Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

MK. SURVEY DAN PEMETAAN

PRODI S1 PEND. GEOGRAFI

FIS-UNIMED

CRITICAL BOOK REPORT


Skor Nilai :

Buku I
Ilmu dan Alat Ukur Tanah
(Ir. Heinz Frick)
Buku II
Ilmu Ukur Tanah
(R.H. Dugdale)

Nama : MUHAMMAD RAIS


Nim : 3183331005
Dosen Pengampu : Ir. Mahara Sintong, M.Si.
Mata Kuliah : Survey dan Pemetaan

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
tugas Critical Book Report ini. Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada
Dosen mata kuliah Survey dan Pemetaan.

Penulis sangat berharap tugas Critical Book Report ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
bagi orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Medan, Mei 2019

MUHAMMAD RAIS
NIM. 3183331005
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................ ii
Identitas Buku ........................................................................................................1

Bab I Pendahuluan.................................................................................................2
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ...........................................................................2
1.2 Tujuan Penulisan CBR .......................................................................................2
1.3 Manfaat CBR .....................................................................................................2

Bab II Ringkasan Isi Buku ...................................................................................3


2.1 Ringkasan Buku Utama .....................................................................................3
2.2 Ringkasan Buku Pembanding ...........................................................................5

Bab III Pembahasan Buku ....................................................................................8


3.1 Pembahasan Isi Buku ........................................................................................8
3.2 Analisis Isi Buku ...............................................................................................8

Bab IV Penutup ....................................................................................................10


4.1 Kesimpulan ......................................................................................................10
4.2 Saran .................................................................................................................10

Daftra Pustaka ......................................................................................................11


IDENTITAS BUKU

Buku Utama
Judul : Ilmu dan Alat Ukur Tanah
Penulis : Ir. Heinz Frick
ISBN : 9794132306
Penerbit : Kanisius
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 1979 (Judul : Alat Ukur Tanah)
Cetakan Kedua, 1981
Cetakan Ketiga, 1983
Cetakan Keempat, 1985 (dengan revisi)
Cetakan Kelima, 1988
Cetakan Keenam, 1989
Cetakan Ketujuh, 1991
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : 186 Halaman

Buku Pembanding
Judul : Ilmu Ukur Tanah
Penulis : R.H. Dugdale
ISBN :-
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 1986
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku :
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati. Misalnya dari
segi analisis bahasa dan pembahasan. Oleh karena itu, penulis membuat Critical
Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


Tujuan penulisan CBR ini adalah untuk mengkritisi topik dalam bidang Survey
dan Pemetaani dalam dua buku yang berbeda namun memiliki isi yang hampir
sama.

1.3 Manfaat CBR


Adapun manfaat dari penulisan CBR ini antara lain :
- Untuk menambah wawasan tentang survey dan pemetaan
- Untuk mengetahui kajian pengukuran tanah
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah survey dan pemetaan
BAB II
PEMBAHASAN BUKU

