endothelium plaque, gambaran satelit pada kornea, dan lipatan
descement.16
12
- Flikten multipel disekitar limbus
- Ulkus cincin, yang merupakan gabungan ulkus.16
Pengobatan memberikan streoid. Menghilang tanpa bekas tetapi kalau telah
terjadi ulkus akibat infeksi sekulder dapat terjadi parrut kornea. Jika keadaan berat
dapat terjadi perforasi kornea.16
juga dapat disebabkan oleh Herpes simplek, Herpes zoster oftalmikus dan
vaksinia.16
2. Keratitis numularis
Keratitis numularis bentuk keratitis dengan ditemukannya infiltrat
14
yang bundar berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga
unilateral.16
3. Keratitis disformis
4. Keratokonjungtivitis epidemika
Keratitis yang terbentuk pada keratokonjungtivitis epidemi adalah
dapat timbul sebagai suatu epidemi. Umumnya pasien demam, merasa ada
parut. Pada kornea tedapat keratitis pungtata yang pada minggu pertama
bawah lesi epitel setempat dan pada hari ke 11-15 terdapat kekeruhan sub
atau lebih.12
15
bila terdapat kekeruhan pada kornea yang menyebabkan penurunan visus
yang berat dapat diberikan steroid tetes mata 3 kali sehari. IDU(iodo 2
vaskularisasi dalam, yang terlihat pada usia 5-20 tahun pada 80% pasien
lues. Keratitis interstitial ini dapat terjadi akibat alergi atau infeksi
Gambaran yang akan terlihat seluruh kornea keruh sehingga iris sukar
merah cerah.16
16
Kelainan ini biasanya bilateral. Pada keadaan yang disebabkan oleh
keratitis diberikan sulfas atropin tetes mata untuk mencegah sinekia akibat
uveitis dan kortikosteroid tetes mata. Keratitis profunda dapat juga terjadi
akibat trauma, mata terpajan pada kornea dengan daya tahan rendah.16
Pengobatan keratitis lagoftalmus ini dengan mengatasi kausa dan air mata
2. Keratitis neuropalatika
3. Xeroftalmi
4. Trakoma dengan infeksi sekunder
5. gonore
17