Anda di halaman 1dari 6

35

Ekstraksi Fitur Roundness untuk Menghitung


Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah Ikan
Achmad Noercholis, M. Aziz Muslim dan Maftuch

 tangkapan di sungai, laut maupun hasil budidaya yang


Abstrak–- Analisa hematology yang mengkaji aspek memanfaatkan kondisi perairan yang mutunya sudah
anatomi, fisiologi, dan patologi darah, merupakan tahapan menurun.
yang biasa dilakukan dalam bidang kedokteran untuk Kasus pencemaran Teluk Minamata di Jepang oleh
mengetahui kondisi kesehatan pasien. Dalam bidang logam berat yang menyebabkan penyakit teratogenik,
perikanan analisa hematology bisa diterapkan sebagai
early detection system untuk mencegah terjadinya
sudah menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia
kematian masal dalam pembudidayaan ikan. Parameter dan jangan sampai terjadi lagi. Beberapa kasus lain
yang penting untuk diketahui dalam analisa hematology pencemaran bahan anorganik non logam berat serta
adalah jumlah leukosit. Penghitungan manual yang biasa pencemaran bahan organik juga telah mematikan popu-
dilakukan selama ini sangat tergantung pada keahlian dan lasi ikan secara masal dibeberapa waduk seperti waduk
jam terbang laboran. Kelelahan mata, bentuk yang kecil Cirata di Jawa Barat dan Waduk Sengguruh di Malang.
dan jumlah yang banyak seringkali menjadi faktor yang
menyebabkan tingkat akurasi penghitungan berkurang. Kasus dalam pemeliharaan ikan budidaya di tambak
Dalam penelitian ini penghitungan otomatis dilakukan juga seringkali mengalami kematian masal akibat se-
dengan pendekatan image processing. Tingkat roundness, rangan penyakit atau pathogen yang sangat merugikan
area dan perimeter digunakan untuk membedakan antara petambak. Semua kejadian diatas merupakan “kasus
partikel sel darah dan bukan sel darah. Tahap keterlambatan” terhadap pemantauan gejala awal yang
preprocessing yang dilakukan untuk meningkatkan semestinya sudah harus diketahui melalui “early warn-
akurasi perhitungan antara lain dinamic contrast, filling
dan opening. Algoritma watershed digunakan untuk
ing system”.
memisahkan sel yang bertumpuk. Hasil pengujian Kasus keterlambatan terhadap pemantauan gejala
terhadap 80 citra leukosit ikan menghasilkan tingkat awal ikan-ikan yang tercemari dan terinfeksi oleh path-
akurasi sistem yang dibangun mencapai 96,84% ogen sangat bisa difahami karena dalam bidang peri-
kanan masih belum mengembangkan instrument yang
Kata Kunci — pengolahan citra, leukosit, ikan berbasis “early detection system”. Pada manusia early
roundness. detection system menggunakan hematology dapat men-
erangkan banyak hal symptom patologis dan menjadi
I. PENDAHULUAN penanda awal gejala penyakit. Penggunaan tool diag-

M ENURUT data Kementerian Kelautan dan peri-


kanan Indonesia wilayah kepulauan Indonesia
terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil yang secara
nostic menggunakan hematology dalam kesehatan
manusia dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan aku-
rat menggunakan alat hematology analyzer. Hanya saja
keseluruhan berbatasan dengan perairan. Sementara itu, alat hematology analyzer ini tidak dapat diaplikasikan
panjang pantainya 81.000 km dan luas lautnya 5,8 juta pada pembacaan hematology ikan karena eritrosit dan
km2. Dengan kedudukan seperti ini Indonesia mempu- leukosit ikan keduanya berinti sel. Sehingga diperlukan
nyai potensi strategis dalam mengembangkan komoditas sebuah konsep baru “tool diagnostic” sebagai upaya
pangan yang berasal dari wilayah perairan dimasa-masa menemukan metode pembacaan hematology ikan yang
yang akan datang [1]. mudah, cepat dan akurat.
Perkembangan pembangunan mempunyai tantangan
Standar normal hematology ikan sangat diperlukan
tersendiri bagi perairan, karena fenomena yang terjadi di
dalam melakukan diagnosis penyakit ikan secara labora-
perairan Indonesia semakin menurun mutunya akibat
torik. Manfaat pemeriksaan darah ikan antara lain untuk
kesadaran terhadap lingkungan yang masih rendah.
membantu diagnosis suatu penyakit, mengetahui
Pembuangan limbah baik rumah tangga maupun indus-
jalannya suatu penyakit, menentukan prognosa, menge-
try masih bermuara akhir di perairan sungai dan laut.
tahui efek suatu pengobatan, meneliti sistem imun dan
Kerusakan demi kerusakan lingkungan perairan beraki-
untuk mengetahui status kesehatan ikan. Adanya
bat secara langsung pada komoditas ikan baik hasil
gangguan kesehatan maupun perubahan status fisiologi
hewan sering dapat diketahui melalui komponen
Achmad Noercholis adalah mahasiswa Program Magister Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya Malang (08885503804, anoercholis darahnya [2].
@gmail.com) Pemeriksaan parameter hematology ikan meliputi
M. Aziz Muslim adalah Dosen jurusan Teknik Elektro Universitas pemeriksaan nilai hematokrit, kadar hemoglobin,
Brawijaya Malang (muh_aziz@ub.ac.id)
Maftuch adalah Dosen pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Uni- jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih dan
versitas Brawijaya Malang (maftuch@ub.ac.id) pengamatan parasit yang terdapat dalam darah. Selama