2.1 Pembahasan Buku Utama


Bab I Pengukuran Dengan Alat Penyipat Datar
Menyipat datar adalah menentukan/mengukur beda tinggi antara dua titik
atau lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan
serta pada ketinggian pengukuran yang dapat dilaksanakan. Alat-alat penyipat datar
yang sederhana terdiri dari sebuah teropong dengan garis bidiknya (garis vizier)
dapat dibuat horizontal dengan sebuah nivo tabung. Bagian-bagian alat penyipat
datar antara lain, kaca pembesar, tutup pada nivo tabung, sekrup ungkit dan sekrup
pendatar. Pada alat penyipat datar automatis wild bagian teropong tidak lagi
menjadi bagitu sederhana karena berisi juga perlengkapan penyetel garis bidik
horizontal secara automatis. Perlengkapan itu terdiri dari sebuah bandul dengan
prisma yang digantungkan pada rumah-rumah alat penyipat datar dengan pegas-
pegas yang bersilang, antara lensa koreksi dan kaca benang-silang. Pegas-pegas
yang bersilang terdiri dari baja khusus sehingga perubahan bentuk oleh perubahan
suhu selalu menjadi sejajar.
Tiap-tiap alat penyipat datar disertai suatu buku petunjuk. Daftar cara
penggunaan memberi petunjuk mengenai persiapan, pemeriksaan dan pemeliharaan
alat penyipat datar tersebut. Atas dasar intruksi-intruksi daftar cara penggunaan itu
dalam rangka buku ini, cukup kalau kita memperhatikan prinsip-prinsip pengutaran
alat penyipat datar (pengatur nivo).
Penetuan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara
penempatan alat penyipat datar tergantung pada keadaan lapangan. Biasanya untuk
suatu penyipatan datar yang menentukan perbedaan tinggi dua titik dengan jarak
yang jauh kita pilih yang sama untuk penyipatan pergi dan penyipatan pulang
sehingga kita mendapat tinggi beberapa titik lagi dan penyipatan datar ini berbentuk
segi banyak. Suatu segi banyak ini dapat kita letakkan misalnya sekeliling satu
lapangan, gedung, dan sebagainya, yang akan kita sipat dengan teliti pada pekerjaan
lanjutan.
Profil memanjang diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan
raya, saluran air, pipa air minum, riool, dan sebagainya. Dengan jarak dan
perbedaan tinggi titik-titik di atas permukaan bumi, didapatlah irisan tegak
lapangan yang dinamakan profil memanjang pada sumbu proyek. Bersama dengan
profil melintang dan peta situasi kita dapatkan dasar-dasar pada perencanaan suatu
proyek. Jikalau kita ingin mengetahui tinggi rendahnya suau daerah dapat kita
menyipat sebanyak mungkin titik antara sekeliling alat penyipat datar.
Alat penyipat datar dengan lingkaran berskala dan dengan dua benangstadia
pada benang-benang yang memungkinkan pengukuran jarak dapat kita gunakan
untuk menentukan titik-titik sembarang pada lapangan tanpa situasi atau kisi karena
titik-titik menjadi tertentu dengan jarak dan jurusan. Pada salah satu lapangan
dengan kemiringan/kelandaian yang kurang dari sekitar 5% sebaiknya kita mencari
titik-titik sembarang pada garis-garis kontur dan pada titik-titik tertentu yang akan
diinterpolir. Proyek jalan, anjir/kali, dan sebagainya, sering harus ditentukan pada
lapangan dengan kemiringan yang tertentu. Pada muara sungai yang bercabang-
cabang pada daerah rawa-rawa dengan banyak air atau pada pantai laut atau danau
dapat kita menyipat datar dengan bantuan permukaan air.

Bab II Pengukuran dengan Alat Ukur Sudut


Dengan alat pengukur sudut (teodolit) kita dapat mengukur sudut arah dua
titik atau lebih dan sudut curaman terhadap bidang yang horizontal pada titik
pembacaan. Akan terdapat pada tiap-tipa titik suatu sudut horizontal dan suatu
sudut vertikal.
Prinsip triangulasi menjadi sederhana sekali, jikalau pada suatu segitiga
diketahui panjangnya sebuah sisi dan dua sudut, dapat kita tentukan semua nilai-
niali lainnya, jikalau dapat kita mengukur sebuah sisi dan tiga sudut maka kita
mendapatkan suatu control, karena jumlah tiga sudut selalu harus menjadi 180°.
Triangulasi membutuhkan alat ukur sudut dengan kemungkinan pembacaan sudut
seteliti mungkin. Alat ukur sudut ini dinamakan teodolit reiterasi atau teodolit
setik/sekon. Pada polygon dan penyipatan detail ketelitian pembacaan sudut 1/100’
memenuhi kebutuhan jikalau ada mengukur jarak secara optis. Pada dua-duanya
ketelitian tergantung pada tiga faktor : alat ukur sudut, cara penukuran/penyipatan
dan cara mengatasi kesalahan-kesalahan. Pada teodolit repetisi lingkaran horizontal
berskala dapat diputar pada sumbu pertama, karena itu sumbu pertama harus dibuat
demikian rupa, sehingga menjadi suatu sumbu rangkap.
Alat-alat ukur sudut Wild antara lain, Teodolit Universil Wild T2, Teodolit
Repetisi dan Teodolit Tachimetri, Teodolit Kompas Wild T0 dan Teodolit Wild
T05. Data-data tentang alat ukur sudut seperti, Nivo tabung koinsidensi, bayangan
teropong, medan pandangan, serta pembesaran. Sifat-sifat penting yang harus
diketahui pada teodolit antara lain, pengaturan sumbu-sumbu dan pemeriksaan dan
cara mengatur sumbu.

2.2 Pembahasan Buku Pembanding


Bab I Peralatan Surveying
Perlengkapan yang tersedia untuk suatu pengukuran jarak, dengan tingkat
ketelitian yang menaik sesuai dengan urutan penyebutan, antara lain 1) Rantai,
biasanya sepanjang 20m, 25m, 30m, atau 50m, Rantai dapat dibaca langsung
sampai titik sambungan terdekat (panjang 200 mm), setiap sambungan ke-10 diberi
tanda angka, 2) Pita ukur linen, bisa berlapis plastic atau tidak, kadang-kadang
diperkuat dengan benang metalik, tersedia dalam ukuran panjang 10m, 15m, 20m,
25m, atau 30m. Pita-pita ukur ini biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10mm,
tergantung pada sifat ketelitian pitanya, 3) Pita ukur baja, biasaya tersedia dalam
berbagai ukuran pangajng sampai 100m, dan sering dapat dibaca langsung sapai
pada ketelitian millimeter. Pada tingkat ketelitian yang paling tinggi, ujung-ujung
pita baja dapat ditumpu tripod (tumpuan kali tiga) yang salah satunya dipasangi
mikroskop yang dapat digerakkkan untuk membaca pita ukur pada garis halus
diukirkan di atas tripod, tepat di atas titik station.

Bab II Pengukuran Jaringan Dasar


Sebelum membangun suatu lokasi baru, misalnya suatu lokasi untuk suatu
pabrik baja, maka batas-batas pabrik perlu ditentukan terlebih dahulu dengan
menempatkan sejumlah patok pada garis-garis lurus. Semua bangunan yang
dibangun, baik bagunan jalan, selokan, maupun bagunan laiinya, akan dapat
ditempatkan serta dihubung-hubungkan dengan benar dengan melakukan
pengkuran penentuan letak yang sesuai dari jaringan dasarnya, baik secara lansung
ataupun tidak langsung.

Bab III Penggunaan Alat Penyipat Datar


Di dalam surveying, istilah menyipat datar (leveling) digunakan untuk
melukiskan suatu proses penentuan ketinggian relative dari sejumlah titik. Di
Inggris, ketinggian titik di atas datum biasnya direferensikan ke datum ordnanee,
atau kalanya ke suatu datum sembanrang. Jadi kita menyebutkan titik X=106,00 m
A.O.D (above Orduancee Datum = di atas Datum Ordnance) dan titik Y=112,000
m A.O.D alah lebih baik dari pada hanya mengatakan Y= 6 m di atas X.

Bab IV Penggunaan Theodolit


Pengukuran mendatar adalah jenis pekerjaan surveying yang menggunakan
teodolit (atau kompas, dan lain-lain), sebagai ukur sudut horizontal di setiap titik-
titik station instrument, sedangkan jarak-jarak horizontal antara titik-titik station
tersebut diukur secara terpisah, biasanya dengan rantai.

