Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nana Zaimatul Husna

NIM : 161810401039
Haematobia exigua

1. Bionomik
Genus Haematobia biasanya menyerang ternak dalam jumlah besar dan aktif
pada siang hari serta bersifat obligat. Haematobia exigua dapat ditemukan di India,
Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea, dan Australia bagian utara.
Klasifikasi dari jenis lalat ini adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Haematobia
Spesies : Haematobia exigua

1. Morfologi
Haematoba exigua merupakan lalat yang berukuran kecil sekitar 4 mm,
proboscis runcing yang merupakan cirri bagi lalat pengisap darah, proboscis dan palpi
berukuran sama panjang, dan palpusnya merupakan palpus yang kokoh. Bagian sayap
M1+2 H. exigua melengkung halus, sehingga tidak menyatu dengan R4+5. Lalat ini
berwarna kelabu dan memiliki 2 garis longitudinal pada bagian toraks.
 Ciri khas kelas (Insekta)
Insekta memiliki beberapa ciri-ciri berdasarkan anatomi dan morfologi, yaitu:
 Tubuh dibedakan menjadi 3, yaitu kepala (caput), dada(thorax), dan perut
(abdomen).
 Pada kepala terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal
(ocellus), alat mulut, dan satu pasang antenna sebagai alat peraba.
 Dada terdiri dari tiga ruas, yaitu prothorax, mesothorax, dan metathorax. Pada
setiap segmen terdapat sepasang kaki
 Setiap mesothoraks dan metathorax terdapat dua pasang sayap, tetapi ada juga
yang tidak memiliki sayap.
 Perut (abdomen) memiliki sebelas ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang
betina bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk
meletakkan telurnya, pada segmen pertama terdapat alat pendengaran
(membrane tympanum)
 Ciri khas ordo (Diptera)
Serangga ordo dipteral adalah kelompok serangga dengan cirri-ciri ukuran
tubuh kecil hingga sedang, sayap hanya pada mesotoraks, metatoraks memiliki organ
keseimbangan (halter), alat mulut beragam, mulai dari bentuk yang tidak berfungsi
sampai dengan menggigit dan menghisap, tingkat pra-dewasa (belatung, tempayak)
beragam, tanpa tungkai, dengan kapsul kepala yang tersklerotisasi atau tereduksi
dengan berbagai bentuk sampai yang tersisa hanya kait mulut
 Ciri khas family (muscidae)
Famili muscidae berukuran besar 7 mm, pada bagian sayap lebih besar
daripada toraks dan pada kepala terdapat rambut, sayap serangga ini terdiri dari
rangka medium ketiga (M3) dan rangka sayap melintang longitudinal medium (m).
Pada bagian tangkai terdapat bulu halus dengan panjang 3 mm. Famili muscidae
adalah jenis lalat hama dan berkembang biak dalam kotoran. Lalat ini selain menjadi
hama, sering membawa vector penyakit dan tidk menggigit.
2. Siklus metamorphosis
Siklus hidup dari lalat ini adalah melalui proses metamorphosis sempurna,
yaitu dari telur  larva  pupa  lalat dewasa. Lalat betina setelah kawin
membutuhkan darah untuk mematangkan telur . Lalat meletakkan telurnya pada
kotoran segar. Pada suhu 24-26 OC telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam.
Untuk menjadi larva dewasa, larva akan mengalami 3 kali perubahan bentuk (tiga
instar). Larva berbentuk ulat kecil, ramping seperti larva lalat umumnya. Pada kondisi
menguntungkan, larva akan mencapai pertumbuhan optimal pada empat hari. Pada
suhu udara yang rendah stadium larva akan diperpanjang selama 4-6 minggu.
Kemudian larva akan menjalar ke bagian yang lebih kering untuk menjadi pupa.
Masa pupa berlangsung dari 6-8 hari. Jadi, waktu yang dibutuhkan dari telur sampai
dewasa adalah selama 10-14 hari.

3. Peran di alam
Haematobia merupakan salah satu ektoparasit yang memiliki peranan penting
pada ternak. Keberadaan lalat ini dapat menyebabkan penurunan yang signifikan dari
produksi susu pada sapi perah dan penurunan bobot badan pada sapi potong. Inang
akan kehilangan darah secara signifikan apabila jumlah lalat Haematobia exigua yang
menyerang dalam jumlah besar (biasanya hingga mencapai ribuan). Gigitan yang
disebabkan lalat ini menimbulkan rasa sakit dan mengiritasi serta dapat meninggalkan
bekas gigitan pada kulit.
Penyebaran penyakit dipengaruhi oleh kebiasaan lalat ini. H. exigua
menyerang ternak secara bergerombol dalam jumlah besar dan merupakan parasit
obligat yang selalu berada pada tubuh sapi. Lalat ini mengisap darah 20-40 kali dalam
sehari. Kebiasaan mengisap darah berkali-kali ini dapat memungkinkan penyebaran
T. evansi pada sapi rentan yang dikandangkan berdekatan dengan sapi yang
menderita sura. Lalat ini juga berisiko menjadi vektor mekanik bagi bakteri Bacillus
anthracis. Agen penyakit tersebut merupakan penyebab antraks. Agen penyakit dapat
menempel pada probosis Haematobia exigua ketika lalat ini hinggap pada karkas sapi
yang terinfeksi antraks. Kemungkinan penyebaran antraks oleh H. exigua didukung
oleh kebiasaan lalat tersebut yang mengisap darah berkali-kali dalam sehari dan
secara bergerombol.

Referensi
Rifaldi, A.A. 2017. Identifikasi Keragaman Jenis Ektoparasit Pada Anoa (Bubalus
spp) Di Anoa Breeding Center BAlai Penelitian dan Pengembangan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado. Skripsi. Makassar :
Universitas Hasanuddin
Syafitri, P.N. 2013. Keragaman Jenis Lalat Pengganggu dan Potensi
Permasalahannya pada Ternak Sapi Potong di Bondowoso. Skripsi.
Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Anda mungkin juga menyukai