Anda di halaman 1dari 70

1

From School To Green Earth


Penyusun : Yulia Nur Yanti, S.Pd
Perancang Sampul : Smart-G Publiser Art Design
Penata Letak : Tim Smart-G Publiser
Sampul & Isi : Soft Cover; hal.
Font Cambria; 12 pt.
Penerbit : Smart-G Publiser
Hak Penerbitan : Smart-G Publiser
Cetakan : Pertama, Tahun 2017

Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip, memperbanyak


sebagian atau seluruh isi tanpa izin tertulis Penerbit

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan buku yang berjudul “From School To Green Earth”.
Buku ini dirancang sebagai bahan bacaan bagi guru dan siswa. Isu
pemanasan global merupakan permasalahan lingkungan dengan dampak
yang luas dan menyeluruh bagi bumi. Oleh karena itu perlu dilakukan
pembentukan kesadaran pelestarian lingkungan sejak dini melalui
pendidikan di sekolah.Buku ini mengulas langkah-langkah konkrit yang
dapat dilakukan dalam menangani dan mengelola sampah di sekolah serta
pemeliharaan lingkungan sehingga tercipta lingkungan sekolah yang bersih
dan hijau.
Penulis berharap pembaca mendapatkan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai lingkungan hidup khususnya penanganan dan
pengelolaan sampah serta pemeliharaan lingkungan sekolah sehingga
nantinya diharapkan terbentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan.

Jembrana, September 2017


Penulis,

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. iii


Daftar Isi ............................................................................................................................... iv
1. Pentingnya Kebersihan dan Penghijauan ....................................................... 1
2. Sampah ........................................................................................................................ 8
3. Pencemaran Lingkungan....................................................................................... 15
4. Pemanasan Global ................................................................................................... 21
5. Penanganan dan Pengelolaan Sampah(4R) ................................................... 28
6. Pembungkus Makanan dari Bahan Organik ................................................. 33
7. Program Botol Kesayangan .................................................................................. 35
8. Pemilahan Sampah .................................................................................................. 40
9. Program Bank Sampah .......................................................................................... 43
10. Daur Ulang Sampah Anorganik........................................................................... 45
11. Kompos dari Sampah Organik ............................................................................ 49
12. MOL dari Sampah Organik.................................................................................... 55
13. Pembuatan Kebun Vertikal .................................................................................. 59
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 62

4
PENTINGNYA KEBERSIHAN DAN
1 PENGHIJAUAN DI LINGKUNGAN

Nyamankah kalian jika berada di lingkungan yang kotor? Tentu saja


tidak nyaman bukan! Apalagi lingkungan itu adalah lingkungan sekolah.
Dapat dikatakan sekolah adalah rumah kedua bagi siswa karena hampir
sebagian besar waktu siswa dihabiskan di sekolah. Apalagi bagi sekolah-
sekolah yang sudah menerapkan sistemfull day school karena sekitar 8 jam
waktu siswa dihabiskan di sekolah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan
lingkungan sekolah merupakan suatu keharusan bagi seluruh warga sekolah
termasuk siswa itu sendiri. Tuhan telah menciptakan alam beserta isinya
untuk dapat dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karena itu, kita harus
mensyukuri anugerah Tuhan tersebut. Rasa syukur dan terima kasih dapat
kita wujudkan dalam bentuk memelihara dan menjaga kebersihan
lingkungan, salah satunya adalah lingkungan sekolah kita.

Sumber : http://megatantiana.blogspot.co.id/
Gambar 1.Lingkungansekolah yang bersih

1
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan, baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Berdasarkan konteks ilmu pengetauan alam, lingkungan dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Lingkungan biotik adalah lingkungan di sekitar kita yang terdiri atas
makhluk hidup yaitu manusia, hewan dan tumbuhan. Jika kalian berada
disekolah, maka yang termasuk lingkungan biotik adalah teman-teman siswa,
guru, pegawai sekolah, hewan serta tanaman yang ada di sekolah. Sedangkan
lingkungan abiotik adalah lingkungan di sekitar kita yang terdiri atas benda-
benda tak hidup. Lingkungan abiotik yang ada di sekolah antara lain tanah,
air, udara, cahaya matahari, batu, meja, kursi dan semua benda tak hidup
yang ada di sekitar sekolah.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup akan
rusak jika tidak dijaga dengan baik, begitu pula dengan lingkungan di
sekolah. Contoh perilaku yang dapat merusak lingkungan sekolah, misalkan
siswa sering membuang sampah sembarangan maka sampah akan
berserakan dan bertumpuk dimana-mana yangmenyebabkan lingkungan
sekolah menjadi kotor dan kumuh. Lingkungan sekolah yang kotor dan
kumuh tentu saja akan menjadi sarang berkembangnya kuman penyakit dan
hewan-hewan vektor penyakit.
Manusia berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan
hidup. Manusia sebagai makhluk cipataan Tuhan yang memiliki akal pikiran
mampu mengubah dunia dari pola kehidupan sedehana sampai ke bentuk
kehidupan modern seperti sekarang. Namun sayang, seringkali apa yang
dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan
kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia

2
membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia antara
lain :
a. Terjadinya pencemaran lingkungan yaitu pencemaran udara, air, tanah
dan suara sebagai dampak aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam,
misalnya untuk kegiatan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak tidak disiplinnya manusia dalam
membuang sampah sehingga menyumbat aliran air. Disamping itu
pengerusakan dan penebangan hutan secara liar menyebabkan hutan
menjadi gundul sehingga tidak mampu menyerap dan menahan aliran air
saat terjadinya hujan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan
yang menyebabkan tanah mudah bergeser karena tidak ada akar
pepohonan yang menahan posisi tanah.

1. Kebersihan Lingkungan
Salah satu bentuk menjaga lingkungan adalah menjaga kebersihan
lingkungan sekitar. Kebersihan merupakan keadaan bebas dari kotoran,
termasuk diantaranya, debu, sampah, dan bau. Ada pepatah yang
mengatakan bahwa kebersihan pangkal kesehatan. Tampaknya pepatah
tersebut benar adanya. Jika kalian lihat tumpukan sampah yang
menggunung,kira-kira penyakit apakah yang bisa ditimbulkan dari sampah
itu?Pada timbunan sampah biasanya hidup bermacam-macam
mikroorganisme dan hewan vektor penyakit. Mikroorganisme ini dapat
menyebar kemana-mana karena dibawa oleh hewan-hewan vektor penyakit
seperti tikus, nyamuk, lalat, kecoak, dan serangga lainnya yang seringada di
tempat sampah. Mikroorganisme ini dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit diantaranya sakitperut atau diare, batuk-batuk dan infeksi saluran
napas, penyakit kulit dansebagainya. Disamping sampah ternyata ludah yang
dibuang sembarangan pun dapat menjadi sumber penularan penyakit.

3
Percikan ludah orang yang terkena penyakit juga dapat menjadi perantara
penularan penyakit, salah satunya penyakit infeksi saluran pernapasan atas.
Oleh karena itu, janganlah meludah sembarangan dan jika bersin atau batuk
harus selalu menutup mulut agar tidak menular kepada orang
lain.Kebersihan berperan penting dalam menciptakan kenyamanan siswa di
sekolah baik dalam belajar maupun melakukan aktivitas lainnya. Jika
lingkungan sekolah kotor dan kumuh, tentu saja siswa tidak akan nyamandi
sekolah sehingga semangat belajarpun akan sirna.

Sumber : https://brainly.co.id
Gambar 2.Lingkungan sekolah yang kotor

Lingkungan sekolah yang bersih dapat memberi berbagai manfaat


antara lain : 1) menambah semangat belajar siswa karena lingkungan sekolah
yang bersih membuat siswa merasa nyaman dan tentram di sekolah sehingga
motivasi belajarpun akan semakin meningkat; 2) warga sekolah terhindar
dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat sehingga
dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas siswa; 3) kebersihan
sekolah mencerminkan identitas diri dan menjadi keunggulan tersendiri bagi
sekolah.

4
Oleh karena itu, kebersihan lingkungan sekolah merupakan harga
mutlak untuk menciptakan kenyaman dan ketentraman siswa di sekolah. Jadi
semua warga sekolah termasuk siswa wajib menjaga dan memelihara
lingkungan sekolah, salah satunya melalui sikap disiplin dan
bertanggungjawab dalam menjalankan tugas piket dan tidak membuang
sampah sembarangan.

2. Penghijauan
Untuk dapat menunjang berbagai aktivitas warga sekolah, selain
lingkungan harus bersih juga harus teduh dan hijau. Lingkungan sekolah
akan terasa teduh jika memiliki banyak tanaman hijau. Tanaman tidak hanya
berfungsi untuk menyerap air dan mengikat tanah. Tanaman juga memiliki
fungsi utama dalam mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) yang ada di
udara dengan cara menyerapnya kemudian digunakan untuk proses
fotosintesis yang akan menghasilkan gas oksigen (O2) yang sangat
bermanfaat untuk manusia. Oleh karena itu, jika kalian berada di bawah
pohon pada waktu siang hari, kalian akan merasa nyaman, sejuk dan teduh
karena gas oksigen (O2) yang dihasilkan oleh tanaman tersebut.

5
Sumber : doc. pribadi
Gambar 3.Sekolah yang hijau

Penghijauan dapat diartikan sebagai segala daya untuk memulihkan,


memelihara, dan meningkatkan lahan agar berfungsi dengan optimal.
Penghijauan memiliki berbagai tujuan, antara lain : 1) meningkatkan kualitas
lingkungan hidup; 2) memperbaiki suasana lingkungan yang asri, serasi dan
lestari; 3) melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan
(Asianto, A. 2015: 2). Secara umum penghijauan dilakukan dengan cara
menanam berbagai jenis tanaman. Penghijauan tidak hanya berupa kegiatan
menanam tanaman, tetapi juga kegiatan memelihara dan mempertahankan
kesuburan tanah.
Penghijauan dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang
semakin menurun yang ditandai dengan ketidakseimbangan lingkungan
karena adanya berbagai pencemaran dan pemanasan global. Menurunnya
kualitas lingkungan sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia dalam
memanfaatkan alam. Aktivitas manusia yang berhubungan dengan
penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran udara ditandai dengan peningkatan konsentrasi karbon
dioksida (CO2) di atmosfer yang merupakan salah satu gas penyebab
terjadinya rumah kaca. Peningkatan jumlah emisi gas
rumahkacasepertikarbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitroksida
(N2O) menyebabkan peningkatan suhu rata-rata bumi. Peningkatan suhu
rata-rata bumi memicu terjadinya pemanasan global. Apabila dibiarkan,
pemanasan global dapat menimbulkan bencana kehidupan di bumi. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penghijauanuntuk memperlambat terjadinya
pemanasan global.
Selain untuk mengurangi jumlah gas karbondioksida di atmosfer bumi
dan menambah jumlah gas oksigen di udara, penghijaun juga berfungsi untuk
mengatasi masalah lingkungan seperti banjir dan tanah longsor serta untuk

6
menambah sumber air bersih di dalam tanah. Masalah lingkungan tersebut
kerap dipicu oleh maraknya penggundulan hutan. Hutan yang gundul akan
mudah terkikis oleh air huan hingga menjadi tandus. Kondisi ini terjadi
karena tidak ada pohon-pohon yang menahan laju aliran air dalam tanah dan
tidak adanya jaringan akar yang menyimpan air di dalam tanah.
Disamping itu, penghijaun di lingkungan sekolah juga memiliki fungsi
tambahan yaitu sebagai sarana pendidikan. Kebun sekolah dapat dijadikan
salah satu sumber belajar siswa terutama dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan alam. Rindangnya tanaman yang ada di lingkungan sekolah
menjadikan sekolah terasa nyaman dan asri. Pohon dapat berfungsi sebagai
pengatur suhu lingkungan di sekitarnya. Pohon akan mendinginkan suhu dan
tanah di bawahnya saat panas matahari menyengat. Suhu udara di sekitar
pohon menjadi sejuk karena oksigen yang dihasilkannya. Adapun daun,
ranting, dahan dan bagian pohon lainnya akan menghalangi tanah terkena
panas matahari langsung. Sebagai contoh, siswa akan sangat nyaman jika
berada dibawah pohon siang hari saat jam istirahat sekolah. Dengan
demikian, penghijauan sekolah sangat bermanfaat bagi semua warga sekolah.
Jadi, kebersihan dan penghijauan di lingkungan sekolah sangat
penting bukan? Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menjaga dan
memelihara lingkungan sekolah agar lingkungan sekolah menjadi bersih,
sehat dan asri sehingga kita menjadi nyaman berada di lingkungan sekolah.

7
2 SAMPAH

Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan


sisa yang dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai
barang buangan yang disebut sampah.Hal inipun terjadi di lingkungan
sekolah yang merupakan salah satu fasilitas umum tempat berkumpulnya
banyak orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sekolah sebagai fasilitas
umum dapat menjadi penghasil sampah terbesar selain pasar, perkantoran,
industri dan rumah tangga. Aktivitas di sekolah memberikan variasi
komposisi sampah yang beragam antara lain : sisa konsumsi, sisa alat tulis
dan sampah organik dari tumbuhan.Soewedo (dalam Hartono, Rudi dkk.
2009) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia.

Sumber : http://www.antarasumbar.com
Gambar 4. Sampah yang menumpuk

8
1.1 Klasifikasi Sampah Berdasarkan Sumbernya :
1. Sampah Domestik
Sesuai dengan asal katanya, maka sampah ini berasal dari
lingkungan perumahan atau pemukiman, baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan.Ragam sampah di daerah perkotaan biasanya lebih banyak serta
jernis sampah anorganiknya secara kuantitatif dan kualitatif lebih
kompleks.Sampah dipedesaan umumnya lebih berupa bahan-bahan organik
sisa produk pertanian, sedangkan sampah anorganiknya lebih sedikit.
2. Sampah Komersial
Sampah komersial tidaklah berarti sampah tersebut mempunyai
nilai ekonomi untuk dapat langsung diperdagangkan, tetapi lebih merujuk
kepada jenis kegiatan yang mehasilkannya sampah komersial dihasilkan dari
lingkunagan kegiatan perdagangan seperti toko, warung, restoran, dan pasar
atau toko swalayan keragaman jenis sampahnya sangat tinggi, dan dapat
berupa bahan organik ataupun anorganik.
3. Sampah Industri
Seperti telah disebutkan dimuka.Sampah ini merupakan hasil
samping kegiatan industri, yang jenisnya sangat tergantung pada kegiatan
industri itu sendiri.
4. Sampah Alami
Sampah jenis ini dapat berupa dedaunan, sisa bencana alam dan lain-
lain. Selain itu dapat juga sampah-sampah yang dihasilkan oleh taman,
tempat-tempat rekreasi, kendaraan umum, terminal, pelabuhan udara dan
lain-lain (Sa’id, E. 1987)

1.2 Klasifikasi Sampah Berdasarkan Sifatnya


1. Sampah Organik (degradable)
Sampah organik juga disebut sampah basah atau sampah mudah
busuk. sampah organik dapat terurai secara alamiah atau biologis dan mudah
hancur karena diuraikan oleh mikroba di tanah (Anggraeni, Neny. 2015 : 10).

9
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan
hewan.Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2. Sampah anorganik (undegradable)
Sampah anorganik disebut juga sampah kering atau sampah yang
tidak mudah membusuk. Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui, seperti mineral dan minyak bumi atau dari
proses industri. Sebagian besar sampah organik tidak dapat diuraikan oleh
alam, tetapi beberapa jenis sampah anorganik dapat diuraikan dalam jangka
waktu yang cukup lama. Contoh sampah anorganik yaitu plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil
atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Tetapi untuk
sebagian sampah lainnya dapat didaur ulang untuk dapat digunakan kembali.
(Anggraeni, Neny. 2015 : 11)

1.3 Klasifikasi Sampah Berdasarkan Bentuknya


1. Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia,
urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga, sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka
dapat dibagi lagi menjadi:
a. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna
oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur,
sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
1. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,
pakaian dan lain-lain.

10
2. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon
paper, thermo coal dan lain-lain.
2. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah
cair dibedakan menjadi :
a. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
b. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah)

Menurut Nugraha, Adrian R. (2009:36), jenis-jenis sampah terdiri dari


:
1. Sampah organik
yaitu sampah yang terdiri atas bahan-bahan yang bisa terurai secara
almiah/biologis, misalnya sisa makanan.
2. Sampah anorganik
yaitu sampah yang terdiri atas bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih
lanjut, misalnya plastik dan styrofoam.
3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
yaitu sampah yang terdiri atas bahan-bahan yang berbahaya dan beracun.
Misalnya baterai, racun tikus dan pestisida.
4. Kompos
yaitu sampah yang dapat terurai secara biologis, yaitu melalui
pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah dan kerap digunakan
sebagai pupuk.

11
1.4 Permasalahan Sampah
Masyarakat yang ingin hidup sehat sudah barang tentu mempunyai
persepsi yang baik terhadap lingkungan.Namun demikian permasalahan
umum yang menonjol dapat di kemukakan dibawah ini.
1. Sampah menimbulkan perasaan tidak estetik, menjijikan, perasaan kotor
dan memuakkan pandangan mata lebih jauh, bila keaadaan ini terlihat
didaerah elit perkotaan oleh para turis asing, akan menurunkan citra
masyarakat Indonesia. Turis umumnya peka terhadap sampah.
2. Sampah, baik yang bersifat organic ataupun an organic akan menjadi
sarang penyakit yang dampaknya akan sangat berbahaya bagi kesehatan
masyarakat dan lingkungannya selai itu sampah biasanya mengundang
anjing, kucing dan tikus untuk berebut makanan, sehingga infestasi
penyakit akan semakin meluas.
3. Sampah organik akan membusuk dan menimbulkan bau yang akan
mencemari udara terutama cemaran bau dan kotoran debu berpenyakit.
Bila ini terdapat di daerah pemukiman kumuh, maka tidak pelak lagi
masyarakat sekitarnya akan menderita sakit.
4. Sampah yang terkena air dan membusuk juga akan mencemari air
sekelilingnya baik dengan bau, warna, penyakit dan microorganisme
patogen. Pencemaran melalui aliran sungai akan cepat menyebar
didaerah berikutnya di arah hilir.
5. Sampah kering akan menjadi berterbangan bila diterpa angin, dan ini
amat potensial untuk menimbulkan bahaya kebakaran terutama di
daerah yang padat penduduknya.
6. Sampah yang dibuang sembarangan cenderung masuk ke jalur selokan-
selokan dan menyumbatnya. Keadaan ini akan menjadi rawan dimusim
hujan karena dapat menimbulkan adanya bencana banjir.

12
7. Secara keseluruhan, sampah membutuhkan areal tanah yang luas untuk
pembuangannya. Untuk areal perkotaan, dimana harga tanah sangat
mahal, maka masalah ini merupakan masalah sulit yang memusingkan. .
8. Sampah bersifat stationer, tidak sefleksibel limbah cair atau gas dalam
pegerakannya, sehingga jika telah menumpuk disuatu tempat, akan tetap
berada di tempat tersebut dengan demikian dampak cemaran akan terasa
lebih lama.
9. Keragaman sampah yang tinggi dan tercampur baur sangat menyulitkan
penanganannya, sehingga memerlukan biaya yang relatif mahal.
10. Keaadaan masyarakat yang relatif rendah pendidikannya menyebabkan
prilaku dalam menangani sampah masih sembarangan, tidak perduli, dan
menyerahkan penyelesaiannya pada pemerintah daerah.
11. Fasilitas, sarana dan biaya operasional penanggulangan sampah masih
belum memadai, dan tidak sebanding dengan peningkatan volume
sampah yang cepat. Keadaan ini memberikan peluang pencemaran akan
terus terjadi.
12. Kadang kala aspek penanganan sampah masih belum dilakukan secara
terpadu, sehingga masih memberikan kesan tambal-sulam.
13. Secara total system penanganan sampah masih belum diselaraskan
dengan upaya produksi benda-benda konsumsi yang lebih bernilai
ekonomi, sehingga dari aspek penanganan tidak diperoleh pendapatan
untuk tambahan biaya penanganan sampah berikutnya. (Said, 1987).

Sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia umumnya dibuang


begitu saja ke lingkungan sehingga dapat menyebabkan terjadinya
tumpukkan sampah yang menggunung ataupun sampah yang bertebaran
dimana-mana. Hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara
lain :

1. Dampak terhadap kesehatan

13
Tumpukkan sampah yang menggunung dapat menjadi sarang bagi
berbagai organisme vektor penyakit, misalnya tikus, lalat, kecoak dan
nyamuk. Hewan-hewan tersebut dapat menularkan penyakit diare,
muntaber, tifus, kolera, disentri, malaria, demam berdarah, dan lain-lain.
2. Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi
Tumpukkan sampah yang menggunung ataupun yang bertebaran dapat
menimbulkan pemandangan yang kurang menarik dan menyenangkan
bagi masyarakat. Disamping itu lingkungan pun akan terasa tidak nyaman
karena bau tidak sedap yang ditimbulkannya.
3. Pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, misalnya pembuangan
sampah ke badan air dapat menyumbat jalannya air sehingga dapat
menyebabkan terjadinya banjir yang dapat memberi dampak
terganggunya fasilitas pelayanan umum, seperti jalan, jembatan, drainase
dan lain sebagainya. Disamping itu, pembuatan sampah cair ke badan air
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Di lingkungan sekolah kerap terlihat sampah yang bertebaran dan


bertumpuk dimana-mana. Oleh karena itu, setiap warga sekolah seharusnya
memiliki rasa peduli terhadap lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk
tanggungjawab untuk tetap menjaga dan memelihara lingkungan sekolah
agar tetap bersih.

14
3 PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pernahkah kalian melihat sampah-sampah yang bertebaran dan


bertumpuk di lingkungan sekolah kalian? Bagaimanakah perasaan kalian
ketika menyaksikannya? Tentu saja pemandangan itu sangat mengganggu
dan membuat kalian merasa tidak nyaman, bukan! Apalagi ditambah dengan
adanya bau busuk yang tercium dari tumpukan sampah tersebut. Hal inilah
yang disebut sebagai pencemaran lingkungan. Menurut UU pengelolaan
Lingkungan Hidup no.23 1997 Pencemaranlingkunganadalahmasuknya atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energydan atau komponenlainkedalam
lingkungan dan atau berubahnyatatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau proses alam, sehinggakualitas lingkungan turun, sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkanlingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai denganperuntukannya. Zat yang mencemari lingkungan
disebut sebagai polutan. Zat dapat dikatakan sebagai polutan jika kadarnya
melebihi batas kadar normal atau diambang batas; berada pada waktu yang
tidak tepat dan berada pada tempat yang tidak semestinya (Widodo,
Wahono. Dkk. 2017: 50).
Pencemaran tentu saja sangat mengganggu kenyamanan makhluk
hidup. Pencemaran yang terjadi di lingkungan antara lain pencemaran tanah,
pencemaran udara dan pencemaran air.
1. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana zat berbahaya atau beracun
masuk dan mengendap di dalam tanah. zat beracun tersebut dapat

15
berdampak langsung pada kehidupan makhluk hidup. Pencemaran tanah
dapat terjadi karena berbagai limbah antara lain :
a. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak
dapatdiuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya
kantongplastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air
mineral,dsb.
b. Limbah cair berupa: tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap ke dalamtanah
akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat
membunuhmikroorganisme di dalam tanah.
c. Limbah industri yang merupakan hasil buanganindustri. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, kertas, dll.
d. Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkantanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida,
pemberantas hamatanaman, misalnya DDT.

Sumber : ilmulingkungan.com
Gambar 5.Pencemaran tanah

Berbagai limbah tersebut dapat mencemari tanah dalam bentuk : lindi


(air sampah), bau dan gas-gas berbahaya seperti gas nitrogen danasam

16
sulfida. Fisik sampah yang menutupi permukaan tanah membuat tanah tidak
dapat dimanfaatkan. Disamping itu sampah anorganik dapat
menyebabkanlapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan
tidak tembusair sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanahhilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah pun
akan berkurang,akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak
memperolehmakanan untuk berkembang.

2. Pencemaran Air
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Air digunakan tidak
hanya untuk minum tetapi juga untuk kebutuhan sehari-hari seperti masak
dan MCK (mandi, cuci, kakus). Air yang ada di bumi ini sangat melimpah,
tetapi kita sering menyaksikan penduduk kekurangan air. Hal ini terjadi
karena beberapa sumber air mengalami penurunan kualitas air karena
terjadinya pencemaran air. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan
di suatu tempatpenampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah
akibataktivitas manusia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 82Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
PencemaranAir. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannyamakhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam
air olehkegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentuyang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.Air dikatakan tercemar apabila terjadi perubahan komposisi
ataukondisi yang menyebabkan air menjaditidak layak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan makhluk hidup.Indikator air telah tercemar adalah
adanya perubahan atau tandayang dapat diamati melalui :adanya perubahan
suhu air; perubahan pH; perubahan warna, bau dan rasa; timbulnya endapan,
koloidal,bahan pelarut; adanya mikroorganisme; danmeningkatnya
radioaktivitas air lingkungan.

17
Sumber : ilmulingkungan.com
Gambar 6. Pencemaran air

Pencemaran air dapatdisebabkan oleh limbah industri yang


mengandung logam-logam berat (raksa, timbal dan kadmium); limbah rumah
tangga yang berupa limbah organik, limbah anorganik bahkan limbah bahan
berbahaya dan beracun; limbah pertanian yang berupa pupuk maupun
insektisida.Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian
terhadapmanusia juga ekosistem yang ada didalam air. Kerugian yang
disebabkanoleh pencemaran air dapat berupa :air tidak dapat digunakan lagi
untuk keperluan rumah tangga, hal ini diakibatkan oleh air sudah tercemar
sehingga tidak bisa digunakanlagi apalagi air ini banyak manfaatnya seperti
untuk diminum,mandi, memasak mencuci dan lain-lain.

3. Pencemaran Udara

18
Udara mempunyai peran penting di dalam kehidupan. Dalam udara
terdapat gas oksigen yang digunakanuntuk bernafas, gas karbondioksida
untuk fotosintesis, dan lapisan ozonuntuk menahan sinar ultraviolet dari
matahari. Pencemaran udara atau disebut juga dengan polusi udara
adalahproses masuknya polutan (bahan pencemar) ke dalam lapisan
udara(atmosfer) sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan udara
tersebut.Pada dasarnya, secara alamiah alammampu mengurangi
polutanyang masuk ke lingkungannya untuk diubah menjadi suatu zat yang
tidakberbahaya dan diperlukan untuk kehidupan di bumi ini.Namun,
apabilajumlah zat polutan yang masuk ke dalam lingkungan telah melebihi
batasnormal yangdapat ditolerir oleh lingkungan maka terjadilah peristiwa
yangdisebut denganpencemaran. Konsentrasi polutan yang masuk
kelingkungan sudah tidak sebanding lagi dengan laju proses
penguraiannya,sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran.Pencemaran
yang disebabkan oleh gas karbondioksida adalahsalah satu
contohketidakseimbangan saat ini yang terjadi di alam. Secaraalami gas
karbondioksida (CO2) diperlukan untuk proses fotosintesis olehtumbuhan
untuk menghasilkan gas oksigen. Jumlah gas karbondioksida
yangdikeluarkan semakin hari semakin bertambah karena proses
pembakaranjuga semakin meningkat. Banyaknya kendaraan bermotor,
kebakarandan banyaknya pabrik yang berproduksi, menyebabkanjumlah gas
karbondioksida semakin meningkat.Peningkatan initidak disertai dengan
meningkatnya jumlah tanaman atau tumbuhan yangdapat mengeliminasi
atau mengurangi jumlah karbondioksida di udara.Akibatnyaterjadi
ketidakseimbangan alam, jumlah CO2 yang dikeluarkanlebih besar daripada
yang dimanfaatkan oleh tumbuhan, sehinggaterjadilah pencemaran udara.
Pencemaran udara dapat terjadi karena adanya bahan pencemar
berupa gas atau partikel. Zat pencemaryang sering dijumpai di lingkungan
perkotaan adalah berupa gas CO2,CO, SO2, NO2, partikel debu, dan logam
Pb.Peningkatan gas CO2 memberikandampak yang lebih besar terhadap

19
lingkungan. Gas CO2 dapat meningkatkansuhu bumi sehingga dapat
menyebabkan pemanasan global.Gas CO dapat menyebabkan terjadinya
keracunan. Gas SO2 dan NO2 tinggi dapat menyebabkan hujan asam.Hujan
asam dapat mengakibatkan tumbuhan dan hewan yang hidup didalam tanah
mati, besi dan logam mudah berkarat, dan bangunan kunoseperti candi
menjadi cepat rusak.

Sumber : ilmulingkungan.com
Gambar 6. Pencemaran udara

Pencemaran yang diakibatkan oleh sampah begitu besar dampaknya


terhadap makhluk hidup. Oleh karena itu, marilah kita turut serta dalam
menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan hidup. Melestarikan
lingkungan hidup dapat dimulai dari lingkungan yang terkecil seperti rumah
dan sekolah.

20
4 PEMANASAN GLOBAL

Mungkin kalian sering mendengar istilah pemanasan global. Topik ini


merupakan salah satu topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Pemanasan global yang terjadi saat ini bukanlah lagi sebuah isu, tapi sebuah
kenyataan yang segera memerlukan penanganan. Berdasarkan hasil
penelitian dinyatakan bahwa temperatur rata-rata global pada permukaan
bumi telah mengalami peningkatan 0,74o C selama seratus tahun terakhir.
Beberapa penemuan menyatakan bahwa temperatur permukaan global akan
meningkat dari 1,1o C hingga 6,4o C antara tahun 1990 dan 2100 (Nugraha,
Adrian R. 2009 : 63). Peningkatan rata-rata suhu permukaan bumi yang
selanjutnya mengubah iklim bumi inilah yang disebut dengan pemanasan
global.

21
Sumber : lahiya.com
Gambar 7. Terjadinya pemanasan global
Pemanasan global terjadi ketika konsentrasi gas-gas rumah kaca
meningkat di udara. Hal tersebut terjadi sebagian besar karena aktivitas
manusia. Berbagai aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam akan
menghasilkan sisa buangan yang salah satunya adalah gas rumah kaca. Gas-
gas yang termasuk gas rumah kaca yaitu karbondioksida (CO2), metana
(CH4), Nitrooksida (N2O) dan halokarbon (sekelompok gas yang mengandung
uorine, khlorine dan bromine) (Saraswati, Shrie L. 2016 :77). Gas-gas
tersebut antara lain dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil,
penebangan dan pembakaran hutan yang selanjutnya akan digunakan untuk
pemukiman, industri, penggunaan pendingin dan pemanasan serta
penggunaan bahan-bahan kimia dalam pertanian. Meningkatnya gas-gas
rumah kaca di atmosfer bumi akan mempengaruhi kadar panas bumi.
Keberadaan gas-gas rumah kaca sebenarnya berdampak positif terhadap
bumi. Gas-gas rumah kaca berfungsi untuk memerangkap panas matahari
sehingga terjadi proses pemanasan secara alami yang menyebabkan suhu
bumi tetap ideal untuk kehidupan makhluk hidup. Gas-gas rumah kaca
menangkap dan menyerap radiasi sinar matahari yang memancar ke bumi
kemudian bumi merefleksikannya kembali ke angkasa. Dalam keadaan
normal, jumlah panas yang diserap dan direfleksikan kembali sama. Akan
tetapi dengan semakin meningkatnya gas-gas rumah kaca yang dihasilkan
dari aktivitas makhluk hidup, maka ketika bumi merefleksikan kembali
radiasi matahari ke angkasa maka akan terhalang oleh gas-gas rumah kaca
yang jumlahnya melebihi batas normal di atmosfer. Disamping itu, dengan
semakin maraknya penebangan hutan menyebabkan hutan yang ada di dunia

22
semakin berkurang. Padahal seperti yang kita ketahui hutan berperan
penting dalam mengurangi jumlah CO2 di udara dengan cara menyerapnya
untuk fotosintesis yang selanjutnya menghasilkan gas oksigen (O2). Hal
tersebut akan menyebabkan jumlah CO2 sebagai gas rumah kaca semakin
meningkat. Gas-gas rumah kaca yang ada di atmosfer bumi menyebabkan
panas matahari terperangkap di permukaan bumi sehingga suhu permukaan
bumi meningkat secara global. Peningkatan rata-rata suhu permukaan bumi
ini selanjutnya akan berdampak pada perubahan yang akan menyebabkan
iklim bumi berubah secara permanen.

Sumber : Weber; BAdW/kfG; 1985, 2000.


Gambar 8. Akibat Pemanasan Global

Pemanasan global yang terjadi di bumi kita memikili dampak yang


cukup besar bagi kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Dampak
pemanasan global antara lain :

23
1. Temperatur bumi menjadi semakin tinggi, di beberapa wilayah mungkin
temperaturnya menjadi lebih tinggi dan wilayah lain mungkin tidak.
2. Tingginya temperatur bumi dapat menyebabkan lebih banyak penguapan
dan curah hujan lebih tinggi secara keseluruhan, tetapi masing-masing
wilayah akan bervariasi, beberapa menjadi basah dan bagian lain menjadi
kering. Kondisi seperti ini memudahkan perkembangan beberapa virus
dan hewan vektor penyakit, salah satunya nyamuk aides aigepty. Hal
tersebut akan meningkatkan penyebaran berbagai penyakit tropis seperti
demam berdarah dangue.
3. Mencairnya glasier yang menyebabkan kadar air laut meningkat. Begitu
pula dengan daratan pantai yang landai, lama kelamaan akan mengalami
peningkatan akibat penggenangan air.
4. Hilangnya terumbu karang. Sebuah laporan tentang terumbu karang yang
dinyatakan bahwa kondisi terburuk, populasi karang akan hilang pada
tahun 2100 karena meningkatnya suhu dan pengasaman laut. Seperti
diketahui, bahwa banyak spesies lain yang hidupnya bergantung pada
terumbu karang. Hal tersebut terjadi karena lautan menyerap CO2 dari
atmosfer dan selanjutnya bereaksi dengan air membentuk asam karbonat
yang akan membuat laut semakin asam. Selain menurunkan pH air laut,
pembentukan asam karbonat juga akan menurunkan konsentrasi ion
karbonat. Padahal ion karbonat merupakan zat yang digunakan oleh
puluhan spesies hewan laut untuk membentuk cangkang dan tulang
(kerangka) serta karang. Jika keasaman lautan cukup tinggi, air laut
menjadi korosif dan melarutkan cangkang, melemahkan pertumbuhan
hewan laut dan terumbu karang beserta jutaan spesies yang berganung
padanya. Jika tkanan terhadap mereka besar, maka kemungkinan
kepunahan populasi tidak dapat terhindarkan, termasuk ekosistem
terumbu karang.
5. Kepunahan spesies yang semakin meluas. Menurut penelitian yang
dipublikasikan oleh majalah Nature, peningkatan suhu dapat

24
menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Pada saat ini
hilangnya spesies semakin meluas dan daftar spesies yang terancam
punah terus berkembang dan bertambah.
6. Kegagalan panen besar-besaran. Peningkatan suhu terhadap tanaman
menyebabkan peningkatan penguapan tanaman yang menurunkan
produktivitas, peningkatan konsumsi air, percepatan pematangan
buah/biji yang akan menurunkan mutu, dan perkembangan beberapa
organisme pengganggu tanaman.
7. Penipisan lapisan ozon. Lapisan ozon adalah salah satu lapisan atmosfer
yang berada di lapisan stratosfer,yaitu sekitar 17-25 km diatas
permukaan bumi. Lapisan inilah yang melindungi bumi dari bahaya sinar
ultraviolet (UV). Berdasarkan pengamatan satelit diketahui lapisan ozon
berangsur-angsur mengalami penipisan sejak pertengahan tahun 1970.
(Widodo, Wahono.dkk. 2016 : 77)

Sedemikian mengerikannya pengaruh pemanasan global terhadap


bumi sehingga kita dituntut untuk segera mengatasinya demi kelangsungan
kehidupan di bumi. Hal ini tidak saja menjadi tanggung jawab seseorang atau
sekelompok orang saja tetapi menjadi tanggung jawab bagi semua orang
tanpa membedakan suku, bangsa ataupun negara. Dalam mengatasi
pemanasan global, ada 2 langkah efektif yang harus di tempuh. Pertama,
upaya memperlambat jumlah gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Kedua,
upaya mencegah pengaruh pemanasan global yang lebih parah.

25
Sumber : sharingkali.com
Gambar 9. Penyebab pemanasan global
Penyebab terbesar pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2)
yang dilepaskan ke atmosfer ketika pembakaran bahan bakar fosil seperti
minyak dan batu bara. Oleh karena itu, aktivitas manusia menggunakan
bahan bakar fosil turut menyumbang terjadinya peningkatan jumlah gas
karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang selanjutnya berdampak pada
terjadinya pemanasan global. Penelitian dari Lousiana Tech University
menemukan bahwa setiap pepohonan hijau dapat menangkap karbon yang
cukup untuk mengimbangi emisi yang dihasilkan dari gas buangan
pengendara mobil selama setahun. (Widodo, Wahono.dkk. 2016 : 78)
Oleh karena itu, kita sebagai individu harus menjadi orang yang
ramah terhadap lingkungan, artinya dalam setiap tindakan kita akan berfikir
apakah yang kita lakukan akan membantu melestarikan lingkungan atau
malah merusak lingkungan. Beberapa langkah praktis yang dapat kita
tempuh untuk menyelamatkan bumi dari bahaya pemanasan global antara
lain :
1. Menggunakan energi alternatif yang ramah lingkungan. Sehingga
pelepasan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer dapat lebih berkurang.
Misalnya menggunakan motor listrik yaitu menggunakan energi listrik
untuk menggantikan bahan bakar bensin atau solar.
2. Mencegah lepasnya karbon dioksida ke atmosfer bumi dengan cara
mengadakan penghijauan yaitu memperbanyak jumlah tanaman hijau
karena tanaman akan menyerap gas karbon dioksida (CO2)dari udara

26
untuk digunakan dalam proses fotosintesis yang akan menghasilkan gas
oksigen. Oleh karena itu, marilah kita menanam banyak pepohonan di
lingkungan sekitar agar semakin sedikit jumlah karbon dioksida dan
semakin banyak jumlah oksigen di udara.
3. Menghemat penggunaan energi dengan cara menghindari penggunaan
energi berlebihan yang akan semakin mengurai sumber energi yang
tersedia, misalnya mematikan alat elektronik jika tidak sedang digunakan
dan menghemat penggunaan air.
4. Mengurangi penggunaan produk-produk yang mengandung
chlorofluorocarbon (CFC) seperti penggunaan alat pendingin udara (AC),
refrigator (lemari pendingin), aerosol dan spray. Sebaiknya mengganti
dengan produk-produk yang ramah lingkungan.
5. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar dilakukan melalui sistem 4R
yaitu Replace (mengganti), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan
kembali), dan Recycle (mendaur ulang).

27
PENANGANAN DAN PENGELOLAAN
5 SAMPAH(4R)

Sekolah merupakan fasilitas umum yang turut menyumbang sampah


sebagai sisa aktifitas kesehariannya.Sampah yang dihasilkan dari aktivitas
sekolah sangat beragam baik sampah organik maupun sampah
anorganik.Pengelolaan sampah di sekolah membutuhkan penanganan dan
perhatian serius.Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah
anak-anak tidak menutup kemungkinan pengelolaannya pun belum
optimal.Permasalahan sampah timbul karena produksi dan pengelolaan
sampah tidak seimbang serta daya dukung alam sebagai tempat pembuangan
sampah semakin menurun.Jumlah sampah terus bertambah dengan laju yang
cukup cepat, sedang kemampuan pengolahan sampah masih belum memadai
(Samekto, R. 2006).
Penanganan sampah sekolah yang selama ini sudah dilakukan pada
umumnya dengan mengumpulkan sampah pada tempat pembuangan yang
ada di sekolah kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau
dibakar. Cara seperti ini kurang dapat mengatasi masalah sampah karena

28
sampah yang dikumpulkan pada suatu lokasi jika tidak segera ditangani akan
menjadi sumber pencemaran lingkungan sehingga membuat aktivitas di
sekolah berlangsung tidak nyaman. Sampah yang terlalu lama ditimbun akan
menghasilkan bau yang tidak enak, menjadi tempat bersarangnya bibit
penyakit dan hewan vektor penyakit sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Air lindi yang dikeluarkan dari timbunan sampah juga dapat mencemari air
tanah. Disisi lain, pemusnahan sampah dengan cara dibakar juga dapat
menambah masalah baru pada lingkungan yaitu terjadinya pencemaran
udara.

Sumber : metrodepok.com
Gambar 10. TPA yang sudah overload

Disamping itu pemanfaatan tempat pembuangan akhir (TPA) pada


dasarnya sudah tidak relevan lagi karena TPA umumnya dibuat untuk bisa
menampungsampah selama jangka waktu tertentu. Selain itu tempat
pembuangan sampah yang jauh juga dapat membuat anggaran pengelolaan
sampah membengkak, karena semakin jauh semakin besar pula biaya
transportasinya. Pembuangan sampah ke TPA juga bukan merupakan solusi

29
yang tepat, karena sampah di TPA hanya dibiarkan menumpuk, apalagi
ditambah dengan besarnya produksi sampah harian masyarakat.
Mencermati berbagai dampak negatif sampah terhadap lingkungan
maka diperlukan suatu upaya dalam penanganan dan pengelolaan sampah
sejak dini di lingkungan sekolah khususnya sebagai bagian upaya dalam
sistem penanganan sampah kotayang dilakukan secara efektif dengan
melibatkan partisipasi seluruh warga sekolah. Menurut UU Nomor 18 Tahun
2008, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Pengelolaan sampah bertujuan mengubah sampahmenjadi material yang
memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang
tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metode dan keahlian
khusus untuk masing masing jenis zat.
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga
terdiri atas :
1. Pengurangan sampah, yang meliputi :
a. Pembatasan timbulan sampah adalah upaya meminimalisasi timbulan
sampah yang dilakukan sejak sebelum dihasilkannya suatu produk
dan/atau kemasan produk sampai dengan saat berakhirnya kegunaan
produk dan/atau kemasan produk. Contoh implementasi timbulan
sampah antara lain : penggunaan barang dan/atau kemasan yang
dapat di daur ulang dan mudah t
b. sampah menjadi barang yang berguna setelah melalui suatu proses
pengolahan terlebih dahulu.
c. Pemanfaatan kembali sampah, adalah upaya untuk men erurai oleh
proses alam. Membatasi penggunaan kantong plastik, menghindari
penggunaan barang dan/atau kemasan sekali pakai.
d. Pendauran ulang sampah adalah upaya memanfaatkan gguna ulang
sampah sesuai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang berbeda

30
dan/atau mengguna ulang bagian sampah yang masih bermanfaat
tanpa melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu.

