Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PEND AHULUAN

Pada hakekatnya, matematika merupakan sistem aksomatis deduktif formal.


Sebagai sistem aksiomatis, matematika memuat komponen-komponen dan aturan
komposisi/pengerjaan yang dapat menjalin hubungan secara funsional antar
komponen. Komponen-komponen dalam sistem matematika dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua), yakni kelompok pernyataan dan kelompok pengertian. Di dalam
kelompok pernyataan terdapat pernyataan pangkal yang disebut aksioma, Aksioma
ini merupakan landasan berpikir matematik. Berdasarkan alasan inilah, matematika
merupakan sistem aksiomatik. Di dalam kelompok pengertian terdapat pengertian
pangkal yang disebut undefined term (konsep yang tidak didefinisikan)
Matematika sebagai sistem yang deduktif formal, mengandung arti bahwa
matematika harus dikembangkan berdasarkan atas pola berpikir/ penalaran deduktif
dan setiap prinsip, teorema, sifat, dalam matematika harus dibuktikan kebenarannya
secara formal berdasarkan kebenaran konsistensi. Jika pernyataan-pernyataan itu
telah dibuktikan kebenarannya, maka pernyataan tersebut dapat diterima sebagai
komponen sistem matematika.

undefined term aksioma/postulat

definisi teorema

definisi teorema

dst dst

Bab I Pendahuluan Page 1


A. Pengertian Geometri dan Objek Geometri
Istilah ”geometri” berasal dari bahasa Yunani yang berarti ”ukuran bumi”,
maksudnya mencakup segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri kuno sebagian
besar dimulai dari kegiatan praktis bersifat empiris, berupa pengukuran untuk
keperluan pertanian pada orang-orang Babylonia dan Mesir. Kemudian berkembang
menjadi kegiatan utk perhitungan panjang ruas garis, luas dan volum. Obyek-objek
geometri berupa obyek-objek pikiran yang abstrak. Pengertian pangkal dalam
geometri adalah titik, sedangkan pengertian-pengertian lainnya dalam geometri
dapat dikembangkan dari titik.
Obyek-objek geometri merupakan bagian dari objek matematika. Objek-
objek geometri antara lain titik, garis, sinar garis, ruas garis, sudut, segitiga, jajar-
genjang, lingkaran, elllip, parabola, kubus, limas, tabung, bola, elipsoida,
hiperboloida, hiper paraboloida, dan masih banyak objek geometri yang lain.
Obyek-objek geometri di ruang berdimensi satu (R), adalah objek-objek geometri
yang terletak garis bilangan antara lain dapat berupa titik, ruas garis, sinar garis, dan
himpunan titik seperti sinar garis namun tanpa titik akhir, selanjutnya objek
geometri ini, kita sebut dengan ”sinar garis tanpa titik akhir/titikpangkal”
Seperti halnya, cabang matematika lainnya, geometri merupakan sistem
aksiomatik-deduktif yang sangat ketat, dan mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Namun untuk keperluan pembelajaran, geometri dapat diajarkan dengan
pendekatan kontekstual, pendekatan empiris – induktif, dan pendekatan informal.
Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, perlu dilakukan pendekatan deduktif
aksiomatis untuk membuktikan dalil-dalil geometri sehingga dapat mempertajam
penalaran deduktif. Disamping geometri Euclides, berkembang pula geometri
elliptik, geometri hiperbolik, geometri fraktal, dan mungkin masih ada geometri lain
yang akan/sedang dikembangkan. Pada perkuliahan ini, pembahasan lebih tertuju
pada Geometri Euclides pada ruang dimensi satu, dimensi dua saja.

Bab I Pendahuluan Page 2


B. GARIS DAN SUDUT
1. Garis
Garis lurus panjangnya tak terbatas. Jika pada garis lurus terletak titik A dan B
maka garis itu disebut garis AB.

Garis biasanva juga dinyatakan


g
A B dengan huruf kecil g, h, j, k,
I,... Bagian garis di antara A dan
B disebut ruas garis AB. Ruas
Gambar 1.1
garis panjangnya terbatas.

Aksioma 1.1. Suatu garis lurus ditentukan oleh dua buah titik.

2. Sudut
a. Notasi untuk Sudut

g Jika dua garis lurus berpotongan di


satu titik maka terdapat empat buah
h sudut.