Jurnal EECCIS Vol. 7, No. 1, Juni 2013


36

ini perhitungan yang dilakukan menggunakan mikros- atau dengan kata lain komputer (mesin) melakukan
kop optik masih dilakukan secara manual dengan interprestasi terhadap informasi yang ada pada citra
menghitung jumlah sel darah yang tampak pada melalui besaran-besaran data yang dapat dibedakan
mikroskop pada setiap bidang pandang. Perhitungan ini secara jelas (berupa besaran numerik).
dilakukan 6-12 kali pada bidang pandang yang berbeda Pengolahan citra dan pengenalan pola menjadi bagian
dengan mengeserkan preparat untuk menghasilkan kes- dari proses pengenalan citra. Kedua aplikasi ini akan
impulan yang akurat. Kelelahan mata, ukuran yang kecil saling melengkapi untuk mendapatkan ciri khas dari
serta banyaknya sel darah seringkali mengakibatkan suatu citra yang hendak dikenali.
terjadinya kesalahan pada proses perhitungan secara B. Image Acquisition
manual.
Image acqusition adalah proses pengambilan citra
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
yang akan di analisa. Berbagai macam teknik dan alat
membuka terobosan-terobosan baru di berbagai bidang,
bisa digunakan tergantung tujuan pemanfaatan citra
termasuk pula bidang medis. Di bidang yang berhub-
tersebut. Untuk melakukan analisa hematologis
ungan dengan laboratorium klinis, beberapa topik yang
diperlukan pengamatan secara mikroskopis. Citra
menarik serta menantang di antaranya adalah analisis
mikroskopis seringkali digunakan untuk diagnosis
citra sel darah. Analisis meliputi upaya perhitungan,
pathology dalam jaringan spesimen pada tingkat sel[5].
separasi macam-macam sel darah, sampai kepada ana-
Gambar mikroskopis biasa digunakan untuk
lisis bentuk-bentuk sel darah untuk mengetahui ke-
menghitung sel, analisis bentuk sel, dan analisis struktur
lainan-kelainan yang mungkin terjadi.
sel dan distribusi sel [6].
Analisis citra merupakan salah satu metode dalam
pengolahan citra digital. Proses pengolahan citra digital C. Preprocessing
dimulai dari pembacaan citra digital, preprocessing, Preprocessing adalah sebuah tahapan dimana citra
segmentation, recognition dan penghitungan jumlah sel hasil acqiusition di perbaiki dan disesuaikan agar hasil
darah merah dan sel darah putih. Untuk melakukan pattern analysis dan decision yang dilakukan semakin
perhitungan jumlah sel darah putih diperlukan sebuah cepat dan akurat. Berbagai macam teknik dilakukan
sistem cerdas yang mampu mengenali bentuk dari sel untuk memperbaiki dan menyesuaikan citra, beberapa
sel darah putih. Sel darah merah bisa dibedakan dengan diantaranya yang sering dilakukan adalah croping, gray
sel darah putih berdasarkan tingkat kebulatannya scaling, edge detection, segmentation dan
(roundness). Sel darah putih cenderung berbentuk lebih morphological transformation.
bulat dan lebih kecil jika dibandingkan dengan sel darah
merah [3]. Tingkat kebulatan (roundness) sebuah D. Watershed
bentuk bisa dihitung berdasarkan nilai perimeter dan Konsep transformasi Watershed adalah dengan
luas selnya [4]. menganggap sebuah citra merupakan bentuk tiga
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan dan dimensi yaitu posisi x dan y dengan masing-masing
penghitungan terhadap leukosit. Sel darah putih dan tingkatan warna yang dimilikinya. Posisi x dan y meru-
bentuk selain sel darah dikenali berdasarkan tingkat pakan bidang dasar dan tingkat warna pixel, yang dalam
roundness, nilai perimeter dan luas area masing-masing hal ini adalah citra abu (gray level) merupakan keting-
selnya. gian dengan anggapan bahwa nilai yang makin men-
dekati warna putih mempunyai ketinggian yang semakin
II. DASAR TEORI tinggi. Dengan anggapan bentuk topografi tersebut,
maka terdapat tiga macam titik yaitu :
A. Pengolahan Citra
 Titik yang merupakan minimum regional
Pengolahan citra (Image Processing) merupakan  Titik yang merupakan tempat dimana jika setetes
proses mengolah piksel-piksel di dalam citra digital air dijatuhkan, maka air tersebut akan jatuh hingga
untuk tujuan tertentu. Pada awalnya pengolahan citra ke sebuah minimum tertentu
dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra, namun  Titik yang merupakan dimana jika air dijatuhkan,
dengan berkembangnya dunia komputasi yang ditandai maka air tersebut mempunyai kemungkinan jatuh
dengan semakin meningkatnya kapasitas dan kecepatan ke salah satu posisi minimum(tidak pasti jatuh ke
proses komputer serta munculnya ilmu-ilmu komputasi sebuah titik minimum, tetapi dapat jatuh ke titik
yang memungkinkan manusia dapat mengambil minimum tertentu atau titik minimum yang lain).
informasi dari suatu citra, maka image processing tidak Untuk sebuah minimum regional tertentu, sekum-
dapat dilepaskan dengan bidang computer vision. pulan titik yang memenuhi kondisi (2) dinamakan
Seiring dengan perkembangan komputer, pengolahan dengan catchment basin, sedangkan sekumpulan titik
citra mempunyai dua tujuan utama, (1) Memperbaiki yang memenuhi kondisi (3) dinamakan sebagai garis
kualitas citra, dimana citra yang dihasilkan dapat watershed. Misalkan suatu citra gray level f(x,y) di ang-
menampilkan informasi secara jelas. Hal ini berarti gap sebagai permukaan topografi S, di mana tiap gray
manusia sebagai pengolah informasi (human level dianggap dianggap sebagai kemiringan daerah
perception). (2) Mengekstraksi informasi ciri yang (terrain elevation), dan daerah bukit bersesuaian dengan
menonjol pada suatu citra, dimana manusia wilayah yang dimaksud, serta lembah atau basin yang
mendapatkan informasi ciri dari citra secara numerik menunjukkan suatu minimum. Misalkan tiap minimum

Jurnal EECCIS Vol.7, No. 1, Juni 2013


37

m ( f ) i penuh dengan lubang-lubang dan permukaan pembentuk darah adalah eritrosit, leukosit dan
topografi S digambarkan secara vertical ke dalam suatu trombosit. Fungsi utama darah antara lain (1) oksigenasi
danau, diasumsikan dengan kecepatan konstan. Air akan jaringan, (2) gizi jaringan, (3) pemeliharaan
mengalir dan memenuhi permukaan. Selama proses keseimbangan asam-basa, dan (4) pembuangan produk
pengisian ini, air akan datang dari dua atau lebih mini- limbah metabolisme dari jaringan. Dengan demikian,
ma yang berbeda. Bendungan (dam) terbentuk apabila setiap disfungsi darah dapat memiliki efek buruk pada
air yang memenuhi dari dua catchment basin akan aktivitas fisiologis dari seluruh tubuh. Juga, disfungsi
bergabung menjadi satu. Air mengalir mencapai tingkat fisiologis tertentu dalam tubuh tercermin sebagai
yang diinginkan dan berhenti mengalir ketika bagian perubahan dalam konstituen darah, yang dapat
atas dari dam terlihat[7]. digunakan sebagai indikator diagnostik.
Leukosit memiliki jumlah yang lebih sedikit
E. Roundness, Area dan Perimeter
dibandingkan dengan sel darah merah, yaitu berkisar
Preprocessing adalah sebuah tahapan dimana citra antara 20.000/mm3 hingga 150.000/mm3[15]. Bentuk sel
hasil acqiusition di perbaiki dan disesuaikan agar hasil darah putih adalah lonjong hingga bulat[16]. Leukosit
pattern analysis dan decision yang dilakukan semakin terdiri dari agranulosit (monosit dan limfosit) dan
cepat dan akurat. Berbagai macam teknik dilakukan granulosit (heterofil, eosinofi dan basofil)[17]. Leukosit
untuk memperbaiki dan menyesuaikan citra, beberapa memiliki bermacam-macam fungsi, erat kaitannya untuk
diantaranya yang sering dilakukan adalah croping, gray menghilangkan benda asing (termasuk mikroorganisme
scaling, edge detection, segmentation dan patogen). Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
morphological transformation. leukosit adalah kondisi dan kesehatan tubuh ikan [15].
Berbagai macam parameter dan teknik telah Infiltrasi granulosit muncul 12-24 jam setelah diinjeksi
digunakan untuk mendefinisikan karateristik sebuah oleh bakteri pada ikan rainbow trout. Setelah itu persen-
bentuk. Beberapa diantaranya adalah aspect ratio [8] , tase granulosit dan makrofag akan meningkat hingga 2-
area-to-perimeter-squared ratio[9], circularity factor 4 hari [18].
[9] dan roundness[10]. Teknik-teknik tersebut
digunakan untuk mengukur tingkat roundness sebeuah
bentuk.
Parameter circularity (c) yang disampaikan oleh
Miller[11], senada dengan yang di sampaikan oleh
Kindratenko [9] pada karakteristik area-to-perimeter-
squared ratio. Persamaan ini juga digunakan oleh
Stites[4] untuk mengetahui tingkat roundness sel yang
mengalami mutasi dan sel normal. Salah satu cara untuk
mengukur bentuk sel adalah dengan mengukur
roundness sel. Untuk sel dengan bentuk yang tidak
biasa, sulit jika proses membandingkan bentuk sel
hanya dilakukan secara visual . Kebulatan dapat diukur
dari gambar dua dimensi sel dengan membandingkan
area sel dengan perimeternya. Persamaan (1) adalah Gambar 1. Sel darah ikan mas strain Sinyonya: 7a. Limfosit (L),
persamaan yang digunakan Stites[4]. 7b. Eritrosit (Er), 7c. Heterofil (H), 7d. Monosit (M), 7e.
Eosinofil (Eo)[19].
( ) (1)

Penelitian lain yang memanfaatkan tingkat roundness III. KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN
dalam analisa karakteristik bentuk adalah Bardossy[12]. Metode yang diterapkan pada kajian ini adalah
Bardossy mendedikasikan morfometri untuk metode analisa hematology dengan menggunakan
kuantifikasi morfologi. Karakteristik bentuk yang software analisa. Dimana analisa secara software
digunakan dalam drainase basin morfometri dilakukan berdasarkan pengolahan terhadap citra darah
berhubungan dengan kuantifikasi bentuk cekungan. ikan dengan memanfaatkan fitur RAP untuk mengenali
Karakteristik morfometri cekungan drainase dan menghitung jumlah leukosit. Hasil penghitungan
menyediakan sarana untuk menggambarkan perilaku tersebut bisa digunakan sebagai bahan diagnosis
hidrologis baskom. terhadap kondisi ikan apakah mengalami infeksi atau
tidak, mengetahui tingkat keparahan infeksi dan
F. Hematology dan Leukosit
mengetahui kualitas air. Tahap- tahap penting yang
Hematology berasal dari bahasa Romawi hemat yang dikerjakan pada penelitian ini adalah tahap acquisition,
berarti darah dan ology yang berati belajar atau preprocessing, pattern analysis, pengenalan,
mempelajari [13], sedangkan Klontz[14] berpendapat penghitungan dan pengujian.
bahwa hematology adalah ilmu yang mempelajari aspek
anatomi, fisiologi, dan patologi darah. Darah adalah A. Acquisition
cairan yang terkandung dalam sistem kardiovaskular. Pada tahap acquisition dilakukan pengambilan citra
Unsur cairan darah adalah plasma dan unsur-unsur sel darah merah dan sel darah putih. Darah diambil dari

Jurnal EECCIS Vol. 7, No. 1, Juni 2013


38

20 ikan mas koi dengan panjang antara 10 – 15 cm. yang besar karena memiliki bentuk cenderung bulat
Dengan perincian 10 ekor ikan telah dinyatakan secara dengan luas area tertentu. Sedangakan objek bukan sel
klinis sehat dan 10 ekor telah dinyatakan secara klinis darah cenderung memiliki bentuk yang tidak teratur,
sakit. sehingga memiliki nilai roundness yang rendah. Dari
tahap ini diperoleh hasil berupa jumlah sel darah dan
jumlah objek bukan sel darah.

Gambar 2. Kerangka Operasional Penelitian

B. Preprocessing
Tahap preprocessing dilakukan untuk memperbaiki
dan menyesuaikan citra hasil acquisition agar tahap
Gambar 3. Flowchart pengenalan dan penghitungan sel
proses citra selanjutnya memiliki hasil yang tepat.
Tahap preprocessing yang dilakukan dalam penelitian
ini antara lain dinamic contrast, filling, opening dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
watershed.
A. Hasil Acquisition
C. Pattern Analysis Gambar 4 menunjukkan beberapa citra hasil foto
Pattern analysis atau analisa pola dalam penelitian ini menggunakan mikroskop digital Olympus BX-41.
menggunakan analisa berdasarkan bentuk sel. Fitur
bentuk sel yang diekstraksi adalah fitur roundness, area
dan perimeter sel. Roundness menggambarkan tingkat
kebulatan sel. Area adalah luas dari sel darah dalam
piksel sedangkan perimeter adalah boundary atau
panjang keliling dari sel.
Nilai roundness dihitung berdasarkan persaman (2).
( ) (2)
Area dihitung berdasarkan banyaknya piksel yang
menempati objek sel tersebut, sedangkan perimeter
dihitung berdasarkan banyaknya piksel disekeliling Gambar 4. Contoh hasil acquisition
objek sel.
Dimensi dari setiap citra yang diperoleh adalah 1600
D. Pengenalan dan Penghitungan X 1200 piksel dengan kisaran ukuran antara 1,5 sampai
Pengenalan objek yang terdeteksi dibutuhkan untuk 1,85 MB.
meningkatkan akurasi hasil perhitungan sel darah. Pada tahap ini proses penghitungan jumlah leukosit
Karena tidak semua objek yang terdeteksi adalah sel secara manual dilakukan menggunakan dua teknik, yang
darah. Tahap pengenalan dan perhitungan disajikan pertama manggunakan hand tolly dan yang kedua
dalam gambar 3. menggunakan teknik pelabelan. Penghitungan
Untuk membedakan antara sel darah dan bukan sel menggunakan hand tolly adalah yang umum dilakukan
darah digunakan nilai roundness hasil dari pattern dilaboratorium karena prosesnya relatif lebih cepat, tapi
analysis. Bentuk sel darah memiliki nilai roundness hasilnya kurang akurat, karena tergantung pada

Jurnal EECCIS Vol.7, No. 1, Juni 2013


39

pengalaman, kejelian mata dan ketepatan dalam meng- adalah nilai area, perimeter dan tingkat roundness setiap
klik hand tolly. Sedangkan teknik pelabelan memakan kandidat sel darah. Nilai yang diperoleh digunakan
waktu yang relatif lebih lama tapi hasilnya bisa 100% sebagai acuan apakah kandidat sel darah termasuk sel
tepat, karena setiap sel ditandai setalah dihitung darah atau bukan sel darah. Hasil nilai roundnees
sehingga kemungkinan kesalahan lebih kecil. ditampilkan dalam citra disebelah sel yang memiliki
nilai tersebut seperti tampak pada gambar 6.
B. Hasil Preprocessing
Dalam proses penghitungan sel menggunakan
pengolahan citra, tantangan yang dihadapi adalah
bagaimana mengenali objek sel darah yang ada dalam
citra. Citra hasil acquisition memiliki format .jpg yang
terdiri dari komponen warna RGB, dimana background
dan sel yang akan dihitung masih menjadi satu.
Penghitungan sel bisa dilakukan dengan baik ketika
setiap objek sel terpisah dari background dan terpisah
dari sel yang lainya. Jenis citra yang cocok untuk proses
penghitungan adalah citra hitam putih atau citra biner.
Diperlukan teknik yang tepat, sesuai dengan karateristik
citra sel darah, untuk bisa membuat citra asli menjadi
citra biner tanpa mengubah bentuk, ukuran dan jumlah
sel yang ada dalam citra. Gambar 5a-e adalah hasil
preprocessing yang telah dilakukan.