Bab V Aplikasi Ilmu Ukur Sederhana


Lengkung lingkaran banyak digunakan dalam pembanguan jalan dan rel
kareta api, Gambar 39 menunjukan lengkung beserta ciri-cirinya yang penting.
Pada gambar ditunjukkan bahwa lengkung tersebut disambung dengan garis lurus,
BT1 dan T2C, namun hendaknya ditilik juga bahwa lengkung lingkaran dapat
disambung dengan lengkung peralihan atai lengkung lingkaran berjari-jari berbeda.
Lihat lagi Gambar 39. BA dan AC asalah garis-garis singgung tali busur dan DE
adalah sinus versed dari pada lengkung titik singgung T1T2 adalah tali busur dan DE
adalah sinus versed dari pada lengkung termasuk. T1ET2 adalah lengkung lingkaran
termaksud, berupa busur lingkaran dengan pusat O dari jari-jari R. < 𝐹𝐴𝐶 disebut
belokan.

Bab VIII Pekerjaan Tanah


Tak dapat dibayangkan bahwa suatu pekerjaan pembangunan dapat terlepas
dan pekerjaan pemindahan tanah. Ada kalanya jumlah tanah dipindahkan tadi
sangat besat, sehingga pemindahan tanah tersebut memerlukan biaya besar. Dalam
kasus demikian, bentuk galian (atau timbunan) dapat dibagi-bagi menjadi bentuk-
bentuk geometri tertentu (biasanya piramida), maka volumenya dapat dihitung
dengan rumus yang relevan.

Bab IX Teori Kesalahan


Perlunya adanya koreksi-koreksi untuk menutupi kesalahan-kesalahn sudah
ditunjukkan, baik dalam pengukuran jaringan dasar, perhitungan polygon maupun
yang lainnya. Pada pengukuran polygon, kaidah-kaidah yang relative sederhana
diberikan untuk peralatan kesalah penutup.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku


Kedua buku ini sama-sama membahas mengenai ilmu pengukuran tanah,
hanya saja berbeda pada luas cakupan materinya. Pada buku utama ilmu ukur tanah
dibahas dengan cara-cara pengukuran tanah yang langsung dengan pemakaian
alatnya. Buku utama hanya berfokus pada penggunaan alat dalam pengukuran
tanah. Sedangkan buku pembanding juga membahas mengenai pengukuran tanah
dengan menggunakan alat, tetapi juga memaparkan mengenai kesalahan-kesalahan,
pengaplikasian, serta pekerjaan dalam pengukuran tanah.

3.2 Analisis Isi Buku


1. Kelebihan Buku
a. Kelebihan Buku Utama
 Menggunakan bahasa baku yang sederhana dan mudah dipahami
 Materi yang disajikan terstruktur dan saling berkaitan bab demi bab
 Terdapat gambar, table serta rumus yang mendukung

b. Kelebihan Buku Pembanding


 Menggunakan bahasa ilmiah
 Cakupan materi luas
 Disertai gambar-gambar, table, serta rumus yang bersangkutan
dengan kajian materi

2. Kelemahan Buku
a. Kelemahan Buku Utama
 Materi pembahasan terlalu singkat
 Terdapat beberapa kata yang sulit dimengerti
 Tidak terdapat rangkuman dalam setiap bab
b. Kelemahan Buku Pembanding
 Pembahasan buku sedikit sulit di pahami
 Tidak terdapat rangkuman dalam setiap bab
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kedua buku ini sama-sama membahas mengenai ilmu ukur tanah, hanya saja
berbeda pada luas cakupan materinya, tetapi memiliki tujuan yang sama. Buku
utama lebih berfokus pada penggunaan alat, sementara buku pembanding lebih luas
cakupan materinya.

4.2 Saran
Adapun saran penulis dalam penulisan Critical book Report (CBR) ini, kedua
buku ini sangat layak di jadikan sebagai buku pedoman maupun buku referensi
dalam mata kuliah Survey dan Pemetaan. Serta penulis juga mengajak kita semua
untuk sama-sama memahami bagaimana ilmu serta alat-alat yang digunakan dalam
pengukuran tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heinz. 1979. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Yogyakarta : Kanisius.

Dugdale, R.H. 1986. Ilmu Ukur Tanah. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai