Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
MATERI DAN METODE

Materi
Alat
Praktikum ini menggunakan beberapa alat. Alat-alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah pinset, sonde, benang, papan, dan stopwatch.
Bahan
Praktikum ini menggunakan beberapa bahan. Bahan- bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah katak, larutan H2SO4 10%, larutan cuka, air
panas, air dingin, dan air biasa.

Metode

1. Katak normal
Katak disiapkan, lalu diletakkan diatas papan tanpa diikat.
Percobaan pertama katak diletakkan terbalik, lalu diberi rangsangan agar
katak membalikkan badannya. Kecepatan katak dalam membalikkan
badan dilihat seberapa cepat responnya. Percobaan kedua katak
dilemparkan keatas dan dilhat postur badannya ketika sampai
dipermukaan. Percobaan ketiga papan katak diputar lalu dilihat respon
katak setelah diputar. Percobaan selanjutnya diamati kondisi kelopak
matanya. Percobaan kelima yaitu sikap badan katak terhadap bidang datar,
katak diletakkan di atas papan lalu diamati posisi badannya. Percobaan
selanjutnya diukur frekuensi nafas dari katak dengan dihitung berapa kali
detak nafas katak dalam satu menit. Dilanjutkan dengan mengukur denyut
jantung dari katak diukur selama satu menit. Percobaan ke delapan diamati
refleks gerak pada katak dengan cara dicubit bagian paha kakinya lalu
dilihat gerak reflek pada kakinya apakah bergerak secara homo atau
berlawanan dari arah rangsangan cubitan. Pengamatan dilanjutkan dengan
dicubit bagian paha katak dengan kekuatan sedang dan tinggi dilihat
apakah katak melakukan respon dengan cepat atau lambat. Selanjutnya
dilakukan pengamatan dengan merendam kaki katak pada cairan H2SO4
apakah katak melakukan gerakan setelah dilakukan percobaan. Dengan
percobaan yang sama hanya saja diganti dengan larutan air cuka dan
dilihat apakah katak melakukan respon balik. Pengamatan dilakukan
dengan digunakan air panas dan dingin dan dilihat juga apakah katak
merespon setelah dilakukan percobaan tersebut. Diulang dengan diikat
kedua kaki depan katak lalu pengamatan dilakukan kembali dengan
metode yang sama seperti awal.
2. Katak Deserebrasi
Katak disiapkan , selanjutnya bagian otak serebrum katak dirusak
dengan cara ditusuk dengan konde hingga hilang bagian serebrumnya.
Katak yang sudah diberi perlakuan tersebut lalu diletakkan diatas papan
tanpa diikat. Percobaan pertama katak diletakkan terbalik, lalu diberi
rangsangan agar katak membalikkan badannya. Kecepatan katak dalam
membalikkan badan dilihat seberapa cepat responnya. Percobaan kedua
katak dilemparkan keatas dan dilhat postur badannya ketika sampai
dipermukaan. Percobaan ketiga papan katak diputar lalu dilihat respon
katak setelah diputar. Percobaan selanjutnya diamati kondisi kelopak
matanya. Percobaan kelima yaitu sikap badan katak terhadap bidang datar,
katak diletakkan di atas papan lalu diamati posisi badannya. Percobaan
selanjutnya diukur frekuensi nafas dari katak dengan dihitung berapa kali
detak nafas katak dalam satu menit. Dilanjutkan dengan mengukur denyut
jantung dari katak diukur selama satu menit. Percobaan ke delapan diamati
refleks gerak pada katak dengan cara dicubit bagian paha kakinya lalu
dilihat gerak reflek pada kakinya apakah bergerak secara homo atau
berlawanan dari arah rangsangan cubitan. Pengamatan dilanjutkan dengan
dicubit bagian paha katak dengan kekuatan sedang dan tinggi dilihat
apakah katak melakukan respon dengan cepat atau lambat. Selanjutnya
dilakukan pengamatan dengan merendam kaki katak pada cairan H2SO4
apakah katak melakukan gerakan setelah dilakukan percobaan. Dengan
percobaan yang sama hanya saja diganti dengan larutan air cuka dan
dilihat apakah katak melakukan respon balik. Pengamatan dilakukan
dengan digunakan air panas dan dingin dan dilihat juga apakah katak
merespon setelah dilakukan percobaan tersebut. Diulang dengan diikat
kedua kaki depan katak lalu pengamatan dilakukan kembali dengan
metode yang sama seperti awal.
3. Katak Spinal
Katak disiapkan , selanjutnya bagian otak medula oblongatanya
katak dirusak dengan cara ditusuk dengan konde hingga hilang bagian
medula oblongata. Katak yang sudah diberi perlakuan tersebut lalu
diletakkan diatas papan tanpa diikat. Percobaan pertama katak diletakkan
terbalik, lalu diberi rangsangan agar katak membalikkan badannya.
Kecepatan katak dalam membalikkan badan dilihat seberapa cepat
responnya. Percobaan kedua katak dilemparkan keatas dan dilhat postur
badannya ketika sampai dipermukaan. Percobaan ketiga papan katak
diputar lalu dilihat respon katak setelah diputar. Percobaan selanjutnya
diamati kondisi kelopak matanya. Percobaan kelima yaitu sikap badan
katak terhadap bidang datar, katak diletakkan di atas papan lalu diamati
posisi badannya. Percobaan selanjutnya diukur frekuensi nafas dari katak
dengan dihitung berapa kali detak nafas katak dalam satu menit.
Dilanjutkan dengan mengukur denyut jantung dari katak diukur selama
satu menit. Percobaan ke delapan diamati refleks gerak pada katak dengan
cara dicubit bagian paha kakinya lalu dilihat gerak reflek pada kakinya
apakah bergerak secara homo atau berlawanan dari arah rangsangan
cubitan. Pengamatan dilanjutkan dengan dicubit bagian paha katak dengan
kekuatan sedang dan tinggi dilihat apakah katak melakukan respon dengan
cepat atau lambat. Selanjutnya dilakukan pengamatan dengan merendam
kaki katak pada cairan H2SO4 apakah katak melakukan gerakan setelah
dilakukan percobaan. Dengan percobaan yang sama hanya saja diganti
dengan larutan air cuka dan dilihat apakah katak melakukan respon balik.
Pengamatan dilakukan dengan digunakan air panas dan dingin dan dilihat
juga apakah katak merespon setelah dilakukan percobaan tersebut.
Diulang dengan diikat kedua kaki depan katak lalu pengamatan dilakukan
kembali dengan metode yang sama seperti awal.
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tabel dibawah ini merupakan hasil dari praktikum darah. Tabel ini
menyajikan beberapa reson katak terhadap suatu rangsangan, katak yang
digunakan yaitu katak normal, katak deserebrasi, katak spinal.

Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh rangsagan fisik dan kimiawi pada


katak normal, katak deserebrasi, dan katak spinal.
Pengamatan Katak Normal Katak Katak Spinal
Penghambat Deserebrasi
Reaksi terhadap +++++ ++++ - - - -
pembalikan tubuh
Reaksi terhadap +++++ +++ - - - -
pengangkatan
tubuh
Reaksi terhadap +++++ +++ + + - -
pemutaran tubuh
Kondisi kelopak +++++ ++++ ++ + + +
mata
Sikap badan +++++ ++++ ++ ++ - -
terhadap bidang
datar
Frekuensi nafas +++++ +++ + + ++ ++++
Denyut jantung +++++ +++++ + + ++ +++
Pengamatan Homo Homo Homo
refleks sederhana
Pencubitan +++ ++ - - - -
sedang
Pencubitan kuat + ++ - - - -
Perendaman +++++ +++++ +++++ +++++ +++++ +
H2SO4
Perendaman cuka ++ +++++ +++ +++ +++++ ++++
Perendaman air ++ ++ + - - -
panas
Perendaman air ++ ++ + - - -
dingin

PEMBAHASAN

Otak merupakan bagian dari Sistem Syaraf Pusat. Sistem Syaraf


Pusat berkenaan dengan pengaturan terkait dengan bagaimana satu
makhluk merespone stimullus dari lingkungan sekitar. SSP dapat
diaanalogikan seperti jamur, dengan tulang belakang sebagai sebagai
batangnya. Otak memiliki bagian bagian tertertu seperti serebrum,
serebelum, medula oblongata dan medula spinalis (Hamruni 2009).
Serebrum adalah bagian otak yang paling besar, dan memiliki
lipatan-lipatan. Cerebrum menerima pesan dari seluruh alat indera dan
memiliki beberapa fungsi seperti : memori, berpikir, atau merasa. Sebagai
pusat kontrol otot dan kepribadian. Beberapa fungsi cerebrum bersifat
sadar atau dapat dikontrol. Serebrum atau otak bagian depan terbagi
menjadi dua bagian, sebagaimana penggambaran otak yang sering
disajikan pada banyak buku. Terpendam di dalam cerebrum, tepat di
tengah dan mengelilingi batang otak dan otak tengah, terdapat sistem
limbik dan berbagai sistimprimitif lainnya (Hamruni 2009).
Serebelum berfungsi penting dalam kehidupan yaitu proses
sensoris, daya ingat, berpikir, belajar berbahasa, proses atensi. Fungsi lain
dari otak kecil yaitu mengontrol fungsi luhur dan kegiatan motorik, juga
sebagai sirkuit yang mengatur perhatian dan pengindraan. Jika sirkuit ini
rusak atau terganggu maka akan mengganggu fungsi bagian lain dari
sistem saraf pusat, seperti misalnya sistem limbik yang mengatur emosi
dan perilaku. Area tertentu di otak termasuk serebral korteks dan
cerebellum yang bertanggung jawab pada konsentrasi, pergerakan dan
pengaturan mood (Daulay 2017).

SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai