Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri memiliki peranan yang amat besar dalam mendorong


pertumbuhan ekonomi nasional. Industrialisasi di indonesia sejak masa
pemerintahan presiden soeharto hingga saat ini telah mengubah struktur
perekonomian indonesia. Selama periode 1967 – 1997, peran sektor industri
terhadap perekonomian indonesia cenderung terus meningkat dan dalam jangka
waktu 30 tahun peranan sektor industri pengolahan telah mencapai 26,8 persen
dari PDB, sedangkan peranan sektor pertanian tercatat 16,1 persen
(www.kemenperin.go.id).
Pembangunan disektor industri perlu dikembangkan oleh pemerintah
khususnya industri kimia. Pengembangan industri kimia tersebut dilakukan
sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan impor bahkan meningkatkan
jumlah ekspor bahan kimia. Salah satu komoditi di Indonesia yang masih
bergantung pada impor adalah asam nitrat. Bahkan kebutuhan impor asam nitrat
makin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari tinjauan data
impor yang di keluarkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia. Dengan demikian,
pendirian pabrik asam nitrat diharapkan dapat menutupi jumlah impor asam nitrat
Indonesia dan menambah devisa negara.
Selain itu Berdirinya industri asam nitrat juga dapat mendorong berdirinya
industri lain yang menggunakan asam nitrat sebagai bahan baku ataupun bahan
penunjang. Asam nitrat banyak digunakan dalam industri pupuk, produksi
berbagai macam bahan kimia, zat warna, bahan farmasi, serta dipakai sebagai
reagen di laboratorium (Sangga Pratama, tugas 7 PIK, www.academia.edu).

1
2

1.2 Tujuan Pendirian Pabrik

a. Mendorong berkembangnya industri bahan kimia di indonesia, khususnya


industri asam nitrat
b. Memenuhi kebutuhan asam nitrat di indonesia
c. Menunjang kebutuhan industri – industri lain yang menggunakan asam
nitrat sebagai bahan baku
d. Menambah lapangan pekerjaan dan menekan jumlah pengangguran
e. Mengaplikasikan ilmu teknik kimia dalam bidang perancangan dan operasi
teknik kimia sehingga memberikan gambaran kelayakan perancangan
pabrik asam nitrat

1.3 Penentuan Kapasitas Produksi Asam Nitrat

Untuk menghilangkan ketergantungan impor, maka pemilihan kapasitas pabrik


asam nitrat ditentukan dari jumlah impor asam nitrat Indonesia. Data dari Badan
Pusat Statistik Republik Indonesia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
jumlah impor asam nitrat dari tahun 2014 hingga tahun 2018 seperti ditunjukkan
pada tabel 1. 1.

Tabel 1.1 Kebutuhan Impor Asam Nitrat per Tahun

Tahun Kebutuhan
(ton)
2014 15657
2015 10875
2016 14365
2017 16775
2018 25157

Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Gambar 1.1 Grafik Penentuan Kapasitas Produksi


3

Impor Asam Nitrat


30,000.0000000

25,000.0000000

20,000.0000000
Impor Asam Nitrat
Axis Title 15,000.0000000

10,000.0000000

5,000.0000000

0.0000000
2014 2015 2016 2017 2018

Tabel 1.2 Perhitungan Kapasitas Metode Least Square


Kode Impor
Tahun xy x2
(x) (y)
2014 -2 15657,478 -31314,956 4
2015 -1 10875,406 -10875,406 1
2016 0 14365,929 0 0
2017 1 16775,085 16775,085 1
2018 2 25157,892 50315,784 4
∑ 0 82831,79 24900,507 10

Bentuk dasar persamaan least square adalah y = a + bx , dimana :


(∑ y )
a=
n
Karena ∑ x=0 , maka nilai a dapat ditentukan sebagai berikut :
(∑ y ) 82831,79
a= = = 16566,36
n 5
(∑ xy )
b=
(∑ x 2)
Karena ∑ x=0 , maka nilai b dapat ditentukan sebagai berikut :
(∑ xy ) 24900,507
b= = = 2490,051
(∑ x 2) 10
Sehingga didapat persamaan :
y = a + bx
4

y = 16566,36 + 2490,051x

1.3.1 Data Prediksi Impor Asam Nitrat Di Indonesia

Berdasarkan perhitungan di atas maka kita dapat menghitung prediksi


impor Asam Nitrat setelah 10 tahun sejak dimulai pabrik berdiri pada tahun
2019 dan berproduksi di tahun 2022 dengan rumus y = a + bx, hasil yang
diperoleh dapat dilihat di table berikut:

Tabel 1.3 Data Prediksi Impor Asam Nitrat

Time Periode
Tahun Persamaan Berat Ton
(x)
2022 6 31506,67
2023 7 33996,72
2024 8 36486,77
2025 9 38976,82
2026 10 16566,36 + 41466,87
2027 11 2490,051x 43956,92
2028 12 46446,97
2029 13 48937,02
2030 14 51427,07
2031 15 53917,13

Gambar 1.2 Grafik Prediksi Impor Asam Nitrat


5

Prediksi Impor
Asam Nitrat
60000
50000 f(x) = 2490.05x + 29016.62
40000
Impor Asam Nitrat
Impor (ton)

30000
Linear (Impor Asam Nitrat )
20000
10000
0
22 0 23 024 0 25 0 26 0 27 0 28 029 0 30 0 31
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Tahun

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan Asam Nitrat di


Indonesia semakin meningkat yang ditunjukkan dengan nilai import semakin
tinggi. Besarnya kebutuhan Asam Nitrat di Indonesia dapat dilihat dari jumlah
importnya.

Selain menggunakan metode diatas penentuan kapasitas produksi juga


dapat dilakukan dengan mencari referensi perusahaan yang memproduksi produk
tersebut dan masih beroperasi hingga saat ini. Di Indonesia ada pabrik yang
memproduksi Asam Nitrat yaitu PT Multi Nitotama Kimia yang berlokasi di
Kawasan Industri Kujang Cikampek Jl Jendral Ahmad Yani No 39 Dawuan,
Kalihurip Cikampek Jawa Barat 41373. Pabrik tersebut memiliki kapasitas
produksi 55000 ton/tahun.

1.4 Rencana Lokasi Pabrik


6

Lokasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan, karena
akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan
kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan dari pencernaan lokasi pabrik ini sendiri
adalah agar perusahaan dapat berproduksi atau beroperasi dengan lancar dan
efektif (www.dounkey.com).
Disamping pertimbangan teknik dan ekonomis, diperlukan juga
pertimbangan sosiologis, yaitu pertimbangan dalam mempelajari sifat dan sikap
masyarakat di sekitar daerah lokasi pabrik untuk mempertimbangkan hambatan
yang timbul dari sisi sosiologis.
Menurut Peter & Timmerhaus (1991) faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi pabrik terdiri dari penyediaan bahan baku, utilitas, tenaga kerja,
pemasaran, iklim dan letak geogrfi, transportasi, serta pembuangan limbah.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka rencana pembuatan pabrik asam nitrat
akan berlokasi di Kelurahan Sei Selincah, Kecamatan Kalidoni, Provinsi
Sumatera Selatan, seperti terlihat pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Peta Lokasi Pabrik

Adapun penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan


lokasi pabrik diuraikan secara singkat sebagai berikut.
7

1.4.1 Penyediaan Bahan Baku


Pabrik harus didirikan di lokasi yang cukup dekat dengan sumber bahan baku untuk
meminimalisir biaya transportasi bahan dan penyimpanan, serta menjamin supply bahan
sehingga proses operasi tetap berjalan continue. Bahan baku utama pembuatan asam nitrat
berupa amonia diperoleh dari PT. Pusri, Palembang, oksigen murni diperoleh dari PT. Libra
Gas Indonesia, Prabumulih, sementara air disediakan oleh utilitas pabrik. Bahan-bahan
tersebut ditransportasikan melalui melalui jalur darat ataupun perairan ke lokasi pabrik.

1.4.2 Utilitas
Air sebagai bahan penunjang yang dipasok bagian utilitas untuk pembuatan steam,
pendingin, dan keperluan lainnya berasal dari perairan sungai musi. Kebutuhan energi listrik
dapat diperoleh dari PLN atau dari tenaga uap yang dimiliki pabrik. Kebutuhan bahan bakar
dan pelumas dapat dipenuhi dari PT. Pertamina Palembang.

1.4.3 Tenaga Kerja


Kebutuhan tenaga kerja semi-skill serta non-skill dapat diperoleh dari daerah
Palembang dan sekitarnya. Sementara tenaga kerja skill disaring dari Universitas Sriwijaya
ataupun didatangkan dari berbagai provinsi di Indonesia.

1.4.4 Pemasaran
Lokasi pendirian pabrik harus dekat dengan daerah pemasaran karena akan
mempengaruhi harga distribusi produk, waktu distribusi, dan pengapalan. Kawasan yang
dipilih berada di tepi perairan sehingga memudahkan transportasi distribusi produk untuk
kebutuhan di luar Sumatera Selatan.

1.4.5 Letak Geografis


Lokasi yang dipilih merupakan daerah yang cukup stabil dengan iklim yang baik.
Tanah tempat rencana pendirian pabrik cukup baik dan tidak menyulitkan konstruksi.
Temperatur rata-rata berkisar 300C. Secara meteorologi dan geofisika lokasi perencanaan
pendiriaan pabrik tergolong aman dari bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami,
serta letusan gunung. Hal ini memungkinkan pengoperasian pabrik dapat berjalan dengan
lancar.
8

1.4.6 Transportasi
Fasilitas angkutan dan sarana transpor tasi di kawasan Kalidoni sudah memadai.
Bahan baku, produk, serta keperluan lainnya dapat ditempuh menggunakan transportasi darat
dan air sepanjang Sungai Musi.

1.4.7 Limbah Industri


Limbah industri yang dihasilkan dalam wujud gas ataupun cair relatif kecil.
Pengolahan limbah cair dilakukan menggunakan kolam penampung dan penetralisasi untuk
menjaga keseimbangan lingkungan sementara limbah gas diolah dengan electrostatic
precipitator.

Anda mungkin juga menyukai