KATA PENGANTAR………………………………………………............…… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………................3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...............…….4
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….......... 4
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………................…… 6
2.1Definisi Akuntansi Keprilakuan...………….………………………….......... 6
2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan …………………………….......... 7
2.3 Peran Akuntansi Keprilakuan…………................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….............…..14
BAB I
PENDAHULUAN
2
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui defenisi akuntansi
keprilakuan, ruang lingkup akuntansi keprilakuan dan peran akuntansi
keprilakuan. Makalah ini juga merupakan ringkasan dari beberapa hasil
diskusi kami dalam perkuliahan dan tujuan dari makalah ini adalah
memberikan informasi seluas-luasnya kepada mahasiswa, dosen, civitas
akademika tentang adanya aspek keperilakuan yang turut mengambil andil
penting dalam akuntansi. Terlebih lagi dari makalah ini dapat memberikan
informasi ke masyarakat pada umumnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban,
desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas
biaya, penilaian kinerja, serta laporan keuangan.
5
sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai
pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ.
Studi/pembelajaran atas efek terhadap format serta isi laporan
akuntansi / keuangan.
Pengembangan teknik laporan untuk mengkomunikasikan antara
perilaku data kepada user.
Mengembangkan strategi yang efektif untuk bisa memotivasi serta
mempengaruhi terhadap perilaku, aspirasi serta tujuan dari setiap
personal yang ada dalam organisasi.
Metode atau cara untuk memprediksi untuk mengubah perilaku
manusia, yang mana menekankan pada cara agar sistem akuntansi
dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi habit atau perilaku manusia.
Peran mengenai akuntansi perilaku dalam organisasi oleh Schiff dan Lewin
(1974) dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu :
Tujuan utama dari bagian ini adalah bagaimana formulasi tujuan operasional
perusahaan.dan interaksi perilaku individu dalam proses ini. Ada beberapa
dimensi dalam proses ini misalnya partisipasi penyusunan anggaran dan
kepuasan anggota organisasi atas anggaran tersebut, tingkat kesulitan
pencapaian tujuan, tingkat aspirasi dalam penyusunan anggaran dan tujuan
organisasi serta konflik di antara tujuan individu dan tujuan organisasi.
6
bottom up. Di satu sisi ada organisasi yang penetapan rencana dan anggaran
dilakukan oleh atasan saja (Top down). Dari proses yang berbeda tersebut
dapat menghasilkan perilaku yang berbeda dari anggota organisasi.
Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan juga memiliki tingkat kesulitan yang
berbeda. Tingkat kesulitan yang ditetapkan dapat mempengaruhi perilaku
individu. Jika individu memandang bahwa tujuan yang menjadi tanggung
jawabnya ditetapkan terlalu sulit maka individu tidak akan termotivasi untuk
mencapainya. Sebaliknya jika tujuan yang ditetapkan terlalu lunak, individu
akan ceroboh dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Decision Making
Tujuan utama bagian ini adalah aspek perilaku pada pengambilan keputusan
oleh individu dan pengambilan keputusan organisasional. Ada dua dimensi
dalam bidang ini. Dimensi pertama membahas mengenai isu-isu mendasar
mengenai pengambilan keputusan oleh individu dan kelompok misalnya
persepsi, akibat dari gagal atau suksesnya keputusan, tipe risk aversion
(penghindar resiko) dalam pembuatan keputusan. Dimensi kedua meliputi
pengaruh dari jenis struktur organisasi atas pengambilan keputusan.
Keputusan yang dibuat organisasi dapat dibuat oleh individu saja ataupun oleh
anggota kelompok. Proses tersebut tentu saja berpengaruh pada perilaku baik
individu maupun kelompok. Kegagalan dan kesuksesan keputusan yang telah
dibuat juga berpengaruh pada perilaku pembuat keputusan.
Ada dua tipe individu sehubungan dengan resiko yang dihadapinya, yaitu (a)
tipe pengambil resiko (risk taker), (b) tipe penghindar resiko (risk averse). Dua
tipe tersebut akan menyebabkan perilaku yang berbeda saat menghadapi
resiko atas alternatif keputusan akan yang dibuat.
7
c. Control
d. Financial Reporting
8
BAB III
PENUTUP
Akuntansi semakin diperlukan oleh semua sektor dan semua bidang. Sebuah
sunnatullah yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W tentang pentingnya
pengelolaan keuangan dengan mengedepankan prinsip transparansi. Telah
jauh sebelumnya di lukiskan di dalam Surah Al-Baqarah ayat 282 tentang
wajibnya mengedepankan transparansi dalam setiap transaksi dan semakin
jelas dengan pencatatan.
9
keuangan berubah. Karena menurut penulis sendiri faktor psikologis
merupakan salah satu faktor internal dan mempunyai andil penting ketika opini
atau pendapat dikeluarkan terkait dengan laporan keuangan.
Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users).
Sebagaimana dibahas sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak
internal dimaksudkan untk melakukan serangkaian evaluasi kinerja.
Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak internal, tetapi mereka lebih
berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam orgnisasi tersebut.
10
dalam penyusunannya pun juga tidak sembarangan. Ada beberapa hal yang
wajib untuk diperhatikan. Untuk itulah mengapa sebelum melakukan riset,
terlebih dahulu dimengerti tentang apa itu etika riset. Ini karena dalam
melakukan sebuah riset, banyak pihak yang terlibat dan etika riset digunakan
sebagai pedoman peneliti dalam bertindak terutama dengan orang lain yang
notabene adalah subjek penelitian. Selain itu, karena riset merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari sebuah siklus keilmuan dimana hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dunia ilmu itu sendiri, tentunya dalam
perkembangan keilmuan tersebut, terdapat sebuah etika yang melandasi
seorang peneliti dalam melakukan riset. Hal ini telah memberikan sebuah
penilaian mengenai pentingnya etika dalam riset yang dapat dijadikan sebuah
patokan sehingga penelitian tersebut benar-benar berada dalam koridor siklus
keilmuan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hamel, Gary. “Bringing Silicon Valley Inside.” Harvard Business Review, Januari-
Februari 2001.
12