Disusun Oleh :
Alia Isna Yudianti 220112160078
Hana Nur Anifah 220112160080
Rika Riyanti Teresa 220112160082
Ratu Irbath Khairun Nisa 220112160087
Dewi Puspitasari 220112160091
Nurul Fatimah Saripudin 220112160094
Irma Lusiana Susanti 220112160099
Ipah Saripah 220112160101
Erlin Marlinda 220112160107
A. LATAR BELAKANG
Sumber utama nutrisi pada bayi neonatus adalah ASI. UNICEF dan
WHO merekomendasikan pemberian ASI kepada Bayi segera dalam waktu
1 (satu) jam setelah lahir dan memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai
umur 6 (enam) bulan. ASI mengandung zat gizi dan non-gizi yang lengkap
dan cukup untuk bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Bayi dengan ASI ekslusif
memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibanding yang tidak menggunakan ASI
Ekslusif (Briawan, 2004).
ASI Ekslusif juga dapat menurunkan risiko infeksi akut seperti diare,
pnemonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis, infeksi
saluran kemih, dan penyakit kronis masa depan seperti diabetes tipe 1. ASI
Ekslusif juga berhubungan dengan penurunan tekanan darah, kolesterol
serum total, prevalensi diabetes tipe 2 yang lebih rendah, serta kelebihan
berat badan dan obesitas pada masa remaja dan dewasa (NHS, 2017).
Akan tetapi, keberhasilan pemberian ASI eksklusif secara nasional
hanya 35% menurut WHO Global Data Bank 2012. Berdasarkan data series
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), ibu-ibu yang
memberikan ASI eksklusif hanya 55,1% pada tahun 2003 (BPS, 2003).
Untuk meningkatkan pengunaan ASI Ekslusif, pemerintah membuat
peraturan nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Ekslusif. Salah
satunya mengenai kewajiban tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi
ASI Eksklusif kepada ibu dan/atau anggota Keluarga dari Bayi yang
bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode
pemberian ASI Eksklusif selesai. Edukasi mengenai ASI ini berdasarkan
penelitian dapat meningkatkan durasi pemberian ASI sehingga sangat
penting untuk dilakukan (Imdad et al., 2011).
Berdasarkan data yang kami dapatkan di ruang Alamanda RSUP Dr.
Hasan Sadikin, dari sebelas orang ibu yang bayinya dirawat di ruang
Anturium, hanya enam orang yang dengan benar mengetahui pengertian
ASI Ekslusif, lima orang yang mengetahui cara pemberian ASI yang benar,
dan terdapat tiga orang yang belum pernah mendapat edukasi mengenai
ASI. Untuk itu, minimal edukasi mengenai ASI Ekslusif yang telah
ditetapkan pemerintah perlu diberikan.
Perawat perinatologi sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
memiliki peran edukasi dan advokasi dapat turut menyukseskan program
ASI Ekslusif ini. Berdasarkan penelitian, peran aktif perawat dalam edukasi
ASI Ekslusif dapat turut serta meningkatkan angka pemberian ASI Ekslusif
(Newell, 2015). Oleh karena itu, edukasi mengenai ASI Eksklusif oleh
perawat ini perlu untuk dilakukan.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien bayi di Ruang
Anturium RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mengetahui mengenai ASI
Ekslusif.
Tujuan Khusus
1. Ibu atau keluarga mengetahui tentang keuntungan dan keunggulan
pemberian ASI
2. Ibu atau keluarga mengetahui tentang gizi ibu, persiapan dan
mempertahankan menyusui
3. Ibu atau keluarga mengetahui tentang akibat negatif dari pemberian
makanan botol secara parsial terhadap pemberian ASI
4. Ibu atau keluarga mengetahui tentang kesulitan untuk mengubah
keputusan untuk tidak memberikan ASI.
C. ISI MATERI
1. Pengertian ASI Ekslusif
2. Keuntungan dan keunggulan pemberian ASI
3. Gizi ibu, persiapan dan mempertahankan menyusui
4. Akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap
pemberian ASI
5. Kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.
D. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar Balik
E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Penyuluhan dapat dilakukan sebulan sekali pada minggu pertama.
RESPON
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PENYULUHAN
1 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan nama kepada 2. Memperhatikan dan
audiens mendengarkan
3. Kontrak waktu 3. Memperhatikan dan
mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Memperhatikan dan
mendengarkan
35 menit 1. Menjelaskan pengertian ASI 1. Mendengarkan dan
Ekslusif memperhatikan
2. Menjelaskan keuntungan dan 2. Mendengarkan dan
keunggulan pemberian ASI memperhatikan
3. Menjelaskan gizi ibu, persiapan 3. Mendengarkan dan
dan mempertahankan menyusui memperhatikan
4. Menjelaskan akibat negatif dari 4. Mendengarkan dan
pemberian makanan botol secara memperhatikan
parsial terhadap pemberian ASI
5. Menjelaskan mengenai kesulitan 5. Mendengarkan dan
untuk mengubah keputusan untuk memperhatikan
tidak memberikan ASI.
10 menit 1. Mengajukan 5 pertanyaan tentang 1. Bertanya
materi penyuluhan yang telah
dijelaskan
2. Memberikan kesimpulan tentang 2. Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan
3. Salam penutup 3. Menjawab salam
G. EVALUASI
1. Apa yang dimaksud dengan ASI Ekslusif?
2. Apa saja keuntungan menggunakan ASI Ekslusif?
3. Apa saja yang harus dilakukan agar ibu dapat lancar menyusui
bayinya?
4. Apa saja dampak negatif dari pemberian makanan botol pada bayi
kurang dari enam bulan?
5. Bagaimana cara menyikapi kesulitan dalam mengubah keputusan
untuk tidak memberikan ASI?
H. MATERI
ASI Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang
memenuhi semua kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan.
ASI yang pertama keluar, kolostrum, atau yang sering disebut ‘cairan emas’
karena berwarna kekuningan, mengandung protein dan antibodi yang tidak
dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula. Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat
menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan setidaknya selama
satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri.
Berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan,
proses IMD ini menjadi salah satu faktor penentu keberhasilannya. Dengan
mempraktekkan IMD, maka produksi ASI akan terstimulasi sejak dini,
sehingga tidak ada lagi alasan “ASI kurang”, atau “ASI tidak keluar” yang
seringkali menjadi penghambat ibu untuk menyusui bayinya secara
eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan.
Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal
bagi bayi. pemberian ASI akan terlaksana dengan benar bila terdapat
beberapa faktor. Faktor-faktor keberhasilan dalam menyusui antara lain :
Komitmen ibu untuk menyusui
Pemberian ASI yang dilaksanakan secara dini (early inititation)
Posisi menyusui yang baik dan benar bagi ibu dan anak
Menyusui atas permintaan bayi (on demand)
Memberikan ASI secara eksklusif
2. Keuntungan Menyusui
a. Membantu ikatan batin antara ibu dengan bayi.
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan
merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram,
terutama karena masih mendengar detak jantung sang ibu yang telah
dikenalnya sejak dalam kandungan.
b. Membantu menunda kehamilan baru.
Cara ini mengandalkan pemberian ASI pada masa menyusui bayi
(pascapersalinan). Selama ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid,
98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan, dan
96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
c. Melindungi kesehatan ibu.
Menyusui dapat mengurangi risiko pendarahan setelah melahirkan,
karena pada saat menyusui kadar Oksitosin yang berguna juga untuk
penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan lebih cepat berhenti.
Selain itu dapat mengurangi anemia, mengecilkan rahim, lebih cepat
langsing, dan mengurangi risiko menderita kanker payudara & indung
telur.
d. Biayanya lebih rendah daripada pemberian asupan buatan.
Dengan memberi ASI Eksklusif, berarti tidak ada pengeluaran untuk
membeli susu formula selama 6 bulan, bahkan sampai 2 tahun. Selain
itu karena bayi akan lebih jarang sakit, maka pengeluaran untuk ke
dokter atau ke rumah sakit juga akan berkurang.
e. Meningkatkan kecerdasan anak.
Dengan memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, akan menjamin
tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal
ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang
tepat, serta disesuaikan dengan dengan kabutuhan bayi. ASI juga
mengandung nutrien khusus yang diperlukan otak. Menurut Rulina
(2002), penelitian pada anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ
(Intellectual Quotient) lebih rendah 7-8 poin dibandingkan dengan
anak-anak yang diberi ASI eksklusif.
f. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat
kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan
cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Ketika zat kekebalan
menurun dan tubuh bayi belum mampu memproduksi banyak zat
kekebalan, maka ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat
kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit.
Menyusui menurunkan risiko infeksi akut seperti diare, pnemonia,
infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis dan infeksi saluran
kemih. Menyusui juga melindungi Bayi dari penyakit kronis masa
depan seperti diabetes tipe 1. Menyusui selama masa Bayi berhubungan
dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total,
berhubungan dengan prevalensi diabetes tipe 2 yang lebih rendah, serta
kelebihan berat badan dan obesitas pada masa remaja dan dewasa.
3. Gizi Ibu, persiapan dan mempertahankan menyusui
A. Gizi ibu menyusui
Gizi dibutuhkan untuk produksi ASI dan pemulihan kesehatan
ibu. Kebutuhan gizi yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya.
2. Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas.
3. Makan makanan yang tidak merangsang, baik secara termis,
mekanis, atau kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan.
4. Batasi makanan yang berbau keras
5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI,
misalnya sayuran hijau.
Diet dalam masa nifas harus bergizi, bervariasi, dan seimbang.
Diet ini sebaiknya mengandung tinggi kalori. Pada wanita dewasa,
kebutuhan kalori sebesar 2200 kkal, sedangkan untuk ibu menyusui
diperlukan tambahan 700 kkal untuk 6 bulan pertama setelah
melahirkan dan selanjutnya 500 kkal. Kalori ini terdiri dari:
1. Karbohidrat
Total makanan yang dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat.
Makanan sumber karbohidrat antara lain: nasi, kentang, roti, ubi,
mie, jagung, dan berbagai makanan jajanan yang berasal dari tepung.
2. Lemak
Kebutuhan lemak sebesar 25-35% dari total makanan. Bahan
makanan sumber lemak adalah keju, susu, santan, mentega, dan
margarin. Fungsi lemak untuk ibu menyusui sebagai daya tahan
tubuh.
3. Protein
Pada wanita dewasa, kebutuhan protein perhari yaitu 51 gram,
sedangkan pada ibu menyusui perlu tambahan 16 gram pada 6 bulan
pertama selanjutnya 12 gram. Fungsi protein untuk membentuk
jaringan baru dan memproduksi air susu, jumlah protein sekitar 10-
15% dari total makanan. Makanan yang merupakan sumber protein
yaitu tempe, tahu, kacang-kacangan, daging, telur, hati dan ikan.
Selain karbohidrat, lemak dan protein juga diperlukan vitamin
dan mineral yang didapat dari sayuran dan buah buahan sebagai sumber
pengatur dan pelindung. Ibu yang menyusui dianjurkan untuk makan 4-
5 kali sehari dan minum segelas cairan setiap selesai menyusui. Kafein
dan nikotin pun harus dihindari, seperti kopi, cokelat, soda, dan
makanan awetan serta menjauhi cemilan yang tidak terjamin
kebersihannya.
Contoh Menu Makanan Ibu Menyusui
Jenis Makanan Usia bayi 0-6 bulan Usia bayi > 6 bulan
Nasi 5 piring 4 piring
Ikan 3 potong 2 potong
Tempe 5 potong 4 potong
Sayuran 3 mangkok 3 mangkok
Buah 2 potong 2 potong
Gula 5 sendok 5 sendok
Susu 1 gelas 1 gelas
Air 8 gelas 8 gelas
c) ASI Kurang
Istilah ASI kurang adalah istilah yang rancu, atau tidak cukup jelas,
yang dapat ditafsirkan menjadi 3 pengertian yang berbeda. Pertama, Ibu
merasa produksi ASI-nya kurang, ini berkaitan dengan perasaan si Ibu, yang
kedua dapat juga kategori ASI kurang dimaksudkan sebagai produksi ASI
Ibu memang benar-benar kurang, yang berarti produksi ASI Ibu sudah
terbukti memang hanya sedikit, sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
Sedangkan yang ketiga, jumlah ASI yang diterima bayi memang kurang. Ini
bisa terjadi seandainya perlekatan bayi pada saat menyusu tidak tepat, atau
karena sebab lainnya. Pengertian yang pertama dan kedua bukanlah hal
yang penting, dibandingkan dengan yang ketiga. Meskipun produksi ASI
‘tidak banyak’, namun jika yang diterima oleh bayi sudah cukup, maka
jumlah produksi ASI tidak menjadi masalah. Penekanan istilah ASI Kurang
disini adalah jumlah ASI yang diterima oleh bayi memang kurang (atau
pengertian ketiga seperti yang dijelaskan di atas).
Tanda-tanda ‘Pasti’ ASI Kurang
Ini adalah tanda-tanda yang meyakinkan bahwa jumlah ASI kurang
yang diterima bayi memang benar-benar kurang.
Berat badan bayi tidak naik. Jika pertambahan berat badan bayi kurang
dari 500 gram/ bulan, atau setelah dua minggu beratnya kurang dari
berat lahirnya.
Bayi mengompol kurang dari 6 kali sehari, bau dan berwarna kuning
tua.
Tanda-tanda ‘Mungkin’ ASI Kurang
Tanda-tanda berikut tidak berarti bahwa ASI-nya yang kurang, tetapi
bisa terjadi karena sebab lainnya.
Bayi tidak puas setelah menyusu
Bayi sering menyusu
Bayi jarang buang air besar
Bayi sering menangis
Kotoran bayi keras, kering, atau kehijauan
Tidak ada ASI yang keluar ketika diperah
Selama kehamilan, payudara tidak membesar
Pemberian susu formula dapat bermanfaat juga namun pada bayi yang
kurang bulan, berat bayi lahir rendah, dan bayi yang menderita penyakit
tertentu yang membutuhkan nutrisi khusus. Namun, terdapat juga beberapa
dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari pemberian susu formula.
Dampak tersebut antara lain :