Anda di halaman 1dari 49

BIOKIMIA KLINIS

Urinalisis & Hematologi


TUJUAN PRAKTIKUM
URINALISIS
1. Mampu melakukan pemeriksaan urin
2. Mampu melakukan & menjelaskan pengambilan
cairan urin sebagai spesimen
3. Mampu menjelaskan prinsip pemeriksaan zat
pereduksi, zat warna urin
4. Mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian
pemeriksaaan kimia melalui urin
5. Mampu membedakan urin sehat & sakit
Pembentukan urin
1. Filtrasi di glomerulus
20% volume plasma yang masuk ke ginjal difiltrasi.
Hampir semua difiltrasi kecuali protein

2. Reabsorpsi di tubulus proximal (>>) dan distal.


Glukosa, kalium dan asam amino direabsorpsi 100%.
Natrium, klorida, air, urea dan asam urat
direabsorpsi sebanyak 80%.
Kalsium fosfor dan magnesium direabs. di tubulus
distal

3. Sekresi
Asam urat, amonia dan obat-obat terikat protein
disekresi di tubulus proximal
Urine Compositions
Urin mengandung air, urea, kreatinin, porfirin dan
prekursor pada sintesis heme, produk lain hasil
katabolisme hormon, obat dan bahan kimia lain.

Komposisi urin dapat mencerminkan :


1. Keadaan fisiologi dan patologi ginjal.
2. Perubahan asam basa dan keseimbangan
elektrolit
3. Metabolisme hormon, karbohidrat, mineral dan
obat.
Sampel Urin
Jenis sampel urin, menurut waktu pengambilan:
1. Urin sewaktu; pengencerannya dan konsentrasi zat
terlarut sangat bervariasi
2. Urin pagi = urin puasa → paling disukai
✓ Konsentrat
✓ Osmolalitas tinggi (menggambarkan kekuatan
pemekatan urin oleh ginjal)
✓ Lebih asam dibanding urin sewaktu atau urin siang
(pH asam membantu mengawetkan unsur sedimen
urin).
3. Urin 12 jam
4. Urin 24 jam
5. Urin puasa dan post prandial untuk pemeriksaan
kadar glukosa
Jenis sampel urin menurut cara pengambilan:
1. Urin midstream
2. Urin kateter
3. Urin pungsi

Jenis sampel urin menurut lamanya :


1. Urin segar
2. Urin lama (harus diberi pengawet)
Pengawet Urin
Tujuan memberi pengawet:
1.Mencegah pertumbuhan bakteri
2.Mencegah terurainya zat terlarut dalam urin
3. Mencegah degradasi sedimen seperi pus, darah dan silinder.

Macam-macam pengawet urin :


1. Suhu 40C
2. Toluen 1 – 2 tetes sampai terbentuk lapisan tipis di permukaan sampel urin
3. Timol 5 mm kristal / dL urin, menghambat bakteri dan jamur, >> dapat
memberikanhasil positif palsu unuk albumin
4. Formalin (formaldehid 40 %) 1 tetes untuk 10 mL urin.
5. Asam klorida pekat (10mL/urin 24 jam), pengawet hormon adrenalin,
noradrenalin, katekolamin. HCl menurunkan pH shd dapa merusak
sedimen dan mengendapkan asam urat
6. Na2CO3, untuk porfirin
7. Klorheksidin glukonat
Penampung Urin

Syarat wadah penampung urin :


1. Bersih dari kotoran dan zat kimia
kotoran → mengganggu pemeriksaan mikroskopik
2. Kering
Air → media pertumbuhan bakteri
Bila ada eritrosit dalam urin, dengan adanya air dalam
wadah → hemolisis → mempengaruhi hasil.
3. Bermulut lebar
memudahkan penampungan → organ tidak bersentuhan
dengan wadah saat pengumpulan urin.
4. Bertutup
tidak mudah tercemar dan menguap (bila di dalam urina da
zat-zat yang mudah menguap seperti aseton )
5.Berlabel. Memberikan info identitas maupun keterangan
lain mengenai jenis sampel urin.
6. Steril → uji kultur
Pemeriksaan Urin

A. Pemeriksaan makroskopik
1. Sifat fisik (warna, kejernihan, volume, bau, pH,
berat jenis)
2. Sifat kimia (zat pereduksi, protein, benda keton, zat
warna urin)

B. Pemeriksaan kadar kreatinin


C. Pemeriksaan kadar urea nitrogen
A. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
SIFAT FISIK
A. Warna dan Kejernihan
Cara: visual, tabung reaksi diisi urin ¾ penuh, dilihat serong
dibawah cahaya.
Normal: kuning muda hingga kuning tua.
Intensitas warna tergantung frekuensi diuresis → akin banyak
diuresis makin muda.
Warna kuning disebabkan karena: urokrom dan urobilin.
Zat warna yang tergolong normal dalam urin adalah: indikan
(hijau), uroeritrin (merah). Kristal fosfat dan urat (putih keruh)

Kejernihan, lapor : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.


Urin normal bisa keruh bila dibiarkan lama.
Warna abnormal dapat disebabkan karena:
1. Hasil metabolisme yang abnormal
mis: bilirubin, hematin (coklat, seperti pada penyakit
hepatitis); Hb, porfirin, porfobilin (merah); darah seperti
pada penyakit Glomerulus Nefritis Akut, alkapton, melanin
(coklat tua, hitam); pus pada penyakit GO, getah prostat,
lemak, dan protein (putih susu keruh)
2. Obat
mis: riboflavin (vit. B2) (kuning); rifampisin,
Phenolsulfonphthalin /PSP (untuk uji fungsi ginjal)
(merah); levodopa, derivat fenol (coklat tua).
3. Kuman
mis : P. aeroginosa, B. pyocyaneus (hijau); B. prodigiosus
(hijau)
Kekeruhan pada urin segar disebabkan karena :

1. Amorf Fosfat dan karbonat (dapat larut dalam asam asetat encer)
2. Bakteri (bila wadah penampung urin steril maka adanya bakteri
menandakan kemungkinan ada infeksi dalam saluran urin).
3. Unsur-unsur sedimen >> :
eritrosit, leukosit, sel epitel,yeast, spermatoza, cairan prostat, mucus,
lemak, benda-benda koloid

Penyebab kekeruhan pada urin lama (urin yg tidak segar) :

1. Nubecula (lendir, sel epitel, leukosit)


2. Urat amorf dalam urin yang asam dan dingin, bila dipanaskan urat
akan larut.
3. Fosfat amorf dan karbonat dalam urin basa, akan larut dalam asam
asetat encer
4. Bakteri pada wadah kotor
B. Volume dan Bau Urin
Urin diukur tepat dengan gelas ukur.
Volume urin dipengaruhi oleh :
1. Jumlah intake cairan
2. Kandungan zat terlarut yang diekskresi terutama natrium dan urea
3. Hilangnya cairan karena perspirasi dan exhalasi
4. Keadaan jantung dan renal individu
Volume urin 24 jam normal: BBL sampai 3 hari : 20-50 mL
5-10 hari : 100/350 mL
1 tahun : 300- 60 mL
10 tahun : 750-1500 mL
Dewasa : 750-2000 mL
Rasio malam : siang (dws) = 1:2-3

• Normal = 600-1550ml
• Polyuria- >2000ml
• Oliguria-<400ml
• Anuria-complete cessation of urine(<200ml)
• Nocturia-excretion of urine by a adult of >500ml with a specific gravity of
<1.018 at night (characteristic of chronic glomerulonephritis)
Bau Urin

Lapor: tidak berbau, bau ammonia, bau buah-buahan, dsb.

Bau normal: lemah tidak terdeterminasi, sebagian karena


asam-asam organik
Bau abnormal disebabkan karena:
Makanan, obat-obatan, amoniak (hasil perombakan ureum
oleh bakteri), ketonuria (bau buah-buahan), metabolisme
protein yang abnormal (bau busuk).

Bau urin karena kelainan metabolisme asam amino:


• Isovaleric acidemia, glutaric acidemia: bau sweaty feet
• Maple syrup urin disease: bau sirup mapel
• Malabsorpsi metionin: bau kubis
• Fenilketonuria: bau mousy
• Trimetilaminuria : bau ikan busuk
• Tirosinemia : bau tengik
C. pH Urin

Syarat pengukuran: urin segar, krn bila dibiarkan lama akan


terurai jadi lebih basa (urea oleh bakteri akan menjadi
amoniak basa)
pH normal : 5,5-6,5
• Normal PH
The average is about 6
Range from 5~9 (depends on diet)
• Higher PH---alkaline urine
1.drugs: sodium bicarbonate
2.classic renal tubular acidosis
3.alkalosis (metabolic or respiratory)
• Lower PH---acid urine
1.drugs: ammonium chloride
2. acidosis (metabolic or respiratory)
D. Berat jenis

Mengukur jumlah total zat terlarut. BJ dapat memberi gambaran


tentang kekuatan pemekatan dan kekuatan ekskresi ginjal.
BJ dipengaruhi oleh diuresis dan kandungan zat terlarut (adanya
glukosa dan protein dapat meningkatkan BJ urin)

Alat: refraktrometer/dipstick
• Normal-1.016-1.022
• High specific gravity (hypersthenuria)
Causes: All causes of oliguria, gycosuria
• Low specific gravity (hyposthenuria)
All causes of polyuria except gycosuria
Fixed specific gravity (isosthenuria)=1.010
Seen in chronic renal disease when kidney has lost the ability to
concentrate or dilute
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK : Sifat Kimia
Jenis Pereaksi Prinsip reaksi
Pemeriksaan
Zat pereduksi : Benedict Reduksi larutan kupri dalam suasana basa
glukosa oleh glukosa menjadi endapan merah
bata Cu2O
Benda keton Rothera Natrium nitroprusside dalam kondisi
alkali akan memberikan warna ungu
karena adanya asam asetoasetat / aseton
dalam urin
Protein Asam Protein akan terdenaturasi dan
menggumpal jika ditambah dengan asam

Zat warna urin : Wallace Pembentukan pewarna merah azo


urobilinogen Diamond dengan garam diazonium
(Erlich)
Dipsticks


• The squares on the dipstick represent the
following components in the urine:
 specific gravity (concentration of urine),
 acidity of the urine (pH),
 protein in the urine (mainly albumin),
 glucose (sugar),
 ketones
 blood
 bilirubin and
• urobilinogen
• The main advantage of dipsticks is that they are
1. convenient,
2. easy to interpret,
3. and cost-effective

• The main disadvantage is that the


1. Information may not be very accurate as the test
is time-sensitive.
2. It also provides limited information about the
urine as it is qualitative test and not a quantitative
test (for example, it does not give a precise
measure of the quantity of abnormality).
TUJUAN PRAKTIKUM
HEMATOLOGI
1. Mampu melakukan pemeriksaan darah meliputi Hb, hitung
jumlah sel, hitung jenis sel, LED, HCT
2. Mampu menjelaskan prinsip pewarnaan sel darah
3. Mampu membedakan sel-sel darah
4. Mampu membedakan plasma & serum
5. Mampu menjelaskan larutan pengencer yang digunakan dalam
hitung sel darah
6. Mampu menghitung sel menggunakan kamar hitung
7. Mampu membedakan alat-alat yang digunakan pada praktikum
hematologi
8. Mengetahui prinsip penentuan Hb Sahli & Cyanmethemoglobin
HEMATOLOGI
• Hematologi dikenal sebagai disiplin ilmu tentang
komponen seluler darah dan kelainan fungsional sel-sel
tersebut.
• Selain itu, ilmu ini juga mempelajari volume darah, sifat-
sifat aliran darah dan hubungan fisik antara sel-sel darah
dengan plasma.
• Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai
media transportasi (oksigen, CO2, metabolit), pangatur
suhu dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan
basa.
• Jumlah darah di dalam tubuh kira-kira 5-7% dari berat
badan atau sekitar 70-100 mL/kg BB. Darah terdiri dari
cairan (plasma) dan sel-sel darah (eritrosit, leukosit,
trombosit).
ANTIKOAGULAN
• Antikoagulan bekerja dengan cara mengikat ion Ca dari darah dan
atau menghambat pembentukan trombin dari protrombin. Macam-
macam antikoagulan :
• Heparin : berfungsi sebagai antitrombin, pemakaiannya 2mg/100 mL
darah
• K/Na oksalat : berfungsi mengikat ion Ca, pemakaiannya sebanyak
10-20 mg/10 mL darah
• NH4 oksalat dan K oksalat (dengan perbandingan 3:2), berfungsi
mengikat ion Ca, pemakaiannya 2 mg/1mL darah
• Na sitrat : berfungsi mengikat ion Ca, pemakaiannya 30 mg/10 mL
darah
• NaF : kurang bagus untuk koagulan, pemakaiannya 4 mg/1mL
• EDTA (Na2EDTA, K2EDTA, Li2EDTA) berfungsi mengikat ion Ca,
pemakaiannya 1mg/1 mL darah
PERHITUNGAN ERITROSIT
Definisi Eritrosit : jenis sel darah yang paling
banyak dan berfungsi membawa oksigen ke
jaringan-jaringan tubuh lewat darah.

Fungsi perhitungan eritrosit : untuk mengevaluasi


ada tidaknya jumlah sel darah merah yang
abnormal.

Kadar normal eritrosit :


• Laki-laki : 4.6-6.2 juta/mm3 darah
• Perempuan : 4.2-5.4 juta/mm3 darah
Mengisi pipet thoma eritrosit
• Isaplah darah sampai kepada garis tanda 0.5 tepat dengan
menggunakan pipet thoma eritrosit
• Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
• Masukkan ujung pipet dalam larutan Hayem sambil
menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang
dengan sudut 45 derajat dan larutan Hayem diisap
perlahan-lahan sampai garis tanda 101. Hati-hatilah
jangan sampai terjadi gelembung hawa
• Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan
ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
• Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera
akan dihitung, letakkanlah dalam sikap horizontal
Mengisi kamar hitung
• Letakkan kamar hitung yang bersih benar dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar di atas meja
• Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-menerus. Jagalah
jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu waktu
mengocok
• Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3 atau
4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajat
pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan
daya kapilaritasnya sendiri
• Biarkan kamar hitung itu selama 2 menit (tidak lebih) karena bila lebih
lama dari 2 menit maka mengeringnya pada larutan pada tepi kamar
hitung akan menimbulkan arus yang dapat menyebabkan pergerakan
eritrosit yang telah mengendap
• Jika kamar hitung tidak segera digunakan untuk perhitungan, sebaiknya
kamar hitung dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi kapas atau
kertas saring basah
DILUTING PIPETTE
- Thoma for erythrocyte (Red Pipette)
(scale : 0,5; 1 -101 )

- Thoma for leukocyte (White Pipette)


(scale: 0,5 ;1- 11)
Red Cell Counting Pipette (Thoma)

101 vol = Total capacity of pipet

0,5

101
1
0,5 vol of blood goes into bulb first 101 – 1 = 100 vol of diluted blood,
of which 0,5 vol is undiluted blood.
Dilution of blood is 0,5 : 100 or 1:200

1 vol diluting fluid remains in the stem


and does not dilute blood
Leukocyte Cell Counting Pipette (Thoma)

11 vol = Total capacity of pipet

0,5

11
1
11 – 1 = 10 vol of diluted blood,
0,5 vol of blood goes into of which 0,5 vol is undiluted blood.
bulb first Dilution of blood is 0,5 : 10 or 1:20

1 vol diluting fluid remains in the stem


and does not dilute blood
PELARUT
Erythrocyte ➔ Hayem solution
(HgCl2,Na2SO4, NaCl), Gowers solution
(sodium suphate, glacial acetic acid, distilled
water), or Citrate-formaline solution (tri-
sodium citrate, formalin)

Leukocyte ➔ Turk solution


(glacial, gentian violet) , 2% acetic acid, or
1% hidrochloric acid
1 mm
R R 1 mm2

1 mm
0,2 mm R
0,0025 mm2
R R

1 mm
0,04 mm2

1 mm 1 mm 1 mm
Dihitung

Tidak dihitung
Menghitung jumlah sel
• Pakailah lensa objektif dengan pembesaran 10x dan lensa
okuler dengan pembesaran 40x sampai garis-garis bagi dalam
bidang datar tampak jelas
• Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang
tersusun atas 16 bidang kecil. Mulailah menghitung dari sudut
kiri atas, terus ke kanan kemudian turun ke bawah dan dari
kanan ke kiri lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari
kiri ke kanan.
• Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya menyinggung garis
batas sesuatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis batas
sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung. Sebaliknya sel-
sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah
tidak boleh dihitung
Perhitungan
• Jumlah sel yang sedang dihitung x 10000 = jumlah
eritrosit/mm3 darah
PERHITUNGAN LEUKOSIT
• Fungsi perhitungan leukosit : untuk
mengetahui ada tidaknya suatu infeksi atau
leukemia; mengetahui respons tubuh
terhadap beberapa pengobatan dan memonitor
fungsi sum-sum tulang..

• Nilai Normal Leukosit : Dewasa : 6000 –


9000 leuosit / mm3 darah
Mengisi pipet thoma leukosit
• Isaplah darah sampai kepada garis tanda 0.5 tepat dengan
menggunakan pipet thoma eritrosit
• Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
• Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan
darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45
derajat dan larutan Hayem diisap perlahan-lahan sampai
garis tanda 11. Hati-hatilah jangan sampai terjadi
gelembung hawa
• Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung
jari lalu lepaskan karet penghisap
• Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera
akan dihitung, letakkanlah dalam sikap horizontal
Mengisi kamar hitung
• Letakkan kamar hitung yang bersih benar dengan kaca penutupnya
terpasang mendatar di atas meja
• Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-menerus.
Jagalah jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu
waktu mengocok
• Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3
atau 4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut
30 derajat pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung
pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan
perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri
• Biarkan kamar hitung itu selama 2 menit atau 3 menit supaya
leukosit-leukosit dapat mengendap.
• Jika kamar hitung tidak segera digunakan untuk perhitungan,
sebaiknya kamar hitung dimasukkan ke dalam cawan petri yang
berisi kapas atau kertas saring basah
Menghitung jumlah sel
• Pakailah lensa objektif dengan pembesaran 10x dan lensa
okuler dengan pembesaran 10x sampai garis-garis bagi
dalam bidang datar tampak jelas
• Hitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang
besar pada sudut-sudut seluruh permukaan yang dibagi.
Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan
kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri lalu turun
lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan.
• Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya menyinggung
garis batas sesuatu bidang. Sel-sel yang menyinggung garis
batas sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah
kanan atau bawah tidak boleh dihitung

Perhitungan
• Jumlah sel yang sedang dihitung x 50 = jumlah
leukosit/mm3 darah
JENIS LEUKOSIT
PENENTUAN LED
Laju endap darah : kecepatan sel darah merah mengendap dalam
waktu satu jam.
Fungsi test LED :
• Memonitor inflamasi atau penyakit malignan
• Membantu deteksi dan diagnosis penyakit lain yang tersembunyi
(occult disease : tbc, nekrosis jaringan, infeksi kronik)
• Penentuan nilai laju endap darah (LED)
– Ambillah 5 ml darah vena yang telah diberi antikoagulan
– Masukkan ke dalam tabung Wintrobe sampai angka 0 di atas
– Letakkan tegak lurus dan tunggu selama 1 jam
– Pembacaan untuk LED dari angka 0 dari atas. Tiap-tiap strip
pembacaannya 1 angka. Misal pembacaan pada tabung Wintrobe
14 strip, ini berarti LED =14
• Nilai LED: pria : 10
wanita : 20
PENENTUAN HEMATOKRIT
• Hematokrit : bagian darah yang
mengandung eritrosit (persentase eritrosit
dari seluruh volume darah).
• Tes dilakukan untuk mengevaluasi : anemia,
polycythemia, dan respons dari suatu
terapi.
• Penentuan nilai hematokrit
– Tabung hasil percobaan LED disentrifus
selama 30 menit dengan kecepatan 3000
rpm
– Nilai hematokrit dibaca dari skala
bawah, misalnya batas antara plasma dan
serum pada angka 4.5 dan serum pada
angka 5.5 maka nilai hematokrit sebesar
4.5 x 10 = 45
– Nilai hematokrit normal pada pria : 40-
48 dan wanita 37-43
HEMOGLOBIN
Definisi Hb: protein fungsional yang mengandung zat besi terdapat di dalam
eritrosit dan berfungsi sebagai pembawa oksigen ke jaringan dan mengembalikan
karbondioksida dari jaringan ke paru-paru.
Struktur : Secara umum hemoglobin mengandung 4 rantai polipeptida(2 pasang
globin) yang masing- masing mengandung satu molekul hem.
Alat : hemoglobinometer sahli
Prinsip : Hb (blood) + HCl → acid hematin (coklat) → bandingkan dengan
warna standar (secara visual).
Keuntungan : sederhana dan portable
Kerugian: subjektif, presisi kecil (±10%), warna baku pembanding berbeda antar
perusahaan.
PENENTUAN HB SAHLI
Penentuan Hb menurut Sahli
– Tabung diisi dengan larutan HCl 0.1
N sampai garis yang terendah
– Isap darah sampai tanda 20
– Alirkan darah dalam tabung tersebut
dan campurlah sampai terbentuk
warna coklat tua
– Tambahkan akuades tetes demi tetes
sambil diaduk sampai warnanya
sama dengan warna larutan standar
– Pembacaan nilai Hb dalam g%.
Kadar normal Hb untuk pria = 14-18
g% dan wanita = 12-16 g%

Anda mungkin juga menyukai