Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK I
1. ANDARLIYANTO : 20190301059
4. GUSTAWAN F : 20190301054
2019
1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pesawat, alat kerja seperti pakaian atau sepatu safety terbaru, bahan, dan
bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat
terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan.
keselamatan.
karena keselamatan kerja adalah suatu keadaan dimana para pekerja terjamin
keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat,
alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga
terjamin. Apabila para pekerja didukung oleh sarana dan prasarana yang
perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam undang undang nomor 13 tahun
kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja dan
tinggi. Jadi unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak
terpaku pada faktor fisik tetapi juga mental, emosional, dan psikologi.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai ruang lingkup, manfaat,dan hukum
B. TUJUAN PENULISAN
2. PEMBAHASAN
terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental
pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan
mereka bekerja.
dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bermanfaat, baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah
lingkungan kerja.
dalam pelaksanaan K3. dimana aspek aspek inilah yang dapat mempengaruhi
1. Lingkungan Kerja
menimbulkan penyakit.
kondisi alat kerja dan bahan harus dicek secara berkala. Selain itu
3. Metode Kerja
4. Human ( pekerja )
aturan keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diikuti atau tidak,
kecelakaan.
aman
keluarganya
asuransi
kesehatan kerja
sudah diketahui jika ada dalah satu alat produksi anda yang rusak.
Selain itu tentu saja alat produksi yang sudah rusak atau mengalami
standar kualitas.
D. FRAMEWORK
Framework yang dimaksud disini dengan kata lain yaitu dasar atau
landasan dari Keselamatan Kerja itu sendiri yang dimana di Indonesia sendiri
mengacu pada Undang Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang
hukum yaitu:
BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci dalam
2. "pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas langsung sesuatu tempat kerja atau
3. "pengusaha" ialah : orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik
sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; orang atau badan
hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan
untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; orang atau badan hukum, yang di
Indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jikalau yang
4. "direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Mneteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan
Undang-undang ini.
6. "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
1. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
2. Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana
atau peledakan;
perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun
atau gudang;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
telepon;
kesehatan yang bekerja atau yang berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat
BAB III
Pasal 3
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
barang;
penyimpanan barang;
ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
Pasal 4
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat
ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi,
barang, produk teknis dan aparat produk guna menjamin keselamatan barang-barang itu
Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan
(2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini sedangkan para
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung
Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam
Pasal 6
Barang siapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat mengajukan permohonan
Tata cara permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas Panitia Banding dan lain-
Pasal 7
Pasal 8
Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya,
secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.
PEMBINAAN
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
2. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
3. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan; Cara-cara dan sikap
yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
BAB VI
Pasal 10
Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia Pembina Keselamatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau
pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan
usaha berproduksi.
Susunan Panitia Pembina dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan lain-lainnya
BAB VII
KECELAKAAN
Pasal 11
Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang
Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1)
BAB VIII
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau
keselamatan kerja;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan dan keselamatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali
dalam hal-hal khususditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang
BAB IX
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut dengan peraturan
perundangan.
Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas
Pasal 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada waktu Undang-
undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan di dalam satu tahun sesudah Undang-undang
ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau berdasarkan Undang-
undang ini.
Pasal 17
belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang keselamatan kerja yang ada pada waktu
Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Undang-undang ini.
Pasal 18
Standar OHSAS 18001 ialah standar yang paling secara umum banyak
standar yang disusun selaras untuk diterapkan dengan standar lainnya (ISO 9001,
Standar ISO).
K3 suatu organisasi.
direncanakan.
3. Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur proses-proses
secara berkelanjutan.
3. ISO 45001
adalah standar internasional baru yang menyediakan kerangka kerja bagi organisasi
untuk mengelola risiko dan peluang untuk membantu mencegah yang terkait dengan
pekerjaan cedera dan kesehatan yang buruk bagi para pekerja. Hasil yang
dimaksudkan adalah untuk meningkatkan dan menyediakan tempat kerja yang aman
dan sehat. ISO 45001 dimaksudkan untuk membantu organisasi, terlepas dari ukuran
atau industri, dalam merancang sistem secara proaktif mencegah cedera dan kesehatan
yang buruk.
proses manajemen dan bisnis. ISO 45001 merupakan sistem manajemen keselamatan
Pertama kali diterbitkan pada tanggal 12 Maret 2018. Pedoman dalam ISO 45001
membantu perusahaan untuk membenahi kinerja K3. Sebelum ISO 45001 diterbitkan,
perusahaan menggunakan OHSAS 18001 sebagai tolok ukur K3. OHSAS 18001
perbedaan mendasar. Dari konteks organisasi ISO 45001 lebih fokus dan detail, ISO
Karena itu, standar tersebut bisa dikombinasikan dengan beberapa sistem secara
harmonis dan efisien. Sebagian besar perusahaan menerapkan ISO 45001 dengan
ISO 45001 secara maksimal agar mencapai tujuannya. Meski begitu, untuk
ISO 45001 mengimplementasikan proses dan struktur Annex SL, membuat integrasi
berbagai standar sistem manajemen ISO lebih mudah, seperti ISO 9001, Sistem
manajemen mutu dan ISO 14001, Sistem manajemen lingkungan. Ini menggunakan
meminimalkan risiko cedera atau penyakit. Itu langkah – langkah harus mengatasi
masalah yang bisa mengarah ke jangka panjang masalah kesehatan dan ketidakhadiran
risiko dan peluang untuk mengelola secara proaktif untuk mendukung pekerja
peningkatan loyalitas pekerja dan kinerja, kerja sama, serta efisiensi biaya
a. PENGERTIAN SMK3
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang
mendorong produktivitas
c. Penerapan SMK3
SMK3.
peraturan perundang-undangan).
- Penetapan kebijakan k3
- Perencanaan k3
- Pelaksanaan rencana k3
Hendarman. 2010. Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di Tempat
Kerja Kesehatan. http://www.infokeselamatankerja.wordpress.com