Anda di halaman 1dari 7

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Termodinamika
Pemanfaatan Laut sebagai sumber Energi Termodinamika dianggap sebagai
salah satu bagian terpenting dari kehidupan kita sehari-hari. Apakah Anda bepergian
dalam kendaraan apapun, duduk nyaman di ruangan Anda ber-AC, menonton televisi
dll, Anda akan melihat aplikasi termodinamika hampir di mana-mana secara langsung
atau tidak langsung. Ketika Sadi Carnot, anak dianggap sebagai ayah dari
termodinamika, diusulkan teorema dan siklus, hampir tidak ada yang membayangkan
bahwa usulannya akan memainkan peran utama dalam penciptaan mobil yang akan
menjadi salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia.
Perkembangan hampir semua jenis mesin dapat ditelusuri ke Teorema Carnot
Carnot dan Siklus. Pada tahap ini kehidupan kita bisa kita membayangkan hidup
tanpa mobil. Tentu saja kita tidak bisa melupakan pentingnya Stirling, Diesel, Otto
dan Ericsson juga menciptakan siklus independen mereka sendiri yang menghasilkan
lebih banyak inovasi dan perbaikan dari mobil. Studi termodinamika melibatkan
berbagai hukum termodinamika yang mencakup: Hukum Pertama Termodinamika,
Hukum Kedua Termodinamika, Hukum Ketiga Termodinamika, Zeroth Hukum
Termodinamika, hukum Boyle, Hukum Charles, dll Landasan hukum-hukum ini
diletakkan oleh Sadi Carnot dengan penemuannya Siklus Carnot dan Teorema Carnot.
Studi tentang hukum-hukum termodinamika membantu mengungkap berbagai misteri
alam, bukan hanya untuk pencapaian materialistis, tetapi juga untuk memperoleh
kebijaksanaan spiritual, untuk sejumlah undang-undang seperti hukum ketiga terkait
dengan entropi membantu memahami rahasia keberadaan manusia hidup.
Untuk memahami berbagai konsep termodinamika beberapa istilah penting
yang berhubungan dengan termodinamika harus dipahami. Studi tentang
termodinamika melibatkan sistem dan lingkungannya di mana semua eksperimen
dilakukan untuk penemuan perangkat. Ada berbagai jenis proses termodinamika yang
membantu menerapkan hukum termodinamika termodinamika untuk berbagai
aplikasi.
Energi yang berasal dari laut (ocean energy) dapat dikategorikan menjadi tiga
macam:
1. Energy pasang surut (tidal energy),
2. Hasil konversi energi panas laut (ocean thermal energy conversion). Prinsip
sederhana dari pemanfaatan;
3. Memakai energi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya
menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
Artikel kali ini ialah bagian kedua dari tiga artikel yang membahas tentang
energi yang dapat dimanfaatkan dari laut. Di bagian kedua trilogi artikel ini, energi
pasang surut (tidal energy) akan dibahas.
2.2 Energi Pasang Surut
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam
sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa
diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif lebih
dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak. Namun demikian,
menurut situs darvill.clara.net, hanya terdapat sekitar 20 tempat di dunia yang telah
diidentifikasi sebagai tempat yang cocok untuk pembangunan pembangkit listrik
bertenaga pasang surut ombak. Pada dasarnya ada dua metodologi untuk
memanfaatkan energi pasang surut:
1. Dam pasang surut (tidal barrages). Cara ini serupa seperti pembangkitan
listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di dam/waduk penampungan air
sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang
surut jauh lebih besar daripada dam air sungai pada umumnya. Dam ini
biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi pertemuan antara air sungai
dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang atau surut),
air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau
keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Pembangkit
listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di muara sungai
Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada tahun
1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTPs La Rance didesain dengan teknologi
canggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan dua
orang saja untuk pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. PLTPs
terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan
kapasitas “hanya” 16 MW. Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga
pasang surut adalah mereka hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak
mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar (surut), yang terjadi hanya
selama kurang lebih 10 jam per harinya. Namun, karena waktu operasinya
dapat diperkirakan, maka ketika PLTPs tidak aktif, dapat digunakan
pembangkit listrik lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasang surut
lagi.
2. Turbin lepas pantai (offshore turbines). Pilihan lainnya ialah menggunakan
turbin lepas pantai yang lebih menyerupai pembangkit listrik tenaga angin
versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih
murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada
pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga
dapat dipasang di lebih banyak tempat. Beberapa perusahaan yang
mengembangkan teknologi turbin lepas pantai adalah: Blue Energy dari
Kanada, Swan Turbines (ST) dari Inggris, dan Marine Current Turbines
(MCT) dari Inggris. Gambar hasil rekaan tiga dimensi dari ketiga jenis turbin
tersebut ditampilkan dalam Gambar 6. Teknologi MCT bekerja seperti
pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di bawah laut. Dua buah
baling dengan diameter 15-20 meter memutar rotor yang menggerakkan
generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kedua baling
tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari
sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan
mampu menghasilkan 750-1500 kW per unitnya, dan dapat disusun dalam
barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi menjaga
agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor
diatur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-baling
kapal laut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya). Dibandingkan dengan MCT
dan jenis turbin lainnya, desain Swan Turbines memiliki beberapa perbedaan,
yaitu: baling-balingnya langsung terhubung dengan generator listrik tanpa
melalui kotak gir. Ini lebih efisien dan mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan teknis pada alat. Perbedaan kedua yaitu, daripada melakukan
pemboran turbin ke dasar laut ST menggunakan pemberat secara gravitasi
(berupa balok beton) untuk menahan turbin tetap di dasar laut. Adapun satu-
satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines milik Blue Energy
adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis turbines). Turbin ini
juga dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat disusun dalam
satu baris bertumpuk membentuk pagar pasang surut (tidal fence) untuk
mencukupi kebutuhan listrik dalam skala besar.
Berikut ini disajikan secara ringkas kelebihan dan kekurangan dari
pembangkit listrik tenaga pasang surut.
a. Kelebihan:
• Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
• Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
• Tidak membutuhkan bahan bakar.
• Biaya operasi rendah.
• Produksi listrik stabil.
• Pasang surut air laut dapat diprediksi.
• Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak
menimbulkan dampak lingkungan yang besar.
b. Kekurangan:
• Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan
yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah
ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-
kilometer.
• Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika
ombak bergerak masuk ataupun keluar.
2. Energi Panas Laut