2. Penanganan sampah, yang meliputi :


a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampah.
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu.
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan akhir

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam


pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
1. Replace(Mengganti)
yaitu menggantibarang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama dan barang yang ramah lingkungan.
Misalnya mengganti kantong plastik dengan tas belanja yang dapat
digunakan berulang kali. Menggunakan bahan-bahan organik, misalnya
daun sebagai pembungkus makanan. Membawa botol air di sela-sela
aktivitas, untuk mengurangi konsumsi air kemasan yang dapat
menghasilkan sampah plastik.

2. Reuse(penggunaan kembali)
yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan
untuk dipakai misalnya penggunaan kembali botol-botol bekas untuk
wadah, tetapi bukan wadah makanan karena botol-botol plastik kemasan
air mineral direkomendasikan hanya boleh digunakan sekali berdasarkan
jenis bahan plastiknya. Menggunakan kantong plastik bekas kemasan

31
belanja sebagai pembungkus. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain
bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pemebrsih (lap) maupun
keperluan lainnya.

3. Reduce (pengurangan)
yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan
sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada. Pengurangan
terhadap sampah dalam kegiatan sehari-hariseperti:
a. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah
kantongplastik pembungkus barang belanja.
b. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun
daripadamembeli botol baru setiap kali habis.
c. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalampaket
yang besar dari pada membeli beberapa paket kecil untukvolume
yang sama.

4. Recycle (daur ulang)


yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna misalnya daur ulang sampah organik menjadi
kompos.Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena
kadangdibutuhkan teknologi dan penanganan khusus.Tapi kita bisa
membantu dengan hal-hal kecil, misalnya :
a. Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk
didaurulang.
b. Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk didaur ulang.
c. Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya
hasildaur ulang.

32
PEMBUNGKUS MAKANAN DARI
6 BAHAN ORGANIK

Salah satu sampah yang banyak dihasilkan dari lingkungan sekolah


adalah sampah plastik pembungkus makanan. Sampah plastik adalah jenis
sampah non-biodegradable atau sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Penggunaan pembungkus plastik pada makanan di sekolah
misalkan kemasan makanan ringan, kemasan kue-kue jajanan pasar, mika
plastik pembungkus nasi dan kertas pembungkus nasi dengan ada bagian
plastik di sisi dalamnya. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa
penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan sangat tidak dianjurkan.
Hal ini karena plastik mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan yaitu
zat karsinogenik yang jika digunakan dalam jangka waktu lama dpat
menyebabkan penyakit kanker. Apalagi jika plastik digunakan untuk
membungkus makanan saat makanan masih dalam keadaan panas.

33
Sumber : adasmerica.com
Gambar 11. Plastik sebagai wadah nasi
Dengan jumlah warga sekolah yang cukup banyak, maka konsumsi
sehari-hari pun akan menghasilkan sampah plastik yang cukup banyak juga.
Produksi sampah plastik akan menumpuk jika tidak dibarengi dengan usaha
pengurangan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, untuk menjaga kesehatan siswa dan untuk mengurangi sampah maka
penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan sebaiknya dikurangi.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh diantaranya yaitu 1) mengurangi
penjualan makanan ringan pabrikan dengan kemasan plastik karena
disamping menghasilkan sampah plastik juga kurang baik untuk kesehatan;
1) menggunakan kemasan makanan dari bahan organik untuk pembungkus
makanan, misalnya menggunakan daun untuk pembungkus nasi dan kue-kue
tradisional, selain dapat mengurangi produksi sampah plastik juga aman
untuk kesehatan.

34
Sumber : brilio.net
Gambar 12. Daun digunakan sebagai pembungkus nasi

7 PROGRAM BOTOL KESAYANGAN

Apakah kalian pernah membeli air mineral di kantin sekolah?


Konsumsi air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pada saat
jam istirahat sekolah, semua siswa tentunya akan mengisi kembali tenaga
dengan makanan ataupun minuman. Beberapa siswa mungkin membawa
bekal air dari rumah tapi bagi sebagian banyak siswa tidak jarang membeli
air mineral di kantin sekolah. Peningkatan konsumsi air mineral dalam
kemasan tentunya akanmeningkatkan produksi sampah plastik, dimana
diketahui secara umum di kantin-kantin sekolah menjual air mineral dalam
kemasan gelas atau botol plastik. Dengan asumsi jumlah siswa dalam sekolah
sekitar 1000 siswa, dimana setiap siswa mengkonsumsi 1 gelas air mineral
kemasan botol atau gelas setiap harinya maka dapat diperhitungkan betapa
banyak produksi sampah plastik kemasan air mineral setiap harinya.
Sampah yang dihasilkan sekolah pada umumnya sampah kertas
bekas, sisa makanan, plastik kemasan makanan dan gelas air mineral.Sampah
plastik merupakan sampah yang mendominasi, dimana kita ketahui
penggunaan plastik sangat umum karena mudah di dapat dan cukup praktis
sebagai kemasan makanan.Sifat plastik yang lentur dan tahan lama inilah

35
yang membuatnya sulit tergantikan dengan bahan lainnya untuk berbagai
aplikasi khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal telah diketahui
bahwa plastik sangat sulit terurai dalam tanah, membutuhkan waktu
berpuluh-puluh tahun dan ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri
dalam penanganannya. Disamping sebagai bahan pencemar, penggunaan
plastik sebagai wadah makanan juga cukup berbahaya karena bahan dasar
yang digunakan adalah bisphenol-A (BPA) karena dapat menguraikan racun
yang ada tubuh.Sedangkan jika didaur ulang, kandungan racun
petropolymers-nya masuk ke dalam tanah dan air. Dalam jangka panjang,
racun ini masuk dalam partikel-partikel kecil dan ikut ada dalam jalur rantai
makanan manusia sehingga secara tidak langsung manusia akan menelan
plastik.
Apalagi jika di sekolah tersebut belum memiliki sistem pengolahan
sampah yang mampu mengatasi masalah sampah plastik sehingga tidak
sebanding dengan volume sampah plastik yang dihasilkan setiap harinya.
Disamping itu pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah
ataupun reuse dan recycle bukanlah solusi yang cukup bijak dalam
pengelolaan sampah plastik ini.Oleh karena itu diperlukan penanganan sejak
dini sebagai upaya mengurangi beban operasional pengangkutan sampah
dan memperpanjang umur TPA (Tempat Pengolahan Akhir Sampah).
Mencermati berbagai dampak negatif sampah terutama sampah
plastik terhadap lingkungan maka diperlukan suatu upaya dalam
penanganan sampah secara efektif dan inovatif di lingkungan sekolah dengan
melibatkan partisipasi seluruh warga sekolah. Salah satu terobosan yang
dapat dilakukan adalah dengan menerapkan Program “Botol Kesayangan”.
Program ini merupakan program yang dilaksanakan oleh seluruh warga
sekolah untuk bersama-sama mengurangi jumlah sampah plastik wadah air
mineral baik dalam kemasan gelas maupun kemasan botol.Melalui program
ini konsumsi air mineral dalam kemasan gelas atau botol plastik digantikan

36
dengan “botol kesayangan” yang dibawa dari rumah dan dapat digunakan
berulangkali.
Pada program ini setiap siswa, guru dan staf sekolah disarankan
untuk membawa botol sebagai wadah bekal air dari rumah yang digunakan
setiap hari baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah untuk membantu
mengurangi produksi sampah plastik.Botol yang digunakan merupakan botol
aman untuk digunakan berulang kali. Agar lebih menarik, siswa dapat
menambahkan berbagai sticker, gantungan kunci atau name tag pada
botolnya masing-masing.

(Sumber : Doc. Pribadi)


Gambar 13. Siswa membawa bekal air dalam botol kesayangan

Dalam penerapannya di sekolah, pihak kantin memberikan


dukungan dengan tidak menyediakan air mineral dalam wadah gelas ataupun
botol. Pihak kantin tetap menyediakan air mineral tetapi dalam bentuk
pembelian eceran dari galon untuk diisi ke botol. Melalui penerapan program
“Botol Kesayangan” sistem konsumsi air mineral di sekolah dapat bergeser
yaitu dari konsumsi air mineral kemasan baik botol maupun gelas plastik,
beralih menjadi pengisian air isi ulang dengan harga yang cukup terjangkau.

37
Program ini sangat bermanfaat bagi siswa karena dengan membawa air dari
rumah ataupun pembelian air isi ulang dengan harga yang cukup terjangkau
maka siswa dapat menghemat pengeluaran uang saku.

(Sumber : Doc. Pribadi)


Gambar 14. Siswa mengisi ulang air di kantin sekolah

38
(Sumber : Doc. Pribadi)
Gambar 15. Siswa menggunakan botol dalam aktivitasnya

Melalui penggunaan botol wadah air di setiap aktivitas, berarti siswa


sebagai generasi muda telah berperan serta dalam mengurangi produksi
sampah plastik. Siswa sebagai generasi muda sudah seharusnya paham
pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan karena generasi muda
sebagai penggerak peningkatan kualitas lingkungan tentunya menjadi
pelopor terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman.Melalui pengenalan
bahaya plastik sejak dini kepada generasi muda maka akanmenumbuhkan
generasi yang peduli terhadap lingkungan. Disamping itu, akan lebih baik lagi
jika berimbas kepada keluarga dan masyarakat sehingga dengan semakin
luas penggunaan botol sebagai wadah air isi ulang yang menggantikan botol
atau gelas plastik kemasan maka pengurangan sampah plastik dalam
lingkungan yang lebih luas juga semakin efektif.

