2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
oleh:
Abstrak-Iklan rokok adalah iklan yang dibatasi dengan dilarang memperlihatkan wujud
rokok. Hal tersebut yang membuat iklan rokok berbeda dan para biro iklan rokok harus
berpikir lebih kreatif untuk bisa tetap membuat iklan untuk produk rokok. Iklan Djarum
76 adalah iklan yang memiliki konsep berbeda dengan iklan rokok lainnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis makna pesan dalam iklan
Djarum 76 Versi Caleg Cerdas dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland
Barthes. Makna pesan tersebut diperoleh dari tanda-tanda audiovisual yang memiliki
makna, yaitu kata (bahasa), isyarat tubuh, teks, konteks dan efek suara. Jenis penelitian
ini bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu studi
dokumen, observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tampilan
visual dari Iklan Djarum 76 Versi “Caleg Cerdas – Otak Kosong”terdiri dari tanda-tanda
audiovisual yang memberikan makna keseluruhan secara utuh ketika semua unsur
digabungkan. Hal tersebut tidka terlepas dari analisis makna denotasi, makna konotasi
dan makna mitos. Sebelumnya melakukan analisis makna terlebih dahulu mengetahu
dan membagi scene berdasarkan video, dimana video ini berdurasi 30 detik dan terbagi
atas 7 scene dalam 1 seguence, yang dibagi menjadi 12 gambar.
hanya sekedar menampilkan pesan karena di batasi peraturan dan kode etik
verbal tetapi juga harus menampilkan periklanan. Mulai dari ketentuan konten
pesan nonverbal yang mendukung iklan. iklannya dan juga jam penayangannya
(Widyatama, 2006:16). pun juga ada peraturannya. Keseluruhan
Awalnya iklan merupakan sebuah regulasi penayangan iklan rokok
produk yang diciptakan untuk tersebut semakin “menyudutkan” ruang
memenuhi kebutuhan pemasang iklan. gerak para produsen beserta biro iklan
Untuk itu pengiklan memanfaatkan rokok untuk memproduksi dan
kaidah- kaidah, norma-norma maupun mendistribusikan iklannya. Sejumlah
ketentuan- ketentuan yang berlaku produsen rokok ini berlomba-lomba
(Kurnia Pari, 1999:03). Ada dua sudut menampilkan iklan yang dapat menarik
pandang tujuan periklanan, yaitu sudut perhatian masyarakat dan
pandang perusahaan dan sudut pandang mempromosikan tagline masing-masing
konsumen. Dari sudut pandang agar merk rokok itu sendiri mudah
perusahaan, menurut Robert V Zacher diingat oleh konsumen tanpa
(Sumartono, 2002:66), tujuan menampilkan rokok yang merupakan
periklanan adalah a. Menyadarkan produk dari perusahaan tersebut.
komunikan dan member informasi Para pembuat iklan rokok di
tentang suatu barang dan jasa atau ide, televisi dituntut harus berfikir dua kali,
b. Menimbulkan dalam diri komunikan selain dituntut untuk ekstra kreatif
suatu perasaan suka akan barang dan dalam pembuatan iklan tetapi juga tidak
jasa ataupun ide yang disajikan dengan sembarangan dalam mendistribusikan
memberi prefensi kepadanya, c. iklannya di televisi. Terlepas dari
Meyakinkan komunikan akan kondisi seperti itu, disisi lain iklan
kebenaran tentang apa yang dianjurkan rokok justru memiliki kebebasan untuk
dalam iklan dan karenanya tampil lebih menonjol dibandingkan
menggerakkan untuk berusaha memiliki iklan produk non-rokok. Regulasi
atau menggunakan barang atau jasa tersebut tidak memenjarakan kreatifitas
yang dianjurkan. Sedangkan dari sudut mereka tetapi justru membuat kreator
pandang konsumen, iklan dipandang iklan rokok lebih bebas “menyelami”
sebagai suatu media penyedia informasi ide kreatifnya dan juga merasa tanpa
tentang kemampuan, harga, fungsi dibatasi oleh mandatori konservatif,
produk maupun atribut lainnya yang koridor brief dan segmentasi iklan yang
berkaitan dengan suatu produk. diminta oleh klien. Pada kenyataannya
Dari sekian banyak iklan komersial para kreator iklan justru menciptakan
di televisi yang pada umumnya, iklan ide yang out of the box dan lebih
akan langsung merujuk pada produk kreatif. Hal ini terlihat dari maraknya
yang diiklankan, namun tidak begitu iklan rokok yang muncul sekarang
halnya dengan iklan rokok. Iklan dengan mengedepankan unsur kreatif
produk rokok termasuk produk yang secara verbal maupun non verbal dan
terbatas dalam memvisualisasikan mengoptimalkan aspek visual tetapi
kelebihan dan keindahan produknya, lebih kreatif dalam menyampaikan
34
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
hidup yang baik, pengertian, sabar, sebuah iklan harus memiliki sifat
penurut dan yang paling penting setia. persuasi”.
Seolah mengamini permintaan wanita Iklan atau advertising dapat
tersebut, namun dengan ekspresi ragu didefinisikan sebagai tiap bentuk
dan akhirnya yakin jin mengabulkan komunikasi nonpersonal mengenai
permintaan wanita tersebut. Ternyata jin suatu organisasi, produk, servis, atau
malah memberikan seekor anjing lucu ide yang dibayar oleh satu sponsor yang
kepada wanita tersebut yang membuat diketahui. Yang dimaksud “dibayar”
si wanita menjadi tidak terima dan itu disini menunjukkan fakta bahwa ruang
bukan lah hal diinginkannya. Dengan atau waktu bagi suatu pesan iklan pada
mengamati visual dan audio yang ada umumnya harus dibeli, sedangkan
didalam iklan ini, tentu akan didapati maksud kata “nonpersonal” berarti
makna yang ingin disampaikan dalam suatu iklan melibatkan media massa
tayangan iklan ini. (Morrisan, 2010:17).
Berdasarkan latar belakang yang Iklan televisi adalah salah satu
telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk media yang termasuk dalam kategori
melakukan penelitian dan mengangkat lini atas atau above the line. Umumnya
judul “Pemaknaan Iklan Djarum 76 iklan televisi mengandung unsur suara,
versi teman hidup”. gambar dan gerak, sehingga iklan yang
Iklan berasal dari bahasa Arab ditampilkan melalui media televisi yang
iglama, yang dalam bahasa Indonesia notabene juga merupakan perwajawan
artinya pemberitahuan, dalam bahasa “dari sebuah produk komersial tertentu
Inggris advertising berasal dari kata yang disebarluaskan ke masyarakat
Latin abad pertengahan advertere, sehingga masyarakat mendapat
“mengarahkan perhatian kepada”, informasi tentang produk tersebut
sedangkan reklame berasal dari bahasa dengan maksud agar masyarakat yang
Perancis “re-klame” yang berarti sudah memperoleh informasi akan
berulang- ulang (Danesi, 2010:362). mengkonsumsi produk yang telah
Sebenarnya semua istilah di atas diiklankan itu. Dalam pembuatan
mempunyai pengertian yang sama yaitu sebuah video, film, maupun industri
memberi informasi tentang suatu televisi diperlukan pengetahuan
barang/jasa kepada khalayak. berkaitan dengan sudut pengambilan
Menurut KBBI iklan adalah : gambar yang dapat memperjelas makna
“Berita atau pesan untuk visualisasi khusunya pada iklan Djarum
mendorong, membujuk khalayak 76 Versi “Caleg Cerdas–Otak Kosong”
ramai agar tertarik pada barang yang ditayangkan melalui media
dan jasa yang ditawarkan. Dari televisi.
defenisi diatas, terdapat beberapa Semiotika berasal dari bahasa
komponen utama dalam sebuah Yunani, semeion yang berarti “tanda”
iklan yakni mendorong dan atau seme, yang berarti “penafsir
membujuk. Dengan kata lain, tanda”. Semiotika berakar dari studi
klasik dan skolastik atas seni logika,
36
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
retorika, dan poetika. “Tanda” pada dari penanda (1) dan petanda (2). Pada
masa itu masih bermakna pada suatu hal saat bersamaan juga, denotatif adalah
yang menunjukkan pada adanya hal penanda konotatif (4). Jadi menurut
lain. Jika diterapkan pada bahasa, maka konsep Barthes, tanda konotatif tidak
huruf, kata, kalimat, tidak memiliki arti sekedar memiliki makna tambahan
pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu namun juga mengandung kedua bagian
hanya mengemban arti (signifiant) tanda denotatif yang melandasi
dalam kaitannya dengan pembaca. keberadaanya. Bagi Barthes, semiotika
Pembaca itulah yang menghubungkan bertujuan untuk memahami sistem
tanda dengan apa yang ditandakan tanda, apapun substansi dan limitnya,
(signifie) sesuai dengan konvensi dala sehingga seluruh fenomena sosial yang
sistem bahasa yang bersangkutan ada dapat ditafsirkan sebagai “tanda?
(Sobur, 2009: 17). alias layak dianggap sebagai sebuah
Roland Barthes adalah penerus lingkaran linguistik.
pemikiran Saussure. Dalam konsep B. Metode Penelitian
Barthes, tanda konotatif tidak sekedar Penelitian ini menggunakan
memiliki makna tambahan, namun juga pendekatan deskriptif kualitatif. Metode
mengandung kedua bagian tanda yang digunakan dalam penelitian ini
denotatif yang melandasi adalah metode analisis semiotik, dengan
keberadaannya. Ini merupakan sebuah pendekatan analisis semiotika Roland
sumbangan Barthes yang sangat berarti Barthes. Objek penelitian dalam
bagi penyempurnaan semiologi penelitian ini adalah Iklan Djarum 76
Saussure, yang terhenti pada panandaan versi “Caleg Cerdas – Otak Kosong”.
dalam tataran denotatif (Sobur, Yang akan dibahas berupa unit-unit
2004:69). analisis berupa audio, visual dan
Konotasi bagi Barthes justru ekspresi non-verbal dalam tayangan
mendenotasikan sesuatu hal yang ia iklan tersebut. Sehingga akan diperoleh
nyatakan sebagai mitos, dan mitos ini makna denotasi, konotasi, mitos dan
mempunyai konotasi terhadap ideologi juga pesan yang terkandung didalam
tertentu. Skema pemaknaan mitos itu iklan tersebut. Yang menjadi objek pada
oleh Barthes digambarkan sebagai penelitian ini adalah makna pesan
berikut : dalam iklan Djarum 76 Versi “Caleg
Tabel 1. Peta Tanda Roland Barthes Cerdas – Otak Kosong” yang
ditayangkan pada televisi tahun 2019.
Sumber data promer dalam
penelitian ini adalah iklan Djarum 76
Versi “Caleg Cerdas – Otak Kosong”
(Sumber: Cobley and Jansz dalam yang berdurasi 31 detik. Iklan tersebut
Sobur, 2004:69) diunduh dari situs www.youtube.com
yang kemudian dianalisis menggunakan
Dari peta Barthes diatas, akan teknik semiotika untuk mencari makna
terlihat tanda denotative (3) yang terdiri yang terkandung dalam iklan tersebut.
37
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
38
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
39
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
40
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
41
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
42
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
Kotanya. Keempat
Ketiga kata kata “krik
“Imposebel” krik krik”
bermakna bermakna
bahwa sindiran
mustahil dan bahwa di
sebel, dalam
dimana pikiran
seharusnya Caleg ialah
kata ini uang, uang
bertuliskan dan uang.
“Imposible” Sementara
bukan caleg tidak
“Imposebel” mempunya
(sesuai tujuan (visi
dengan misi) dan
ucapan Jin program
Jawa). unggulan
Maksud dari untuk
perkataan penanggulan
Jin Jawa gan semua
ialah permasalaha
ketidakmung n yang
kinan caleg dihadapi.
akan Kelima kata
menjadi “hhhmmm”
caleg yang bermakna
cerdas malu.
karena caleg
sama sekali Visual Dialog / Type Of
tujuan Suara Shoot
awalnya Muncul Long
mencaleg Suara jingle Shoot
bukan untuk penutup
mengapresia dengan
sikan ide-ide nyaring dan
(terobosan) merdu
untuk “Djarum
kemajuan djarum
Kota. Makna djarummm
kedua dari Tujuuhhhh
kata tersebut enammmm”
ialah “sebel” Denotasi Konotasi Mitos
yang artinya
Scene ini Scene ini Penekana
kesal. Hal
menampilkan logo merupakan n warna
ini di
Djarum 76 Filter scene keemasa
dukung
Gold dengan terakhir n
dengan
berwarna hitam dengan tersebut
ekspresi Jin
keemasan dan juga menunjukan melamba
Jawa.
dengan tagline logo Djarum ngkan
43
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Noviani, Ratna. 2002. Jalan Tengah
Jakarta: Rineka Cipta. Memahami Iklan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar
Semantik Bahasa Indonesia. Lexy MA, Moleong J. 2007. Metode
Jakarta: Penelitian Kualitatif. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.
45
Bahasa Indonesia Prima, Vol 1, No. 2, 2019
e-ISSN: 2684-6780
46