Ide pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya
perbedaan temperatur di dalam laut. Jika anda pernah berenang di laut dan
menyelam ke bawah permukaannya, anda tentu menyadari bahwa semakin
dalam di bawah permukaan, airnya akan semakin dingin. Temperatur di
permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian
oleh permukaan laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan
cukup drastis. Inilah sebabnya mengapa penyelam menggunakan pakaian
khusus selam ketika menyelam jauh ke dasar laut. Pakaian khusus tersebut
dapat menangkap panas tubuh sehingga menjaga mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk
menghasilkan energi. Pemanfaatan sumber energi jenis ini disebut dengan
konversi energi panas laut (Ocean Themal Energy Conversion atau OTEC).
Perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam
yang dingin dibutuhkan minimal sebesar 77 derajat Fahrenheit (25 °C) agar
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik. Adapun
proyek-proyek demonstrasi dari OTEC sudah terdapat di Jepang, India, dan
Hawaii. Gambar 7. Ocean Thermal Energy Conversion dengan Siklus
Tertutup Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi
tiga macam: siklus tertutup, siklus terbuka, dan siklus gabungan (hybrid).
Pada alat OTEC dengan siklus tertutup, air laut permukaan yang hangat
dimasukkan ke dalam alat penukar panas untuk menguapkan fluida yang
mudah menguap seperti misalnya amonia. Uap amonia akan memutar turbin
yang menggerakkan generator. Uap amonia keluaran turbin selanjutnya
dikondensasi dengan air laut yang lebih dingin dan dikembalikan untuk
diuapkan kembali (Lihat gambar 7). Pada siklus terbuka, air laut permukaan
yang hangat langsung diuapkan pada ruang khusus bertekanan rendah. Kukus
yang dihasilkan digunakan sebagai fluida penggerak turbin bertekanan rendah.
Kukus keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan air laut yang lebih
dingin dan sebagai hasilnya diperoleh air desalinasi. Pada siklus gabungan, air
laut yang hangat masuk ke dalam ruang vakum untuk diuapkan dalam sekejap
(flash-evaporated) menjadi kukus (seperti siklus terbuka). Kukus tersebut
kemudian menguapkan fluida kerja yang memutar turbin (seperti siklus
tertutup). Selanjutnya kukus kembali dikondensasi menjadi air desalinasi.
Fluida kerja yang populer digunakan adalah amonia karena tersedia dalam
jumlah besar, murah, dan mudah ditransportasikan. Namun, amonia beracun
dan mudah terbakar. Senyawa seperti CFC dan HCFC juga merupakan pilihan
yang baik, sayangnya menimbulkan efek penipisan lapisan ozon. Hidrokarbon
juga dapat digunakan, akan tetapi menjadi tidak ekonomis karena menjadikan
OTEC sulit bersaing dengan pemanfaatan hidrokarbon secara langsung. Selain
itu, yang juga perlu diperhatikan adalah ukuran pembangkit listrik OTEC
bergantung pada tekanan uap dari fluida kerja yang digunakan. Semakin
tinggi tekanan uapnya maka semakin kecil ukuran turbin dan alat penukar
panas yang dibutuhkan, sementara ukuran tebal pipa dan alat penukar panas
bertambah untuk menahan tingginya tekanan terutama pada bagian
evaporator.
Secara ringkas, kekurangan dan kelebihan dari OTEC yaitu:
a. Kelebihan:
• Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
• Tidak membutuhkan bahan bakar.
• Biaya operasi rendah.
• Produksi listrik stabil.
• Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air
pendingin, produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi
mineral, dan produksi hidrogen secara elektrolisis.
b. Kekurangan:
• Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
• Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan
potensi bahaya kebocoran.
• Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
• Biaya pembangunan tidak murah.

Anda mungkin juga menyukai