Gambar 1.2
Pada gambar di samping, titik A disebut
titik sudut. AB dan AC disebut kaki-kaki
sudut. Sudut ini dinyatakan dengan A
atau BAC atau CAB (titik sudut
Gambar 1.3
ditulis di tengah).

b. Jenis-Jenis Sudut
Ada empat jenis sudut :
i. Sudut lancip adalah sudut yang lebih kecil dari 90°.
ii. Sudut siku-siku ialah sudut 90°.
iii. Sudut tumpul ialah sudut yang lebih besar dari 90° dan lebih
kecil dari 180°.
iv. Sudut lurus ialah sudut 180°.

Bab I Pendahuluan Page 3


c. Pelurus, Penyiku, Sudut Bersisian, Sudut Bertolak Belakang
Definisi :
1.1. Pelurus sebuah sudut ialah tambahan sudut untuk menjadi 180°.
1.2. Penyiku, sebuah sudut ialah tambahan sudut untuk menjadi 90°.
1.3. Dua sudut yang satu kakinya bersekutu dan mempunyai titik sudut yang sama
disebut dua sudut bersisian.
1.4. Dua sudut yang kedua kakinya bersambungan disebut sudut bertolak
belakang.

ABC dan CBD saling bersisian


sedangkan ABC dan ABD tidak
saling bersisian. A1 dan A3, dan A2
A4 disebut sudut bertolak belakang.

Gambar 1.4
Teorema
1.1. Selisih pelurus dan penyiku sudut yang sarna, sama dengan 90°

Diketahui : A
Buktikan : Pelurus A - Penyiku A = 90°
Bukti : Pelurus A = 180° - A
Penyiku A = 90° - A
Pelurus A – Penyiku A = (180° - A) - (90° - A)
= 180° - A - 90° + A
= 90° (terbukti)

Teorema 1.2 Dua sudut yang pelurusnya sama, akan sama besarnya.

Diketahui : Pelurus A = pelurus B


Buktikan : A = B
Bukti : Pelurus A = pelurus B
180° - A = 180° - B
A = B (terbukti)

Teorema 1.3 Dua sudut yang penyikunya sama, akan sama besarnya. (Buktikan!)

Bab I Pendahuluan Page 4


Teorema 1.4 Sudut bertolak belakang sama besar

Diketahui : A2 dan A4 bertolak belakang (lihat Gambar 1.4)


Buktikan : A2 = A4
Bukti : A2 = 180°- A1; A4 = 180° - A1
A2 = A4 (terbukti)

Bab I Pendahuluan Page 5


C. LUKISAN DASAR
Lukisan 1 : Membagi suatu ruas garis menjadi dua bagian yang sama.

C • Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama


(lebih dari setengah AB) dengan pusat A
dan B. Busur lingkaran ini berpotongan
A E B
di C dan D.
• Tarik garis CD yang memotong AB di E.
• AE = EB
D

Gambar 1.5

Lukisan 2: Melukis sebuah garis melalui sebuah titik di luar sebuah gari S dan tegak
lurus garis tersebut.

Akan dilukis garis h melalui P dan tegak


P
lurus g.
• Buat busur lingkaran dengan pusat P
A B g yang memotong g di dua titik A dan B.
• Dengan jari-jari yang sama tadi, buatlah
busur lingkaran dengan pusat A dan
Q
B yang berpotongan di Q.
• Buat garis h melalui P dan Q.
Gambar 1.6.
• Garis h melalui P dan tegak lurus g.

Lukisan 3: Melukis garis tegak lurus di sebuah titik yang terletak pada sebuah garis.
Akan dilukis garis h melalui P dan tegak
C lurus g.
• Buat busur lingkaran dengan pusat P
A P yang memotong g di A dan B.
B
• Buat busur lingkaran dengan pusat A
dan B dengan jari-jari yang sama
D (lebih dari setengah AB) yang
Gambar 1.7 berpotongan di C dan D.
• Buat garis h melalui C dan D.
• Garis h melalui P dan tegak lurus g.

Bab I Pendahuluan Page 6


Lukisan 4: Membagi sudut menjadi dua bagian yang sama
• Buat busur lingkaran yang
memotong kedua kaki A di B dan
C.
• Dengan jari-jari yang sama dengan
tadi, buatlah busur lingkaran dengan
Gambar 1.8 pusat B dan C yang berpotongan di D.
• AD membagi A menjadi dua
sama besar.
Lukisan 5: Memindahkan sebuah sudut
• Buatlah busur lingkaran dengan pusat A dan memotong kaki-kaki A di titik B
dan C.
• Buat busur lingkaran dengan jari-jari AB dan titik pusat P memotong g di Q.
• Ukurkan jaraknya BC dengan jangka.

Buat busur lingkaran dengan jarak BC sebagai jari-jari dan Q sebagai pusat yang
memotong busur tadi di R.
• Tarik PR, A = P.

Gambar 1.9.

D. SEGITIGA
1. Unsur-Unsur Segitiga
A, B, C disebut titik sudut ABC. AB,
BC, dan AC disebut sisi-sisi ABC. Sisi
BC di hadapan A disebut a.
Sisi AC di hadapan B disebut b.
Sisi AB di hadapan  C disebut c.
Gambar 1.10 A disebut pula sudut α (alpha).
B disebut pula sudut β (betha).
C disebut pula sudut γ(gamma).

2. Klasifikasi Segitiga Ditinjau dari Sisi dan Sudutnya


a. Ditinjau dari Sisinya
• Segitiga Sama Kaki
Segitiga dengan dua sisi sama disebut segitiga sama kaki. Kedua sisi

Bab I Pendahuluan Page 7


yang sama disebut kedua kaki segitiga sama kaki. Sisi ketiga disebut
alas. Sudut di hadapan alas disebut sudut puncak. Kedua sudut yang
lain disebut sudut alas.
• Segitiga Sama Sisi
Segitiga dengan sisi sama disebut segitiga sama sisi.
• Segitiga Sembarang
Segitiga dengan tiga sisi tidak ada yang sama disebut segitga
sembarang.
b. Ditinjau dari Sudutnya
• Segitiga lancip, jika ketiga sudutnya lancip.
• Segitiga siku-siku, jika satu sudutnya siku-siku.
• Segitiga tumpul, jika satu sudutnya tumpul.

3. Jumlah Sudut Segitiga, Sudut Luar Segitiga


Teorema (Buktikan!)
1.5. Jumlah sudut segitiga sama dengan 180°
Definisi
1.5. Sudut luar segitiga ialah sudut bersisian dengan salah satu sudut
segitiga itu.
Teorema
1.6. Sudut luar sebuah segitiga sama dengan jumlah kedua sudutnya
yang lain.

Diketahui : ABC
Buktikan : B2 = A + C
: A + B1+ C = 180°
: A + B1+ B2 = 180°
: A + C - B 2 = 0°
: B 2 = A + C
Gambar 1.11

Teorema
1.7. Jumlah sudut luar segitiga sama dengan 360°

4. Garis-Garis Istimewa dalam Segitiga


a. Garis Berat
Definisi 1.6 Garis berat ialah garis dari titik sudut ke pertengahan sisi di
hadapannya.

Bab I Pendahuluan Page 8


Ketiga garis berat melalui satu titik yang
disebut titik berat. Titik berat membagi
masing-masing garis berat dengan
perbandingan 2:1.

Gambar 1.12.

b. Garis Bagi
Definisi 1.7. Garis bagi ialah garis yang membagi sudut menjadi dua
bagian yang sama.

Ketiga garis bagi melalui satu titik yang


disebut titik bagi. Titik bagi merupakan pusat
lingkaran dalam segitiga.
Gambar 1.13.

c. Garis Tinggi Definisi


Ketiga garis tinggi melalui satu titik yang
disebut titik tinggi.

Gambar 1.14.

d. Garis Sumbu
Definisi 1.9. Sumbu suatu garis/sisi ialah garis yang tegak lurus pada
pertengahan garis/sisi itu.
Pada segitiga sering juga disebut garis
sumbu. Ketiga garis sumbu melalui satu titik
yang disebut titik sumbu. Titik sumbu
merupakan titik pusat lingkaran luar segitiga.

Gambar 1.15

Bab I Pendahuluan Page 9


Teorema 1.8. Garis bagi dalam dan garis bagi luar dari sudut yang sama, tegak
lurus sesamanya.
C
E Diketahui : ABC
BD garis bagi dalam

1° BE garis bagi luar
A B Buktikan : BD ⊥ BE
Gambar 1.16

Bukti : B1 + B2 + B3 + B4 = 180°


2. B2 + 2. B3 = 180°
2 ( B2 + B3) = 1 8 0 °
B2 + B3 = 90°
BD ⊥ BE

Bab I Pendahuluan Page 10


5. Sama dan Sebangun (Kekongruenan)
Definisi
Dua segitiga dikatakan sama dan sebangun () atau kongruen jika dan hanya jika
segitiga yang satu ditranformasikan ke segitiga yang lain dapat menutupi segitiga
tsb. dengan tepat atau sebaliknya.
Atau dengan kata lain:
Dua segitiga dikatakan sama dan sebangun () atau kongruen jika dan hanya jika
unsur-unsur yang bersesuaian kongruen.

Aksioma SAS (side, angle, side)


Dua segitiga kongruen bila dua sisi dan sudut yang diapitnya sama (SAS)
C
Diketahui:
ABC dan PQR
AC = PR
C= R A B
CB = PQ
ABC  PQR
Akibatnya semua unsur yang seletak sama.

TE OREMA
• Dua segitiga kongruen bila satu sisi dan 2 sudut pada sisi itu sama (sd.s.sd)
• Dua segitiga kongruen bila satu sisi sama, 1 sudut pada sisi itu sama dan sudut di
depan sisi itu sama juga ( s. sd. sd )
• Dua segitiga kongruen bila ketiga sisi sama ( s.s.s)
• Dua segitiga siku-siku kongruen bila hypotenusa dan 1 sisi siku-siku sama.(sm s)

Bab I Pendahuluan Page 11


Perhatikan :
Jika dua segitiga sama dan sebangun maka :
1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Sisi-sisi yang bersesuaian ialah sisi-sisi di hadapan sudut yang sama besar, sedangkan
sudut-sudut yang bersesuaian ialah sudut-sudut yang menghadap sisi-sisi yang sama
panjang.
Contoh : Buktikan bahwa dalam segitiga sama kaki; garis berat ke sisi-sisi yang
sama, sama panjang juga.
Penyelesaian :

C
Diketahui :
ABC sama kaki (AC = BC), AD dan BE
E D garis berat
Buktikan : AD = BE
A B Bukti :
BD = ½ BC
Gambar 1.18
AE = ½ AC = ½ BC
maka BD = AE
Lihat ABD dan BAE
BD =AE
ABD = BAE (diketahui)
AB = AB (berimpit)
maka : ABC  BAE (S Sd S) dan AD = BE

Teorema- Teorema Lain pada Segitiga


Teorema
1.13. Dalam segitiga sama kaki sudut alasnya sama besar

Diketahui : ABC sama kaki (AC = BC)


Buktikan : A = B
Gambar 1.19 –

Gambar 1.19.

Bukti : Tarik garis berat CD, perhatikan ADC dan BDC.

Bab I Pendahuluan Page 12


AC = BC (diketahui)
AD = BD (diketahui)
CD = CD (berimpit)
maka : ADC  BDC (S S S)
Akibatnya :  A =  B (terbukti)

Teorema 1.14. Dalam segitiga sama kaki, ketiga garis istimewa dari puncak dan
sumbu alas berimpit.

Perhatikan ADC dan BDC


Diketahui :
ABC samakaki (AC = BC,  A =  B)
Buktikan :
Garis bagi, garis berat, garis tinggi dari C dan
sumbu AB berimpit
Gambar 1.20 Bukti :
CD garis bagi, akan dibuktikan CD juga garis
berat, garis tinggi, dan garis sumbu.
Perhatikan ADC dan BDC
AC = BC (diketahui)
 ACD =  BCD (CD garis bagi)
CD = CD berimpit
maka  ADC   BCD (S Sd S)

Akibatnya :
1. AD = BD → CD garis berat
2.  ADC =  BDC, padahal  ADC +  BDC = 180° maka  ADC =
 BDC = 90° atau CD ⊥ AB maka CD garsi tinggi.
3. AD = BD dan CD ⊥ AB maka CD garis sumbu.
Jadi terbukti ketiga garis istimewa dari puncak dan sumbu alas berimpit.

Teorema
1.15. Jika dalam suatu segitiga, ketiga garis istimewa dari puncak dan
sumbu alas berimpit maka segitiga itu sama kaki.

(Buktikan!)

Bab I Pendahuluan Page 13


Teorema
1.16. Dalam segitiga siku-siku, garis berat ke sisi miring sama
dengan setengah sisi miring.

Diketahui : ABC,  A = 90°, AD garis berat (BD = DC)


Buktikan : A D = ½ BC

C E
Bukti :

D Tarik dari titik B garis yang sejajar AC, hingga


A B memotong perpanjangan AD di E. Maka ADC 
 BDE. Akibatnya AC = BE.
Gambar 1.20
Perhatikan ABC dan ABE
AC = BE (sudah dibuktikan)
 BAC =  ABE = 90°
BA = AB (berimpit):.
maka  BAC   ABE (S Sd S)
Akibatnya  ABC =  BAE atau ABD sama kaki.
Kesimpulan : AD = BD atau AD = ½ BC (terbukti)

Teorema
1.17 Dalam segitiga siku-siku dengan sudut 30°, sisi di hadapan sudut
30° itu sama dengan setengah sisi miring.

Bab I Pendahuluan Page 14


Diketahui :  ABC,  A = 90° dan  C = 30°
Buktikan : AB = ½ BC
Bukti :
Tarik garis berat AD.  C = 30°, maka  B = 60°. AD
= ½ BC dan BD = ½ BC maka AD = BD. Ini berarti
 ABD sama kaki yang berakibat  BAD = 60°.
Karena  ABD +  BAD +  ABB= 180° maka

B  ADB = 60°.
Jadi  ABD sama sisi sehingga AB = BD = ½ BC
Gambar 1.21
(terbukti).
Soal-soal
1. Diketahui segitiga sama kaki ABC ( C sudut puncak). Pada alas AB
ditentukan titik D dan E sehingga AD = BE. Buktikan CD = CE.
2. Dalam segitiga ABC yang sama kaki dan alasnya AB, ditarik garis bagi AD
dan garis bagi BE. Buktikan AD = BE.
3. Tariklah suatu garis AB dan lukiskan sumbu AB. Pada sumbu AB terletak
titik P. Buktikan titik P sama jauh dari titik A dan titik B.
4. Segitiga ABC sama kaki, alasnya AB. Garis bagi AD dan BE berpotongan
di titik T.
a. Buktikan segitiga ABT sama kaki
b. Buktikan TD = TE.
5. Buktikan dalam segitiga sama kaki kedua garis tinggi dari titik sudut alas sama.
6. Diketahui  ABC samakaki. M sembarang pada alas AB garis g dan h
adalah sumbu AM dan BM. Garis g memotong AC di K, garis k memotong
BC di L. Buktikan AK = CL.
7. Diketahui  ABC,  A = 60°, AD garis bagi, E dan F pada garis bagi ini,
sehingga CE dan BF ⊥ garis bagi ini.
Buktikan : CE + BF = ½ (AB + AC).
8. Diketahui  ABC samakaki. AC = BC, D pada perpanjangan AB, E pada
CD sehingga BE = DE, F pada CD sehingga AF//BE. Buktikan  ACF= 
CBE!
9. Diketahui  ABC samakaki, AC = BC. T titik P sembarang pada alas AB.
Q dan R pada BC dan AC sehingga PQ ⊥ BC dan PR ⊥ AC.
Buktikan : PQ + PR = AS (garis tinggi ke salah satu kaki segitiga).

Bab I Pendahuluan Page 15


10. Melalui C dan B pada persegi ABCD dibuat garis yang membentuk sudut
15° dengan sisi BC sehingga berpotongan di titik P. Buktikan bahwa  APD
adalah segitiga samasisi.

Melukis Segitiga
Contoh : Lukiskan segitiga, jika diketahui satu sisinya dan kedua sudut
pada sisi itu.
Penyelesaian :

A c B

Gambar 1.22

Lukisan : 1. Tarik garis sebarang dan ukurkan alas c. (AB)


2. Pada pangkal dan ujungnya, lukiskan  A dan  B.
3. Kakinya disambung hingga berpotongan di C.

Tugas:
1. Lukiskan sebuah segitiga, jika diketahui dua sisinya dan sudut apit sisi itu.
2. Lukiskan sebuah segitiga, jika diketahui satu sisi, satu sudut pada sisi itu dan sudut
di hadapan sisi itu.
3. Lukiskan sebuah segitiga, jika diketahui ketiga sisinya.
4. Lukiskan sebuah segitiga, jika diketahui dua sisi dan satu sudut di hadapan satu
sisi itu.
5. Lukiskanlah suatu segitiga, jika diketahui sudut-sudut alas dan keliling.
6. Lukiskanlah suatu segitiga, jika diketahui alas sudut puncak dan jumlah sisi tegak.

Bab I Pendahuluan Page 16

Anda mungkin juga menyukai