39
8 PEMILAHAN SAMPAH

Sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya, karena setiap


aktivitas sekolah menghasilkan sampah.Pengelolaan sampah di sekolah pada
umumnya masih menggunakan paradigma lama kumpul-angkut-buang yang
tidak dapat memberikan solusi penanganan sampah secara berkelanjutan.
Sistem penanganan sampah yang ada sekarang masih mengandalkan pada
tempat pengolahan akhir (TPA) yaitu sampah yang terkumpul akan dibuang
ke tempat pengolahan akhir (TPA). Hal tersebut hanya akan memunculkan
masalah baru yaitu dengan semakin banyaknya volume sampah di TPA.
Disamping itu pengangkutan sampah dari sekolah ke TPA dapat membuat
anggaran pengelolaan sampah membengkak karena besarnya biaya
transportasi yang di keluarkan. Masalah lain juga akan muncul ketika jasa
pengangkutan sampah mengalami keterlambatan sehingga volume timbunan
sampah di sekolah akan semakin banyak. Tentu saja hal ini akan
menyebabkan pencemaran disekitar lingkungan sekolah karena
menyebabkan timbulnya bau tidak sedap serta dapat menjadi sarang bagi

40
hewan pembawa penyakit. Sehingga lingkungan sekolah menjadi tidak sehat
dan aktivitas belajar akan terganggu.
Oleh karena itu diperlukan upaya penanganan sampah secara
berkelanjutan yaitu upaya penanganan dan pengelolaan sampah secara
efektif dengan melibatkan partisipasi seluruh warga sekolah.Salah satu upaya
mengelola sampah adalah dengan menerapkan metode pemilahan sampah
agar terpilah antara sampah organik dan sampah anorganik untuk
selanjutnya di lakukan pengolahan kembali. Sampah organik selanjutnya
dapat diolah kembali menjadi mol (mikroorganisme lokal) atau kompos,
sedangkan sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali atau didaur ulang
agar mempunyai nilai ekonomis.
Pelaksanaan pemilahan sampah sudah dilakukan sejak awal sampah
dibuang yaitu dengan menyiapkan bak-bak penampungan sampah yang
berbeda untuk sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik yang
dihasilkan sekolah antara lain sisa-sisa makanan,kertas, daun, dan kayu.
Sedangkan sampah anorganik misalnya : plastik gelas atau botol kemasan air
mineral, plastik pembungkus makanan baik makanan ringan maupun nasi,
pecahan kaca, karet dan logam.

Sumber : alamendah.org
Gambar 16. Tempat sampah organik dan anorganik

41
Pemilahan dilakukan untuk memilah sampah organik yaitu memilih
sampah organik yang dapat diolah kembali menjadi kompos misalnya sisa
makanan,daun, ranting pohon. Sampah yang dapat didaur ulang misalnya
kertas atau kardus. Memisahkan yang tidak dapat diolah menjadi kompos
batang kayu yang cukup keras. Pemilahan sampah anorganik dilakukan
untuk memisahkan sampah kertas nasi, pembungkus makanan, gelas plastik
air mineral, botol air mineral,tas plastik dan pecahan kaca. Sampah-sampah
yang telah dipilah kemudian di tempatkan pada karung-karung
berbeda.Pemisahan sampah tersebut berdasarkan manfaatnya yaitu sampah
yang dapat dijual contohnya gelas dan botol air mineral, sampah yang dapat
didaur ulang menjadi barang yang dapat digunakan kembali serta
mengumpulkan sampah-sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali
untuk diangkut ke tempat pengolahan akhir (TPA).
Melalui sistem pemilahan sampah, maka sampah dengan mudah
dapat diolah lebih lanjut agar lebih bermanfaat serta meminimalkan jumlah
sampah yang dibuang ke TPA. Dengan pemilahan sampah organik maka
pembuatan kompos akan menjadi mudah karena sampah organik yang
digunakan adalah sampah organik yang mudah terurai dan tidak lagi
bercampur dengan batang-batang kayu yang cukup keras yang dapat
memperpanjang waktu pematangan kompos. Sedangkan pemilahan sampah
anorganik akan memisahkan sampah berdasarkan manfaatnya, yaitu
sampah-sampah yang bernilai jual akan mendatangkan hasil yang hasilnya
akan digunakan sebagai kas ekstra Sispala. Selanjutnya sampah-sampah yang
masih bisa didaur ulang akan dimanfaatkan menjadi tas, tutup saji atau
tempat pensil. Sedangkan sampah-sampah yang tidak laku jual dan tidak
dapat didaur ulang akan dikumpulkan pada karung-karung untuk diangkut
ke tempat pengolahan akhir (TPA)
Oleh karena, kita harus menumbuhkan sikap peduli terhadap
lingkungan dengan cara disiplin dalam membuang sampah yaitu selalu

42
membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan dan harus
sesuai dengan peruntukannya masing-masing yaitu sampah organik dan
anorganik.

9 PROGRAM BANK SAMPAH

Pengelolaan sampah yang dilakukan di sekolah-sekolah pada


umumnya menggunakan model pengelolaan sampah yang sangat umum,
yaitu model kumpul kemudian angkut lalu dibuang ke TPA. Sampah-sampah
yang dibuang ke TPA pada umumnya didominasi oleh sampah kertas atau
plastik. Sampah-sampah kertas pada umumnya dihasilkan dari proses belajar
mengajar dan administrasi kantorseperti sisa kertas buku yang sobek dan
tidak terpakai lagi, sisa kertas bekas print yang salah. Sedangkan sampah
plastik banyak dihasilkan dari kemasan-kemasan makanan dan minuman
yang dikonsumsi warga sekolah di kantin setiap harinya.

43
Sumber : web.sman1-demak.sch.id
Gambar 17. Bank sampah sekolah

Oleh karena produksi sampah kertas dan plastik sangat banyak setiap
harinya, maka setiap sekolah sebaiknya mendirikan program bank sampah
atau memfasilitasi untuk bekerja sama dengan bank sampah dari pihak luar.
Mekanisme yang dapat diterapkan yaitu setiap kelas mengadakan pemilahan
sampah dan mengumpulkan sampah yang bernilai jual seperti kertas, gelas
plastik kemasan air mineral, botol plastik kemasan air mineral. Sampah-
sampah yang telah dipilah tersebut kemudian dikumpulkan dalam sebuah
karung untuk selanjutnya ditimbang setiap minggunya di bank sampah
sekolah atau bank sampah yang bekerjasama dengan pihak sekolah. Setelah
terkumpul dalam jumlah yang cukup maka pihak bank sampah sekolah dapat
menjual ke pengepul terdekat. Selanjutnya pihak bank sampah dapat
menyerahkan hasil penjualan dari setiap kelas dalam bentuk alat-alat
kebersihan baru untuk dapat digunakan di kelas. Atau dapat dibayar dalam
bentuk uang tunai untuk dimasukkan sebagai kas kelas.
Dengan demikian marilah sejak dini kita tumbuhkan rasa cinta
kebersihan agarkita menjadi disiplin dalam memilah sampah organik dan
anorganik. Agar nantinya kita tumbuh menjadi generasi yang peduli terhadap
lingkungan.

44
10 DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK

Apakah kamu pernah membuang bungkus makanan? Eits ... tunggu


dulu, karena kamu dapat mendaur ulangnya menjadi barang yang berguna
dan bernilai ekonomis. Bila kita mau berbuat kreatif, maka sampah atau
limbah dapat kita ubah menjadi barang yang lebih bermanfaat dan bisa kita
gunakan kembali. Aktivitas yang kita lakukan setiap harinya di sekolah tentu
akan menghasilkan bahan buangan yang disebut sampah. Sampah yang kita
hasilkan misalnya dari aktivitas pembelajaran, dari aktivitas konsumsi
makanan di kantin sekolah, ataupun di lingkungan kantor tata usaha sekolah
akan mengahsilkan banyak bahan buangan serupa sisa kertas yang sudah
tidak terpakai lagi. Sampah-sampah tersebut biasanya akan dibuang ke tong
sampah begitu saja. Tumpukkan-tumpukkan sampah tersebut selanjutnya
hanya dibiarkan saja sehingga dapat menjadi sarang berbagai hewan vektor
penyakit seperti tikus, kecoak, nyamuk dan semut. Disamping itu, jika

45
tumpukkan sampah tersebut dibiarkan saja maka akan menjadi sumber
pencemar lingkungan.
Bagi beberapa sekolah yang telah memiliki bank sampah, sampah-
sampah tersebut dapat dijual ke bank sampah sekolah, tapi mungkin sampah
tersebut dihargai dengan nilai yang masih rendah. Tahukah kamu jika
sampah-sampah tesebut dapat menjadi barang yang lebih bernilai dan
berguna? Coba renungkan dan pikirkan, bagaimana cara mengubah sampah-
sampah tersebut menjadi barang yang lebih berharga!
Sampah-sampah yang sudah tidak berguna lagi dapat diubah menjadi
barang yang lebih bernilai dengan cara mendaur ulang sampah tersebut.
Dengan mendaur ulang sampah, maka secara langsung kita telah ikut
menjaga lingkungan sekitar.
Daur ulang (recycling) adalah proses mengambil kembali material
mentah untuk digunakan kembali. Melakukan daur ulang berarti lebih
memilih melakukan proses pengumpulan dan penggunaan kembali material-
material daripada membuangnya menjadi sampah. (Nugraha, Adrian R. 2009
: 67).

Sumber : tpasukawinatan.wordpress.com

46
Gambar 18. Daur Ulang sampah anorganik

Sampah-sampah anorganik yang dihasilkan di sekolah dapat didaur


ulang menjadi berbagai barang yang bernilai ekonomis dan bernilai guna
tinggi. Pada intinya, proses daur ulang mengambil kembali material asal dan
menggunakannya kembali untuk membuat produk-produk baru. Secara
umum, menggunakan material hasil daur ulang untuk membuat produk-
produk baru membutuhkan biaya dan energi lebih sedikit dibandingkan
menggunakan material baru. Sistem daur ulang juga dapat mengurangi
terjadinya pencemaran di lingkungan sekolah. Selain itu daur ulang dapat
mengurangi luas lahan yang diperlukan untuk tempat buangan sampah
dengan mengurangi volume sampah yang dihasilkan. Ada banyak alasan
mengapa sampah sebaiknya di daur ulang :
1. Konservasi sumber daya
Daur ulang ikut membantu mengkonversi sumber daya alam dengan
mengurangi kebutuhan akan material baru. Sebagai contoh : jika kita
mendaur ulang kertas maka secara otomatis kita akan mengurangi
penebangan pohon yang akan dipakai dalam pembuatan kertas. Oleh
karena itu, dengan mendaur ulang berarti kita telah ikut membantu
upaya konversi.
2. Konservasi energi
Daur ulang menyelamatkan energi dengan cara mengurangi
kebutuhan akan material baru yang biasanya membutuhkan lebih banyak
energi dibandingkan dengan melakukan proses daur ulang. Misalnya
dengan mendaur ulang kertas dibutuhkan energi kurang dari 75%
dibandingkan dengan memproduksi produk-produk baru. Penghematan
energi secara signifikan juga dihasilkan dari proses daur ulang pada
logam dan kaca.
3. Pengurangan pencemaran (polusi)

47
Daur ulang mengurangi terjadinya pencemaran (polusi) karena daur
ulang menghasilkan produk baru dengan lebihsedikit menghasilkan
polusi. Beberapa negara masih menggunakan CFC untuk membuat
produk-produk seperti gelas dan piring plastik. Seperti diketahui CFC
membahayakan lapisan ozon yang ada di atmosfer. Maka dengan
menggunakann plastk daur ulang untuk produk-produk tersebut, dapat
mengurangi bahaya pencemaran.

4. Konservasi lahan
Dengan melakukann daur ulang berbagai material, akan mengurangi
sampah yang harus dibuang. Ketika volume sampah yang harus dibuang
menjadi berkurang maka akan semakin sedikit pula lahan yang
diperlukan untuk menampungan sampah. Denga demikian, kegiatan daur
ulang dapat berperan dalam konservasi lahan.
5. Alasan ekonomi
Daur ulang akan menjadi sumber penghasilan baru. Melalui kegiatan
daur ulang, sampah yang sudah tidak digunakan dapat diubah menjadi
barang yang bernilai guna dan bernilai ekonomis sehingga dapat
dipasarkan kembali dan mendapatkan hasil. Dengan demikian, melalui
kegiatan daur ulang dapat berperan dalam menambah perekonomian.
(Nugraha, Adrian R. 2009 : 69).

48
11 KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK

0 Jika sedang melakukan pembersihan di halaman sekolah, apakah yang


kalian lakukan terhadap sampah-sampah dedaunan? Apakah sampah-
sampah tersebut kalian buang begitu saja d tempat sampah? Sampah-sampah
dedaunan yang dibuang begitu saja pun dapat mencemari lingkungan, karena
tumpukkan sampah dedaunan tentu saja tidak enak dipandang. Sampah-
sampah dedaunan tersebut dapat kita olah menjadi kompos atau pupuk hijau
yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman di lingkungan sekolah.
Kompos adalah bahan-bahan organik (sampak organik) yang telah
mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antar mikrooganisme
(bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik
tersebut seperti dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting dan dahan,
kotoran hewan, rontokan bunga, serta air kencing dan kotoran
hewan.Kelangsungan hidup mikroorganisme tersebut didukung oleh

49
keadaan lingkungan yang basah dan lembab. Istilah kompos lazim digunakan
untuk pupuk organik yang berasal dari daun atau bagian tanaman lain.
Setelah dilapukkan, daun atau bagian tanaman lain akan menjadi bahan yang
berbeda dengan asalnya dan berfungsi sebagai penyedia unsur hara bagi
tanaman. Selain sisa tanaman, kompos dapat dibuat menggunakan sampah
kota atau sampah rumah tangga (Samekto, R. 2006).
Pengomposan dapat terjadi secara alamiah maupun dengan bantuan
manusia. Pengomposan secara alamiah yaitu dengan cara penumpukan
sampah di alam, sedangkan pengomposan dengan bantuan manusia yaitu
dengan cara menggunakan teknologi modern maupun dengan menggunakan
bahan bioaktivator dan menciptakan kondisi ideal sehingga proses
pengomposan dapat terjadi secara optimal dan menghasilkan kompos
berkualitas tinggi.

1. Tujuan Pembuatan Kompos


Pembuatan kompos memiliki tujuan berikut :
1. Mengurangi menumpuknya sampah organik yang berserakan di
lingkungan
2. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat
3. Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir
(TPA)
4. Menghemat transportasi pengangkutan sampah menuju TPA
5. Menyediakan pupuk yang ramah lingkungan
(Depdiknas, 2002)

2. Manfaat Kompos
Kompos digunakan untuk :
1. Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman
2. Menggemburkan tanah; memperbaiki struktur dan tekstur tanah
3. Meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah

50
4. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air; memudahkan pertumbuhan
akar tanaman
5. Menyimpan air tanah lebih lama
6. Mencegah lapisan kering pada tanah
7. Mencegah beberapa penyakit akar
8. Menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupuk buatan.
Kompos yang baik memiliki ciri-ciri: Berwarna coklat, Berstruktur
remah, Berkonsistensi gembur, Berbau daun yang lapuk.
(Sutedjo, M.2008).

3. Keunggulan Kompos
Keunggulan kompos dibandingkan pupuk lain yaitu :
1. Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, walaupun dalam
jumlah sedikit
2. Dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara sebagai berikut:
a. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat hara
b. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme di dalam tanah dengan cara
menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut
c. Memperbesar daya ikat tanah berpasir, sehingga tidak mudah
terpencar
d. Memperbaiki drainase dan tata udara di dalam tanah
e. Membantu proses pelapukan bahan mineral
f. Melaindungi tanah terhadap kerusakan yang disebabkan erosi
g. Meningkatkan kapasitas tukar kation (K)
3. Beberapa tanaman yang menggunakan kompos lebih tahan terhadap
serangan penyak
4. Menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah yang merugikan
(Samekto, R. 2006)

51
4. Pembuatan Kompos
4.1 Cara Pembuatan Kompos
Ada enam langkah yang perlu ditempuh agar pembuatan kompos
lebih terjamin keberhasilannya.
1. Penyusunan tumpukan
Bahan kompos ditumpuk di atas bilah-bilah bambu atau kayu.Selama 1
(satu) sampai 2 (hari) diperciki air sampai lembab, tetapi tidak becek.
2. Pemantauan suhu dan kelembapan tumpukan
Secara sederhana, kelembapan dapat diukur dengan cara memasukkan
tongkat kayu ke dalam tumpukan kompos, lalu mengeluarkannya. Bila
tongkat kering, berarti kelembapannya kurang sehingga perlu dibalik dan
disiram.Bila tongkat basah (lembab), berarti kelembapannya telah
sesuai.Namun, bila tongkat terlalu basah maka kelembapannya terlalu
tinggi, sehingga perlu dibalik. Suhu diukur dengan cara memasukkan
tangan ke dalam tumpukan kompos. Suhu 45-650C, ditandai dengan rasa
hangat.
3. Pembalikan dan penyiraman
Pembalikan tumpukan dilakukan jika terjadi salah satu atau beberapa
keadaan berikut.Suhu tumpukan di atas 650C atau dibawah 450C dan
tumpukan terlalu basah atau kering.Apabila suhu masih 45-650C dan
kelembapan 50%, tumpukan kompos belum waktunya dibalik.
4. Pematangan
Pada hari ke-45, biasanya tumpukan telah memasuki masa
pematangan.Kompos yang matang ditandai dengan suhu tumpukan yang
menurun mendekati suhu ruang, tidak berbau busuk, bentuk fisik
menyerupai tanah, dan berwarna kehitam-hitaman.Pematangan dapat
berlangsung selama 14 (empat belas) hari.Selama itu tetap dilakukan
pemantauan suhu dan kelembapan tumpukan, serta bila perlu dilakukan
pembalikan.
5. Pengayakan kompos

52
Tujuan pengayakan agar memperoleh ukuran kompos sesuai dengan
yang dikehendaki, memilah bahan yang belum terkomposkan secara
sempurna, dan mengendalikan mutu kompos.
6. Pengemasan dan penyimpanan
Kompos yang sudah disaring dikemas ke dalam kantung atau
karung.Selanjutnya, kompos disimpan ditempat yang kering dan aman,
atau diletakkan di atas papan.
(Samekto, R. 2006)

4.2 Syarat Pembuatan Kompos


Agar dapat menghasilkan kompos yang baik, syarat pembuatan
kompos yaitu :
1. Campuran kompos harus homogen agar kadar N dan kecepatan
fermentasi dapat merata dan tetap, oleh karena itu bahan-bahan mentah
perlu dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang kecil.
2. Temperatur awal harus tinggi untuk membunuh patogen biji rumput-
rumputan dan lalat atau telur-telur dan larva hama lainnya serta penyakit
(cendawan) yang terbawa kedalam tumpukan.
3. Pada awal pembuatan kompos itu diperlukan air yang cukup banyak
untuk mengimbangi penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik.
(Sutedjo,M. 2008)

5. Peranan Kompos terhadap Penyuburan Tanah dan Tanaman


Pembuatan kompos pada hakikatnya ialah menumpukkan bahan-
bahan organik dan membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang

53
mempunyai perbandingan C/N yang rendah sebelum digunakan sebagai
pupuk. Pertimbangan-pertimbangan mengapa kompos perlu dibuat :
1. Susunan bahan organik yang segar yang dibemkan kedalam tanah
kenyataannya masih kasar dan daya ikatnya terhadap air umumnya
masih kecil. Jadi terbenamnya bahan-bahan organik dalam tanah,
terutama tanah-tanah yang ringan, tanah berpasir dan lain-lain dapat
menjadikan keadaan tanah itu lebih terurai. Sedang melapuknya bahan-
bahan organik itu memerlukan waktu dan air, sehingga apabila hujan
turun dengan deras banyak kemungkinan terangkutnya butiran-butiran
tanah yang keadaannya telah menjadi lebih ringan/terurai.
2. Dalam tanah yang keadaannya cukup banyak mengandung udara dan air,
bahan-bahan organik yang telah dibenamkan akan cepat melapuk dan
terurai, sehingga jumlah CO2 dalam tanah akan cepat pula meningkat dan
hal ini akan sangat mengganggu pada pertumbuhan tanaman. Selain itu
jumlah NO3 dalam tanah akan berkurang karena adanya peningkatan-
peningkat oleh jasad renik pengurai bahan-bahan organik tadi.
3. Bahan-bahan organik yang segar jika segera dibenamkan kedalam tanah
ternyata pula hanya sedikit memberikan humus serta unsur-unsur hara
dalam tanah, padahal humus dan unsur-unsur hara tersebut sangat
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Sutedjo, M. 2008)

54
Sumber : doc. pribadi
Gambar 19. Pembuatan kompos dari sampah organik

12 MOL DARI SAMPAH ORGANIK

0 Sampah organik selain diubah menjadi kompos juga dapat diubah


menjadi pupuk cair yang berguna untuk tanaman di lingkungan sekolah.
Beberapa sampah organik seperti bonggol pisang, dapat kita buat menjadi
pupuk cair yang disebut mikroorganisme lokal (MOL). Pernahkah kalian
mengetahui sebelumnya?
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang
dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat
maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen
yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk
fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan,

55
maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi
untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air
cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber
glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta
sumber mikroorganisme berasal dari buah yang sudah busuk, terasi, keong,
nasi basi, dan urin sapi (Hadinata, 2008).
Menurut Purwasasmita dan Kunia, (2009) MOL adalah cairan yang
berbahan dari berbagai sumber daya alam yang tersedia setempat. MOL
mengandung unsur hara makro dan mikro dan juga mengandung mikrob
yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan
dan sebagai agen pengendali hama penyakit tanaman. Berdasarkan
kandungan yang terdapat dalam MOL tersebut, maka MOL dapat digunakan
sebagai pendekomposer, pupuk hayati, dan sebagai pestisida organik
terutama sebagai fungsida. Semua mikroorganisme yang tumbuh pada
bahan-bahan tertentu
membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.
Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat
menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia,
seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan,
pembentukan gas, dan bau asam (Hidayat, 2006).
Keunggulan penggunaan larutan MOL yang paling utama adalah
murah. Bahan-bahan yang ada disekitar kita seperti buah-buahan busuk,
rebung, daun gamal, keong, urin sapi, urin kelinci serta sisa makanan dapat
digunakan sebagai bahan pembuat MOL. Bahan-bahan tersebut dimasukkan
ke dalam drum yang kemudian dicampur dengan larutan yang mengandung
glukosa seperti air nira, air kelapa atau air gula. Kemudian drum ditutup dan
difermentasi sampai beberapa hari. Setelah itu MOL dapat dipakai untuk
menyemprot tanaman dengan terlebih dahulu diencerkan dengan
perbandingan 400 cc cairan MOL diencerkan dengan 14 liter air dengan dosis
4,8 l/ha (Setianingsih, 2009).

56
Larutan MOL (mikroorganisme lokal) yang telah mengalami proses
fermentasi dapat digunakan sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan
tanaman. Larutan MOL harus mempunyai kualitas yang baik sehingga
mampu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman secara
berkelanjutan. Kualitas merupakan tingkat yang menunjukkan serangkaian
karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu. Faktor-faktor
yang menentukan kualitas larutan MOL antara lain media fermentasi, kadar
bahan baku atau substrat, bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di
dalam proses fermentasi, pH, temperatur, lama fermentasi, dan rasio C/N
dalam bahan (Hadinata, 2008).

Bahan Dasar Pembuatan MOL


Tiga bahan utama dalam pembuatan MOL:
1. Glukosa
Bahan ini sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat
spontan (lebih mudah dimakan mereka). Sumber glukosa bisa didapat
dari: gula, MOLases, air kelapa, air nira.
2. Karbohidrat
Bahan ini dibutuhkan mikroorganisme sebagai sumber energi. Sumber
karbohidrat bisa diperoleh dari: air cucian beras, nasi bekas/basi,
singkong, kentang, gandum, bekatul.
3. Sumber Bakteri (Mikroorganisme Lokal).
Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat
bagi tanaman antara lain: bonggol pisang, rebung bambu, keong mas,
aneka buah-buahan, aneka sayuran , nasi, urine, pucuk daun labu,
tapai, singkong, buah maja dll. Biasaya dalam MOL tidak hanya
mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa
mikroorganisme diantaranya: Rhizobium sp, Azospirillium sp,

57
Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut
phospat.

Manfaat MOL Sebagai Pupuk Organik


Manfaat MOL sebagai pupuk organik adalah:
1. Meningkatkan hasil pertanian serta meningkatkan nilai hasil panen
karena dikelola dengan pupuk organik yang ramah lingkungan.
2. Lebih murah dalam pembuatannya karena memanfaakan bahan
organik yang sudah tidak digunakan lagi sehingga mengurangi
sampah yang dibuang.
3. Mengurani ketergantungan petani terhadap pupuk kimiawi sehingga
petani lebih mandiri dengan penggunaan pupuk organik.
4. Produk hasil pertanian akan lebih aman untuk dikonsumsi karena
menggunakan pupuk organik.
5. Pupuk yang dihasilkan mengandung unsur yang komplek dan mikroba
yang berfungsi menyeimbangkan ekosistem alami tanah.
6. Membentuk rongga-rongga di tanah yang berfungsi sebagai tempat
hidup mikroorganisme, mengalirkan air, dan nutrisi.

Cara Mengembangkan Mikroorganisme Lokal (MOL) Dari


CampuranBonggol Pisang Dan Rebungyaitu melalui tahapan:
a. Menyiapkan bahan-bahan antara lain :
1 kg bonggol pisang, I kg rebung bamboo, air cucian beras 2,5 – 3
liter, air kelapa 2,5-3 liter dan gula pasir 0,5 kg
b. Tahap pembuatan dan pengembangan MOL :
1. Bonggol pisang dan rebung bamboo diiris sehingga ukurannya
menjadi kecil. Kemudian masukkan bonggol pisang dan rebung
bambu yang telah dihaluskan ke dalam jerigen
2. Masukkan gula pasir, air kelapa, air cucian beras
3. Tutup rapat jerigen tersebut, dan kocok-kocok hingga tercampur

58
4. Buka sebentar tutup jerigen tiap pagi agar gas dalam jerigen bisa
keluar. Setelah 14 hari siap digunakan

Sumber : doc. Pribadi


Gambar 20. Pemanenan MOL

13 PEMBUATAN KEBUN VERTIKAL

5Apakah di sekolah kalian terdapat kebun sekolah? Bagaimana jika di


suatu sekolah tidak terdapat kebun? Pasti sangat tidak nyaman sekali bukan!
Untuk menunjang berbagai aktivitas di sekolah, selain lingkungan harus

0
bersih juga lingkungan harus teduh dan hijau dengan memiliki banyak
tanaman hijau. Tanaman hijau memiliki fungsi utama dalam mengurangi
jumlah karbon dioksida (CO2) yang ada di udara dengan cara menyerapnya
kemudian digunakan untuk proses fotosintesis yang akan menghasilkan gas
oksigen (O2) yang sangat bermanfaat untuk manusia. Sehingga jika kalian
berada di bawah pohon pada waktu siang hari, kalian akan merasa nyaman,
sejuk dan teduh karena gas oksigen yang dihasilkan oleh tanaman tersebut.

59
Tentunya sangat asik bukan, jika saat istirahat tiba kita dapat beristirahat
dan bercakap-cakap bersama teman-teman di kebun sekolah. Tetapi
bagaimana jika sekolah kalian termasuk sekolah dnegan lahan yang cukup
sempit? Nah... kalian tidak perlu bersedih, karena kalian masih dapat
membuat kebun sekolah dengan memanfaatkan lahan yang minim yaitu
dengan membuat kebun secara vertikal.
Vertikultur bisa diartikan sebagai budidaya tanaman secara vertikal
sehingga penanamannya dilakukan dengan cara bertingkat atau bersusun.
Tujuan vertikultur adalah memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal.
Tekhnik ini diterapkan pada sebidang tanah dalam suatu musim tanam untuk
budidaya tanaman semusim atau berumur pendek seperti sayuran.
(Desiliyarni, Temmy. Dkk. 2003: 1)
Secara sederhana vertikultur dapat diterapkan dengan cara membuat
rak tanaman secara bertingkat dan diatur sedemikian rupa sehingga setiap
tanaman tidak saling menutupi. Sistem pengelolaan airnya pun sangat
sederhana dan dapat diterapkan dengan menggunakan sistem penyiraman
antar pot. Sistem penanaman vertikultur memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dapat ditinjau dari segi teknis sedangkan
kekurangannya adalah struktur awalnya membutuhkan investasi yang cukup
besar dan sistem ini rawan terhadap serangan penyakit.

60
Sumber : nuansatani.com
Gambar 21. Metode vertikultur dengan bambu

Kelebihan teknis vertikultur :


1. Populasi tanaman per satuan luasan jauh lebih besar. Hal ini disebabkan
penanaman dilakukan dengan tingkat kerapatan tinggi dan disusun
bertingkat ke atas. Populasi tanaman juga dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
2. Dengan melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian
pestisida yang dapat mencemari tanaman.
3. Kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan dapat dikurangi karena
jumlah media tanam yang digunakan sudah diperhitungkan cukup di
sekitar perakaran tanaman saja dan dalam struktur wadah terbatas.
4. Mudah dibuat dnegan memanfaatkan bahan yang ada misalnya dengan
menggunakan bambu, paralon, talang air, , kaleng, atau botol bekas
kemasan air mineral.
5. Mudah dipelihara dan menambah nilai estetika lahan pekarangan karena
keindahan struktur vertikal tanaman.
6. Dapat dipindah-pindah sesuai keinginan.

Penanaman sistem vertikultur dapat dijadikan alternatif untuk


menyiasati lingkungan sekolah dengan halaman yang sempit agar
mendapatkan kebun sekolah dengan jumlah tanaman secara optimal. Oleh
karena itu, marilah lakukan penghijauan di lingkungan sekitar terutama di
lingkungan sekolah agar aktivitas kita selama di sekolah akan terasa nyaman.

61
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Neny. 2015. Bahaya Mengancam dari Tumpukkan Sampah.


Makasar : CV Cakrawala Langit Biru

Asianto, A. 2015. Penghijauan di Lingkungan Rumah. Depok : Potensi Titian


Siswa

Depdiknas. 2002. Pembuatan Kompos Secara Tradisional Depdiknas : Jakarta

Desiliyarni, Temmy.dkk. 2003. Vertikultur (Teknik Bertanam di Lahan


Sempit). Tangerang : PT Agro Media Pustaka

Hartono, Rudi. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SMP Kelas VII Jilid
1. Malang : Pusat penelitian Lingkungan Hidup Lemlit Universitas
Negeri Malang

Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi industri. Andi offset , Yogyakarta.

Nugraha, Adrian. 2009. Menyelamatkan Lingkungan Hidup dengan


Pengelolaan Sampah. Bekasi : PT. Cahaya Pustaka Raga

62
Purwanasasmita dan Kurnia. 2009. Mikroorganisme Lokal Sebagai Pemicu
Siklus Kehidupan Dalam Bioreaktor Tanaman. Makalah Seminar Teknik
Kimia ITB

Said, E . 1987. Sampah, Masalah Kita Bersama. Jakarta : Mediyatama Sarana

Samekto, R. 2006. Pupuk Kompos. PT. Intan Sejati : Klaten

Setianingsih, Retno. 2009. Kajian Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Mikro


Organisme Lokal (MOL) dalam Priming, Umur Bibit dan Peningkatan
Daya Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.): Uji Coba penerapan System
of Rice Intensification (SRI). Balai Pengawasan dan Sertifikasi
BenihTanaman Pangan (BPSB) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sutedjo, M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhineka Cipta : Jakarta

Saraswati, Shrie L. 2016. Modul Guru Pembelajar : Suhu dan Kalor, Perubahan
Fisika dan Kimia, Serta Pemanasan Global. Bandung : PPPPTK IPA
Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah

Widodo, Wahono. Dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII Semester 2 .
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang. Kemdikbud

Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal.Http://Ivanhadinata.blog


spot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

63
PROFIL PENULIS

Yulia Nur Yanti dilahirkan di Negara tanggal 8 Juli


1985. Menamatkan pendidikan strata satu (S1) di
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Jember pada tahun 2008. Mengawali karir sebagai
guru pada tahun 2008 di SMPN 1 Negara. Pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2016 ditugaskan
di SMPN 1 Mendoyo. Kemudian pada tahun 2016
sampai dengan saat ini kembali ditugaskan di
SMPN 1 Negara sebagai guru mata pelajaran IPA.
Selain mengajar, penulis juga aktif membina siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja
(KIR), PMR dan KSPAN.

64
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa naskah buku yang
berjudul
“ From School To Green Earth”
Adalah
1. karya ASLI yang dibuat sendiri;
2. tidak sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis baik pada tingkat
nasional maupun internasional.

Apabila pernyataan yang saya buat tidak benar, saya bersedia didiskualifikasi
oleh panitia.

Jembrana, 20 September 2017

65
Mengetahui, Yang membuat pernyatan,
Kepala SMP Negeri 1 Negara

I Made Riantori, M.Pd Yulia Nur Yanti, S.Pd


NIP. 196308131984031008 NIP. 198507082009022008

66

Anda mungkin juga menyukai