Gambar 6. Hasil ekstraksi fitur tingkat roundness objek


kandidat sel darah

D. Hasil Pengenalan dan Penghitungan


Pada tahap ini diputuskan apakah kandidat sel darah
termasuk sel darah atau bukan sel darah. Proses
a b pemutusan didasarkan pada nilai roundnees masing-
masing kandidat. Dengan aturan kandidat yang
memiliki nilai roundness diatas 0,75 adalah sel darah,
sedangkan kandidat yang memiliki nilai roundness di
bawah 0,75 maka bukan termasuk sel darah. Nilai batas
0,75 didapatkan dari hasil pengamatan dan pengujian
terhadap 200 sel darah yang sudah dipastikan sebagai
sel darah. Nilai roundness terkecil dari 200 sel darah
tersebut adalah 0,75. Tabel I menunjukkan hasil
c d perhitungan menggunakan sistem penghitung otomatis
yang telah dibangun dibandingkan dengan penghitungan
manual.
Dari Tabel I dapat dilihat bahwa tingkat eror
penghitungan sel darah putih menggunakan pengolahan
citra lebih kecil dibandingkan penghitungan manual
menggunakan hand tolly. Penghitungan leukosit
menggunakan pengolahan citra memiliki tingkat eror
sebesar 3,16% hal ini berarti tingkat akurasi sistem
adalah sebesar 96,84 %, sedangkan penghitungan
e manual memiliki tingkat eror sebesar 9,73% yang
berarti tingkat akurasinya berkisar antara 90,27 %.
Gambar 5 Hasil preprocessing
a. Gambar asli , b.Hasil dinamic contrast, V. KESIMPULAN DAN SARAN
c.Hasil filling, d. Hasil opening, e. Hasil watershed
Sulitnya menghitung jumlah leukosit bisa diselsaikan
C. Hasil Pattern Analysis menggunakan pengolahan citra. Dengan menerapakan
Pattern analysis adalah sebuah tahap yang digunakan filter roundness sistem mampu mengenali antara objek
untuk mengekstraksi fitur RAP setiap kandidat sel darah leukosit dengan objek bukan leukosit. Objek yang
yang terdeteksi. Hasil yang diperoleh pada tahap ini memiliki nilai roundness diatas 0,75 adalah objek

Jurnal EECCIS Vol. 7, No. 1, Juni 2013


40

leukosit, sedangkan yang memiliki nilai roundness di


bawah 0,75 bukan lah leukosit. Hasil pembandingan DAFTAR PUSTAKA
dengan penghitungan manual, tingkat akurasi [1] Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2010, “Renstra
penghitungan menggunakan sistem lebih tinggi, proses KKP 2010 – 2014”, Kementrian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia.
penghitungan pun jadi lebih mudah dan lebih cepat.
[2] Meyer D. J., Harvey J.W., 1998,”Veterinary Laboratory Medi-
Tingkat akurasi penghitungan menggunakan sistem cine Interpretation and Diagnosis”.
mencapai 96,84% sedangkan penghitungan manual [3] Nash, Gerrad B., Egginton, Stuart, a, 1993, “ Compararative
memiliki tingkat akurasi 90,73%. Rheology Of Human and Trout Red Blood Cells”, Department
of Haematology and Department of Physiology, The Medical
TABEL I School, University of Birmingham.
PENGUJIAN TINGKAT AKURASI PENGHITUNGAN JUMLAH LEUKOSIT [4] Stites, J., D. Wessels, A. Uhl, T. Egelhoff, D. Shutt, and D. R.
ANTARA SISTEM MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN Soll. 1998. “Phosphorylation of the Dictyostelium myosin II
PAKAR MENGUNAKAN HAND TOLLY DENGAN TEKNIK PELABELAN heavy chain is necessary for maintaining cellular polarity and
SEBAGAI ACUAN KEBENARAN. suppressing turning during chemotaxis. Cell Motility and the
Cytoskeleton” 39:31-51
Jumlah Leukosit dalam 4 citra
Objek [5] Toennies, K.D. 2012, “Guide to Medical Image Analysis, Ad-
untuk 1 ikan
penelitian vances in Computer Vision and Pattern Recognition” ,DOI
Pelabelan Sistem Pakar 10.1007/978-1-4471-2751-2_2, © Springer-Verlag London
ikan 1 795 770 701 Limited.
[6] Török P, Kao FJ, 2008, “Optical imaging and microscopy.
ikan 2 813 755 653 Techniques and advanced systems”,Springer series in optical
sciences GIS approach to scale issues of perimeter-based shape
ikan 3 792 744 652
indices for drainage basins.
ikan 4 791 732 629 [7] Murinto, Harjoko Agus, 2009, “ Segmentasi Citra
Menggunakan Watershed dan Intensitas Filtering Sebagai
ikan 5 757 723 645
Preprocessing”, Seminar Nasional Informatika (semnasIF 2009)
ikan 6 778 769 716 ISSN: 1979-2328, UPN ”Veteran” Yogyakarta.
[8] Hentschel M. L., Page N. W. 2003. Selection of descriptors for
ikan 7 763 750 693 particle shape characterization. Part. Part. Syst.
ikan 8 826 794 718 [9] Kindratenko V. 1997. “Development and application of image
analysis techniques for identification and classification of mi-
ikan 9 741 675 565 croscopic particles”. Ph.D. Thesis, University of Antwerp,
ikan 10 781 692 559 Belgium.
[10] Chakrabarty R. K., Moosmüller H., Arnott W. P., Garro M. A.,
ikan 11 1827 1774 1677 Walker J. 2006. Structural and fractal properties of particles
ikan 12 1806 1753 1656 emitted from spark ignition engines. Environ. Sci. Technol. 40,
6647-6654.
ikan 13 1788 1736 1640 [11] Miller, V. C., 1953, “A quantitative geomorphic study of drain-
ikan 14 1867 1810 1709 age basin characteristics in the Clinch Mountain area”, Virginia
and Tennessee. Office of Naval Research, Geography Branch,
ikan 15 1815 1766 1673 Project no. 389-042, Tech. Report no. 3, 1-30.
[12] Bardossy, Andras & Schmidt, Fridjof,2002,” GIS approach to
ikan 16 1807 1802 1753
scale issues of perimeter-based shape indices for drainage ba-
ikan 17 1743 1717 1647 sins”, Institute of Hydraulic Engineering (IWS), University of
Stuttgart, Pfaffenwaldring 61,D-70550 Stuttgart, Germany.
ikan 18 1769 1757 1701
[13] Seiverd Cahrles E., ,” Hematology For Medical Technologists”,
ikan 19 1747 1688 1585 Fourth Edition, Lea & Febiger, Philadelphia, 1977.
[14] Klontz, William, 1994 , “ Fish Hematology “, Professor of
ikan 20 1767 1752 1693 Aquaculture, Department of Fish and Wildlife Resources
Total 25773 24959 23265 University of Idaho, Moscow.
[15] Moyle PB, Cech JJ. 1988, “Fish an Introduction to
Selisih dengan pelabelan 814 2508 Ichthyology”, Second Edition. Prentice Hall: New Jersey.
Tingkat eror 3.16% 9.73% [16] Affandi R, Tang UM, 2002, “Fisiologi Hewan Air”, Riau: Uni
Press.
[17] Guyton AC, Hall JE, 1997, “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”.
Masih banyak hal yang bisa dikembangkan untuk Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A, penerjamah; Setiawan I,
memperbaiki penelitian yang telah dilakukan, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Textbook of Medical
diantaranya dengan mengembangkan teknik acquisition, Physiology.
[18] Van Muiswinkel WB, Vervoorn VDWB. “The Immune System
dalam bentuk pengitegrasian sistem yang telah dibangun of Fish”, Di dalam: Woo PTK, Bruno DW, editor. Fish Disease
dengan mikroskop, sehingga analisa haematology bisa and Disorders. Vol 3. Ed ke-2. UK: CABI Publishing. hlm 678-
dilakukan secara langsung tanpa pengambilan citra. 695. 2006
[19] Vonti, Ornella, “ Gambaran Darah Ikan Mas (Cyprinus carpio
Pengambangan yang lain bisa dilakukan dengan linn) Strain Sinyonya yang Berasal Dari Daerah Ciampea-
mengkaji seluruh parameter hematology dalam satu Bogor”, Skripsi, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
aplikasi, bukan hanya jumlah leukosit saja. Bogor, 2008.

Jurnal EECCIS Vol.7, No. 1, Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai